2.2
PROFIL PUSKESMAS
2.2.1 Gambaran Umum Puskesmas Ngagel Rejo a. Nama Puskesmas
: Puskesmas Ngagel Rejo
b. Alamat Kantor
: Jl. Ngagel Dadi III/17
c. No. Telepon/Fax
: (031) 5047055
d. Email Kantor
:
[email protected]
e. Tahun Berdiri
: Tahun 1981
f. Tipe Puskesmas
: Puskesmas Rawat Jalan
Puskesmas Ngagel Rejo ditempati mulai tahun 1984 yang menjadi Puskesmas Induk dengan wilayah kerja 2 (dua) Kelurahan yaitu Kelurahan Ngagel dan Ngagel Rejo.
2.2.1 Visi, Misi, Moto, dan Janji Layanan 2.2.1.1 Visi : “ Mewujudkan Masyarakat Wilayah Puskesmas Ngagel Rejo Sehat dan Mandiri ” 2.2.1.2 Misi : 1. Memberikan pelayanan yang prima. Memberikan pelayanan yang bermutu, merata dan mudah dijangkau masyarakat dengan meningkatkan SDM petugas. 2. Melibatkan peran serta masyarakat di bidang kesehatan dalam mewujudkan masyarakat yang sehat secara mandiri. 2.2.1.3 Moto
: "Sahabat Sehat Masyarakat"
2.2.1.4 Janji Layanan : "TERCINTA" TERAMPIL
: Terampil dalam melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensinya.
EDUKATIF
: Selalu memberikan informasi maupun pengetahuan tentang kesehatan kepada masyarakat.
RAMAH
: Ramah dalam melayani setiap pasien yang datang tanpa memandang status.
CEKATAN
: Cekatan
dalam
melaksanakan
kesehatan yang ada di puskesmas.
setiap
program
INOVATIF
: Selalu mencari cara untuk menunjang keberhasilan setiap program.
NYAMAN
: Layanan dan
fasilitas yang disediakan memberi
kenyamanan pada pasien yang berkunjung. TULUS
: Memberikan pelayanan sepenuh hati.
AMANAH
: Memegang
amanah
dalam
melayani
untuk
mewujudkan masyarakat yang sehat dan mandiri di wilayah Puskesmas Ngagel Rejo.
2.2.2 Wilayah Kerja 2.2.3.1 Luas Wilayah Kerja Jumlah total wilayah kerja Puskesmas Ngagel Rejo adalah 2203 km yang terbagi atas 2 Kelurahan Ngagel Rejo luasnya 136.3 Ha meliputi 12 RW dan Kelurahan Ngagel luasnya 84 Ha meliputi 5 RW. 2.2.3.2 Batas Wilayah Kerja a. Sebelah Timur
: Kelurahan Barata Jaya
b. Sebelah Barat
: Kelurahan Darmo
c. Sebelah Selatan
: Kelurahan Jagir
d. Sebelah Utara
: Kelurahan Pucang Sewu
2.2.3.3 Peta Lokasi dan Wilayah Kerja
2.2.3 Data Demografis 2.2.3.1 Jumlah penduduk menurut jenis kelamin Tabel 2.1 Distribusi penduduk menurut jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas Ngagel Rejo. JENIS KELAMIN TOTAL L P 26.905
27.664
54.569
Sumber : Data Sasaran Program Kesehatan Kota Surabaya Tahun 2019. Dari tabel di atas terlihat bahwa kelompok penduduk perempuan jumlahnya lebih banyak daripada penduduk laki-laki. 2.2.3.2 Piramida penduduk Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Puskesmas Ngagel Rejo Tahun 2019 No.
Umur
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
0-01 th
679
651
1330
2
01-04 th
2545
2445
4990
3
05-09 th
3530
3453
6983
4
10-14 th
3289
3189
6478
5
15-19 th
2856
2862
5718
6
20-24 th
2292
2593
4885
7
25-29 th
2211
2491
4702
8
30-34 th
1966
2022
3988
9
35-39 th
1741
1662
3403
10
40-44 th
1185
1239
2424
11
45-49 th
1118
1186
2304
No.
Umur
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
12
50-54 th
987
1038
2025
13
55-59 th
704
786
1490
14
60-64 th
680
705
1385
15
>64 th
960
1145
2105
Sumber : Proyeksi Penduduk Kota Surabaya menurut Bapemas & KB Tahun 2019. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kelompok umur 05-09 tahun adalah yang paling banyak penduduknya yaitu sebanyak 6983 orang, sedangkan yang paling sedikit adalah kelompok umur 0-01 tahun sebanyak 1330 orang.
Grafik 2.1 Piramida Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2019 >64 th 60-64 th 55-59 th 50-54 th 45-49 th 40-44 th 35-39 th 30-34 th 25-29 th 20-24 th 15-19 th 10-14 th 05-09 th 01-04 th 0-01 th -4000
-2000
Perempuan Laki-laki
0
2000
4000
Dari grafik piramida tersebut terlihat bahwa kelompok penduduk perempuan jumlahnya lebih banyak pada hampir di setiap kelompok umur.
2.2.4 Jumlah Pemberdayaan Masyarakat 2.2.4.1 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Ngagel Rejo Tahun 2019 No.
PENDIDIKAN
NGAGEL REJO NGAGEL JUMLAH
1
Taman Kanak-kanak
1817
2660
4477
2
Sekolah Dasar
11368
1813
13181
3
SMP/SLTP
15111
1680
16791
4
SMU / SLTA
12137
1550
13687
5
Akademi (D1-D3)
6957
162
7119
6
Sarjana (S1-S3)
235
869
1104
Sumber : Data Monografi Kelurahan Ngagel Rejo dan Ngagel Tahun 2019
Untuk memperjelas tabel di atas, distribusi jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada grafik piramida penduduk di bawah ini.
Grafik 2.2 Grafik Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Ngagel Rejo Tahun 2019.
Sumber : Data Monografi Kelurahan Ngagel Rejo dan Ngagel Tahun 2019. Dari tabel dan grafik di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk wilayah kerja Puskesmas Ngagel Rejo berdaasarkan tingkat pendidikannya adalah usia SMP/SLTP. 2.2.4.2 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Wilayah Kerja Puskesmas Ngagel Rejo Tahun 2019 No.
Mata Pencarian
Ngagel Rejo
Ngagel
Jumlah
1
PNS
1353
89
1442
2
TNI
197
16
213
3
POLRI
201
47
248
4
Swasta
896
1410
2306
5
Pensiunan
4508
39
4547
6
Wiraswasta
887
295
1182
7
Dagang
1081
158
1239
Sumber : Profil Kelurahan Ngagel Rejo dan Ngagel Tahun 2019
Untuk memperjelas tabel di atas, distribusi jumlah penduduk menurut mata pencarian dapat dilihat pada grafik distribusi penduduk berdasarkan mata pencarian di bawah ini.
Grafik 2.3 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencarian Besar di Wilayah Kerja Puskesmas Ngagel Rejo Tahun 2019
1239
1442
213 248
PNS TNI
1182
POLRI 2306
Swasta Pensiunan Wiraswasta
4547
Dagang
Sumber : Data Monografi Kelurahan Ngagel Rejo dan Ngagel Tahun 2019 Dari Tabel dan Grafik didapatkan bahwa distribusi penduduk berdasarkan mata pencarian yang menduduki 3 besar teratas adalah Pensiunan sebanyak 4547 orang, Swasta sebanyak 2306 dan PNS sebanyak 1442 orang. Namun demikian terdapat industri kecil di wilayah Puskesmas Ngagel Rejo yaitu pengrajin rotan.
2.2.5 JUMLAH JARINGAN PUSKESMAS DAN JEJARING 1. Rumah sakit umum pemerintah
: 0 unit
2. Rumah sakit umum swasta
: 0 unit
3. Rumah sakit bersalin
: 1 unit
4. Dokter Praktek Swasta
: 30 unit
5. Dokter Spesialis
: 9 unit
6. Bidan Praktek Swasta
: 8 unit
7. Balai Pengobatan
: 1 unit
8. Klinik
: 2 unit
9. Laboratorium
: 2 unit
10. Apotik / depot obat
: 15 unit
11. Posyandu Balita
: 74 Pos
12. Posyandu Lansia
: 15 Pos
13. Pusling
: 2 Pos
14. Posbindu
: 16 Pos
15. Poskeskel
: 2 Pos
16. Optikel
: 1 unit
17. Desa Siaga
: 2 Desa/Kel
2.2.6 Situasi Upaya / Pelayanan Kesehatan 2.2.6.1 UKM Essensial a. Kesehatan Ibu Pelayanan kesehatan ibu hamil yaitu meliputi pemeriksaan ibu hamil K1, K4, persalinan di tolong tenaga kesehatan, pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan dan penanganan komplikasi kebidanan. Cakupan pemeriksaan ibu hamil K1 pada tahun 2018 dilaporkan sebesar 100% sehingga sudah mencapai target K1 untuk wilayah puskesmas Ngagel Rejo. Cakupan pemeriksaan ibu hamil tahun 2018 dilaporkan sebesar 100% sehingga sudah memenuhi target. Sedangkan untuk pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan sudah memenuhi target (99,53%) karena belum optimalnya pencatatan dan pelaporan dari faskes ranap persalinan, rencana tindak lanjut yang dilakukan adalah dengan penyuluhan dan konseling pentingnya pertolongan persalinan ditolong di faskes oleh tenaga berkompeten. Sedangkan untuk pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan juga sudah mencapai target (99.53%) karena kurangnya kesadaran dan pengetahuan ibu nifas akan pemeriksaan selama masa nifas, untuk rencana tindak lanjutnya adalah bekerjasama dengan kader untuk menginformasikan pencatatan dan pelaporan bufas pada laporan posyandu ke puskesmas dan melakukan kunjungan rumah serta berkoordinasi dengan bikel dan Pembina wilayah. Untuk Penanganan komplikasi kebidanan juga mencapai target (95,13%) karena bukan merupakan puskesmas poned untuk rencana tindak lanjutnya adalah penyuluhan kesehatan resti bumil dan tanda-tanda bahaya kehamilan.
b. Kesehatan Bayi dan Anak Kunjungan bayi (pelayanan kesehatan neonatus pertama/KN1) di Puskesmas Ngagel Rejo tahun 2018 dilaporkan sudah mencapai target 100%. Sedangkan untuk pelayanan kesehatan neonatus (0-28 hari/KN lengkap) juga sudah memenuhi target 100%. Penanganan komplikasi neonatus pencapaiannya sudah sesuai target (95,48%) hal ini dikarenakan bukan puskesmas poned selain itu kurang optimalnya kerjasama dengan rumah sakit dan rumah bersalin yang ada di wilayah kerja puskesmas untuk rencana tindak lanjutnya adalah dengan bekerjasama dengan rumah sakit dan rumah bersalin serta penyuluhan kepada ibu tengtang tanda-tanda bahaya bayi baru lahir. Sedangkan untuk pelayanan kesehan bayi 29 hari – 11 bulan pencapaiannya sudah sesuai dengan target (100%) hal ini dikarenakan semakin meningkatnya kesadaran ibu akan pentingnya memeriksakan bayi sesuai jadwal di posyandu, puskesmas atau BPM. Untuk pelayanan anak balita 12 – 59 bulan sudah memenuhi target (96,62%) hal ini karena kurang optimalnya pelayanan di posyandu untuk rencana tindak lanjutnya adalah pembinaan posyandu oleh petugas supaya kader melakukan SDIDTK pada balita. Sedangkan pelayanan kesehatan balita (0-59 bulan) pencapaianya sudah sesuai dengan target (100%). Untuk pelayanan kesehatan anak sekolah (apras) pencapaiannya sudah sesuai dengan target (96,17) hal ini dikarenakan belum semua sekolah rutin melakukan SDIDTK pada muridnya selain itu juga belum semua guru terlatih melakukan SDIDTK , rencana tindak lanjutnya adalah berkoordinasi dengan guru TK untuk jadwal pelaksanaan SDIDTK dan kerjasama untuk pelaksanaan dan pelaporan serta refreshing SDIDTK untuk guru TK. c. Imunisasi Pencapaian program imunisasi lengkap di wilayah puskesmas Ngagel Rejo tahun 2018 dilaporkan 87,7 %. Belum tercapai karena belum semua bayi dengan imunisasi lengkap tercatat. Cakupan imunisasi TT Wus juga belum mencapat target yaitu 53% hal ini dikarenakan kurangnya penjaringan dan kurangnya koordinasi dengan kader. Rencana tindak lanjut agar target tercapai ialah berkordinasi dengan kader serta jaringan dan jejaring puskesmas terkait masalah pencatatan laporan. Untuk Desa Uci sudah mencapai target
untuk kelurahan Ngagel dan Ngagel Rejo (100%), untuk imunisasi lanjutan pada baduta juga sudah mencapai target (96.7%). d. Kesehatan Lansia Kesehatan lansia dilaporkan sebesar 84.2 % yang sudah dilayani kesehatannya dalam program kesehatan lansia di wilayah puskesmas Ngagel Rejo. Hal ini belum sesuai dengan target karena kurangnya tenaga sedangkan untuk rencana tindak lanjutnya adalah pembinaan kader untuk bisa melakukan screening pada lansia serta koordinasi dengan lintas program. e. Keluarga Berencana (KB) Peserta KB aktif dilaporkan sebanyak 75.7% dari 9276 PUS, hal ini dikarenakan masih banyak masyarakat yang takut ber-KB, masih banyak masyarakat yang menggunakan KB alami, belum optimalnya sistem pencatatan dan pelaporan dari mitra sarana kesehatan. f. Kejadian Luar Biasa (KLB) Pada kejadian luar biasa di Puskesmas, sasaran utama adalah mencegah kejadian penyakit difteri dan campak. g. Promosi Kesehatan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Posyandu Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Upaya peningkatan peran dan fungsi Posyandu bukan semata-mata tanggungjawab pemerintah saja, namun semua komponen yang ada di masyarakat, termasuk kader. Peran kader dalam penyelenggaraan Posyandu sangat besar karena selain sebagai pemberi informasi kesehatan kepada masyarakat juga sebagai penggerak masyarakat untuk datang ke
Posyandu dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat. Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Ngagel Rejo terdiri sebagai berikut : i. Posyandu Balita Pelayanan posyandu balita merupakan pelayanan yang mencakup kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, imunisasi, gizi dan pencegahan dan penganggulangan diare. ii. Posyandu Lansia Pengertiannya adalah sebagai berikut : Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaranya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya. Posyandu lansia/kelompok usia lanjut adalah merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat atau UKBM yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan kebutuhan itu sendiri khususnya para penduduk usia lanjut. Pengertian usia lanjut adalah mereka yang telah berusia 60 tahun keatas.
Pos UKK Pos UKK adalah bentuk operasional dari pelayanan kesehatan tingkat primer (PHC) di lingkungan pekerja dan merupakan wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja yang terencana, teratur dan berkesinambungan yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat pekerja. Di puskesmas Ngagel Rejo ada dua kelompok UKK yang terdiri dari kelompok pedagang di pasar.
Posbindu Posbindu merupakan wadah peran serta masyarakat dalam kegiatan deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut faktor resiko PTM secara mandiri dan
berkesinambungan. Tujuannya untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini faktor risiko PTM. Kegiatan ini dikembangkan sebagai bentuk kewaspadaan dini, mengingat hampir semua faktor risiko PTM tidak memberikan gejala pada yang mengalaminya. Di puskesmas Ngagel Rejo sendiri ada 15 posbindu yang sudah aktif.
Poskeskel Poskeskel adalah upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang di bentuk di desa/kelurahan dalam rangka menyediakan/mendekatkan pelayanan kesehatan dasar utamanya promotif dan preventif bagi masyarakat desa dengan melibatkan atau tenaga sukarela lainnya. Untuk di wilayah kerja Puskesmas Ngagel Rejo sendiri ada dua poskeskel yang sudah aktif yaitu poskeskel kelurahan Ngagel dan poskeskel kelurahan Ngagel Rejo.
h. Kesehatan Lingkungan Jumlah rumah yang dilakukan pemeriksaan kesehatan lingkungan pada tahun 2018 dilaporkan sebanyak 8679 (100%) , 7669 (88.36%) masuk di dalam kategori rumah sehat. Adapun Pembinaan terhadap tempat pengelolaan makanan yang dilakukan oleh petugas adalah 75 TPM dari total 85 TPM (88.2%) dan yang memenuhi syarat 49 TPM (65.35). Sedangkan untuk pembinaan terhadap sarana TTU adalah 21 TTU (100%) sedangkan yang memenuhi syarat 20 TTU (96.6%). Untuk sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) Rumah tangga yang memiliki akses terhadap jamban sehat adalah 17301 KK dari total KK 18524 (98.3%), Sedangkan untuk kelurahan yang ODF pencapaiannya masih 0% hal ini dikarenakan Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya jamban sehat, serta kurangnya peran lintas sektor yang terlibat dalam menangani masalah tersebut, pokja STBM belum berjalan maksimal untuk rencana tindak lanjutnya adalah Pengaktifan pokja STBM yang sudah terbentuk, kerjasama dengan Apsani, pemicuan BABS. i. Upaya Pelayanan Gizi Untuk pelayanan gizi data yang dilaporkan untuk pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi umur 6 – 11 bulan adalah 539 bayi (76.65%) belum sesuai dengan
target hal ini dikarenakan kurangnya informasi dan balita tidak datang ke posyandu untuk rencana tindak lanjutnya adalah sosialisasi sebelum pelaksanaan. Untuk pemberian vitamin A dosis tinggi pada balita umur 12-59 bulan pencapaiannya 2343 (82,5%) dan belum mencapai target. Untuk penimbangan balita D/S pencapaiannya 2919 (82.3%), sedangkan balita yang naik berat badannya 1787 (65%) dan sudah mencapai target. Untuk BGM pencapaiannya 0,9% (25 balita yang ditemukan) dan sudah sesuai dengan target. Bayi usia 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif adalah 73 (57,9%) dan belum mencapai target, hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran ibu akan pentingnya ASI eksklusif dan rencana tindak lanjutnya adalah pembentukan KP ASI. Untuk balita stunting yang ditemukan 196 balita (6.7%) dari total balita dan sudah mencapai target. j. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Untuk upaya pencegahan penyakit menular berdasarkan data yang diperoleh pelayanan diare pada balita adalah 176 (29%) dan belum mencapai target, hal ini dikarenakan kurangnya penjaringan di posyandu dan kurangnya koordinasi dengan kader. Rencana tindak lanjut yang dilakukan adalah berkoordinasi dengan kader untuk menjaring balita yang diare di posyandu. Untuk penemuan kasus ISPA pneumonia pada balita 51 kasus (21%), hal ini dikarenakan kurangnya kerja sama dengan lintas sector, serta kurangnya penjaringan untuk rencana tindak lanjutnya adalah pertemuan jejaring puskesmas untuk pelaporan ISPA. Untuk TBC kasus TBC yang ditemukan dan diobati adalah 64 penderita (45.7%) dan belum mencapai target, hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya ke fasilitas kesehatan, sedangkan untuk rencana tindak lanjutnya adalah edukasi ke masyarakat tentang gejala dan bahaya penyakit TBC. Untuk penemuan terduga kasus TBC pencapaiannya 253 (55,4%) dan belum memenuhi target, hal ini karena kurangnya penjaringan oleh petugas dan kader dan rencana tindak lanjutnya mengaktifkan kembali kader untuk menjaring suspect TB.
2.2.6.2 UKM Pengembangan a. Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) Untuk pelayanan kesehatan masyarakat (perkesmas) hasil yang dilaporkan dari kegiatan kunjungan rumah adalah 80,5 % dan sudah sesuai dari target 80%. Sedangkan untuk induvidu dan keluarganya dari keluarga rawan yang mendapat perawatan pencapaiannya adalah 100% dari target yang ditetapkan yaitu 70% dan sudah mencapai target. Untuk kenaikan tingkat kemandirian keluarga pencapaiannya adalah 100% dan sudah tercapai dari target yang diminta yaitu 50%. b. Pelayanan Kesehatan Jiwa Untuk pemberdayaan kelompok masyarakat terkait kesehatan jiwa pencapaiannya 25,2% dan sudah tercapai dari target yang ditetapkan yaitu 25%. Untuk orang dengan gangguan jiwa berat yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar pencapaiannya masih 37,5% dan belum tercapai dari 100% target yang diminta hal ini dikarenakan tidak semua penderita jiwa berobat di puskesmas dan sebagian masyarakat masih merasa malu jika ada keluarnya yang mengalami gangguan jiwa sehingga mereka tidak memeriksakan yang bersangkutan ke fasilitas kesehatan sedangkan untuk rencana tindak lanjutnya berkoordinasi dengan jejaring puskesmas untuk pelaporan kasus jiwa, pengaktifan kader jiwa untuk mengedukasi keluarga yang tidak mau membawa klien kefasilitas kesehatan. Sedangkan Setiap orang dengan gangguan jiwa ringan atau gangguan mental emosional mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar pencapaiannya 70,1% dan belum sesuai dengan target yang ditentukan yaitu 100% hal ini dikarenakan kurangnya screening sedangkan untuk rencana tindak lanjutnya adalah meningkatkan screening di dalam gedung dan luar gedung bekerjasama dengan kader jiwa. c. Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat Untuk PAUD/TK yang mendapat penyuluhan atau pemeriksaan gigi dan mulut adalah 2 TK dari 27 TK yang ada di wilayah kerja puskesmas Ngagel Rejo (7,4%) dan capaian tersebut belum memenuhi target yang telah ditetapkan yaitu 50%, hal ini dikarenakan sulitnya koordinasi dengan sekolah dan jumlah tenaga yang terbatas untuk rencana tindak lanjutnya Melakukan koordinasi dengan Guru TK
untuk menjadwal
kembali kegiatan penyuluhan atau pemeriksaan gigi dan mulut di sekolah. Sedangkan untuk Kunjungan ke Posyandu terkait kesehatan gigi dan mulut pencapaianya masih rendah
yaitu 13.5% dari target yang ditetapkan yaitu 30% hal ini dikarenakan koordinasi antar petugas dan penyuluhan gigi kurang difokuskan pada posyandu balita untuk rencana tindak lanjutnya menjadwal ulang kunjungan ke posyandu dan berkoordinasi dengan lintas program serta memporioritaskan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di posyandu. d. Pelayanan Kesehatan Olahraga Untuk kelompok/klub olah raga yang dibina pencapaiannya 100%, sedangkan untuk pengukuran kebugaran calon jamaah haji pencapaiannya 100% dan untuk pegukuran kebugaran jasmani pada anak sekolah pencapaianya 23,1 % dan belum sesuai dengan target yang telah ditetapkan yaitu 25% hal ini dikarenakan kurangnya tenaga dan terbatasnya dana dan untuk rencana tindak lanjutnya adalah pengusulan dana dan koordinasi dengan lintas program. e. Pelayanan Kesehatan Indera Mata Untuk penemuan dan penananan kasus refraksi pencapaiannya 85,4% dan pencapaiannya sudah sesuai dengan target yang diminta yaitu 60%, untuk penemuan kasus penyakit mata di puskesmas pencapaianya adalah 46,3% sehingga belum sesuai dari target 50% yang ditetapkan hal ini dikarenakan pasien lebih memilih berobat ke dokter spesialis mata dan optik untuk rencana tindak lanjutnya adalah sodialisasi deteksi dini screening mata di posbindu, posla dan posbal. Sedangkan penemuan kasus katarak pada usia diatas 45 tahun pencapaianya 15,1% sehingga belum sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu 30% hal ini dikarenakan apabila pasien dinyatakan katarak mereka takut untuk di operasi sehingga mereka enggan untuk dilakukan screening ulang dan utuk rencana tindak lanjutnya adalah sosialisasi penyakit katarak. Dan untuk pelayanan rujukan mata pencapaiannya 34,4% sehingga belum sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu maksimal 25% . Telinga Untuk penemuan kasus yang rujukan ke spesialis di Puskesmas melalui pemeriksaan fungsi pendengaran pencapaiannya sudah sesuai dengan target yaitu 5,5% dari target yang telah ditetapkan yaitu maksimal 12%, Sedangkan untuk penemuan kasus penyakit telinga di puskesmas pencapaiannya 87,5% dan sudah sesuai dengan
target yang ditetapkan yaitu 40% dan untuk Penemuan Kasus Serumen prop pencapaiannya sudah sesuai dengan target yaitu 82.4% dari 60% yang ditetapkan. f. Pelayanan Kesehatan Lansia Untuk indikator setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun ke atas mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar pencapaiannya adalah 84,2% sehingga belum sesuai dengan target yang telah ditetapkan yaitu 100% hal ini dikarenakan kurangnya tenaga dan kurangnya koordinasi dengan lintas program untuk rencana tindak lanjutnya adalah Pembinaan kepada kader untuk bisa melakukan screening pada lansia, koordinasi dengan lintas program. g. Pelayanan Kesehatan Kerja Untuk Pekerja formal yang mendapat konseling Pekerja formal yang mendapat konseling pencapaianya adalah 88.6% dan sudah sesuai dengan target, sedangkan untuk Pekerja informal yang mendapat konseling pencapaianya juga sudah memenuhi target yaitu 100% dan untuk Promotif dan preventif yang dilakukan pada kelompok kesehatan kerja pencapaiannya adalah 41,7% dan sudah sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu 30%. h. Kesehatan Matra Hasil pemeriksaan kesehatan jamaah haji 3 bulan sebelum operasional terdata pencapaiannya adalah 86,8% dan sudah mencapai target dan untuk terbentuknya Tim TRC (Tim Reaksi Cepat) pencapaianya adalah 100% dan sudah mencapai target. 2.2.6.3 Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) 1. Pelayanan Non Rawat Inap a. Angka Kontak Angka Kontak adalah peserta JKN (per nomor identitas peserta) yang terdaftar dan mendapatkan pelayanan kesehatan (kontak sakit maupun sehat) baik di dalam gedung maupun di luar gedung. Untuk angka kontak di puskesmas Ngagel Rejo pencapaiannya 20,6% dan sudah sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu minimal 15%. b. Rasio Rujukan Rawat Non Spesialistik
Kasus non spesialistik adalah kasus terkait 195 diagnosa yang harus ditangani di Puskesmas
serta
kriteria
Time-Age-Complication-Comorbidity
(TACC).
Kelayakan rujukan kasus tersebut berdasarkan kesepakatan dalam bentuk perjanjian
kerjasama
antara
BPJS
Kesehatan,
Puskesmas,
Dinkes
Kabupaten/Kota dan Organisasi Profesi dengan memperhatikan kemampuan pelayanan Puskesmas serta progresifitas penyakit yang merupakan keadaan khusus dan/atau kedaruratan medis. Untuk Puskesmas Ngagel Rejo pencapaianya 0,12% dan sudah mencapai target. c. Rasio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung ke FKTP (RPPB) Rasio peserta prolanis rutin kesinambungan pelayanan penyakit kronis. Penyakit kronis masuk Prolanis yaitu Diabetes Melitus, Hipertensi, Rujuk Balik (Jantung, Asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), Epilepsi, Stroke, Schizophrenia, dan Systemic Lupus Erythematosus (SLE)). Aktifitas Prolanis:(1) edukasi Klub (2) Konsultasi Medis (3) Pemantauan Kesehatan melalui pemeriksaan penunjang (4) Senam Prolanis (5) Home Visit (6) Pelayanan Obat secara rutin (obat PRB. Target yang ditetapkan untuk RPPB adalah 50%, untuk Puskesmas Ngagel Rejo pencapaiaanya 77,8% dan sudah memenuhi target. 2.2.6.4 Mutu Indikator mutu sasaran keselamatan pasien Puskesmas Ngagel Rejo adalah: 1. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien 2. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat 3. Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis dan keperawatan 4. Pengurangan terjadinya resiko infeksi di puskesmas 5. Tidak terjadi pasien jatuh.
2.2.7 Pelayanan 2.2.7.1 Jadwal Kegiatan Layanan Pagi Senin – Kamis
: 07.30 - 14.30
Jum'at
: 07.30 - 11.30
Sabtu
: 07.30 - 13.00
Sore Senin – Jumat
: 14.30 - 17.30
2.2.7.2 Alur Layanan Puskesmas Ngagel Rejo Gambar Alur Layanan Puskesmas Ngagel Rejo
2.2.8 Struktur Organisasi