Proposal Es_kadek Kristian Dwi Cahya.pptx

  • Uploaded by: Kristian Dwi Cahya
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Proposal Es_kadek Kristian Dwi Cahya.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,326
  • Pages: 34
USULAN PENELITIAN SKRIPSI

KARAKTERISTIK PENDERITA GANGGUAN PENDENGARAN DI POLIKLINIK THT-KL RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2017-2018 KADEK KRISTIAN DWI CAHYA 1602511058

BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG Gangguan pendengaran adalah ketidakmampuan secara sebagian atau keseluruhan untuk mendengarkan suara pada salah satu maupun kedua telinga (Susanto, 2010)

Jawa Barat 4,7% (WHO, 2015) Susanto, 2010. Risiko Gangguan Pendengaran pada Neonatus Hiperbilirubinemia. Universitas Diponegoro, Semarang.

RUMUSAN MASALAH Bagaimana Gambaran Karakteristik Penderita Gangguan Pendengaran di Poliklinik THT-KL RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2017-2018? • • • • •

Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan

Usia Jenis Kelamin Keluhan Utama Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Tes Pendengaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI GANGGUAN PENDENGARAN

Gangguan Pendengaran adalah kondisi yang menggambarkan kehilangan pendengaran pada salah satu atau pada kedua telinga

Schrijver I. Hereditary non-syndromic sensorineural hearing loss. J Mol Diagn 2004;6(4):275-84

ANATOMI TELINGA Telinga Luar 1. Daun Telinga (Pinna) 2. Meatus Akustikus Eksterna/Liang Telinga Luar 3. Membran Timpani Telinga Tengah 1. Cavum Timpani 2. Tuba Eusthacius 3. Tulang-tulang Pendengaran Telinga Dalam 1. Koklear 2. Sistem Vestibular

Rappaport JM, Provensan C. Neuro-otology for audiologist. In: Jack Katz eds. Handbook of audiology. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2002: 9-13.

FISIOLOGI MENDENGAR Suara masuk melalui daun telinga

Diteruskan ke membran timpani

Menggetarkan tulangtulang pendengaran

Gelombang suara diteruskan ke koklea

Sherwood L. 2010. Human physiology from cell to systems. Belmont: Brooks/Cole.

FISIOLOGI MENDENGAR Cairan di skala vestibuli menuju ke skala timpani melalui helicotremanya

Sherwood L. 2010. Human physiology from cell to systems. Belmont: Brooks/Cole.

FISIOLOGI MENDENGAR Proses penyampaian pesan gelombang suara dari nervus cochlearis menuju ke area korteks pendengaran primer dan korteks asosiasi di otak Korteks Pendengaran Primer area Broadmann 41,42 Korteks Asosiasi Pendengaran area Broadmann 22

Sherwood L. 2010. Human physiology from cell to systems. Belmont: Brooks/Cole.

ETIOLOGI GANGGUAN PENDENGARAN

Allen PD, Eddins DA. Presbycusis phenotypes form a heterogeneous continuum when ordered by degree and configuration of hearing loss. Hear Res 2010; 264: 10-20.

EPIDEMIOLOGI GANGGUAN PENDENGARAN Pada tahun 2015 WHO menyebutkan terdapat 278 juta penduduk dunia yang menderita gangguan pendengaran

GANGGUAN PENDENGARAN Pada tahun 2002 WHO menyebutkan terdapat 250 juta atau sebesar 4,2% penduduk dunia yang menderita gangguan pendengaran

Sedangkan di Indonesia pada tahun 2017 terdapat sekitar 15 juta atau sekitar 30% menderita gangguan pendengaran

Lin FR, Thorpe R, Gordon-Salant S, et al. (2011). Hearing loss prevalence and risk factors among older adults in the United States. J Gerontol A Biol Sci Med Sci, 66(5):582–90.

FAKTOR RISIKO GANGGUAN PENDENGARAN

American Speech-Language Hearing Association (ASHA). Type, Degree, and Configuration of Hearing Loss. Audiology Information Series. ASHA; 2011.

KLASIFIKASI GANGGUAN PENDENGARAN Klasifikasi Secara Umum

Klasifikasi Menurut Waktu Kejadian

Tuli Konduksi • Tuli Konduksi Telinga Tengah • Tuli Konduksi Telinga Luar Tuli Sensorineural • Tuli Sensorineural Koklea • Tuli Sensorineural Retrokoklea

Prelingual Postlingual

Tuli Campuran

Howard, D., 2007. Intercultural Communivations and Conductive Hearing Loss. First Peoples Child & Family Review 3(4): 96-105.

JENIS-JENIS TES PENDENGARAN TES PENDENGARAN

TES AUDIOMETRI TES GARPUTALA - Audiometri Nada Murni - Tes Rinne - Audiometri Tutur - Tes Webber - Tes Schwabach TES OAE TES BERBISIK

TES BERA

Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Alih bahasa: Setiawan I, Tengadi KA, Santoso A. 1st ed. Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 1997: 827-34.

TES GARPUTALA Tes Rinne

Interpretasi - Arah lateralisasi ke telinga sakit: Tuli konduktif - Arah lateralisasi ke telinga sehat: Tuli sensorineural

Interpretasi (+) : Normal/Tuli Sensorineural (- ) : Tuli Konduksi Tes Weber

Tes Schwabach

Interpretasi Sama : Normal Memanjang : Konduktif Memendek : Sensorineural

Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Alih bahasa: Setiawan I, Tengadi KA, Santoso A. 1st ed. Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 1997: 827-34.

TES BERBISIK Tes ini bersifat semi kuantitatif Jarak pemeriksa dengan pasien adalah 6 meter Dilakukan bergantian pada kedua telinga Interpretasi Pendengaran normal apabila pasien mampu mendengar dari jarak 5 atau 6 meter

Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Alih bahasa: Setiawan I, Tengadi KA, Santoso A. 1st ed. Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 1997: 827-34.

TES AUDIOMETRI NADA MURNI Derajat ketulian ISO : 0 – 25 dB = normal > 25 – 40 dB = tuli ringan > 40 – 55 dB = tuli sedang > 55 – 70 dB = tuli sedang berat > 70 – 90 dB = tuli berat > 90 dB = tuli sangat berat Jenis Ketulian - Normal - Tuli Sensorineural - Tuli Konduktif - Tuli Campuran

Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Alih bahasa: Setiawan I, Tengadi KA, Santoso A. 1st ed. Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 1997: 827-34.

INTERPRETASI AUDIOMETRI Jenis ketulian : 1. Normal : AC dan BC sama atau < 25 dB, atau AC dan BC berimpit, tidak ada gap 2. Tuli perseptif (sensorineural) :AC dan BC > 25 dB, atau AC dan BC berimpit (tidak ada gap) 3. Tuli konduktif :BC normal atau < 25 dB, atau AC> 25 dB, atau antara AC dan BC terdapat gap 4. Tuli campur :BC > 25 dB, atau AC > BC, terdapat gap

Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Alih bahasa: Setiawan I, Tengadi KA, Santoso A. 1st ed. Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 1997: 827-34.

TES AUDIOMETRI TUTUR Pada tes ini menggunakan kata-kata yang sudah disusun dan pasien diminta untuk menirukan

Pada tuli sensorineural koklea pasien sulit membedakan bunyi S,R,N,C,H,CH dan pada tuli sensorineural retrokoklea pasien lebih sulit lagi untuk membedakannya

Apabila kata yang betul : speech discrimination score : 90 – 100% = berarti pendengaran normal 75 – 90% = tuli ringan 60 – 75% = tuli sedang 50 – 60 % = kesukaran mengikuti pembicaraan sehari-hari < 50% = tuli berat Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Alih bahasa: Setiawan I, Tengadi KA, Santoso A. 1st ed. Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 1997: 827-34.

TES OTO ACUSTIC EMISSION (OAE)

Indikator yang digunakan adalah PASS dan REFER

Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Alih bahasa: Setiawan I, Tengadi KA, Santoso A. 1st ed. Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 1997: 827-34.

TES BERA

Distribusi derajat ketulian dari hasil pemeriksaan BERA (Sholihati, 2010) Berdasarkan derajat ketulian 0 - 25 db (normal)

AD 1 (1,56 %)

AS 3 (4,69 %)

> 25 – 40 db(mild SNHL)

2 (3,13 %)

2 (3,13 %)

> 40 – 55 db(moderate SNHL)

4 (6,25 %)

1 (1,56 %)

> 55 – 70 db(moderate severe

25 (39 %)

31 (48,4 %)

> 70 - 90 db(severe SNHL)

13 (20,36 %)

6 (9,38 %)

> 90 db( profound SNHL)

19 (29,6 %) 64 (100 %)

21 (32,84 %) 64 (100%)

SNHL)

Pemeriksaan elektrofisiologi untuk menilai integritas sistem auditori, bersifat objektif dan tidak invasive

Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Alih bahasa: Setiawan I, Tengadi KA, Santoso A. 1st ed. Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 1997: 827-34.

BAB III KERANGKA KONSEP DAN KERANGKA BERPIKIR

KERANGKA KONSEP

DATA POLIKLINIK

Usia Jenis kelamin

KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI

Keluhan utama Jenis tes pendengaran Gambaran hasil pemeriksaan

GANGGUAN PENDENGARAN

KERANGKA BERPIKIR

DEGENERATIVE

PENGGUNAAN OBAT TERAPEUTIK

PENURUNAN FUNGSI VASCULARIS STRIA

AKUMULASI TOKSIN

GENETIK

MUTASI GEN KERUSAKAN SEL-SEL RAMBUT SENSORIS KOKLEA

KEHILANGAN PENDENGARAN MENDADAK

MEROKOK

GANGGUAN PENDENGARAN

GANGGUAN VASCULARISASI

AKTIVASI ROS

TEKANAN MEKANIK AKIBAT SUARA INTENS

KEBISINGAN

BAB IV METODE PENELITIAN

RANCANGAN PENELITIAN

Deskriptif

Cross-Sectional Variabel Bebas & Terikat

KARAKTERISTIK GANGGUAN PENDENGARAN

SUBJEK PENELITIAN

SUBJEK PENELITIAN Memenuhi Kriteria Inklusi dan Eksklusi

POPULASI TARGET

Semua pasien terdiagnosis gangguan pendengaran di Poliklinik THT-KL RSUP Sanglah

POPULASI TERJANGKAU

Semua pasien yang melakukan tes pendengaran di Poliklinik THT-KL RSUP Sanglah

BESARAN SAMPEL

BESAR SAMPEL

Besar sampel adalah sama dengan populasi (total sampling) yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

Sampel penelitian ini diambil dari data poliklinik baik yang menjalani atau tidak menjalani perawatan di Rumah Sakit

VARIABEL PENELITIAN VARIABEL BEBAS

VARIABEL TERIKAT

USIA

JENIS KELAMIN

KELUHAN UTAMA

JENIS TES PENDENGARAN GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN

INSTRUMEN PENELITIAN

DATA REGISTER DATA REGISTER

LEMBAR LEMBAR PENCATATAN DATA PENCATATAN DATA

LAPTOP LAPTOP

PENGUMPULAN DATA

Memilih Sampel Sesuai Kriteria Inklusi

Pengklasifikasian Data

Mengumpulkan Data

Lembar Pencatatan Data

PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Entry Data

Recode

Analisis Deskriptif

Tabel/ Gambar

USULAN PENELITIAN SKRIPSI

KARAKTERISTIK PENDERITA GANGGUAN PENDENGARAN DI POLIKLINIK THT-KL RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2017-2018 KADEK KRISTIAN DWI CAHYA 1602511058

Related Documents

Kristian
May 2020 17
Dwi
July 2020 46
Dwi
June 2020 30
Kristian Hlabu.pdf
June 2020 13

More Documents from "Dwi Wulandari"