AKTIVITAS PENGEBORAN MIGAS PADA LAPANGAN ‘X’ DI PT. PERTAMINA DRILLING SERVICE INDONESIA (PDSI) KECAMATAN KARANGAMPEL INDRAMAYU – JAWA BARAT PROPOSAL KERJA PRAKTIK Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Pengambilan Kerja Praktik (TTA – 300) Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung Tahun Akademik 2018/2019
Diajukan oleh : Andhika Gilang Pratama
(10070115041)
Reka Juliantika
(10070115042)
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 1440 H / 2019 M Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung Jalan Tamansari No. 1 PO BOX 1357 (022) 4203368 - 4264065 (Hunting) Pesawat 128 FAX (022) 4263895 Bandung 40116
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb. Alhamdulilahhirrabil a’lamin puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, shalawat dan salam penulis junjungkan kepada nabi besar Muhammad SAW karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan pembuatan proposal Kerja Praktik ini dengan baik. Proposal Kerja Praktik ini dibuat sebagai salah satu syarat mendapatkan kesempatan untuk melakukan kerja praktik di PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI). Dalam proposal ini, penulis berencana mengajukan judul “AKTIVITAS PENGEBORAN MIGAS PADA LAPANGAN ‘X’ DI PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA (PDSI) KECAMATAN KARANGAMPEL INDRAMAYU – JAWA BARAT”. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan proposal ini masih banyak sekali kekurangan baik dalam judul maupun isinya, sehingga apabila topik yang telah ditentukan atau judul yang penulis ajukan tidak cocok maka penulis bersedia dan siap apabila diberikan tema yang lebih sesuai dengan situasi dan kondisi PT Pertamina Drilling Service Indonesia (PDSI). Semoga proposal ini menjadi bahan pertimbangan segenap direksi dan karyawan PT Pertamina Drilling Service Indonesia (PDSI). Untuk memberikan izin bagi penulis untuk melaksanakan kerja praktik di PT Pertamina Drilling Service Indonesia (PDSI) sehingga penulis dapat mencapai maksud dan tujuan dalam melaksanakan kerja praktik ini. Penulis menyampaikan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Wassalammu’alikum Wr. Wb. Bandung, Maret 2019
Penulis Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung Jalan Tamansari No. 1 PO BOX 1357 (022) 4203368 - 4264065 (Hunting) Pesawat 128 FAX (022) 4263895 Bandung 40116
AKTIVITAS PENGEBORAN MIGAS PADA LAPANGAN ‘X’ DI PT PERTAMINA DRILLING SERVICE INDONESIA (PDSI) KECAMATAN KARANGAMPEL INDRAMAYU – JAWA BARAT
I.
JUDUL Judul KP (Kerja Praktik) : AKTIVITAS PENGEBORAN MIGAS PADA
LAPANGAN ‘X’ DI PT PERTAMINA DRILLING SERVICE INDONESIA (PDSI) KECAMATAN KARANGAMPEL, INDRAMAYU – JAWA BARAT. Adapun judul yang penulis ajukan di atas pada saat Kerja Praktik yang akan dilaksanakan dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada di lapangan.
II.
LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
pesat saat ini, maka segala aktivitas pekerjaan manusia telah banyak digantikan oleh mesin. Begitu pula dengan kegiatan pertambangan minyak dan gas bumi, telah ditemukannya suatu teknologi yang akan memudahkan manusia dalam mencari serta mengelola sumber daya alam yang terkandung di dalam bumi. Seperti yang telah diketahui, bahwa bahan bakar minyak dan gas bumi yang digunakan sehari – hari oleh manusia berasal dari dalam bumi, yang dieksplorasi dan dieksploitasi melalui kegiatan pengeboran suatu lapisan batuan yang mengandung cebakan minyak dan gas bumi. Tingkat kebutuhan manusia akan bahan bakar minyak dan gas setiap tahunnya cenderung meningkat seiring dengan perkembangan industri dan pertumbuhan manusia itu sendiri. Hal tersebut berbanding terbalik dengan keberadaan sumur – sumur yang dieksplotasi akan menipis dan habis. Hal tersebut wajar karena minyak dan gas bumi termasuk pada sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Langkah yang tepat untuk mengatasi hal tersebut, maka dilakukannya kegiatan eksplorasi untuk mencari cadangan minyak dan gas yang baru. Untuk mencari cadangan minyak dan gas tersebut maka harus dilakukan kegiatan pengeboran. Dengan dilakukannya kegiatan pengeboran, diharapkan kebutuhan Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung Jalan Tamansari No. 1 PO BOX 1357 (022) 4203368 - 4264065 (Hunting) Pesawat 128 FAX (022) 4263895 Bandung 40116
akan minyak dan gas tersebut dapat terpenuhi. Kegiatan pengeboran ini sangat berpengaruh terhadap beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam pengeboran, antara lain jenis mata bor, jenis batuan, kecepatan putar mata bor, gaya tekan pada mata bor (WOB), dan fluida pengeboran (lumpur bor).
III.
MAKSUD DAN TUJUAN Maksud kegiatan kerja praktik ini dilakukan agar dapat mengetahui
aktivitas pengeboran migas secara umum yang dilakukan oleh PT Pertamina Drilling Service Indonesia (PDSI). Adapun tujuan kegiatan kerja praktik ini yaitu : 1.
Mengamati kegiatan dan proses pengeboran yang dilakukan di lokasi ;
2.
Mengetahui alat mekanis yang sesuai dengan kegiatan pengeboran ;
3.
Mengetahui kecepatan laju pengeboran ;
4.
Mengetahui kondisi jenis mata bor saat sebelum dan setelah menembus formasi batuan ;
5.
Mengetahui biaya pengeboran minyak dan gas pada kedalaman tertentu.
IV.
PERUMUSAN MASALAH Pada kegiatan pengeboran migas, biasanya kendala teknis dapat terjadi
baik dari alat mekanisnya maupun alat penunjang lainnya, dari berbagai faktor yang mempengaruhi baik faktor internal maupun faktor eksternal yang terdapat pada lokasi penelitian, maka penelitian ini hanya dibatasi pada aktivitas pengeboran migas secara teknisnya di PT Pertamina Drilling Service Indonesia (PDSI). Sehingga untuk itu kami melakukan pengamatan pada bagian tertentu di dalam kegiatan pengeboran di antaranya : 1. 2. 3. 4.
Kegiatan apa saja yang dilakukan di lokasi ? Alat mekanis apa saja yang digunakan dalam kegiatan pengeboran ? Berapa kecepatan rata – rata penetrasi (ROP) pengeboran ? Bagaimana kondisi mata bor saat sebelum dan setelah pengeboran
5.
dilakukan ? Berapa biaya pengeboran interval kedalaman tertentu ?
Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung Jalan Tamansari No. 1 PO BOX 1357 (022) 4203368 - 4264065 (Hunting) Pesawat 128 FAX (022) 4263895 Bandung 40116
V.
BATASAN MASALAH Adapun batasan masalah pada proposal kerja praktik ini adalah
melakukan pengamatan pada kegiatan pengeboran minyak dan gas di PT Pertamina Drilling Service Indonesia (PDSI). Pada masalah ini akan difokuskan pada kecepatan pengeboran, kondisi mata bor sebelum dan setelah kegiatan pengeboran, serta biaya kegiatan pengeboran pada kedalaman tertentu.
VI.
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam kegiatan kerja praktik ini
sebagai berikut : 1.
Studi literatur Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan informasi dari beberapa pustaka yang menunjang diperoleh dari : Instansi yang terkait a. b.
2.
Perpustakaan Jurnal
Penelitian di lapangan Dalam melaksanakan penelitian dilapangan akan dilakukan beberapa tahap, yaitu : a.
Observasi
lapangan
dengan
melakukan
pengamatan
secara
langsung dilapangan yang akan dibahas yang terjadi dan mencari b. c.
informasi – informasi pendukung yang berkaitan dengan masalah. Penentuan batas lokasi pengamatan. Mencocokkan dengan perumusan masalah, yang bertujuan agar penelitian yang dilakukan tidak meluas, data yang diambil dapat digunakan secara efektif.
3.
4.
Pengambilan data a.
Mencatat keadaan yang terjadi
b.
Melakukan wawancara dan dokumentasi lapangan.
Akuisisi data Akuisisi data bertujuan untuk : a.
Mengumpulkan data dan mengelompokkan data untuk memudahkan
b.
dalam penganalisaan. Mengolah nilai karakteristik data – data yang mewakili objek pengamatan.
Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung Jalan Tamansari No. 1 PO BOX 1357 (022) 4203368 - 4264065 (Hunting) Pesawat 128 FAX (022) 4263895 Bandung 40116
c.
Mengetahui keakuratan data, sehingga kegiatan menjadi lebih efisien.
5.
Pengolahan data Pengolahan data dengan beberapa perhitungan dan penggambaran,
selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel-tabel, grafik atau rangkaian perhitungan dalam menyelesaikan suatu proses tertentu. 6.
Analisis pengolahan data Analisis hasil pengolahan data dilakukan dengan tujuan memperoleh kesimpulan sementara. Selanjutnya kesimpulan sementara tersebut akan diolah lebih lanjut dalam bagian pembahasan.
7.
Kesimpulan Kesimpulan diperoleh setelah dilakukan korelasi antara hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan permasalahan yang diteliti. Kesimpulan ini merupakan suatu hasil akhir dari semua aspek yang telah dibahas.
VII.
TEORI DASAR
7.1
Pengeboran Pengeboran merupakan salah satu tahapan pada eksplorasi yang
bertujuan membuat lubang dengan maksud mengetahui dari stratigrafi dari bawah permukaan tanah. Biasanya pengeboran dilakukan pada proses pencarian suatu endapan bahan galian, mineral serta minyak dan gas bumi. Pengeboran terbagi atas tiga macam berdasarkan penetrasi terhadap batuan, yaitu : 1. Metode Putar (Rotary Drilling); 2. Metode Tumbuk (Percussive Drilling); 3. Metode Tumbuk – Putar (Rotary-Percussive Drilling).
7.2
Jenis Kegiatan Pengeboran
1.
Pengeboran Eksplorasi Tujuan Pengeboran Eksplorasi adalah untuk membuktikan suatu
cekungan terdapat minyak dan gas bumi. Data – data pengeboran belum ada sehingga memerlukan perencanaan yang memperhitungkan kemungkinan – kemungkinan selama proses pengeboran. Selain itu pengamatan selama pengeboran harus dilakukan karena kedalaman lapisan batuan dan sifat – sifat
Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung Jalan Tamansari No. 1 PO BOX 1357 (022) 4203368 - 4264065 (Hunting) Pesawat 128 FAX (022) 4263895 Bandung 40116
batuan yang akan ditembus belum diketahui, bahkan kedalaman akhir masih akan berubah mengikuti serbuk bor serta data logging. Sehingga casing, penyemenan, lumpur, bit dan material lainnya akan menyebabkan biaya pengeboran lebih mahal. Sumur Eksplorasi sering disebut dengan sumur "Wild Cat". Bila pengeboran Eksplorasi tersebut tidak menemukan sesuatu, atau Reservoir tersebut kosong, sumur pengeboran itu disebut Dry Hole. 2.
Pengeboran Deliniasi Pengeboran ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran reservoir,
mencari batas dan ketebalan reservoir tersebut. Pengeboran ini biasanya tidak terlalu menghabiskan biaya karena sudah ada data dari pengeboran eksplorasi sebelumnya. Untuk menentukan batas reservoir maka dilakukan pengeboran deliniasi untuk jarak – jarak tertentu dari sumur yang pertama. Sumur yang kedua menembus minyak sangat tipis, dan air yang tebal. Ini dapat dikatakan sebagai reservoir minyak. Sumur yang ketiga masih menembus minyak yang tebal dan air yang cukup tebal. Untuk itu dilakukan pengeboran yang keempat pada jarak tertentu dari sumur yang kedua. Ternyata sumur keempat hanya menemukan air yang tebal. Sehingga batas minyak dan air adalah antara sumur ketiga dan sumur keempat. Selanjutnya berdasarkan ketebalan minyak dari setiap sumur dibuat peta isopach yang digunakan untuk menghitung volume batuan yang mengandung minyak. 3.
Pengeboran Eksploitasi Pengeboran ini bertujuan untuk meningkatkan pengurasan terhadap
reservoir produksi sekaligus meningkatkan volume produksi. Pengeboran sumur eksploitasi memerlukan biaya yang jauh lebih murah karena data sumur sudah lengkap seperti kedalaman dan ketebalan reservoir, jenis, dan sifat batuan yang ditembus mata bor. Sumur eksplorasi dapat diubah fungsinya menjadi sumureksploitasi. Sumur yang memproduksikan minyak disebut dengan sumur produksi.
Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung Jalan Tamansari No. 1 PO BOX 1357 (022) 4203368 - 4264065 (Hunting) Pesawat 128 FAX (022) 4263895 Bandung 40116
7.3
Kegiatan Lokasi Pengeboran
1.
Pengeboran Darat (Onshore) Pengeboran darat adalah pengeboran yang titik lokasinya berada
didaratan. Istilah lainnya adalah Onshore Drilling. 2.
Pengeboran Lepas Pantai (Offshore) Pengeboran lepas pantai adalah pengeboran yang titik lokasinya di lepas
pantai. Akan tetapi dapat dimasukan juga untuk pengeboran lepas pantai jika lokasi pengeborannya berada di lingkungan yang berair seperti di danau, sungai dan rawa.
7.4
Pengeboran Berdasarkan Bentuk Lubang
1.
Pengeboran Lurus (Straight Hole Drilling) Dari titik permukaan, lubang dibuat lurus vertikal sampai menjangkau titik
target. Pengeboran yang digolongkan pada Straight Hole Drilling, apabila : a.
Pengeboran masih dalam suatu kerucut dengan sudut 5 derajat,
b.
untuk ketinggian kerucut 10000ft. Lubang boleh membelok asal kemiringannya tidak kurang 3 derajat/100ft.
2.
Pengeboran Berarah (Directional Drilling) Pengeboran yang dilakukan dengan membelokan pipa ke arah titik target
yang tidak berada lurus dengan titik permukaan. Faktor penyebab dilakukan pengeboran berarah adalah geografi dan pertimbangan ekonomi. Beberapa jenis Directional Drilling : a.
Inaccesible Location Drilling Teknik ini adalah salah satu dari teknik pengeboran kearah paling umum dipakai untuk mencapai lapisan yang tidak dapat dicapai dengan cara biasa, seperti reservoir yang terletak dibawah sebuah kota yang padat.
b.
Multiple Well Drilling Sumur majemuk biasanya diperlukan bila akan membor dari suatu lokasi permukaan yang terbatas luasnya. Untuk pengeboran lepas pantai dari suatu platform tunggal.
c.
Side Tracking
Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung Jalan Tamansari No. 1 PO BOX 1357 (022) 4203368 - 4264065 (Hunting) Pesawat 128 FAX (022) 4263895 Bandung 40116
Dalam operasi pengeboran yang biasa, mungkin sekali perlu meluruskan lubang sumur yang parah karena kemiringannya atau untuk melintas lubang yang terdapat pipa yang terkubur. d.
Relief Well Drilling Kadang – kadangsebagai akibat Blow Out diperlukan pengeboran untuk mematikan sumur yang sedang Blow Out. Dalam hal ini dipakai teknik pengeboran berarah.
7.5
Persiapan Operasi Pengeboran Dalam operasi pemboran, peralatan pemboran yang digunakan dapat
dikelompokanmenjadi 5 sistem, yaitu : 1.
Sistem Pengangakatan (Hoisting System)
2.
Sistem Pemutar (Rotating System)
3.
Sistem Sirkulasi (Circulating System)
4.
Sistem Tenaga (Power System)
5.
Sistem Pencegah Semburan Liar (BOP System) Kelima sistem tersebut diatas mempunyai hubungan yang erat antara
satu denganyang lain. Dengan kata lain, bahwa kerja system – sistem tersebut berlangsung
padawaktu
merupakan
suatu
yang
kegiatan
bersamaan.Operasi yang
terpadu
pengeboran
dengan
adalah
kegiatan
–
kegiatanlainnyadalam industry perminyakan.Pada masa sekarang, operasi pengeboran dapat dilaksanakan baikdidarat (on – shore) maupun dilepas pantai (off – shore). Peralatan yang digunakan untuk operasi pada kedua tempat tersebut
pada
prinsipnya
sama,
perbedaannya
adalah
tempat
untuk
menempatkan menara (rig) serta perlengkapannya. Tahap Persiapan Operasi Pemboran ini meliputi : 1. Persiapan tempat 2. Pengiriman peralatan ke lokasi 3. Penunjukan pekerja 4. Persiapan rig dan pendiriannya. 5. Peralatan penunjang dan pemasangannya 6. Persiapan akhir.
Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung Jalan Tamansari No. 1 PO BOX 1357 (022) 4203368 - 4264065 (Hunting) Pesawat 128 FAX (022) 4263895 Bandung 40116
7.6
Proses Pengeboran
1.
Seismic Proses ini bertujuan untuk mencari tempat yang memiliki kandungan gas/
minyak bumi. Dengan menggunakan gelombang akustik (acoustic waves) yang merambat ke lapisan tanah. Gelombang ini direfleksikan dan ditangkap lagi oleh sensor. Dari proses perambatan gelombang ini akan diolah dan terlihatlah lapisan–lapisan
tanah
untuk
diolah
manakah
lapisan
yang
berpotensi
mengandung gas/oil. 2.
Drilling and well construction Proses ini disebut
juga
proses "pengeboran minyak".
Biasanya
menggunakanrig (tempat untuk mendukung proses pengeboran, dsb).Mudahnya, membuat lubang di tempat yang diidentifikasi ada kemungkinan sumber minyak/gas di tempat tersebut. Perlu di ketahui dalam proses ini ada kemungkinan blow out (pressure yang tidakdapat di kontrol, langsung ke surface), jadi harus ada pengendalian pressure dari dalam tanah.Pressure downhole/dalam tanah lebih besar dari pressure atmosferik, untuk mengimbanginya biasanya menggunakan mud a.k.a lumpur dengan spesific gravity (berat jenis) tertentu. Mud ini akan menciptakan hydrostatic pressure yang bisa menahan pressure dari dalam.Setelah "lubang" siap, maka selanjutnya akan di cek apakah ada kandungan minyak/ gas nya. 3.
Well logging Proses ini yang paling mahal. Tool nya mahal, karena harus tahan
tekanan dan temperatur yang tinggi. Di samping memetakan lapisan tanah, proses ini juga mengambil sample untuk nantinya dicek kandungannya (minyak, gas, atauhanya air).Dari pengujian ini akan mengetahui lapisan tanah dan batuan. Mana yang mengandung air, mana yang ada gas, dan lapisan tanah mana yang "mungkin" ada kandungan minyaknya. 4.
Well testing Proses ini adalah proses dimana lapisan yang diperkirakan mengandung
oil/gas di "tembak", dengan explosif. Setelah itu, minyak yang terkandung diantara pori – poribatuan akan mengalir menuju tempat yang pressure nya lebih kecil (ke atmosferik a.k.a ke permukaan tanah).Untuk mengontrol pergerakan ini, sumur diisi dengan liquid tertentu untuk menjaga under balance (sumur masih bisa dikendalikan dan tidak blow out), contoh liquid: Brine, diesel, atau air saja. Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung Jalan Tamansari No. 1 PO BOX 1357 (022) 4203368 - 4264065 (Hunting) Pesawat 128 FAX (022) 4263895 Bandung 40116
Gas, minyak, air, ataupun berbagai macam zat yang keluar akan dicari rate nya. Untuk minyak berapa bopd(barrell oil per day) yang bisa dihasilkan. Untuk gas, berapa mmscfmm/d (million metric standart cubic feet per day atau berapa juta cubic feet) yang bisa dihasilkan sumur tersebut.Proses testing ini juga mengambil sample liquid maupun gas, dan juga data – datatentang pressure, temperature, specific grafity, dll untuk selanjutnya diolah oleh reservoir engineer. Data ini akan menunjukan seberapa besar dan seberapa lama kemampuan berproduksi dari reservoir sumur tersebut. 5.
Well Completion Proses ini adalah proses instalasi aksesoris sumur sebelum nantinya
sumur siap diproduksi. Fungsi utamanya adalah menyaring "pasir" yang dihasilkan setelah proses penembakan dalam well testing. Pasir yang sampai ke surface
dengan
pressure
diibaratkan
"peluru"
yang
nantinya
akan
membahayakan line produksi. Pipa produksi akan terkikis oleh pasir dan akhirnya burst (pecah).dengan
completion ini (alatnya gravel pack), akan menangkap
pasir di dalam sumur dan menyaringnya sehingga tidak ikut ke permukaan. 6.
Production Inilah proses dimana sumur siap untuk berproduksi dan nantinya akan
diolah kembali menuju tempat penyulingan untuk diolah dalam berbagai bentuk. Contoh: Minyak tanah, bensin, solar, lpg, dll.
7.7
Lumpur Pengeboran Lumpur pengeboran merupakan faktor yang penting dalam operasi
pengeboran.
Kecepatan
pengeboran,
efisiensi,
keselamatan
dan
biaya
pengeboran sangat tergantung dari lumpur pengeboran yang digunakan. Lumpur pemboran diperkenalkan pertama kali dalam pemboran putar pada sekitar awal tahun 1900. Pada awalnya manusia hanya menggunakan air untuk mengangkat serbuk bor (cutting) secara kontinyu. Kemudian dengan berkembangnya teknologi pengeboran, lumpur mulai digunakan, dan fungsi lumpur menjadi semakin kompleks dan untuk memperbaiki sifat – sifat lumpur tersebut ditambahkan bahan – bahan kimia (additive).
Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung Jalan Tamansari No. 1 PO BOX 1357 (022) 4203368 - 4264065 (Hunting) Pesawat 128 FAX (022) 4263895 Bandung 40116
7.7.1
Fungsi Lumpur Pengeboran Fungsi utama lumpur pengeboran adalah :
1.
Mengangkat serbuk bor ke permukaan Serbuk bor yang dihasilkan pada waktu operasi pengeboran harus segera
diangkat kepermukaan agar tidak terjadi penumpukan serbuk bor di dasar lubang. Kapasitas pengangkatan serbuk bor tergantung dari beberapa faktor, antara lain: kecepatan aliran di anulus, viskositas plastik, yield point lumpur pengeboran dan slip velocity dariserbuk bor yang dihasilkan.
Gambar 7.1 Sistem Sirkulasi
2.
Mengontrol tekanan formasi Untuk keselamatan pengeboran, tekanan formasi yang tinggi juga harus
diimbangi dengan tekanan hidrostatik lumpur yang tinggi, sehingga tekanan hidrostatik lumpur lebih besar dari tekanan formasi.
Gambar 7.2 Lumpur Menahan Tekanan Formasi
3.
Mendinginkan serta melumasi pahat dan drillstring
Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung Jalan Tamansari No. 1 PO BOX 1357 (022) 4203368 - 4264065 (Hunting) Pesawat 128 FAX (022) 4263895 Bandung 40116
Perputaran pahat dan drillstring terhadap formasi akan menghasilkan panas,sehingga dapat mempercepat keausan pahat dan drillstring. Selain panas yangditimbulkan akibat gesekan juga panas yang berasal dari formasi itu sendiri, dimana semakin dalam formasi yang dibor, temperatur juga semakin tinggi. Dengan adanya lumpur pengeboran, maka panas tersebut dapat ditransfer keluar dari lubang bor. 4.
Membersihkan dasar lubang bor Secara umum, pembersihan dasar lubang bor dilakukan dengan
menggunakan fluida yang encer pada shear rate tinggi saat melewati nozzle pada pahat. Ini berarti bahwa fluida yang kental kemungkinan besar dapat digunakan untuk membersihkan lubang bor, jika fluida tersebut mempunyai sifat shear thinning yang baik. Dan pada umumnya, fluida dengan kandungan padatan (solid content) yang rendah merupakan fluida yang paling baik untuk membersihkan dasar lubang bor. 5.
Membantu dalam evaluasi formasi Sifat fisik dan kimia lumpur pengeboran berpengaruh terhadap program
well logging. Pada saat tertentu diperlukan informasi tentang kandungan hidrokarbon, batas air minyak, dan lainnya untuk korelasi, maka dilakukan well logging, yaitu memasukan sonde/alat ke dalam sumur, misalnya log listrik, maka diperlukan media penghantar, dalam hal ini lumpur merupakan penghantar listrik. 6.
Melindungi formasi produktif Perlindungan
formasi
produktif
sangat
penting.Oleh
karena
itu,
pengendapan mud cake pada dinding lubang bor dapat mengijinkan operasi pemboran terus berjalandan tidak menyebabkan kerusakan formasi produktif. Kerusakan formasi produktif biasanya akan menurunkan permeabilitas disekitar lubang bor. 7.
Membantu stabilitas formasi Pada lubang bor sering dijumpai adanya masalah stabilitas yang
disebabkan oleh fenomena geologi, seperti zona rekahan, formasi lepas dan tekanan tinggi. Lumpur pemboran harus mampu mengontrol masalah-masalah tersebut, sehingga lubang bor tetap terbuka dan proses pemboran dapat terus dilanjutkan. Perencanaan sistem lumpur untuk menjaga stabilitas lubang bor sering digunakansebagai basis untuk pemilihan jenis dan sifat lumpur.
Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung Jalan Tamansari No. 1 PO BOX 1357 (022) 4203368 - 4264065 (Hunting) Pesawat 128 FAX (022) 4263895 Bandung 40116
7.7.2
Sifat – Sifat Lumpur Pengeboran Sifat – sifat lumpur pengeboran disebut juga dengan mud properties.
Sifat – sifat lumpur pengeboran harus disesuaikan dengan sifat-sifat formasi yang akan ditembus. Bila sifat – sifat lumpur pengeboran tidak sesuai dengan sifat – sifat formasi yang akanditembus maka operasi pengeboran mendapat masalah. Sehingga dalam merencanakan lumpur pengeboran harus diketahui terlebih dahulu sifat – sifat formasi yang akan ditembus. Sifat-sifat lumpur pengeboran sering berubah selama pengeboran berlangsung. Agar tidak menimbulkan masalah sifat – sifat lumpur pengeboran harus diukur secaraperiodik, untuk menyesuaikan kembali kepada sifat – sifat lumpur yang direkomendasikan. Perawatan lumpur dengan menambahkan additive – additive yang sesuai. Sifat lumpur tersebut ialah berat jenis, viskositas, yield point, gelstrength, filtrat loss, mud cake, keasaman, sand content, solid content, dan liquid content.
7.8
Kecepatan Rata – Rata Pengeboran (ROP) Sebelum kegiatan pengeboran dilakukan, terdapat beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi ROP (Rate Of Penetration), yaitu : 1. 2. 3.
Keterampilan tenaga ahli ; Efisiensi rig; Karakteristik Formasi Batuan, yang meliputi strength, hardness atau kemampugerusan, kondisi tekanan, elastisitas, kelengketan, kandungan
4.
fluida, tekanan antar pori, porositas, dan permeabilitas ; Faktor Mekanik, meliputi Weight Of Bit (WOB), jenis bit, dan kecepatan
5.
putaran ; Faktor Hidrolik, meliputi kecepatan semprotan pada nozzle dan
6.
pembersihan dasar lubang (bottom hole clean) ; Sifat Lumpur, meliputi berat lumpur, viskositas lumpur, filtrate loss, dan kandungan padatan (solid content). Nilai dari kecepatan rata – rata laju pengeboran dapat diketahui melalui
grafik antara kedalaman pengeboran vs waktu pengeboran, sehingga dari grafik setiap segmennya dapat mengetahui nilai kecepatan rata – rata laju pengeboran.
Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung Jalan Tamansari No. 1 PO BOX 1357 (022) 4203368 - 4264065 (Hunting) Pesawat 128 FAX (022) 4263895 Bandung 40116
Keterangan : = Kecepatan rata – rata pengeboran (ft/jam) = Perubahan kedalaman pengeboran (ft) = Perubahan waktu pengeboran (jam)
7.9
Biaya Pengeboran Biaya pengeboran cenderung akan meningkat secara eksponensial
dengan dilihat dari peningkatan kedalamannya. Sehingga akan diperhitungkan hubungan antara biaya sumur dengan kedalaman pengeborannya. Dalam pengeboran, terdapat dua jenis faktor biaya, yaitu biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel merupakan biaya yang dapat diubah. Berikut merupakan beberapa faktor biaya variabel, antara lain : 1. 2. 3. 4.
Kemampuan alat ; Kemampuan operator (personal) ; Sifat lumpur ; Jenis mata bor (bit) ; Sedangkan biaya tetap adalah biaya yang tidak dapat diubah. Beberapa
faktor biaya tetap yaitu : 1. 2.
Kekerasan batuan ; Tipe dan tekanan pori formasi ; Berikut merupakan perhitungan biaya pengeboran :
Cf =
Cb + Cr (tb + tc + tt) △D
Keterangan : Cf
△D
= drilling cost ($/ft) = footage drilled with bit (ft)
Cb
= cost of bit ($/bit)
Cr
= fixed operating ($/hours)
tb
= total rotating time (hours)
tc
= total non rotating time (hours)
tt
= total trip time (hours)
Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung Jalan Tamansari No. 1 PO BOX 1357 (022) 4203368 - 4264065 (Hunting) Pesawat 128 FAX (022) 4263895 Bandung 40116
7.10
Efisiensi Kerja Pengeboran Efisiensi kerja pengeboran merupakan perbandingan antara waktu kerja
produktif dengan waktu kerja yang terjadwal dan dinyatakan dalam persen. Ek =
WP x 100% WT
Keterangan :
VIII.
Ek
= Efisiensi Kerja (%)
WP
= Waktu kerja produktif (jam)
WT
= Waktu kerja yang tersedia (jam)
WAKTU DAN JADWAL KEGIATAN KERJA PRAKTIK Kerja praktik ini diharapkan mulai berlangsung pada 1 Maret 2019 hingga
1 April 2019 dengan waktu pengerjaan disesuaikan pada kebijakan perusahaan. Adapun tahapan kegiatan kerja praktik ini dapat dijelaskan pada tabel sebagai berikut :
Jenis Kegiatan
Tabel 1 Jadwal Kegiatan Kerja Praktik Waktu Kegiatan - Tahun 2019 Maret – April (Minggu) II III IV I II
III
Tahap Persiapan 1. Studi Literatur 2. Persiapan Perlengkapan Tahap Kegiatan 1. Orientasi Lapangan 2. Pengambilan Data 3. Analisa Data 4. Peng. Data Tambahan Tahap Penyusunan Laporan 1. Evaluasi 2. Pembuatan Laporan 3. Lain – lain
Keterangan : : Kegiatan dilakukan : Kegiatan tidak dilakukan
IX.
PESERTA KERJA PRAKTIK
Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung Jalan Tamansari No. 1 PO BOX 1357 (022) 4203368 - 4264065 (Hunting) Pesawat 128 FAX (022) 4263895 Bandung 40116
Adapun data peserta kegiatan kerja praktik di PT Pertamina Drilling Service Indonesia (PDSI) ini adalah sebagai berikut : 1.
2.
X.
Nama
: ANDHIKA GILANG PRATAMA
NPM
: 100.701.15.041
Jurusan
: Teknik Pertambangan
Universitas
: Universitas Islam Bandung (UNISBA)
Telepon
: 081381579295
E – mail
:
[email protected]
Nama
: REKA JULIANTIKA
NPM
: 100.701.15.042
Jurusan
: Teknik Pertambangan
Universitas
: Universitas Islam Bandung (UNISBA)
Telepon
: 082395474196
E – mail
:
[email protected]
PERMOHONAN FASILITAS Untuk mendukung terlaksananya dan kelancaran kegiatan kerja praktik
ini, maka penulis mengharapkan sekiranya dari pihak perusahaan menyediakan fasilitas berupa : 1. 2. 3.
Mentor selaku pembimbing selama kegiatan. Tempat tinggal (mess) untuk 2 orang selama kegiatan berlangsung. Penyediaan alat – alat penunjang kegiatan Keselamatan dan Kesehatan
4.
Kerja (K3) selama kegiatan kerja praktik berlangsung (bila diperlukan). Penyediaan transportasi selama kegiatan berlangsung.
XI.
PENUTUP Demikian proposal ini kami ajukan, besar harapan kami akan bantuan
semua pihak di PT Pertamina Drilling Service Indonesia (PDSI) demi kelancaran serta suksesnya pelaksanaan Kerja Praktik yang akan dilaksanakan. Untuk bahasan kerja praktik tersebut dapat dirubah sesuai permintaan perusahaan yang bersangkutan karena alasan dan tingkat konsentrasi kerja yang ditentukan.
XII.
DAFTAR PUSTAKA Ashari, Yunus, 2017. “Catatan Kuliah Teknik Pengeboran”, Prodi Teknik Pertambangan, Universitas Islam Bandung
Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung Jalan Tamansari No. 1 PO BOX 1357 (022) 4203368 - 4264065 (Hunting) Pesawat 128 FAX (022) 4263895 Bandung 40116
David, M, 2010. “Analisis Produktivitas Alat Bor (Bore Machine) Pada Proses Pengeboran Pondasi Bored Pile di Kota Surabaya”, ejournal.unesa.ac.id/article/10662/47/article.pdf Rubiandini Rudi, 1993. ”Teknik Pengeboran II”, Jurusan T. Perminyakan F.T.M, UPN Veteran Yogyakarta.
Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung Jalan Tamansari No. 1 PO BOX 1357 (022) 4203368 - 4264065 (Hunting) Pesawat 128 FAX (022) 4263895 Bandung 40116
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL
: AKTIVITAS PENGEBORAN MIGAS PADA LAPANGAN ‘X’ DI PT PERTAMINA DRILLING SERVICE INDONESIA (PDSI) KECAMATAN KARANGAMPEL, INDRAMAYU – JAWA BARAT
Peserta
: 1. ANDHIKA GILANG PRATAMA
(10070115041)
2. REKA JULIANTIKA
(10070115042)
Bandung, Februari 2019 Menyetujui, Pembimbing Kerja Praktik
Koordinator Kerja Praktik
Dr. YUNUS ASHARI, Ir., M. T.
ELFIDA MORALISTA.S.Si.,M.T
NIK. 92.0.158
NIK. D.95.0.219 Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Pertambangan
DONO GUNTORO, S.T., M.T. NIK. D.99.0.304
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL
: AKTIVITAS PENGEBORAN MIGAS PADA LAPANGAN ‘X’ DI PT PERTAMINA DRILLING SERVICE INDONESIA (PDSI) KECAMATAN KARANGAMPEL, INDRAMAYU – JAWA BARAT
Peserta
: 1. ANDHIKA GILANG PRATAMA
(10070115041)
2. REKA JULIANTIKA
(10070115042)
Bandung, Februari 2019 Mengetahui, Pembimbing Kerja Praktik
Koordinator Kerja Praktik
Dr. YUNUS ASHARI, Ir., M. T.
ELFIDA MORALISTA.S.Si.,M.T
NIK. 92.0.158
NIK. D.95.0.219 Menyetujui,
Ketua Program Studi Teknik Pertambangan
DONO GUNTORO, S.T., M.T. NIK. D.99.0.304