Proposal Hibah 2019.docx

  • Uploaded by: Tetty Rihardini
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Proposal Hibah 2019.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,103
  • Pages: 34
Nama Rumpun Ilmu : Kebidanan

USULAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI PENELITIAN ( HKP ) ADI BUANA 2019

MENGENALI SIKLUS MENSTRUASI SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF GANGGUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA DI KELURAHAN GUNUNG ANYAR TAMBAK SURABAYA

Oleh: Tetty Rihardini, SST., M.Keb.

UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA MARET 2019

HALAMAN PENGESAHAN HIBAH KOMPETENSI PENELITIAN ADI BUANA 2019

Judul Penelitian

: Mengenali Siklus Menstruasi Sebagai Langkah Preventif Gangguan

Kesehatan

Reproduksi

pada

Remaja

di

Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya Nama Rumpun Ilmu : Kebidanan Peneliti Utama a. Nama Lengkap b. NIDN c. Jabatan Fungsional d. Program Studi e. Nomer HP f. Alamat Surat (email)

: Tetty Rihardini, SST., M.Keb. : 070107198101 : Tenaga Pendidik : Kebidanan : 08563466981 : [email protected]

Biaya Penelitian

: Dana Internal PT Rp. 4.000.000,Surabaya, 16 Maret 2019

Mengetahui Dekan

Peneliti

Setiawandari, SST.,M.Kes.

Tetty Rihardini, SST., M.Keb.

Menyetujui Ketua LP2M

Dr. Sukarjati, M.Kes. NIP. 196204081987011001

PRAKATA

Syukur Alhamdulillah peneliti munajatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah, rahmat dan hidayah-Nya serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW sehingga dapat menyusun proposal penelitian yang berjudul

“ Mengenali Siklus Menstruasi Sebagai Langkah Preventif

Gangguan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya”. Pada kesempatan ini tak lupa peneliti ucapkan terima kasih, kepada : 1.

Drs. Djoko Adi Walujo, ST,. MM,. DBA. Rektor Universitas PGRI Adi Buana Surabaya atas kesempatan yang telah diberikan.

2.

Dr. Dra. Sukarjati, M.Kes. Kepala LPPM Universitas PGRI Adi Buana Surabaya atas semua bimbingannya.

3.

Setiawandari, SST., M.Kes, Dekan FIKes UNIPA atas kesempatan yang telah diberikan.

4.

Semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan laporan penelitian ini.

Peneliti mengharapkan adanya kritik dan saran untuk perbaikan dari berbagai pihak demi kesempurnaan penelitian ini.

Surabaya, 16 Maret 2019

Peneliti

IDENTITAS DAN URAIAN UMUM

1.

Judul Penelitian

: Mengenali Siklus Menstruasi Sebagai Langkah Preventif Gangguan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya

2. N o.

Tim Peneliti Nama

: Tetty Rihardini, SST., M.Keb. Jabatan

1. Tetty Rihardini, SST., M.Keb. Ketua

3.

Bidang Keahlian

Institusi Asal

Alokasi Waktu (Jam/ Minggu) Kebidanan Universitas 8 PGRI Adi Buana Surabaya

Obyek Penelitian (Jenis material yang akan diteliti dan segi penelitian) adalah Remaja di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya

4.

Masa Pelaksanaan: Mulai bulan Maret 2019 berakhir April 2018

5.

Usulan Biaya Hibah Adi Buana Surabaya Tahun ke-1 : Rp. 3.000.000,-

6.

Lokasi Penelitian (Lab/Studio/Lapangan) : Posyandu Remaja Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya

7.

Instansi lain yang terlibat (jika ada, dan uraikan apa kontribusinya): Posyandu Remaja Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya

8.

Temuan yang ditargetkan (penjelasan gejala atau kaidah, metode, teori atau antisipasi yang di kontribusikan pada bidang ilmu): Penelitian ini menargetkan temuan tentang pengenalan siklus menstruasi pada remaja untuk mendeteksi gangguan kesehatan reproduksi.

9.

Kontribusi mendasar pada suatu bidang ilmu (uraikan tidak lebih dari 50 kata, tekankan pada gagasan fundamental dan orisinal yang akan

mendukung pengembangan IPTEK): hasil penelitian diharapkan dapat digunakan dan dikembangkan untuk dunia kesehatan sehingga remaja dapat mengenali siklus menstruasi sebagai langkah preventif adanya gangguan kesehatan reproduksi[. 10.

Jurnal Ilmiah yang menjadi sasaran: Jurnal nasional tidak terakreditasi (Jurnal ber-ISSN) Embrio tahun 2019.

11.

Rencana luaran HKI, Buku, Purwarupa atau luaran lainnya yang ditargetkan, tahun rencana perolehan atau penyelesaiannya : Tidak ada

RINGKASAN Wanita mengalami siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari (Tina, 2009). Siklus menstruasi idealanya teratur setiap bulan dengan rentang waktu antara 21-35 hari setiap kali periode menstruasi. Siklus menstruasi tidak selalu normal, banyak wanita yang mengalami gangguan (Ganong, 2012). Siklus menstruasi yang dialami oleh banyak wanita, yaitu siklus memanjang atau lebih dari 35 hari (oligomenore), siklus menstruasi yang pendek kurang dari 21 hari (polimenore) bahkan tidak menstruasi selam 3 bulan (amenore) berturut-turut (Wikjosastro, 2005). Masa remaja merupakan suatu masa peralihan dari pubertas ke dewasa atau suatu proses tumbuh ke arah kematangan yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah salah satu tahap perkembangan yang ditandai dengan kematangan organ seksual dan tercapainya kemampuan untuk bereproduksi, dimana salah satu ciri dari tanda pubertas seorang perempuan yaitu dengan terjadinya menstruasi pertama (menars). Beberapa penelitian menunjukan bahwa remaja memiliki pengetahuan yang sedikit sehingga tidak memiliki pengetahuan yang baik tentang menstruasi. Informasi tentang menstruasi hampir sebanyak 82.9% mereka dapatkan dari ibu, yang mana belum diketahui apakah informasi yang disampaikan benar atau tidak. Kondisi ini akan menimbulkan kecemasan pada remaja, bahkan sering tumbuh keyakinan bahwa menstruasi adalah sesuatu yang tidak menyenangkan atau serius. Akibatnya, remaja mengembangkan sikap negatif terhadap menstruasi dan melihatnya sebagai penyakit. Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan kapasitas remaja dalam mengenali siklus menstruasi sebagai langkah preventif gangguan kesehatan reproduksi di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi observasi melaluai angket yang diberikan kepada remaja untuk dianalisa. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cohort study yang dilakukan pada remaja di Gunung Anyar Tambak Surabaya. Data dianalisa dengan uji Wilcoxon Signed Rank Test. Kata Kunci:Mengenali Siklus Menstruasi, Gangguan Kesehatan Reproduksi.

DAFTAR ISI

Halaman Sampul Halaman Pengesahan Prakata Identitas dan Uraian Umum Ringkasan Daftar Isi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Hipotesis Penelitian 1.4 Manfaat Penelitian BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menstruasi 2.2 Gangguan Kesehatan Reproduksi 2.3 Kerangka Konseptual BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian 3.2 Tempat dan WaktuPenelitian 3.3 Variabel Penelitian 3.4 Populasi dan Sampel 3.5 Definisi Operasional 3.6 Prosedur dan Tahapan Pengumpulan Data Penelitian 3.7 Analisis Data BAB 4 TUJUAN PENELITIAN DAN TARGET LUARAN 4.1 Tujuan Penelitian 4.2 Target Luaran BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB 6 JADWAL PENELITIAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

i ii iii iv vi vii 1 1 2 2 2 3 3 10 18 19 19 19 20 21 22 23 24 25 25 25 26 27

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah masa dimana terjadi proses ke arah kematangan, baik kematangan fisik, sosial atau psikologisnya. Setelah berakhirnya masa remaja, seorang undividu akan memasuki masa dewasa awal. Kesehatan prakonsepsi berguna untuk mengurangi risiko dan mempromosikan gaya hidup sehat untuk mempersiapkan kehamilan sehat. Perawatan kesehatan prakonsepsi mengacu pada intervensi biomedis, perilaku, dan preventif sosial yang dapat meningkatkan kemungkinan memiliki bayi yang sehat.(WHO 2013) Sustainable Development Goals (SDG) menetapkan Kesehatan adik dan Anak, termasuk di dalamnya kesehatan reproduksi, agar mampu diakses secara universal pada tahun 2030. Kesehatan reproduksi menjadi titik awal perkembangan kesehatan adik dan anak yang dapat dipersiapkan sejak dini, bahkan sebelum seorang perempuan hamil dan menjadi ibu. Kesehatan merupakan kebutuhan dan hak setiap insan agar dapat kemampuan yang melekat dalam diri setiap insan.hal ini hanya dapat dicapai bila masyarakat, baik secara individu maupun kelompok berperan serta untuk meningkatkan kemampuan hidup sehatnya. Kemandirian masyarakat diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatannya dan menjalankan

upaya

pemecahannya

sendiri

adalah

kelangsungan

pembangunan.pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran ,kemauan,kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Oleh karena itu perlu diselengarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan ,promosi kesehatan (promotif)

,pencegahan penyakit ( preventif ) ,penyembuhan penyakit ( kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitative) yang diselenggarakan secara menyeluruh ,terpadu dan kesinambungan .dalam rangka memajukan kesehatan masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat maka diperlukan strategi promosi kesehatan baik kepada pemerintah, tokoh masyarakat dan khususnya kepada masyarakat. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimanakah kapasitas remaja dalam mengenali siklus menstruasi sebagai langkah preventif gangguan kesehatan reproduksi di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya 1.3 Hipotesis Penelitian Hipotesis pada penelitian ini adalah “Peningkatan kapasitas remaja dalam mengenali siklus menstruasi sebagai langkah preventif gangguan kesehatan reproduksi di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya”. 1.4 Manfaat Penelitian 1.

Bagi institusi pelayanan kesehatan penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam meningkatkan cakupan keberhasilan program Kesehatan Reproduksi melalui Posyandu Remaja.

2.

Bagi tenaga kesehatan penelitian ini dapat menambah pengetahuan/wawasan dan keterampilan bagi bidan terutama dalam peran sebagai educator (pendidik) untuk memberikan pendidikan kesehatan dalam meningkatkan program preventif kesehatan reproduksi.

3.

Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi penelitian berikutnya.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Menstruasi 2.1.1. Definisi Menstruasi Menstruasi adalah meluruhnya dinding rahim (endometrium) yang mengandung pembuluh darah karena sel telur (ovum) tidak dibuahi (Pudjiastuti, 2012). Menstruasi adalah masa perdarahan yang terjadi pada perempuan secara rutin setiap bulan selama masa suburnya (Laila, 2011). Sementara menurut Prawirohardjo (2011) pendarahan haid merupakan hasil interaksi kompleks yang melibatkan sistem hormon dengan organ tubuh, yaitu hipotalamus, hipofise, ovarium, dan uterus serta faktor lain di luar organ reproduksi. Menurut istilah haid ialah darah yang keluar dari rahim (wanita dewasa) pada waktuwaktu tertentu sebagai tanda kematangan pembuahan (reproduksi) pada wanita (Nur, 2016). Menstruasi adalah pengeluaran darah, mukus, dan debrissel dari mukosa uterus disertai pelepasan endometrium secara periodik dan siklik. 2.1.2. Fisiologi Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi diregulasi oleh hormon Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle-Stimulating Hormone (FSH), yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis, mencetuskan ovulasi dan menstimulus ovarium untuk memproduksi estrogen dan progesteron. Estrogen dan progesteron akan menstimulus uterus dan kelenjar payudara

agar

kompeten

untuk

memungkinkan

terjadinya

pembuahan

(Rosenblatt, 2007). Siklus menstruasi terdiri atas tiga fase yaitu: fase folikular (sebelum telur dilepaskan), fase ovulasi (pelepasan telur) dan fase luteal (setelah sel telur dilepaskan) (Rosenblatt, 2007). Menurut Wikjosastro (2006), siklus menstruasi terdiri atas tiga fase, yaitu fase menstruasi, proliferasi dan sekresi. Menstruasi sangat berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi

ovulasi, jika proses ovulasi teratur maka siklus teratur. Fase folikular dimulai pada hari pertama menstruasi. Pada fase ini, endometrium tebal dan kaya akan cairan serta nutrisi yang didesain untuk nutrisi bagi embrio. Jika tidak ada sel telur yang dibuahi, level estrogen dan progesteron rendah. Sehingga lapisan atas uterus yaitu endometrium luruh dan terjadilah perdarahan menstruasi (Rosenblatt, 2007). Menurut American Congress of Obsetricians and Gynecologists (2009), lama siklus menstruasi normal 21-35 hari, biasanya 28 hari. Siklus menetap dan teratur pada usia 18-40 tahun. Rata-rata kehilangan darah 40-50ml, dimana 70% hilang pada 48 jam pertama dan kontraksi terkuat di 24-48 jam pertama. Pada saat yang sama, kelenjar hipofisis meningkatkan sedikit produksi FSH. Hormon ini kemudian menstimulasi pertumbuhan 3-30 folikel, tiap folikel berisi sebuah telur. Akhir fase, biasanya hanya satu folikel yang berkembang, disebut folikel de Graaf. Folikel ini kemudian segera memproduksi estrogen dan progesteron yang menekan produksi FSH. Sehingga lobus anterior hipofisis mengeluarkan hormon gonadotropin yang kedua yakni LH (Rosenblatt, 2007). Folikel de Graaf yang metang banyak mengandung estrogen dan menyebabkan endometrium tumbuh dan berproliferasi. Pada beberapa referensi ini disebut fase proliferasi. Fase folikular sampai fase proliferasi berlangsung selama 13-14 hari dan merupakan fase terlama. Fase ini menjadi pendek saat mendekati menopause. Fase ini berakhir tepat saat LH meningkat tiba-tiba (Rosenblatt, 2007). Fase ovulasi dimulai ketika folikel de Graaf menjadi lebih matang, mendekati ovarium bawah pengaruh LH. Setelah itu folikel berkembang dan sel telur (ovum) dilepaskan dari ovarium (ovulasi). Pada ovulasi kadang-kadang

terdapat perdarahan sedikit yang merangsang peritoneum di pelvis, sehingga timbul rasa sakit yang disebut intermenstrual pain (Mitteoxhmerz). Disini, endometrium terus berproliferasi membentuk lekukan-lekukan (Wiknjosastro, 2006). Fase ovulasi biasanya berlangsung selama 16-32 jam, berakhir setelah pelepasan ovum. Sekitar 12-14 jam sesudahnya, terjadi lonjakan produksi LH yang dapat diukur dari urin. Pengukuran ini sekaligus dapat menentukan apakah seorang wanita sedang masa subur. Telur dapat dibuahi hanya sampai 12 jam setelah pelepasan. Pembuahan lebih jika sperma ada di saluran reproduksi sebelum ovum (Wiknjosastro, 2006). Fase yang terakhir adalah fase luteal. Fase ini berlangsung selama kurang lebih 7-14 hari (setelah masa ovulasi) dan berakhir sesaat sebelum menstruasi terjadi. Sesudah folikel pecah, terbentuklah korpus luteum yang menghasilkan peningkatan produksi progesteron. Progesteron menyebabkan penebalan dan pengisian endometrium dengan cairan dan nutrisi untuk fetus. Begitu juga pada serviks, mucus menebal agar sperma atau bakteri masuk ke uterus. Selain itu terjadi peningkatan suhu selama fase ini dan menetap sampai periode menstruasi dimulai. Kadar estrogen pada fase ini, menjadi tinggi untuk menstimulasi endometrium agar menebal. Peningkatan kadar hormon tersebut mendilatasikan duktus-duktus kelenjar susu. Sehingga payudara menjadi bengkak dan nyeri tekan (Rosenblatt, 2007). 2.1.3 Regulasi Neuroendokrin saat Menstruasi Aktivitas saraf menyebabkan pelepasan GnRH (gonadotropin releasing hormone) dengan cara pulsatil terutama terjadi didalam mediobasal hipotalamus khususnya di nucleus arkuatus. Banyak pusat saraf dalam sitem limbic otak

menghantarkan sinyal ke nucleus arkuatus untuk modifikasi intensitas GnRH dan frekuensi pulsatil. Hipotalamus menyeksresikan GnRH secara pulsatil selama beberapa menit yang terjadi setiap satu saapai tiga jam. Pelepasan GnRH secara pulsatil menyebabkan pengeluaran LH dan FSH secara pulsatil juga (Guyton, 2011). Rangkaian peristiwa akan diawali oleh sekresi FSH dan LH yang menyebabkan produksi estrogen dan progesteron dari ovarium dengan akibat perubahan fisiologis uterus. Estrogen dan progesteron juga mempengaruhi produksi GnRH spesifik sebagai mekanisme umpan balik yang mengatur kadar hormon gonadotorpik (Rosenblatt, 2007). Estrogen meghambat hipotalamus dan hipofisis anterior melalui umpan balik negatif. Terhadap hipotalamus, estrogen bekerja secara langsung menghambat sekresi GnRH akibatnya pengeluaran FSH dan LH yang dipicu oleh GnRH menjadi tertekan, tetapi efek primernya terhadap hipofisis anterior yakni menurunkan kepekaan sel penghasil gonadotropin, terutama penghasil FSH. Estrogen memiliki efek yang sangat kuat dalam proses umpan balik negatif ini, bila terdapat progesteron maka efek penghambatan akan berlipat ganda (Guyton, 2011). Melalui umpan balik positif, kadar estrogen yang rendah dan meningkat pada fase awal folikel menghambat sekresi LH, tetapi kadar estrogen yang tinggi pada saat puncak sekresi LH dan menimbulkan lonjakan LH. Konsentrasi estrogen plasma yang tinggi bekerja langsung pada hipotalamus untuk meningkatkan frekuensi denyut sekresi GnRH, sehingga meningkatkan sekresi LH dan FSH. Kadar tersebut juga bekerja langsung pada hipofisis anterior untuk secara spesifik meningkatkan kepekaan sel penghasil LH terhadap GnRH. Efek

yang terakhir merupakan penyebab lonjakan sekresi LH yang jauh lebih besar daripada sekresi FSH pada pertengahan siklus (Sherwood dalam Saadiah, 2014). LH berfungsi memicu perkembangan korpus leteum dan merangsang korpus luteum untuk mengeluarkan hormon steroid, terutama progesteron. Estrogen konsentrasi tinggi merangsang sekresi LH, progesteron yang mendominasi fase luteal, dengan kuat menghambat sekresi FSH dan LH. Proses inhibisi progesteron ini bertujuan untuk menghambat pertumbuhan folikel baru sehingga sistem reproduksi dapat dipersiapkan untuk menunjang ovum yang baru dilepaskan. Jika tidak terjadi pembuahan maka korpus luteum akan mengalami regresi yang akhirnya akan menyebabkan penurunan hormon steroid secara tajam, mengakibatkan lenyapnya efek inhibisi dari hormon FSH dan LH sehingga sekresinkedua hormon ini meningkat. Dibawah pengaruh kedua hormon ini, sekelompok folikel baru kembali mengalami proses pematangan (Sherwood dalam Saadiah, 2014; Guyton, 2011). 2.1.4 Siklus Menstruasi Pada umumnya, siklus menstruasi normal rata-rata terjadi setiap 28 hari. Ada pula yang memiliki siklus haid sekitar 25 sampai 35 hari. Ini masih terhitung normal. dianggap memiliki haid yang teratur jika menstruasi datang setiap 23 hari atau setiap 35 hari, atau di mana saja di antara rentang waktu ini. Menstruasi yang normal berlangsung antara tiga sampai tujuh hari (Imron, 2014). Waktu ovulasi (saat indung telur melepaskan sel telurnya) pada siklus haid yang normal akan selalu datang di hari ke-14, tepat di pertengahan siklus. Masa ovulasi juga sering disebut sebagai masa subur, ketika sel telur siap untuk dibuahi

oleh sperma. Jika tidak, hari pertama menstruasi akan tiba dalam empat belas hari kemudian. Misalnya begini: Hari pertama menstruasi tepat jatuh setiap tanggal 5, yang berarti menstruasi selesai di sekitar tanggal 12. Dengan demikian, masa ovulasi yang sebelumnya jatuh sekitar tanggal 20-21 di bulan lalu. Sementara masa ovulasi selanjutnya akan datang dalam empat belas hari setelah hari terakhir menstruasi (tanggal 12), yaitu di tanggal 26-27 masih di bulan yang sama. Wanita yang memiliki siklus menstruasi normal akan mengalami menstruasi sebulan sekali, dengan total 11-13 kali menstruasi dalam satu tahun kalender. Siklus haid ini akan terus berulang sampai masuk ke usia menopause, ketika tubuh sudah tidak memproduksi sel telur lagi sehingga tidak akan menstruasi (Imron, 2014). Selain dilihat dari pola siklusnya, menstruasi yang normal juga bisa dilihat dari: 1. Warna darahnya Darah haid yang normal umumnya berwarna merah terang seperti buah ceri ranum. Meski begitu, seberapa merahnya akan bervariasi juga antar satu wanita dan yang lainnya — tergantung pada tingkat kekentalan atau volume darah.Warna merah terang biasanya paling terlihat pada hari menstruasi pertama dan kedua, karena darah yang keluar di awal biasanya masih segar dan alirannya cukup deras. Di hari-hari terakhir menstruasi, darah yang keluar akan berubah kecokelatan karena “usia”nya sudah tua. Mungkin juga darah ini adalah sisa dari siklus menstruasi bulan lalu yang belum luruh sepenuhnya.

2. Lamanya waktu haid Normalnya, wanita menstruasi selama 3 sampai 7 hari. Namun, ada beberapa orang yang mengalami haid selama 2 hari saja. Variasi lamanya waktu haid juga bergantung banyak atau tidaknya darah yang dikeluarkan. Bila terjadi selama 2 hari, biasanya darah yang dikeluarkan lebih banyak. Menstruasi yang tidak kunjung usai bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari penggunaan pil KB, adenomiosis, PCOS, penyakit tiroid, hingga berat badan berlebih. 3. Keputihan Biasanya akan mengalami keputihan beberapa hari menjelang menstruasi. Keputihan diproduksi oleh leher rahim dan terjadi pada masa subur. Cairan keputihan yang keluar menjelang haid normalnya berwarna putih jernih/ bening, tekstur kental dan lengket (lebih cair mendekati masa subur), dan tidak berbau. 4. Gejala haid yang terjadi Gejala dari menstruasi yang normal, meliputi: a) Perut kembung b) Kram pada perut bagian bawah dan punggung c) Kesulitan untuk tidur d) Payudara sensitif e) Muncul jerawat f) Ngidam makanan g) Perubahan mood Gejala PMS biasa muncul beberapa hari menjelang haid dan berhenti di hari-hari pertama menstruasi. Serangkaian gejala di atas masih termasuk normal, namun

jika terjadi lebih parah dan cenderung menghambat aktivitas harian (atau bahkan kecenderungan depresi) mungkin menandakan memiliki PMDD. Bila mengalami perdarahan vagina diluar siklus menstruasi, perubahan warna darah haid, keputihan tidak normal, rasa sakit yang amat sangat, serta siklus menstruasi tidak teratur di luar penggunaan KB, segera periksa ke dokter. Kemungkinan perubahan siklus tersebut dipengaruhi oleh kondisi medis tertentu (Imron, 2014).

2.2 Gangguan Kesehatan Reproduksi 2.2.1 Gangguan Menstruasi Kusmiran (2011) mengatakan gangguan pada siklus menstruasi dibagi menjadi: 1. Polimenorea Polimenorea adalah panjang siklus menstruasi yang memendek dari panjang siklus menstruasi klasik, yaitu kurang dari 21 hari per siklusnya, sementara volume perdarahannya kurang lebih sama atau lebih banyak dari volume perdarahan menstruasi biasanya. 2. Oligomenorea Oligomenorea adalah panjang siklus menstruasi yang memanjang dari siklus menstruasi klasik, yaitu lebih dari 35 hari per siklusnya. Volume perdarahannya umumnya lebih sedikit dari volume perdarahan menstruasi biasanya. Siklus menstruasi biasanya juga bersifat ovulatoar dengan fase profilerasi yang lebih panjang dibanding fase proliferasi siklus menstruasi klasik.

3. Amenorea Amenorea adalah panjang siklus menstruasi yang memanjang dari panjang siklus menstruasi klasik (oligomenorea) atau tidak terjadinya perdarahan menstruasi, minimal 3 bulan berturut-turut. Amenorea dibedakan menjadi dua jenis: a. Amenorea primer Amenorea primer yaitu tidak terjadinya menstruasi pada perempuan yang mengalami amenorea. b. Amenorea sekunder Amenorea sekunder yaitu tidak terjadinya menstruasi yang diselingi dengan perdarahan menstruasi sesekali pada perempuan yang mengalami amenorea. c. Hipermenorea Hipermenorea adalah terjadinya perdarahan menstruasi yang terlalu banyak dari normalnya dan lebih lama dari normalnya (lebih dari 8 hari). d. Hipomenorea Hipomenorea adalah perdarahan menstruasi yang lebih sedikit dari biasanya tetapi tidak mengganggu fertilitasnya. 4. Gangguan lain yang berhubungan dengan menstruasi Gangguan lain yang berhubungan dengan mendtruasi diantaranya yaitu: a. Dismenorhea Dismenorhea adalah gangguan aliran darah menstruasi atau nyeri menstruasi (Proverawati dan Maisaroh, 2009). b. Mastadinia Nyeri pada payudara dan pembesaran payudara sebelum menstruasi.

c. Pramenstrual tension Gangguan ini berupa ketegangan emosional sebelum haid, seperti gangguan tidur, mudah tersinggung, gelisah, sakit kepala. d. Mittelschmerz Rasa nyeri saat ovulasi, akibat pecahnya folikel de Graff dapat juga disertai dengan perdarahan/bercak (Prawirohardjo, 2016).

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Siklus Menstruasi Banyak penyebab kenapa siklus menstruasi menjadi panjang atau sebaliknya pendek menurut (Kusmiran, 2011; Proverawati dan Misaroh, 2009) yaitu: 1.

Fungsi hormon terganggu yaitu menstruasi terkait erat dengan sistem hormon yang diatur di otak, tepatnya di kelenjar hipofisa. Sistem hormonal ini akan mengirim sinyal ke indung telur untuk memproduksi sel telur.

2.

Kelainan sistemik yaitu ada wanita yang tubuhnya sangat gemuk dan kurus. Hal ini mempengaruhi siklus menstruasinya karena sistem metabolisme di dalam tubuhnya tidak bekerja dengan baik atau wanita menderita penyakit diabetes, juga akan mempengaruhi sistem metabolisme wanita sehingga siklus menstruasinya pun tidak teratur.

3.

Stres yaitu jangan dianggap enteng sebab akan menggangu sistem metabolisme didalam tubuh. Bisa saja karena stres, wanita jadi mudah lelah, sehingga metabolismenya terganggu. Bila metabolisme terganggu, siklus menstruasi pun ikut terganggu.

4.

Hormon prolaktin berlebihan pada adik menyusui, produksi hormon prolaktinnya cukup tinggi. Hormon prolaktin ini sering kali membuat adik

tidak kunjung menstruasi karena memang hormon ini menekan tingkat kesuburan ibu. Pada kasus ini tidak masalah, justru sangat baik untuk memberikan kesempatan pada adik guna memelihara organ reproduksinya. Sebaliknya, jika tidak sedang menyusui, hormon prolaktin juga bisa tinggi, biasanya disebabkan kelainan pada kelenjar hipofisis yang terletak di dalam kepala. 5.

Berat badan dan perubahan berat badan memengaruhi fungsi menstruasi. Penurunan berat badan akut dan sedang menyebabkan gangguan pada ovarium, tergantung derajat tekanan pada ovarium dan lamanya penurunan berat badan. Kondisi patologis seperti berat badan yang kurus dan anorexia nervosa yang menyebabkan penurunan berat badan yang berat dapat menimbulkan amenorea.

6.

Tingkat aktivitas fisik yang sedang dan berat dapat membatasi fungsi menstruasi. Wanita yang berpartisipasi dalam olahraga kompetitif memiliki resiko yang tinggi terjadinya atau berkembangnya gangguan makan, iregularitas siklus menstruasi dan osteoporosis. Olahraga berlebih dapat menyebabkan terjadinya gangguan disfungsi hipotalamus yang menyebabkan gangguan sekresi GnRH. Hal tersebut menyebabkan terjadinya menarche yang tertunda dan gangguan siklus menstruasi.

7.

Diet dapat memengaruhi fungsi menstruasi. Vegetarian berhubungan dengan anovulasi, penurunan respons hormone pituitary, fase folikel yang pendek, tidak normalnya siklus menstruasi (kurang dari 10 kali/tahun). Diet rendah lemak berhubungan dengan panjangnya siklus menstruasi dan periode

perdarahan. Diet rendah kalori seperti daging merah dan rendah lemak berhubungan dengan amenorea. 8.

Adanya penyakit-penyakit endokrin seperti diabetes, hipertiroid, serta hipertiroid yang berhubungan dengan gangguan menstruasi. Prevalensi amenorea dan oligomenorea lebih tinggi pada pasien diabetes. Penyakit polystic ovarium berhubungan dengan obesitas, resistensi insulin, dan oligomenorea. Amenorea dan oligomenorea pada perempuan dengan penyakit polystic ovarium berhubungan dengan insensitivitas hormone insulin

dan

menjadikan

perempuan

tersebut

obesitas.

Hipertiroid

berhubungan dengan oligomenorea dan lebih lanjut menjadi amenorea. Hipotiroid berhubungan dengan polimenorea dan menoraghia.

2.3 Kerangka Konseptual

Teratur Siklus Menstruasi Tidak Teratur

Gangguan Kesehatan Reproduksi

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah analitik observasional yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu bisa terjadi kemudian melakukan analisis dengan pendekatan longitudinal menggunakan cohort study dengan mem-follow up partisipan penelitian yang pernah disurvey sebelumnya secara periodik minimal sekali. Rentang waktu follow-up ditentukan sejak awal penelitian.

3.2 Kerangka penelitian

Sampling

Populasi Penelitian adalah Remaja

( Simple Purposive Sampling)

Sample adalah Remaja usia 10 s/d 18 tahun

Pengumpulan Data

Pengolahan dan Analisis Data

Hasil Pre Test

Hasil Post Test

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Gunung Anyar Tambak RW 7 dengan melibatkan Posyandu Remaja pada bulan Mei dan di evalusai pada bulan September 2019.

3.4 Populasi, Sample dan Teknik Sampling 3.4.1 Populasi Populasi pada penelitian ini adalah seluruh remaja usia 10 s/d 18 tahun di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya 3.4.2 Sampel Sampel adalah bagian dari keseluruhan obyek yang diteliti yang dianggap mewakili seluruh populasi. (Notoatmodjo, 2002). Pada penelitian sampel adalah remaja usia 10 s/d 18 tahun di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasdi target yang terjangkau yang akan diteliti. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah 1.

Remaja usia 10 s/d 18 tahun

2.

Bersedia menjadi responden

3.3.3 Teknik Sampling Penelitian ini menggunakan tehnik Simple Purposive Sampling yaitu dimana setiap individu dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel.

3.5 Variabel penelitian 3.5.1 Variabel Independen : Gangguan Kesehatan Reproduksi 3.5.2 Variabel Dependen : Keteraturan Siklus Menstruasi

3.6 Definisi Operasional Definisi operasional menjelaskan semua variabel dan istilah yang digunakan dalam penelitian secara operasional No

Variabel

Definisi Operasional

1

Gangguan Kesehatan Reproduksi

Gangguan pada sistem reproduksi wanita yang berupa gangguan menstruasi, kelainan yang terjadi pada siklus menstruasi berupa perdarahan menstruasi yang

Alat ukur Kuesioner

Cara Pengukuran/ Hasil Pengukuran 1. Ya 2. tidak

Skala Data Rasio

No

2

3.7

Variabel

Keteraturan Siklus Menstruasi

Definisi Operasional

Cara Pengukuran/ Hasil Pengukuran

Alat ukur

terlalu banyak ataupun terlalu sedikit, atau siklus menstruasi yang tidak beraturan, atau bahkan tidak haid sama sekali. Jumlah hari, terhitung sejak Kuesioner hari pertama menstruasi hingga hari pertama menstruasi berikutnya. Ratarata memiliki siklus menstruasi 28 hari; yang berarti setiap 28 hari, ia akan mengalami menstruasi. Tapi siklus menstruasi setiap wanita berbeda. Ada yang mengalaminya setiap 24 hari, ada juga yang mengalaminya setiap 34 hari.

1. Teratur 2. Tidak Teratur

Pengumpulan Data

3.7.1 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan adalah berupa kuesioner. 3.7.2 Pengumpulan data Data Primer adalah data yang diperlukan dari hasil observasi dengan responden dengan menggunakan kuesioner.

3.8 Analisa data Analisis data menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test yaitu mengukur signifikansi perbedaan kapasitas remaja sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan tentang gangguan kesehatan reproduksi.

3.9 Prosedur dan Tahapan Pengumpulan Data Penelitian Pengumpulan data melalui kuisioner siklus mentruasi pada remaja di Gunung Anyar Tambak Surabaya. 1. Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner pada pasien yang didiagnosa kanker serviks di poli kandungan RSUD Sidoarjo yang memenuhi kriteria inklusi dan menandatangani persetujuan menjadi responden.

Skala Data

Nominal

Kuesioner adalah sebagai daftar pertanyaan yang telah disusun oleh peneliti, yang perlu dijawab oleh responden sesuai dengan pilihan jawaban yang tersedia. Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan cara. 2. Mengoreksi / Editing Kegiatan editing ini bertujuan untuk meneliti kembali apakah isian pada kuesioner sudah cukup baik sebagai upaya untuk menjaga kualitas data agar dapat diproses lebih lanjut, yang harus diperhatikan dalam proses editing adalah kelengkapan jawaban, kejelasan tulisan, konsistensi jawaban dan keseragaman satuan ukuran. 3. Memberi kode / Coding Coding adalah suatu usaha mengklasifikasikan jawaban menurut kriteria tertentu. Klasifikasi ini ditandai dengan memindahkan data dari daftar pertanyaan ke daftar yang akan memberikan informasi, data yang akan diubah menjadi bentuk angka untuk mempermudah perhitungan selanjutnya. Dalam penelitian ini kegiatan Coding adalah memberikan kode pada data yang diklasifikasi. 4. Tabulasi Tabulasi adalah pekerjaan penyusunan tabel utama yang berarti seluruh data / informasi yang berhasil dikumpulkan dengan daftar pertanyaan sampai tabel khusus yang telah ada benar-benar ditentukan bentuk dan isinya sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini seluruh data yang telah didapatkan / dikumpulkan ditulis dalam bentuk tabel. 5. Analisis Data Setelah data terkumpul selanjutnya data diolah dengan cara editing, coding, kemudian data yang sudah diubah menjadi bentuk angka disusun dalam tabel-tabel bentuk presentase.

BAB 4 TUJUAN PENELITIAN DAN TARGET LUARAN

4.1 Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi keteraturan siklus menstruasi pada remaja di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya. 2. Mengedukasi berbagai macam gangguan kesehatan reproduksi yang berkaitan dengan siklus menstruasi. 4.2 Target Luaran Target luaran pada penelitian ini adalah publikasi ilmiah pada jurnal lokal yang memiliki ISSN, Jurnal Kebidanan - Embrio.

BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA

5.1

Anggaran Biaya

No

Jenis Pengeluaran

Biaya yang diusulkan

1.

Gaji dan Upah Tim Peneliti (30%)

Rp.

1.200.000,-

2.

ATK dan Foto Copy ( 50% )

Rp.

2.000.000,-

3.

Transportasi ( 5%)

Rp.

200.000,-

4.

Souvenir dan lain-lain (15%)

Rp.

600.000,-

Total

Rp.

4.000.000,-

BAB 6 JADWAL PENELITIAN

6.1 Jadwal Penelitian Sesuai waktu yang ditentukan, jadwal penelitian yang disusun sebagai berikut : Bulan Kegiatan 4 1.

Studi Kepustakaan

2.

Pengajuan proposal

3.

Pengambilan data 1

4.

Evaluasi Pengambilan data 2

5.

Analisis

dan

Pembahasan 6.

Penulisan Laporan

5

6

7

8

9

10

11

12

DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 2017. Survei demografi dan kesehatan Indonesia tahun 2017. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Kusmiran, E. 2012. Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika. Notoatmodjo S. 2015. Promosi kesehatan teori dan aplikasi. Jakarta: PT Rineka Cipta. Notoatmodjo, S, 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Proverawati, Atikah dan Maisaroh, S. 2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta: Nuha Medika. Purwoastuti, Endang. 2015. Ilmu Obstetri dan Ginekologi Sosial Untuk Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Romauli, dkk. 2015. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika. Santrock, JW. 2015. Perkembangan anak edisi 7 Vol.2 Jakarta: Erlangga . Sarwono WS. 2012. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sianipar, O. 2009. Pravelensi Gangguan Menstruasi dan Faktor-faktor yang. Berhubungan pada Siswi SMU di Kecamatan Pulo Gadung Jaktim. Wirajosastro, H. 2013. Ilmu Kebidanan Edisi 4. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono. World Health Organization (WHO). 2010. Physical Activity. In Guide to Community Preventive Services Web site, 2008 World Health Organization. 2002. Report of the expert consultation on the optimal duration of exclusive

breastfeeding. Geneva:

World

Health

Organization. Yusuf LN, Syamsu. 2006. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti, maka saya bersedia berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian yang akan dilaksanakan oleh Nyna Puspita Ningrum, dengan judul “Mengenali Siklus Menstruasi Sebagai Langkah Preventif Gangguan Kesehatan Reproduksi pada Remaja”. Demikian pernyataan persetujuan yang telah saya tanda tangani untuk dapat dipergunakan seperlunya. Surabaya,

2019

Responden

(....................................................)

Lampiran 2 *Diisi peneliti

KUESIONER RESPONDEN

Petunjuk Pengisian : Isilah data sesuai dengan item pertanyaan yang diminta dibawah ini. 1. Nama (Inisial) : 2. Usia : tahun : 3. Menstruasi pertama saat usia : tahun 4. Siklus : hari 5. Tanggal Hari Pertama Haid Terakhir : 6. Riwayat silkus menstruasi 3 bulan terakhir : Teratur/ Tidak (coret salah satu)

GANGGUAN MENSTRUASI GANGUAN SIKLUS

No

Daftar Pertanyaan

1

Apakah adik mengalami gangguan siklus menstruasi?

2

Apakah adik menggalami siklus menstruasi < 21 hari?

3

Apakah adik menggalami siklus menstruasi > 35 hari?

4

Apakah siklus menstruasi tersebut berlangsung setiap bulan?

5

Apakah adik pernah mengalami menstruasi 2 kali dalam 1 bulan?

6

Apakah adik pernah mengalami terlambat menstruasi?

7

Apakah adik mengalami tidak haid selama lebih dari 1 bulan?

8

Apakah adik merasa ada perubahan siklus menstruasi yang terjadi pada 3 bulan sampai dengan saat ini?

ya

Tidak

JUMLAH DARAH MENSTRUASI

No

Daftar Pertanyaan

1

Apakah ada masalah dengan jumlah pengeluaran darah mentruasi?

2

Apakah darah yang keluar lebih banyak dari biasanya?

3

Saat menstruasi, berapa jumlah pembalut yang digunkan dalam

Ya

Tidak

Ya

Tidak

sehari? a. 1 pembalut b. 2 pembalut c. 3 pembalut d. > 3 pembalut, sebutkan...

4

Apakah banyak perdarahan dalam siklus menstruasi tersebut terus berlangsung setiap bulan?

5

Apakah adik merasa ada perubahan banyak perdarahan haid yang terjadi pada 3 bulan sampai dengan saat ini?

6

Apakah banyak perdarahan dalam siklus menstruasi tersebut terus berlangsung setiap bulan?

7

Apakah darah menstruasi disertai dengan gumpalan darah?

8

Apakah darah menstruasi sangat sedikit?

9

Apakah adik pernah menstruasi hanya berupa bercak kecoklatan saja tanpa diikuti darah yang keluar lancar?

10

Apakah adik pernah mengalami haid diluar siklus biasanya? LAMA MENSTRUASI Daftar Pertanyaan

No 1

Apakah adik mengalami gangguan lama menstruasi?

2

Lama menstruasi : a. 1 hari

e. 5 hari

b. 2 hari

f. 6 hari

c. 3 hari

g. 7 hari

d. 4 hari

h. > 7 hari, sebutkan....

3

Apakah setiap bulan adik selalu mengalami lama haid seperti itu?

4

Apakah adik merasa ada perubahan lama perdarahan haid yang terjadi pada 3 bulan sampai dengan saat ini?

NYERI MENSTRUASI DAN PMS Daftar Pertanyaan

No 1

Apakah adik merasa nyeri/ kram saat menstruasi?

2

Apakah nyeri yang dirasakan hanya dibagian perut bagian bawah saja?

3

Apakah nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk?

4

Ketika nyeri haid, apakah adik merasa bernafas lebih cepat dari biasanya?

5

Apakah nyeri juga disertai rasa pusing dan mual?

6

Ketika nyeri haid, apakah adik masih tetap dapat melakukan kegiatan sehari-hari?

7

Apakah nyeri haid dapat berkurang/ hilang saat istirahat?

8

Apakah nyeri/ kram tersebut berlangsung selama haid?

9

Apakah nyeri haid selalu muncul setiap adik menstruasi (tiap bulan)?

10

Apakah adik pernah mengalami pre menstrual sindrom selama 3 bulan ini?

Ya

Tidak

Related Documents


More Documents from "Herman Adriansyah AL Tjakraningrat"