Penentuan prioritas masalah dengan USG
Urgency Seberapa mendesak isu tersebut haru ibaha dikaitkan dengan waktu yang tersedia dan seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masala yang menyebabkan isu tadi. Urgency dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak masalah tersebut diselesaikan (Permenkes no 44, 2016)
Seriousness Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain kalua masalah penyebab isu tidak terpecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain yang berdiri sendiri. Seriousness dilihat dari dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, dan membahayakan sistem atau tidak (Permenkes no 44, 2016)
Growth Seberapa kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau dibiarkan (Permenkes no 44, 2016)
TABEL USG DAFTAR MASALAH
NO
DAFTAR MASALAH
U
S
G
TOTAL
RANK
1
Rendahnya ABJ
5
5
5
15
1
2
Naiknya Incidence Rate dari tahun lalu
5
5
5
15
1
3
Rendahnya pengetahuan masyarakat akan pilihan
3
1
4
8
3
5
5
5
15
1
tindakan dalam pengendalian nyamuk 4
Banyaknya kelompok usia anak yang terkena DBD
5
Rendahnya pengetahuan akan cara penggunaan
2
1
4
7
4
3
2
4
9
2
abate 6
Pengetahuan tentang PSN masih kurang
Pernyataan Masalah Dari 6 masalah yang telah dirumuskan, lalu dilakukan USG dan dibuat masalah yang akan diprioritaskan. Berikut adalah daftar masalah dari Puskesmas Ngagel Rejo yang harus diselesaikan, antara lain : 1. Rendahnya pengetahuan akan cara penggunaan abate 2. Banyaknya kelompok usia anak yang terkena DBD 3. Rendahnya pengetahuan masyarakat akan pilihan tindakan dalam pengendalian nyamuk 4. Naiknya Incidence Rate dari tahun lalu 5. Rendahnya ABJ
Penentuan penyebab masalah dengan Fishbone Penentuan penyebab masalah dapat digali dengan diagtam Fish bone atau Ishikawa / Cause and Effect. Proses pembuatan diagram fish bone adalah sebagai berikut : a. Menuliskan masalah pada kepala ikan (bagian kanan atau efek) b. Membuat garis horizontal c. Menentukan penyebab maslah berupa duri-duri utama seperti manusia, material, dana, metode, lingkungan, dan lain-lain d. Melakukan curah pendapat pada salah satu duri utama untuk mengisi duri-duri lanjutan atau cabangnya e. Melanjutkan curah pendapat pada duri utama lainnya.
Berbagai masalah dapat dijelaskan dengan diagram Fish Bone sebagai berikut :
METHOD
MAN Opsi pilihan metode terbatas
Tidak semua rumah rutin melakukan 3M plus
Penyuluhan kurang sering dilakukan Kurangnya pengetahuan Jumantik
ABJ < 95% Tidak ada media yang digunakan untuk penyuluhan
Banyaknya jumlah tempat yang diperiksa
Pembasmian nyamuk dewasa jarang dilakukan
Tidak semua rumah mau diperiksa
MATERIAL
ENVIRONMENT
METHOD
MAN
Metode yang selama ini digunakan hanya untuk memberantas jentik nyamuk Ovitrap maupun penanaman kemangi belum dilakukan
Tidak semua orang paham bahaya DBD
Pengetahuan akan DBD rendah
IR Tinggi Tidak ada media yang digunakan untuk penyuluhan
MATERIAL
Curah Hujan yang tidak menentu
Banyaknya sampah yang bisa berperan sebagai tempat genangan air
ENVIRONMENT
METHOD
MAN Penyuluhan di sekolah jarang dilakukan Rendahnya kepedulian untuk memberantas nyamuk
Guru maupun siswa kurang memahami cara penanggulangan DBD
Pengetahuan guru maupun siswa akan DBD rendah
Banyaknya kelompok anak yang terkena DBD
Jarang dilakukan fogging
Tidak ada media yang digunakan untuk penyuluhan
MATERIAL
Tidak ada anggota sekolah yang melakukan PSN
ENVIRONMENT
METHOD
MAN
Jarang dilakukan penyuluhan abate
Penggunaan abate masih jarang dilakukan Beredarnya informasi salah tentang abate
Kurangnya pengetahua n tentang abate
Belum ada bantuan abate dari pemerintah
MATERIAL
ENVIROMENT
METHOD
MAN Penyuluhan ke warga jarang dilakukan
Belum ada metode yang digunakan untuk mengedukasi
Kurangnya inisiatif warga untuk mencari informasi
Kurangnya pengetahuan tentang PSN
Partisipasi masyarakat kurang
Tidak ada media yang digunakan untuk penyuluhan
MATERIAL
ENVIROMENT
Daftar Penyebab masalah NO DAFTAR PENYEBAB MASALAH
U
1
Penyuluhan kurang sering dilakukan
2
Kurangnya pengetahuan Jumantik
3
Opsi pilihan metode PSN terbatas
4
Tidak semua rumah rutin melakukan 3M plus
5
Tidak ada media yang digunakan untuk penyuluhan
6
Pembasmian
nyamuk
dewasa
jarang
dilakukan 7
Banyaknya jumlah tempat yang diperiksa
8
Tidak semua orang paham bahaya DBD
9
Pengetahuan akan DBD rendah
10
Metode yang selama ini digunakan hanya untuk memberantas jentik nyamuk
11
Ovitrap maupun penanaman kemangi belum dilakukan
12
Banyaknya sampah yang bisa berperan sebagai tempat genangan air
13
Curah Hujan yang tidak menentu
14
Banyaknya sampah yang bisa berperan sebagai tempat genangan air
15
Jarang dilakukan fogging
S
G
TOTAL URUTAN
16
Penyuluhan di sekolah jarang dilakukan
17
Pengetahuan guru maupun siswa akan DBD rendah
18
Rendahnya kepedulian untuk memberantas nyamuk
19
Guru maupun siswa kurang memahami cara penanggulangan DBD
20
Tidak ada anggota sekolah yang melakukan PSN
21
Jarang dilakukan penyuluhan abate
22
Beredarnya informasi salah tentang abate
23
Belum ada bantuan abate dari pemerintah
24
Penggunaan abate masih jarang dilakukan
25
Penyuluhan ke warga jarang dilakukan
26
Kurangnya inisiatif warga untuk mencari informasi
27
Partisipasi masyarakat kurang
28
Belum ada metode yang digunakan untuk mengedukasi
Alternatif Pemecahan Masalah Untuk menentukan prioritas pemecahan masalah, tim dokter muda PKM Ngagel Rejo menggunakan metode CARL yang didasarkan pada serangkaian kriteria yang harus diberi skor 0-5. Kriteria CARL tersebut mempunyai arti: C = Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan peralatan)
A
= Accessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi atau tidak.
Kemudahaan dapat didasarkan pada ketersediaan metode/ cara / teknoloi serta penunjang pelaksanaan seperti peraturan atau juklak. R = Readiness yaitu kesiapan
dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran, seperti keahlian atau kemampuan dan motivasi.
L = Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam pemecahan masalah yang dibahas.
Setelah masalah atau alternatif pemecahan masalah diidentifikasi, kemudian dibuat tabel kriteria CARL dan diisi skornya. Bila ada beberapa pendapat tentang nilai skor yang diambil adalah rerata. Nilai total merupakan hasil perkalian: C x A x R x L. Urutan prioritas masalah adalah nilai total dari yang terbesar sampai dengan yang terkecil.
1. Kurangnya pengetahuan tentang abate a. Dilakukan sosialisasi mengenai abate b. Membuat poster cara penggunaana abate dengan benar 2. IR Tinggi a. Dilakukan penyuluhan tentang DBD dan bahayanya b. Membuat poster tentang DBD c. Mencoba inovasi lain “1 rumah 1 OVITRAP” 3. Banyaknya kelompok anak yang terkena DBD a. Melakukan penyuluhan ke sekolah-sekolah tentang PSN b. Membuat poster edukatif yang dapat di temple di sekolah 4. ABJ belum mencapai target a. Melakukan sosialisasi tentang PSN b. Mencoba inovasi lain “1 rumah 1 OVITRAP” c. Membuat poster tentang DBD 5. Pengetahuan masyarakat mengenai abate masih kurang a. Membuat poster mengenai cara penggunaan abate dengan benar b. Melakukan penyuluhan mengenai cara penggunaan abate secara benar
Hasil Alternatif Pemecahan Masalah dengan Metode CARL NO ALTERNATIF PEMECAHAN
C
A
R
L
TOTAL URUTAN
MASALAH 1
Dilakukan sosialisasi mengenai abate
10
8
9
9
36
2
2
Membuat poster cara pemakaian
9
7
8
9
33
5
10
7
9
8
34
4
abate secara benar 3
Dilakukan penyuluhan mengenai DBD dan bahayanya
4
Membuat poster mengenai DBD
9
7
7
8
31
7
5
Mencoba inovasi “1 rumah 1
10
9
9
9
37
1
6
6
7
8
27
9
6
6
7
6
25
8
OVITRAP” 6
Melakukan penyuluhan ke sekolah sekolah mengenai PSN
7
Membuat poster edukatif untuk di tempel di sekolah-sekolah
8
Melakukan sosialisasi mengenai PSN
8
7
9
8
32
6
9
Melakukan penyuluhan cara
10
8
8
9
35
3
penggunaan abate secara benar