Proposal Pkm Tambahan.docx

  • Uploaded by: Dwiki Maulidditya
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Proposal Pkm Tambahan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 656
  • Pages: 4
BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Pandangan bahwa matematika jauh dari aktivitas manusia sehari-hari mengindikasikan adanya anggapan bahwa matematika tidak terkait dengan budaya. Alasan logis bahwa masyarakat memandang matematika tidak terkait dengan budaya dimulai dari perilaku siswa yang tidak tahu bagaimana menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini semakin menegaskan bahwa siswa kurang merasakan manfaat dari belajar matematika. Salah satu tujuan dalam mempelajari matematika adalah dengan menguasai dan memahami proses berpikir matematika itu sendiri. Hal ini dipertegas oleh pendapat Suriasumantri, J. S, (1984) yang menyatakan bahwa berpikir adalah suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar. Bagaimana mungkin seorang siswa dapat mengaplikasikan matematika yang sistematis dan logis dalam kehidupan nyata jika cara berpikirnya kacau. Oleh karena itu, dunia nyata adalah sarana yang paling tepat untuk mentransfer suatu konsep matematika dalam pembelajaran ke siswa. Pengetahuan matematika tidak hanya dapat diperoleh dari sistem terstruktur pembelajaran matematika seperti sekolah, tetapi dapat diperoleh dari luar sekolah, pendidik harus mengupayakan berbagai alternatif dan inovasi dalam rangka meningkatkan kemampuan matematika siswa. Salah satu kuncinya adalah perbaikan proses pembelajaran di sekolah, khususnya dengan meningkatan porsi menalar, memecahkan masalah, berargumentasi dan berkomunikasi melalui materi ajar yang lebih kontekstual yang dapat diterapkan dengan pendidikan berbasis budaya. Pembelajaran berbasis budaya merupakan strategi penciptaan lingkungan belajar dan perancangan pengalaman belajar yang mengintegrasikan budaya sebagai bagian dari proses pembelajaran. (Muzakki & Fauziah, 2015).

Dewasa

ini,

mulai

banyak

dikaji

penelitian-penelitian

yang

menghubungkan antara matematika dan budaya. Menurut Clement dalam Karnilah dkk (2012), dari hasil pertemuan International Community of Mathematics Education menyebutkan bahwa permasalahan yang terkait dengan budaya mau tidak mau akan mengelilingi proses pembelajaran matematika, bahkan semua bentuk-bentuk matematika. Etnomatematika dipersepsikan sebagai lensa untuk memandang dan memahami matematika sebagai produk budaya (Puspadewi & Gst. Ngurah Nila Putra, 2014) Aktivitas Matematika Berbasis Budaya Pada Masyarakat Banten dinilai penting sebagai suatu kajian khusus tentang matematika yang dimiliki dan dipraktikkan oleh masyarakat Banten secara turun temurun, yang diharapkan dapat menjadi bahan rujukan pembelajaran matematika kontekstual. Pembelajaran ini merupakan salah satu cara yang dipersepsikan dapat menjadikan pembelajaran matematika bermakna dan kontekstual yang diyakini dapat menstimulasi anak untuk menggunakan kemampuan berpikirnya yang melahirkan pembelajaran yang kaya dan reflektif. Konteks budaya digunakan untuk merangsang petualangan anak karena mudah diingat, anak terlibat langsung di dalamnya dan berhubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari anak. (Eti Rohaeti, 2011). Berdasarkan penelitian terdahulu, telah dilakukan beberapa penelitian mengenai pembelajaran berbasis budaya yang digunakan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, mengintegrasikan nilai nilai budaya dalam pembelajaran, mengembangkan model-model pendidikan dengan nilai-nilai budaya, serta mentransformasikan budaya melalui pembelajaran matematika (Eti Rohaeti, 2011; Kania, Kartimi, & Mulyani, 2013; Muzakki & Fauziah, 2015; Qolbi, Kartimi, & Roviati, 2016; Sariyatun, 2013; Supriadi, Arisetyawan, & Tiurlina, 2016; Tanu, 2016). Namun, saat ini belum ada pembahasan yang mendeskripsikan aktivitas etnomatematika pada Budaya Lokal Masyarakat Banten khususnya dalam pembuatan Rumah Adat, Satuan Ukuran, Motif Kain Baduy, dan Permainan Tradisional dalam bentuk e-book.

Dari permasalahan tersebut, maka pada kegiatan ini diusulkan rancangan konseptual Buku PINTAR MANTEN (Pintar Interaktif Etnomatematika pada Budaya Banten) dengan upaya memperkenalkan Budaya Banten secara mudah. 1.2

Rumusan Masakah Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan yang dinyatakan sebagai berikut: Bagaimana deskripsi etnomatematika pada budaya masyarakat Banten khususnya dalam pembuatan Rumah Adat, Satuan Ukuran, Motif Kain Baduy, dan Permainan Tradisional.

1.3

Tujuan Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Bagaimana deskripsi etnomatematika pada budaya masyarakat Banten? 2. Pengaruh apa saja yang terjadi dalam masyarakat Banten dengan budaya yang ada?

1.4

Manfaat

1.5

Luaran Luaran yang diharapkan adalah adanya Buku PINTAR MANTEN (Pintar Interaktif

Etnomatematika

pada

Budaya

Banten)

dengan

upaya

memperkenalkan Budaya Banten.

Rakhmawati, Rosida. 2016. Aktivitas Matematika Berbasis Budaya pada Masyarakat Lampung. Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. 7, No. 2, Hal 221 – 230. http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/al-jabar/article/viewFile/37/31

Saputro, Meda Aji dkk. 2017. IMAN KEMPES (Implementasi Antropometri pada Alat Kemudi Pesawat Terbang) : Solusi Untuk Mempermudah Pengendalian Arah Pada

Pesawat

Terbang.

PKM

KARSA

CIPTA.

UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH SURAKARTA. Arisetyawan, Andika. 2015. ETNOMATEMATIKA MASYARAKAT BADUY. Disertasi.

Sekolah

Pascasarjana

http://repostitory.upi.edu/id/eprint/19140

Universitas

Pendidikan

Matematika.

Related Documents

Proposal Pkm
November 2019 27
Proposal Pkm
May 2020 20
Proposal Pkm Kc.docx
April 2020 5
Proposal Pkm-k Fany.docx
November 2019 16

More Documents from "Fany Ahooy"