Proposal Marsih 31 Maret 2019.docx

  • Uploaded by: Hastomo Sabdhosih
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Proposal Marsih 31 Maret 2019.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,168
  • Pages: 32
BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah Penggolongan kredit dibagi berdasarkan jangka waktu (maturity), barang jaminan (collateral), segmen usaha, tujuan kredit, dan penggunaan kredit (Siamat, 2005). Berdasarkan penggunaannya, kredit dibagi menjadi dua, yaitu Kredit Modal Kerja (KMK), dan kredit investasi. Menurut Siamat (2005) kredit modal kerja adalah kredit yang diberikan oleh bank guna menambah modal kerja debitur. Pada prinsipnya kredit modal kerja ini adalah penggunaan modal yang dimulai dari perolehan modal dari kredit bank, kemudian dana tersebut digunakan untuk membeli barang dagangan atau bahan baku yang akan diolah untuk membuat produk, lalu produk dijual, dan sampai mendapatkan dana kas dari hasil penjualan tersebut. Salah satu tujuan kredit modal kerja adalah memberikan kredit pada UMKM. Kredit UMKM adalah kredit yang diberikan oleh bank kepada debitur usaha mikro, kecil, dan menengah yang memenuhi definisi dan kriteria usaha mikro, kecil, dan menengah. Definisi dan kriteria tersebut telah diatur dalam UU No. 20 tahun 2008 tentang UMKM. Kredit UMKM merupakan salah satu kebijakan pemerintah dalam upaya meningkatkan perekonomian negara yang dijalankan melalui bank. Program ini memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam memperoleh modal untuk membangun UMKM. Dengan kata lain, kredit 1

UMKMdiberikan oleh bank kepada debitur sebagai penyediaan dana berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam dengan pihak bank. UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah suatu kelompok usaha yang dimana sering menggunakan sumber dayanya dari sektor pertanian,perkebunan, peternakan, dan perdagangan. UMKM ini merupakan kelompokusaha yang memiliki keunggulan dalam sisi penyerapan tenaga kerjanya yangbanyak, sehingga dapat membantu proses pemerataan yang merupakan bagiandari pembangunan ekonomi negara (Anggraini dan Hakim, 2013). Keuntungan terbesar bank bersumber dari penyaluran kredit kepada masyarakat. Namun, risiko yang ditanggung dalam penyaluran kredit juga tinggi. Apalagi penyaluran kredit terhadap pelaku usaha UMKM, dimana platform UMKM yang perkembangannya belum mampu secara maksimal. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dari tahun ke tahun semakinmenjamur. Berbagai jenis UMKM seperti bisnis kuliner, kerajinan, pakaian, percetakan, alat-alat rumah tangga dan usaha sejenis kian tumbuh. Berbagai kemudahan yang dapat dilakukan masyarakat luas untuk memulai usaha sendiri menjadi salah satu alasan yang mendorong kian menggeliatnya UMKM. UMKM memiliki peran yang besar bagi perkembangan perekonomian Indonesia. UMKM dapat memberikan sumbangan yang signifikan terhadap 2

PDB (Produk Domestik Bruto) dan membantu penyerapan tenaga kerja di dalam negeri. Dengan penyerapan tenaga kerja tersebut, sektor UMKM dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan mampu memerangi kemiskinan serta pengangguran. Kualitas sumber daya manusia yang dimiliki UMKM tergolong masih rendah dan minim pengalaman serta pengetahuan sehingga mengakibatkan rendahnya produktivitas usaha dan tenaga kerja. Dalam hal pemasaran dan teknologi, UMKM masih kurang dalam penguasaan dan penerapan, sehingga produk-produk yang dihasilkan kurang berinovasi. Selain itu pelaku usahaUMKM banyak yang belum memiliki badan hukum yang jelas. Dan yang paling penting adalah kendala dalam hal akses modal dan pendanaan. UMKM kerap kesulitan dalam meningkatkan kapasitas usahanya karena sebagian besar UMKM belum cukup tersentuh oleh pelayanan lembaga keuangan seperti bank. Mereka lebih memanfaatkan lembaga keuangan mikro yang β€œtradisional” demi mempertahankan kelangsungan usahanya walaupun lembaga keuangan tersebut memiliki beban dan resiko yang cukup memberatkan. Peran bank dan pemerintah sangat diperlukan demi kelangsungan usaha UMKM. Penyaluran kredit oleh bank menjadi salah satu alternatif untuk membantu perkembangan UMKM sebagai tambahan modal usaha. Kredit UMKM sangat diperlukan bagi keberlangsungan usaha sektor mikro tersebut. Tanpa kredit dari perbankan, UMKM akan mengalami kesulitan bahkan kebangkrutan karena kekurangan modal. Berdasarkan mekanisme transmisi 3

kebijakan moneter melalui saluran uang beranggapan bahwa semua dana di bank hasil dari menghimpun dana milik masyarakat akan disalurkan melalui kredit. Namun dalam praktiknya, penyaluran kredit perbankan juga dipengaruhi oleh prospek usaha bank dan kondisi internal bank itu sendiri seperti Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Return on Assets (ROA). Variabel independen yang pertama adalah Capital Adequacy Ratio (CAR). CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misal risiko kredit. CAR merupakan indikator kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian yang di alami bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko (Dendawijaya, 2005). Penelitian terdahulu yang dilakukan Ratnasari (2016) menyebutkan bahwa semakin tinggi CAR maka semakin besar pula sumber finansial yang dapat digunakan bank untuk pengembangan usaha maupun untuk mengantisipasi kerugian/risiko yang mungkin terjadi. Menurut penelitian Adawiyah (2012), CAR memiliki pengaruh negatif terhadap penyaluran kredit, hal ini mengindikasikan bahwa pemanfaatan modal tidak hanya untuk penyaluran kredit namun lebih ke dalam aktiva lain selain kredit UMKM. Variabel kedua dalam penelitian ini adalah yang mempengaruhi penyaluran kredit UMKM adalah Return on Assets (ROA). ROA digunakan untuk menilai kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan keuntungan 4

atau laba secara keseluruhan. Semakin besar ROA maka semakin baik pula tingkat keuntungan yang diperoleh bank sehingga posisi bank semakin baik dalam

penggunaan

asetnya

(Dendawijaya,

2005).

Penelitian

dari

Meydianawathi (2006) menjelaskan bahwa apabila ROA stabil maka kondisi perbankan juga stabil sehingga mendukung kemampuan bank dalam menyalurkan kredit UMKM kepada masyarakat. Variabel terakhir Non Performing Loan (NPL) atau biasa disebut dengan kredit bermasalah/kredit macet, adalah kredit yang diberikan bank kepada nasabah namun nasabah tidak mampu melakukan pembayaran atau membayar angsuran yang sudah ditetapkan dan ditanda-tangani oleh nasabah dan pihak bank. NPL atau kredit bermasalah diakibatkan karena adanya kesenjangan dan atau faktor eksternal di luar kemampuan kendali debitur. Penelitian terdahulu dari Sari (2013) menyebutkan bahwa hubungan NPL dengan penyaluran kredit adalah negatif karena NPL yang tinggi akan mengakibatkan bank harus menanggung beban risiko dari kredit macet debitur. Sehingga besaran NPL menjadi salah satu penghambat penyaluran kredit oleh perbankan. Penelitian dari Dias Satria (2010) menyebutkan bahwa NPL tidak berpengaruh kepada penyaluran kredit, hal tersebut karena implicit guarantee yang disebabkan oleh peran Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Besarnya penyaluran kredit UMKM dipengaruhi oleh bank dalam mengelola dananya serta penetapan kebijakan pemerintah. Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi 5

jumlah kredit UMKM, sehingga peneliti menetapkan judul Analisis Pengaruh CAR, ROA, NPL Terhadap Penyaluran Kredit Umkm Di Jawa Tengah(Studi pada Bank Umum Swasta Nasional periode 2015-2017). B.

Rumusan Masalah 1. Bagaimana

pengaruh

Capital

Adequacy

Ratio

(CAR)

terhadap

penyalurankredit UMKM pada Bank Umum Swasta Nasional periode 20152017? 2. Bagaimana pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap penyaluran kreditUMKM pada Bank Umum Swasta Nasional periode 2015-2017? 3. Bagaimana

pengaruh

Non

Performing

Loan

(NPL)

terhadap

penyalurankredit UMKM pada Bank Umum Swasta Nasional periode 20152017? C.

Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap penyalurankredit UMKM pada Bank Umum Swasta Nasional periode 20152017 2. Untuk mengetahui pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap penyaluran kreditUMKM pada Bank Umum Swasta Nasional periode 2015-2017

6

3. Untuk mengetahui pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap penyalurankredit UMKM pada Bank Umum Swasta Nasional periode 20152017 D.

Batasan Penelitian Untuk menghindari berbagai interpretasi dan untuk mewujudkan kesatuan berpikir,carapandang dan anggapan tentang segala sesuatu pada penelitian ini maka batasan penelitian sangat penting. Batasan penelitian ini adalah: 1. Peneliti hanya menggunakan Bank Umum Swasta Nasional di Jawa Tengah periode 2015-2017. 2. Peneliti hanya menggunakan variabel CAR, ROA, NPL sebagai faktorfaktor yang mempengaruhi penyalurankredit UMKM.

E.

Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Manajemen Bank Penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan bagi manajemen bank dalam menyalurkan kredit UMKM untuk masyarakat. 2. Bagi Pemerintah Dapat bermanfaat sebagai masukan pemerintah, khususnya kepada Kementrian

Koperasi

dan

UMKM

dalam

koordinasi

dan

sinkronisasipenetapan kebijakan pemberian kredit kepada pelaku UMKM. 3. Bagai Akademik dan PenelitianSelanjutnya 7

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya, dan mampu memberikai wawasan & ilmu mengenaipenyaluran kredit, khusunya mengenai kredit UMKM.

8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Kredit UMKM Menurut UU Nomor 20 Tahun 2008 menyatakan kredit UMKM adalah penyediaan dana oleh pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat melalui bank, koperasi, dan lembaga keuangan bukan bank untuk mengembangkan dan memperkuat permodalan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Pengertian kredit UMKM menurut Bank Indonesia adalah semua penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu dalam rupiah dan valuta asing, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank pelapor dengan bank dan pihak bukan bank yang memenuhi kriteria usaha sesuai dengan Undang-Undang tentang UMKM yang berlaku. 2. Kredit Menurut undang-undang Republik Indonesia nomor 10 tahun 1998 kredit adalah suatu kesepakatan pinjam-meminjam antara pihak bank dengan pihak yang meminjam yang diwajibkan melunasi utangnya pada jangka waktu tertentu ditambah bunga peminjaman sesuai kesepakatan. Adapun menurut Pudjo dalam Anggarini dan Nasution (2013) kredit adalah kemampuan dalam mengadakan suatu transaksi pembelian dengan janji pembayaran akan 9

dilakukan pada jangka waktu yang disepakati kedua belah pihak. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Penyaluran Kredit. Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lainyang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Dalam penelitian ini kredit dirumuskan sebagai berikut:

π‘²π’“π’†π’…π’Šπ’• =

π‘²π’“π’†π’…π’Šπ’• 𝒑𝒆𝒓 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 π‘²π’“π’†π’…π’Šπ’• π’šπ’‚π’π’ˆ π’…π’Šπ’ƒπ’†π’“π’Šπ’Œπ’‚π’

𝒙 𝟏𝟎𝟎% ……………… (1)

Sumber : Dendawijaya (2009) Nilai kredit yang merupakan variable Y dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pembagian antara Kredit pertahun (yang terdiri dari kredit yang diberikan/ salurkan kepada masyarakat) dengan Total kredit yang diberikan yang merupakan penjumlahan seluruh kredit pertahun selama periode penelitian (2015-2017) dan dikalikan dengan 100% untuk memperoleh nilai dalam bentuk persen. 3. Capital Adequacy Ratio (CAR) Capital Adequacy Ratio menurut Dendawijaya (2008:122) adalah Rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut di

10

biayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana–dana dari sumber – sumber di luar bank, seperti dana dari masyarakat, pinjaman, dan lain–lain. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian – kerugian bank yang di sebabkan oleh aktiva yang berisiko. Bank For International Settlements (B.I.S) menetapkan ketentuan dan perhitungan Capital Adequacy Ratio yang harus diikuti oleh bank-bank seluruh dunia, sebagai suatu level dalam permainan kompetisi yang fair dalam pasar keuangan global. Ketentuan 8 % CAR sebagai kewajiban penyedian modal minimum bank, dibagi dalam 2 bagian, yaitu: I. 4 % modal inti (tier 1) yang terdiri dari shareholder equity, preferred stock dan free reserves II. 4 % modal sekunder (tier 2) yang terdiri dari subordinate debt, loan loss provisions, hybrid securities dan revaluation reserves. Penilaian tingkat kesehatan suatu bank dilihat dari permodalannya yang ditentukan oleh Bank Indonesia didasarkan pada Capital Adequacy Ratio (CAR), yaitu permodalan yang ada didasarkan kepada Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) bank yang sekurang kurang-kurangnya 8 %. Ketika CAR tinggi, bank memiliki modal dalam jumlah cukup besar untuk disalurkan kepada nasabah, sebaliknya, jika CAR rendah, memperlihatkan bahwa bank tidak memiliki cukup modal untuk disalurkan kepada nasabah. CAR

merupakan

rasio

kecukupan

modal

yang

menunjukkan

kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk melakukan manajemen bank atas kemungkinan risiko-risiko yang dapat timbul. Besarnya CAR adalah 11

sejumlah persentase tertentu terhadap total asset bank. Saat ini jumlah CAR yang ditentukan oleh Bank Indonesia terhadap bank umum adalah sebesar 8% dari Aktiva Tertimbang Menurut risiko (ATMR). Rumus menghitung CAR menurut (Dendawijaya, 2005:144) adalah:

4. Non-Performing Loan (NPL) Semakin rendah NPL maka akan semakin besar kemungkinan kredit yang akan disalurkan. NPL merupakan salah satu faktor yang dapat menghambat penyaluran kredit. NPL menunjukkan tingkat kualitas aset sebuah bank (Kusnandar, 2012). Semakin tinggi rasio NPL bank, maka penyaluran kredit akan terhambat. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.8/30/DPBPR/2006 yang dimaksud Non Performing Loan (NPL) adalah perbandingan antara kredit yang diberikan (kualitas KL, D dan M) dengan jumlah kredit yang diberikan. Kategori kualitas kredit BPR terdiri dari : kategori lancar, kategori kurang lancar, kategori diragukan, dan kategori macet. NPL yang tinggi mengakibatkan tidak bekerjanya fungsi intermediasi bank secara optimal karena menurunkan perputaran dana bank sehingga memperkecil kesempatan bank memperoleh pendapatan. BI mengaturnya dengan menetapkan ketentuan

12

bahwa pada Juni 2003, seluruh bank yang beroperasi di Indonesia harus mempunyai rasio NPL max 5 % . Beberapa Hal Yang Mempengaruhi NPL Suatu Perbankan (Kasmir, 2008) a) Kemauan atau itikad baik debitur : Kemampuan debitur dari sisi financial untuk melunasi pokok dan bunga pinjaman tidak akan ada artinya tanpa kemauan dan itikad baik dari debitur itu sendiri selaku pengguna jasa perusahaan perbankan. b) Kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia : Kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi tinggi rendahnya NPL suatu perbankan, misalnya kebijakan pemerintah tentang kenaikan harga BBM akan menyebabkan perusahaan yang banyak menggunakan BBM dalam kegiatan produksinya akan membutuhkan dana tambahan yang diambil dari laba yang dianggarkan untuk pembayaran cicilan utang untuk memenuhi biaya produksi yang tinggi, sehingga perusahaan tersebut akan mengalami kesulitan dalam membayar utang-utangnya kepada bank. Misalnya BI menaikan BI Rate yang akan menyebabkan suku bunga kredit ikut naik, dengan sendirinya kemampuan debitur dalam melunasi pokok dan bunga pinjaman akan berkurang.

13

c) Kondisi

perekonomian

:

Kondisi

perekonomian

mempunyai

pengaruh yang besar terhadap kemampuan debitur dalam melunasi utang-utangnya. Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, apabila rasio NPL diatas 5%,makabank tersebut terindikasi tidak sehat. Menurut ketentuan Bank Indonesia,kredit bermasalah digolongkan berdasarkan kolektibilitasnya yaitu Kurang Lancar (KL), Diragukan (D), dan Macet (M). Rumus perhitungan NPL menurut (SE BI Nomor 12/ 11 /DPNP tanggal 31 Maret 2010):adalah sebagai berikut: Rasio NPL = (Total NPL / Total Kredit) x 100% 5. Return On Asset(ROA) Return On Asset (ROA) termasuk dalam salah satu rasio profitabilitas yang sangat penting dalam mengukur efektifitas pemakaian aktiva perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (Van Horne dan Wachowicz, 2005:224). Sedangkan menurut Baridwan (2002) ROA adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai asset tersebut. Nilai ROA yang semakin tinggi menunjukkan efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba, sehingga nilai perusahaan juga meningkat (Brigham & Huston, 2006: 109). Brigham dan 14

Houston mengatakan bahwa ROA berpengaruh terhadap tingkat imbal hasil ekuitas (return saham).Apabila ROA meningkat, berarti profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga dampaknya adalah peningkatan profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham. Rumus menghitung ROA menurut Lukman Syamsuddin (2000:63) :

B. Penelitian Terdahulu Adapun beberapa penelitian terdahulu yang menjadi landasan untuk penelitian ini diantaranya: No 1

Nama Peneliti

Judul Penelitian

I Gede Andi Pengaruh Capital SutaDarmawan, Adequacy Ratio Dkk (2017) (CAR), Non Performing Loan (NPL), Produk Domestik Bruto (PDB), Dan Return On Asset (ROA) Terhadap Penyaluran Kredit Perbankan (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013 - 2015)

15

Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit; (2) Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit; (3) Produk Domestik Bruto (PDB) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit; (4) Return On Asset (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit; (5) Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Produk Domestik Bruto (PDB), dan Return On Asset (ROA) secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran

2

Niken Saraswati (2016)

3

Bagust Budiman Supiatno, Dkk (2013)

Dari

kredit. Hasil penelitian ini menggunakan SPSS for windows 22.00, menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio dan Dana Pihak Ketiga tehadap Pemberian Kredit serta implikasinya pada Return On Asset berpengaruh positif dan signifikan baik secara parsial maupun secara simultan. Hasil yang dilakukan dengan perhitungan 2 sub struktur menunjukkan pada sub struktur 1 yang memperhitungkan mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio dan Dana Pihak Ketiga tehadap Pemberian Kredit sebesar 94,4% dan sisanya 5,6% dipengaruhi faktor lain, selanjutnya sub struktur II memperhitungkan mengenai pengaruh Pemberian Kredit tehadap Return On Asset sebesar 58,4 % dan sisanya 41,6% dipengaruhi faktor lain yang tidak diamati di luar penelitian Pengaruh NPL, CAR Hasil penelitian menyatakan Dan Tingkat Suku NPL terbukti tidak berpengaruh Bunga Terhadap terhadap penyaluran kredit. CAR Penyaluran Kredit terbukti tidak berpengaruh Perusahaan terhadap penyaluran kredit pada Perbankan Yang perusahaan perbankan dan Suku Terdaftar Di Bursa bunga terbukti berpengaruh Efek Indonesia Pada terhadap penyaluran kredit pada Tahun 2009-201 perusahaan perbankan Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Dan Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap Pemberian Kredit Serta Implikasinya Pada Return On AsseT (ROA) (Studi pada PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten,Tbk Tahun 2008-2015)

berbagai

penelitian

terdahulu

diatas,

maka

dapatdisimpulkanadanyabeberapaperbedaandanpersamaanpenelitianinidenganpe nelitiansebelumnya.Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian 16

sebelumnya adalah sama-sama menggunakan CAR, ROA dan NPL sebagai variabel independen dan menggunakan penyaluran kredit sebagai variabel dependen. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah peneliti memilih Bank Umum Swasta Nasional periode 2015-2017 sebagai responden dalam penelitian ini. C. Kerangka Pemikiran Berdasarkan teori dan hasil-hasil dari penelitian terdahulu, makan penelitian ini bertujuan menguji pengaruh antara CAR, ROA dan NPL terhadap jumlah penyaluran kredit UMKM, sehingga kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti pada gambar berikut: CAR

Penyaluran kredit UMKM

ROA

NPL

Gambar 1. Kerangka Berpikir

17

D. Hipotesis Berdasarkan kajian pustaka, review penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran tersebut di atas, hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. H1 : CAR berpengaruh positif terhadap penyaluran Kredit UMKM Pernyataan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maharani (2011) yang menyatakan bahwa bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap kredit perbankan, Aakan tetapi hasil penelitian yang dilakukan Pratama (2010) yang menyatakan bahwa CAR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan. Kemungkinan CAR berpengaruh negatif dikarenakan ketika suatu bank banyak memberikan pinjaman atau ekspansi kredit kepada masyarakat. Perlu untuk diingat bahwa kredit memiliki risikoyaitu risiko tidak tertagih. Semakin besar kredit yang diberikan, maka risiko kredit yang dihadapi bank akan semakin besar yang dapat membuat nilai ATMR akan mengalami kenaikan. Ketika nilai ATMR tinggi, nilai pembagi dalam rasio CAR akan semakin tinggi sehingga nilai CAR bank dapat menurun (kecil). Sebaliknya, jika CAR tinggi dapat menunjukkan bahwa ATMR rendah atau risiko kredit yang rendah.Jadi, dalam posisi ATMR yang rendah mengindikasikan bank sedang tidak banyak memberikan kredit kepada masyarakat sehingga kredit rendah. 2. H2 : ROA berpengaruh negatif terhadap penyaluran Kredit UMKM Hipotesis ini sesuai dengan penelitian Andreani Caroline Barus dan Marya Lu (2013) CAR berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit UMKM. Hasil 18

penelitian ini mengindikasikan bahwa peningkatan atau penurunan CAR selama periode penelitian mempengaruhi penyaluran kredit. Hal ini disebabkan karena nilai CAR yang tinggi mencerminkan stabilnya jumlah modal dan rendahnya risiko yang dimiliki oleh bank sehingga memungkinkan bank untuk bisa lebih banyak menyalurkan kreditnya. CAR yang berpengaruh negatif disebabkan resiko-resiko yang harus ditanggung oleh pihak perbankan dalam pemberian kredit. LDR berpengaruh negatif dikarenakan ketimpangan bank dalam pemenuhan dana simpanan dan pinjaman. 3. H3:NPL berpengaruh positif terhadap penyaluran Kredit UMKM Hipotesis ini sesuai dengan penelitian Pratama (2010) yang membuktikan NPL berpengaruh terhadap penyaluran kredit. Hal ini dapat disebabkan karena terkadang meskipun NPL suatu perusahaan perbankan tinggi, perusahaan tetap akan menyalurkan kredit dalam jumlah besar, karena penyaluran kredit merupakan salah satu sarana perusahaan untuk memperoleh keuntungan.

19

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif yaitu penelitian dilakukan untuk mengetahui dan menjelaskan perbedaan variabel yang akan diteliti. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang tidak mementingkan kedalaman data, namun dapat merekam data sebanyak-banyaknya melalui populasi yang luas (Masyhuri dan Zainuddin, 2008:13). Tujuan studi deskriptif adalah memberikan kepada peneliti sebuah gambaran perbedaan yang relevan dari variabel yangterkait. Menurut Sugiyono (2011: 7) metode kuantitatif sebagai metode ilmiah karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit atau empiris, obyektif, terukur rasional, dan sistematis.Metode ini disebut metode kuantitatif karena data peneliti berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Penelitian mengenai A Analisis Pengaruh CAR, ROA, NPL Terhadap Penyaluran Kredit Umkm Di Jawa Tengah (Studi pada Bank Umum Swasta Nasional periode 2015-2017) ini merupakan penelitian berbasis pengujian hipoteisis.

Pengujian

pada

penelitian

ini

dilakukan

berdasarkan

data

sekunder.Data tersebut kemudian diolah sehingga diperoleh informasi yang dapat dijadikan kerangka jawaban bagi hipotesis yang telah ditentukan.

20

B. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:115). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perusahaan manufaktur periode 2014-2017 yang terdaftar di BEI. Sampel merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013: 116). Sampel dalam penelitian ini didasarkan pada metode non probability sampling tepatnya metode purposive sampling. Metode pengambian sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling.Teknik purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013: 122). Peneliti memilih sampel berdasarkan penilaian atas karakteristik anggota sampel dengan tujuan diperolehnya data yang sesuai dengan maksud penelitian. Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian iniyaitu: Bank Umum Swasta Nasional periode 2015-2017 di Kota Semarang. C. Definisi Konsep dan Variabel Penelitian Definisi operasional merupakan petunjuk tentang tatacara pengukuran suatu variabel, sehingga peneliti dapat mengetahui baik atau buruk pengukuran tersebut. Jogiyanto (2007:159) menyatakan bahwa operasional variabel berupa caramengukur variabel itu supaya dapat dioperasikan. Berikut ini merupakan

21

pengertian dan cara pengukuran variabel-variabel yang digunakan dalam penelitianini: 1. Variabel Independen Variabel bebas (independen) adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel Independen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Asset (ROA) dan Non-Performing Loan (NPL). a) Capital Adequacy Ratio Rasio kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan bank dalan menyediakan dana untuk pengembangan bank (Pratama, 2010) b) Return On Asset(ROA) Return On Asset (ROA) termasuk dalam salah satu rasio profitabilitas yang sangat penting dalam mengukur efektifitas pemakaian aktiva perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (Van Horne dan Wachowicz, 2005:224). Sedangkan menurut Baridwan (2002) ROA adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai asset tersebut.

22

c) Non-Performing Loan (NPL) Disebut juga sebagai kredit bermasalah, yaitu keadaan dimana nasabah tidak dapat melaksanakan kewajiban sesuai perjanjian (Fitria dan Linda, 2012) 2. Variabel Dependen Variabel terikat (dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.Variabel dependen dalam penelitian ini adalah penyaluran kredit UMKM pada Bank Umum Swasta Nasional periode 2015-2017. Kredit UMKM adalah kredit yang dialokasikan untuk pengembangan UMKM yang secara ekonomi layak tetapi belum bankable (Maria dan Rachmina, 2011) D. Teknik Analisis Data 1. Uji AsumsiKlasik Sebelum analisis ini dilakukan terlebih dahulu perlu dilakukan uji asumsi klasik untuk menghasilkan nilai parameter model penduga yang sah. Nilai tersebut akan terpenuhi jika hasil asumsi klasiknya memenuhi asumsi normalitas,

serta

tidak

terjadi

heterokedastisitas,

autokorelasi,

dan

multikolinearitas. 2. UjiNormalitas Uji normalitas bertujuan untuk apakah dalam moder regresi variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2013: 154). Ada dua cara untuk mengetahui apakah residual terdistribusi normal atau tidak 23

yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Karena analisis grafik sering terjadi kesalahan, maka dipilih uji statistik Kolmogorov-Smirnov dengan melihat tingkat signifikansinya. Uji ini dilakukan sebelum data diolah. Pendeteksian normalitas data apakah terdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan

uji

Kolmogorov-Smirnov.

Residual

dinyatakan

terdistribusi normal jika nilai signifikansi Kolmogorov Smirnov >0.05. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, 2013:134). Model regresi yang baik adalah yang terjadi homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan uji koefisien korelasi Rangk Spearman yaitu mengkolerasikan antara absolute residual hasil regresi dengan semua variabel bebas. Bila signifikansi hasil kolerasi lebih kecil dari 0,05 maka persamaan regresi tersebut mengandung heteroskedastisitas dan sebaliknya bila signifikansi hasil kolerasi lebih besar dari 0,05 maka persamaan regresi tersebut tidak mengandung heteroskrdastisitas. Untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. 4. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada 24

problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah yang bebas autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi, dapat dilakukan uji statistik melalui uji Durbin-Watson (DW test) (Ghozali, 2013:107) dengan ketentuan jika angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak adaautokorelasi. 5. UjiMultikolinearitas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.Pada model regresi yang baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi kolerasi. (Ghozali, 2013:103). Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi dapat dilihat dari tolerance value atau variance inflation factor (VIF). Sebagai dasar acuannya dapat disimpulkan: 1. Jika nilai tolerance > 10 persen dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. 2. Jika nilai tolerance < 10 persen dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. 6. UjiModel a) Uji R2 atau Koefisien Determinasi Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisiensi

25

determinasi antara nol sampai satu. Nilai koefisien determinasi yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013). Hal tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut dengan koefisien determinasi terletak antara 0 sampai dengan 1, atau 0<1 yang memiliki arti bahwa: 1) Bila mendekati nol, berarti variabel independen tidak mampu menjelaskan persentase pengaruhnya terhadap variabel dependen. 2) Bila mendekati satu, berarti variabel independen mampu menjelaskan persentase pengaruhnya terhadap variabel dependen. Perbandingan koefisien determinan RΒ² yang diperoleh dari kedua persamaan di atas dapat digunakan untuk melihat faktor fundamental berpengaruh terhadap return saham. Jika RΒ² dari persamaan pertama (yang tidak mengandung variabel moderat) > RΒ² model persamaan kedua maka dapat disimpulkan bahwa variabel moderat tersebut mempengaruhi variabel X dan variabel Y begitu pula sebaliknya. Penelitian ini menggunakan adjusted R square, karena menurut Ghozali (2013) kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukan dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka RΒ² pasti meningkat. Oleh karena 26

itu banyak peneliti yang menganjurkan menggunakan adjusted R square pada saat mengevaluasi model regresi. Tidak seperti RΒ², nilai adjusted RΒ² dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model. b) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistikt) Untuk menguji pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat digunakan pengujian koefisien regresi secara parsial (uji t).Uji t berfungsi untuk menguji signifikan koefisien regresi secara individual. Kriteria penolakan H0 dapat diuji dari kurva normal dengan tingkat signifikansi sebesar 5% dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Apabila signifikan dari t hitung > 0.05, maka H0 diterima. Berarti bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara faktor fundamental terhadap return saham, makro ekonomi terhadap return saham, dan makro ekonomi tidak mampu memoderasi pengaruh faktor fundamental dengan returnsaham. 2) Apabila signifikan t hitung < 0.05, maka H0 ditolak, berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor fundamental terhadap return saham, makro ekonomi terhadap return saham, dan makro ekonomi mampu memoderasi pengaruh faktor fundamental dengan return saham.

27

c) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh antara faktor fundamental (CAR, ROA, dan NPL) terhadap penyaluran kredit UMKM secara simultan. Uji f dikatakan berpengaruh jika nilai f-hitung > dari pada f-tabel dan nilai signifikansi < 0,05. Langkah-langkah yang dilakukan adalah (Gujarati, 1999): 1) Merumuskan Hipotesis (Ha) Ha diterima: berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan. 2) Menentukan tingkat signifikansi yaitu sebesar 0.05 (Ξ±=0,05) 3) Membandingkan F-hitung denganF-tabel. d) Analisis Regresi Berganda Untuk menguji model pengaruh dan hubungan variabel bebas yang lebih dari dua variabel terhadap variabel dependent, digunakan teknis analisis regresilinear berganda (multiple linear regression method) (Ghozali, 2013). Sebelum melakukan analisis regresi berganda, metode ini mensyaratkan untuk melakukan uji asumsi klasik guna mendapatkan hasil yang baik. Y = Ξ²1X1 + Ξ²2X2 + Ξ²3X3 + e Keterangan : Y = Penyaluran Kredit Ξ²1 – Ξ²3 = Koefisien Parameter X1 = Capital Adequacy Ratio (CAR) 28

X2 = Return On Asset (ROA) X3 = Non Performing Loan (NPL) E = Error term (variabel pengganggu)

29

DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah, Robiatul. (2012). Analisis penyaluran Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada PT Bank Riau Kepri, Provinsi Riau. Jurnal Universitas Riau. Anggraini, Nasution, 2013. Peranan Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi Pengembangan UMKM di Kota Medan (studi kasus Bank BRI).Jurnal Ekkonomi dan Keuangan Vol. 1, No. 3. Andreani Caroline Barus dan Marya Lu. 2013. Pengaruh Spread Tingkat Suku Bunga Dan Rasio Keuangan Terhadap Penyaluran Kredit Umkm Pada Bank Umum Di Indonesia. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil Volume 3, Nomor 01, April 2013 Baridwan, Zaki, dan Ary Legowo. 2002. Asosiasi Antara Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA) dan Rasio Profitabilitas Terhadap harga Saham. TEMA, Vol. VIII No. 2

Bagust Budiman Supiatno , R. Adri Satriawan S., Desmiawati. 2013. Pengaruh NPL, CAR Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Penyaluran Kredit Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2009-2011. TEKNIS Vol. 5 No.1 April 2013 : 25 - 31 Billy Arma Pratama. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Penyaluran Kredit Perbankan (Studi Pada Bank Umum di Indonesia Periode tahun 2005-2009). Semarang : Universitas Dipenogoro, 397-403. ISSN 19079958. Brigham, Eugene F dan Houston. 2006. Fundamental of FinancialManagement: Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat. Dahlan Siamat, 2005. Manajemen Lembaga Keuangan. β€œKebijakan Moneter dan Perbankan”, Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, edisi kesatu. Dendawijaya, Lukman, 2005. Manajemen Perbankan, Edisi Kedua, Cetakan Kedua, Ghalia Indonesia, Bogor Jakarta Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. I Gede Andi SutaDarmawan, Dkk. 2017.Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Produk Domestik Bruto (PDB), Dan Return On Asset (ROA) Terhadap Penyaluran Kredit Perbankan (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013 -

30

2015). e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) Jogiyanto, H.M. 2007. Metode Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman– Pengalaman. Yogyakarta: BPFE. Kasmir. (2008). Bank & Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Kusnandar, E. 2012.Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Pemberian Kredit UMKM oleh Perbankan di Indonesia. Tesis Pascasarjana Universitas Indonesia, Jakarta. Maharani, Anita. 2011. Analisis Faktorfaktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Jumlah Kredit Pada Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Makassar. Skripsi. Program Strata Satu Manajemen UNHAS. Maria, A dan Rachmina, D. 2011.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Realisasi dan Pengembalian Kredit Usaha Rakyat.Jurnal Volume 1 No 2.Forum Agribisnis Institut Pertanian Bogor. Bogor. Masyhuri, dan Zainuddin, M. 2008. Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Bandung: PT. Refika Aditama Meydianawathi, Luh Gede. (2006). Analisis Perilaku Penawaran Kredit Perbankan Kepada Sektor UMKM di Indonesia (2002-2006). Universitas Udayana Denpasar : Buletin Studi Ekonomi. Volume 12 Nomor 2 Tahun 2006 Niken Saraswati. 2016. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (Car) Dan Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap Pemberian Kredit Serta Implikasinya Pada Return On Asset (ROA) (Studi pada PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten,Tbk Tahun 2008-2015). Buletin Studi Ekonomi Vol.12 No.2 Nurul Fitria dan Raina Linda Sari. β€œAnalisis Kebijakan Pemberian Kredit Dan Pengaruh Non Performing Loan Terhadap Loan To Deposit Ratio Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero). Tbk Cabang Rantau. Aceh Tamiang.” Jurnal Ekonomi dan Keuangan.Vol. 1.No. 1.(Desember. 2012). Pratama, Billy Arma. 2010. Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Perbankan (Studi pada Bank Umum Indonesia Periode 2005-2009).Tesis.Program pascasarjana Magister Manajemen UNDIP.

Sari, Winda. 2013. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Kondisi Ekonomi terhadap Return Saham Perbankkan (Study Kasus pada Perusahaan Perbankkan BUMN yang Terdaftar di BEI Periode 2005-2012). Jurnal Ilmiah tidak diterbitkan.UniversitasBrawijaya

31

Satria, Dias dan Subegti, Rangga Bagus.(2010). Determinasi Penyaluran Kredit Bank Umum di Indonesia Periode 2006-2009.JurnalKeuangan dan Perbankan, 14(3), 415-424. SKNo.167/DIKTI/Kep/2007 Sugiyono. 2011. Metode penelitian kuntitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta ----------. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta Syamsuddin, Lukman. 2000. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. PT Raja Grafindo Perkasa, Jakarta. Van Horne, James C. and Wachowicz, Jhon. 2005. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Edisi Kesembilan, Alih bahasa oleh Heru Sutojo. Jakarta: Salemba Empat Yamin,Sofyan dan Heri Kurniawan,2009. SPSS COMPLETE Teknik Analisis Statistik Terlengkap dengan Software SPSS. Jakarta: Salemba Infotek

32

Related Documents

31
June 2020 20
31
December 2019 36
31
November 2019 38

More Documents from ""