TEWUJUDNYA MASYARAKAT NUSA TENGGARA BARAT YANG BERIMAN DAN BERDAYASAING Mengembangkan masyarakat madani yang berakhlak mulia, berbudaya, menghormati pluralitas dan kesetaraan gender; Meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkeadilan, terjangkau dan berkualitas; Menumbuhkan ekonomi berbasis sumberdaya lokal dan mengembangkan investasi dengan mengedepankan prinsip pembangunan berkelanjutan Melakukan percepatan pembangunan infrastruktur strategis dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi; Menegakkan supremasi hukum, pemerintahan yang bebas KKN dan memantapkan otonomi daerah;
GAMBARAN UMUM NTB Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, berlaku sejak 17 Desember 1958, menetapkan wilayah NTB sebagai daerah otonom dengan ibukota di Mataram. a.
Letak Geografis Provinsi NTB secara geografis terletak antara 08° 10’ - 09° 05’ Lintang Selatan dan 115° 46’ - 119° 05’ Bujur Timur dengan batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara : Laut Jawa dan Laut Flores. Sebelah Timur : Selat Sape, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sebelah Selatan : Samudera Hindia. Sebelah Barat : Selat Lombok, Provinsi Bali. 2
Luas daratan Provinsi NTB adalah 20.153,15 km , yang terdiri dari dua pulau 2
utama yaitu Pulau Lombok seluas 4.738,70 km (23,51%) dan Pulau Sumbawa seluas 2
15.414,50 km (76,49%). Di sekitar pulau tersebut terdapat ± 332 pulau-pulau kecil dengan panjang pantai 2.333 km. Dengan letak geografis tersebut, NTB mempunyai kedudukan yang sangat strategis karena: Berada pada lintas perhubungan Banda Aceh-Atambua yang secara ekonomis cukup menguntungkan; merupakan lintas perdagangan Surabaya-Makasar; sebagai daerah lintas wisata antara Pulau Bali, Komodo dan Toraja (segitiga emas pariwisata Indonesia).
b.
Penduduk Penduduk NTB menurut data tengah tahunan Tahun 2007 berjumlah 4.292.491 jiwa, dengan kepadatan penduduk rata-rata mencapai 211 jiwa per km2 dan tingkat pertumbuhan 1,27% per tahun. Data jumlah penduduk Tahun 2007 berdasarkan angka jumlah penduduk tengah tahunan belum dapat dirinci menurut jenis kelamin, kelompok umur, dan sex ratio sehingga untuk beberapa data yang disajikan masih dalam rincian jumlah penduduk per kabupaten/kota sebagaimana terlihat pada tabel berikut:
Tabel 1.1.
Jumlah Penduduk NTB per Kabupaten/Kota Berdasarkan Angka Tengah Tahunan Tahun 2007
No 1 2 3 4 5 6 7 71 72 52
Kabupaten/Kota LOMBOK BARAT LOMBOK TENGAH LOMBOK TIMUR SUMBAWA DOMPU BIMA SUMBAWA BARAT MATARAM KOTA BIMA Provinsi NTB
Jumlah Penduduk
Laju Pertumbuhan
796.107 831.286 1.056.312 406.888 208.867 412.504 97.013 356.141 127.373
2,58 1,55 1,18 1,69 2,01 0,64 2,08 1,72 1,94 1,64
4.292.491
Sumber : BPS – NTB 2007
Mengingat data demografi yang berkaitan dengan jumlah penduduk Tahun 2007, sampai saat ini untuk beberapa komponen belum dapat dirinci menurut kabupaten/kota, maka komponen jumlah penduduk usia kerja sektoral dan tingkat pendidikan yang disajikan dalam laporan ini adalah data penduduk secara total Tahun 2006, belum terpilah berdasarkan kabupaten/kota, sebagaimana diklasifikasikan pada tabel-tabel berikut: Tabel 1.2.
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Kabupaten/Kota Tahun 2006 KAB/KOTA
0 – 14 TH
15 – 64 TH
65 TH +
TOTAL
Kab. Lombok Barat
230.008
522.070
30.865
Kab. Lombok Tengah
241.960
547.520
36.292
825.772
Kab. Lombok Timur
321.225
681.633
50.489
1.053.347
Kab. Sumbawa
116.989
266.740
19.771
403.500
69.755
129.841
6.818
206.414
136.442
253.655
20.178
410.275
Kab. Dompu Kab. Bima
782.943
Kab. Sumbawa Barat
28.890
63.822
3.125
95.837
Kota Mataram
97.208
239.599
16.376
353.183
Kota Bima Total
38.906
82.117
5.012
126.035
1.281.383
2.786.997
188.926
4.257.306
Sumber: BPS – NTB Tahun 2006
Tabel 1.3.
Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Kegiatan Sehari-hari Tahun 2005 dan 2006
KAB/KOTA
BEKERJA
MENCARI KERJA
TOTAL
SEKOLAH
MENGURUS RMT
LAINNYA
TOTAL
Kab. Lombok Barat
294.460
28.781
323.241
35.381
114.632
37.778
187.791
Kab. Lombok Tengah
412.417
8.229
420.646
34.769
88.896
23.897
147.562
KAB/KOTA
BEKERJA
MENCARI KERJA
TOTAL
SEKOLAH
MENGURUS RMT
LAINNYA
TOTAL
Kab. Lombok Timur
400.177
29.902
430.079
44.306
179.175
62.305
285.786
Kab. Sbw + Sbw Brt
211.910
11.006
222.916
21.816
61.182
28.148
111.146
86.899
3.922
90.821
11.432
23.837
6.576
41.485
Kab. Bima
198.474
3.606
202.080
20.878
47.567
16.014
84.459
Kota Mataram
135.526
11.993
147.519
38.379
52.021
17.241
107.641
43.336
8.075
51.411
9.689
18.072
6.385
34.146
1.783.199 1.093.075
105.514 186.259
1.888.713 2.093.075
216.650 269.848
585.382 491.796
198.344 121.204
1.000.376 882.848
Kab. Dompu
Kota Bima Total 2005 2006
Sumber : BPS – NTB Tahun 2006
Tabel 1.4. Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005 dan 2006 KAB/KOTA
PERTANIAN
L A P A N G A N INDUSTRI PERDAGANGAN
U S A H A JASA LAINNYA
TOTAL
Kab. Lombok Barat
118.196
34.877
67.646
23.009
50.732
294.460
Kab. Lombok Tengah
235.246
74.251
36.112
28.138
38.670
412.417
Kab. Lombok Timur
204.242
45.724
56.420
45.442
47.349
400.177
Kab. Sbw+Sbw Brt
141.067
5.119
25.321
17.545
22.858
211.910
55.467
1.922
11.158
10.128
8.224
86.899
142.766
6.021
22.107
12.219
15.361
198.474
Kab. Dompu Kab. Bima Kota Mataram Kota Bima Total 2005 2006
5.247
12.893
47.674
44.676
25.036
135.526
10.775
4.160
10.363
11.530
6.508
43.336
913.006 899.526
184.967 190.271
276.801 346.017
192.687 232.080
215.738 238.922
1.783.199 1.906.816
Sumber : BPS – NTB Tahun 2006
Dari ketiga tabel di atas, dapat diketahui bahwa penduduk usia produktif pada Tahun 2006 (kelompok umur 15–64 tahun) sebesar 65,46% (2.786.997 jiwa), dan sisanya 34,54% (1.470.309 jiwa) merupakan penduduk non-produktif (kelompok umur 0–14 tahun dan 64 tahun keatas). Pada aspek ketenagakerjaan, penduduk usia 15 tahun keatas yang masih mencari kerja pada Tahun 2006 sebesar 6,26% (186.259 jiwa), sedangkan 52,22% (1.093.075 jiwa) telah bekerja pada berbagai lapangan usaha, yaitu: Sektor Pertanian 899.526 orang (47,17%), Sektor Perdagangan 346.017 orang (18,15%), Sektor Jasa 232.080 orang (12,17%), Sektor Industri 190.271 orang (9,98%) dan sektor lainnya 238.922 orang (12,53%). Penyerapan tenaga kerja terbesar terdapat pada Sektor Pertanian, sesuai dengan tipologi Daerah NTB yang agraris dan memiliki potensi lahan pertanian yang luas (± 62,00% dari luas wilayah). Berdasarkan tingkat pendidikan, penduduk usia 15 tahun keatas yang bekerja masih didominasi oleh penduduk berpendidikan rendah, yaitu berpendidikan dasar/tidak pernah sekolah (64,23%), dan berpendidikan menengah keatas (39,77%). Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.5. Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2005 dan 2006 PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN NO
KAB/KOTA
1
Kab. Lombok Barat
2
Kab. Lombok Tengah
3
TDK/BLM PERNAH SEKOLAH
TDK/BLM TAMAT SD
SMP / MTS
SD/MI
SMA/ MA/SMK
Diploma
PT
JUMLAH
97.103
64.348
70.443
26.960
26.732
3.951
4.923
294.460
144.922
72.286
96.208
52.209
40.397
3.176
3.219
412.417
Kab. Lombok Timur
85.739
90.267
110.971
48.937
45.360
7.904
10.999
400.177
4
Kab. Sbw+Sbw Brt
14.811
41.592
79.632
34.532
36.224
2.136
2.983
211.910
5
Kab. Dompu
13.848
20.522
16.489
12.543
17.685
2.501
3.311
86.899
6
Kab. Bima
31.365
49.598
46.079
26.396
39.399
2.764
2.873
198.474
7
Kota Mataram
16.641
17.840
26.985
15.592
37.779
6.147
14.542
135.526
8
Kota Bima
6.514
6.807
6.747
4.862
13.686
2.448
2.272
43.336
410.943 301,856
363.260 309,618
453.554 613,309
222.031 289,468
257.262 290,995
31.027 47,445
45.122 54,125
1.783.199 1,906,816
Total 2005 2006
Sumber : BPS – NTB Tahun 2006
NTB merupakan salah satu daerah penyedia Tenaga Kerja ke luar negeri. Negara tujuan utama yang menjadi pilihan tenaga kerja asal NTB adalah Malaysia, Saudi Arabia, diikuti Korea, Kuwait, Singapura, Taiwan, Hongkong, Jordania, Abudabi dan Brunei Darussalam. Secara rinci jumlah TKI yang bekerja di luar negeri selama kurun waktu Tahun 2005 - 2006 sebagaimana tabel berikut. Tabel 1.6. Jumlah TKI Asal NTB Berdasarkan Negara Tujuan Tahun 2006 dan 2007 NO
NEGARA TUJUAN
TAHUN 2006 P Jumlah
L
1
Saudi Arabia
2
Malaysia
3
Korea
4
Singapura
5 6 7
Hongkong
-
8
Abu Dhabi
2
TAHUN 2007 P Jumlah
L
140
16.353
16.493
270
17.149
17.419
26.250
713
26.963
24.519
616
25.135
64
44
108
-
-
-
-
-
-
-
-
2
Brunei Darussalam
-
-
-
-
-
-
Taiwan
-
-
-
-
19
19
-
-
-
6
6
48
50
-
-
-
9
Jordania
-
67
67
1
370
371
10
Kuwait
-
255
255
-
71
71
11
Emirat Arab
-
-
-
2
109
111
12
Qatar
-
-
-
-
-
-
13
Oman
-
-
-
-
-
-
14
Bahrain
-
-
-
-
-
-
-
-
-
26.456
17.620
44.076
24.792
18.342
43.134
15 Jumlah
Sumber: Disnaker NTB Tahun 2007
1. Kondisi Ekonomi a. Potensi Unggulan Daerah Pengembangan perekonomian di suatu daerah membutuhkan sektor yang dapat menjadi tulang punggung untuk menunjang pertumbuhan, yang dikenal dengan sektor unggulan. Sejalan dengan pemikiran tersebut, terdapat beberapa sektor unggulan yang mendukung pertumbuhan perekonomian NTB. Pada pemerintahan Kepala Daerah masa bakti Tahun 2003-2008, telah dilakukan kajian penentuan sektor unggulan perekonomian NTB. Pendekatan perhitungan Location Quotient (LQ) dan Social Accounting Matrix (SAM) digunakan untuk memberikan gambaran teoritis dan empiris tentang sektor unggulan perekonomian NTB. Namun demikian sejalan dengan perkembangan dinamika perekonomian lokal, nasional maupun global, maka sebagian dari para pihak ekonomi NTB memandang perlu untuk meng-up date hasil kajian tersebut. Berkaitan dengan itu, Kantor Bank Indonesia Mataram bekerjasama dengan Lembaga Penelitian Universitas Mataram, melakukan Penelitian Pengembangan Komoditas Unggulan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Provinsi NTB. Penelitian tersebut menjadi relevan dalam rangka memotret sektor unggulan dalam perekonomian NTB, karena berdasarkan Sensus Ekonomi Tahun 2006 yang dilakukan oleh Biro Pusat Statistik, daya dukung UMKM terhadap perekonomian NTB sangat besar. Penelitian Pengembangan Komoditas Unggulan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Provinsi NTB, yang dilakukan pada Tahun 2007 menggunakan pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP), dengan menggunakan beberapa aspek dan kriteria untuk menentukan suatu sektor atau komoditas menjadi unggulan, sebagaimana tampak pada tabel berikut ini:
Tabel 1.7. NO. 1. 1.1. 1.2. 1.3. 2. 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 3. 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 3.7.
Aspek, Kriteria Dan Bobot Penetapan Komoditi Produk Jasa Usaha (KPJu) Unggulan UMKM Tingkat Kecamatan dan Kabupaten/Kota ASPEK
Tujuan Penetapan KPJu Unggulan UMKM Penciptaan Lapangan Kerja Peningkatan Daya Saing Pertumbuhan Ekonomi Kriteria Penetapan KPJu Unggulan Jenjang Kecamatan Jangkauan Pasar Ketersediaan Input, Sarana Produksi atau Usaha Kontribusi Terhadap Perekonomian Kecamatan Jumlah Unit Usaha, Rumah Tangga, Produksi, Luas Areal atau Populasi KPJu Kriteria Penetapan KPJu Unggulan Tingkat Kabupaten/Kota Ketersediaan Pasar Teknolgi dan Manajemen Usaha Harga/Nilai Tambah Aksesibilitas dan Kebutuhan Modal Penyerapan Tenaga Kerja Ketrampilan Tenaga Kerja Yang Dibutuhkan Bahan Baku
BOBOT 0,6498 0,2707 0,0794 0,2844 0,2227 0,2857 0,2072 0,1606 0,0748 0,0865 0,0840 0,1931 0,1042 0,0845
NO. 3.8. 3.9. 3.10.
ASPEK Sarana Produksi dan Usaha Sumbangan Terhadap Perekonomian Daerah Aspek Sosial Budaya (termasuk ciri khas/karakteristik daerah)
BOBOT 0,0638 0,0881 0,0603
Berdasarkan metode dan hasil analisis data, maka ditetapkan KPJu sektor/sub sektor di tingkat provinsi antara lain:
KPJu Sektor Usaha Tanaman Pangan: padi, kacang kedelai, jagung, kacang tanah, dan kacang hijau. Sektor Usaha Sayuran: bawang merah, tomat, kangkung, cabe, dan cabe rawit. Sektor Usaha Buah-Buahan: mangga, pisang, rambutan, pepaya dan durian. Sektor Usaha Perkebunan: jambu mete, tembakau, kelapa, kopi dan jarak. Sektor Usaha Perikanan adalah perikanan laut, rumput laut, tambak, mutiara dan budidaya air tawar. Sektor usaha peternakan besar adalah sapi, kambing, kerbau, kuda dan domba. Sektor usaha peternakan kecil yaitu ayam ras, ayam buras, itik, bebek dan merpati. Sektor usaha kehutanan adalah pencari madu, pencari kayu bakar, pencari rotan, berburu binatang dan pencari bambu hutan. Sektor usaha perindustrian adalah tenun gedogan, bata/genteng, konveksi, penjahit dan anyaman rotan/ketak. Sektor usaha jasa adalah koperasi simpan pinjam, perdagangan, bangunan/kontraktor, penjahit dan bengkel mobil/motor. Sektor usaha pariwisata yaitu hotel/bungalow, obyak wisata kesenian, wisata budaya, pemandian/kolam renang dan restoran. Sektor usaha perdagangan adalah toko, hasil bumi, KUD, pasar, dan ternak. Sektor usaha angkutan adalah angkutan antar kota, angkutan desa, angkutan kota, bus dan benhur.
Secara umum, berdasarkan analisis diperoleh sepuluh KPJu Unggulan lintas sektor di Provinsi NTB, sebagai berikut 1) KPJu Padi sawah (Tanaman pangan), 2) KPJU Kedelai (Tanaman Pangan), 3) KPJu Jagung (Tanaman Pangan), 4) KPJu Rumput Laut (Perikanan), 5) KPJu Tomat (Tanaman Pangan), 6) KPJu Ayam Ras (Peternakan), 7) KPJu Tenun Gedongan (Perindustrian), 8) KPJu Kacang Tanah (Tanaman Pangan), 9) KPJu Mangga (Tanaman Pangan), dan 10) KPJu Pasar (Perdagangan). Dominasi sektor usaha tanaman pangan sebagai KPJu unggulan, mengindikasikan bahwa struktur perekonomian Provinsi NTB masih bertumpu pada sektor pertanian. Padahal, pengalaman menunjukkan bahwa struktur perekonomian sebagian besar kota-kota di Indonesia, telah bergeser dari sektor pertanian tradisional ke sektor modern yaitu sektor perindustrian (manufaktur), perdagangan dan sektor jasa.
Dari sejumlah KPJu Unggulan Lintas Sektoral di NTB, beberapa diantaranya perlu dicermati yaitu yang berbasis pada ketersediaan sumberdaya alam NTB yang agraris. Baru sedikit KPJu Unggulan Lintas Sektoral di NTB yang merupakan kegiatan usaha Off-Farm, sehingga ke depan peluang KPJu Unggulan yang bersifat Off-Farm, secara teoritis dan empirik memiliki nilai tambah jauh lebih besar dari usaha yang bersifat On-Farm, hendaknya menjadi penggerak pengembangan UMKM di NTB. b. Pertumbuhan Ekonomi/PDRB Pertumbuhan ekonomi NTB menurut perhitungan akhir Tahun 2007 Atas Dasar Harga (ADH) berlaku (tidak termasuk pertambangan Non-Migas) sebesar 10,84 % dan 11,23 % (termasuk pertambangan Non-Migas). Angka pertumbuhan Tahun 2007 menunjukkan indikasi meningkatnya gerak perekonomian NTB bila dibandingkan dengan pertumbuhan Tahun 2006. Walaupun untuk pertumbuhan Tahun 2007 ADH berlaku (tidak termasuk pertambangan Non-Migas) mengalami penurunan dari Tahun 2006 yang sebesar 11,90 %, namun pertumbuhan Tahun 2007 ADH berlaku (termasuk pertambangan Non-Migas) mengalami peningkatan dari pertumbuhan Tahun 2006 yang hanya sebesar 10,28 %. Perbedaan kecenderungan peningkatan pertumbuhan perekonomian NTB ADH berlaku dengan atau tanpa pertambangan Non-Migas, sebagai akibat dari berfluktuasinya produksi tambang PT. Newmont Nusa Tenggara (PT. NNT). Fluktuasi produksi PT. NNT terjadi sejak Tahun 2005-1006 dan mulai stabil pada Tahun 2007. Pertumbuhan ekonomi berdasarkan harga berlaku seperti yang diuraikan sebelumnya, belum dapat menunjukkan pergerakkan perekonomian secara riil karena masih mengandung pengaruh unsur inflasi didalamnya. Sebagai upaya menghilangkan pengaruh unsur inflasi, maka pertumbuhan ekonomi yang biasa digunakan untuk mengukur pergerakkan perekonomian suatu daerah secara riil adalah pertumbuhan ekonomi berdasarkan harga konstan. Pertumbuhan ekonomi Tahun 2007 ADH konstan Tahun Dasar 2000 mencapai sebesar 3,16% dan meningkat dari pertumbuhan ekonomi Tahun 2006 ADH konstan Tahun 2000 yang hanya sebesar 2,19 %. Gambaran pertumbuhan ekonomi NTB periode tiga tahun terakhir sebagaimana tabel berikut:
Tabel 1.8. Pertumbuhan Ekonomi/PDRB ADH Konstan Tahun Dasar Tahun 2000 Provinsi NTB menurut Sektor Tahun 2005-2007 (tidak termasuk Pertambangan Non-Migas) SEKTOR 1. Pertanian 2. Pertambangan & Penggalian 3. Industri Olah 4. Listrik, Gas & Air 5. Bangunan 6. Dagang, Hotel & Restoran 7. Pengangkutan & Komunikasi
2005
2006
2007
0,94 (3,81) 7,29 7,35 5,31 6,84 7,30
3,11 (5,26) 6,35 9,77 5,16 7,80 6,92
0,96 1,34 5,75 5,42 6,55 6,88 5,50
SEKTOR
2005
2006
2007
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Usaha 9. Jasa-jasa
5,70 3,57
7,90 2,70
6,17 1,44
Pertumbuhan NTB
1,79
2,19
3,16
Sumber Data: Keterangan:
Kerjasama Kantor Bank Indonesia Mataram dengan BPS NTB, 2007 . angka dalam kurung berarti bernilai negatif
Memperhatikan pertumbuhan ekonomi setiap lapangan usaha dalam tiga tahun terakhir pada tabel 1.8, terlihat bahwa lapangan usaha pertambangan dan penggalian mengalami pergerakkan yang signifikan, dari kontraksi sebesar (-) 5,26 % pada Tahun 2006 bergerak kearah (+) sebesar 1,34 %. Pergerakkan positif sektor pertambangan dan penggalian tersebut memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi NTB selama periode waktu tiga tahun terakhir, secara total dari sekitar 2,19 % pada Tahun 2006 menjadi 3,16 % pada Tahun 2007 ADH konstan Tahun 2000, baik dengan atau tanpa pertambangan Non-Migas. Sedangkan sektor selain sektor pertambangan dan penggalian justru mengalami fluktuasi pertumbuhan. Selain sektor pertambangan dan penggalian, sektor bangunan mengalami peningkatan, walaupun dengan angka yang jauh di bawah kenaikan pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian. Pada Tahun 2005 dan 2006 pertumbuhan sektor bangunan masing-masing hanya mencapai 5,31 % dan 5,16 %, angka tersebut meningkat menjadi sekitar 6,55 % pada Tahun 2007. Sedangkan tujuh sektor lainnya di dalam perekonomian NTB mengalami penurunan pertumbuhan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa perekonomian NTB masih sangat tergantung pada sektor formal yang bersumber dari sektor publik c. Wilayah Administrasi. Provinsi NTB meliputi tujuh wilayah Kabupaten dan dua Kota, yaitu: 1. Kabupaten Lombok Barat, 2. Kabupaten Lombok Tengah, 3. Kabupaten Lombok Timur, 4. Kabupaten Sumbawa, 5. Kabupaten Sumbawa Barat, 6. Kabupaten Dompu, 7. Kabupaten Bima, 8. Kota Mataram, dan 9. Kota Bima.
Tabel 1.9. Data Jumlah Kecamatan, Kelurahan dan Desa di Provinsi NTB sampai dengan Tahun 2007 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kab./Kota Kab. Lombok Barat Kab. Lombok Tengah Kab. Lombok Timur Kab. Sumbawa Kab. Sumbawa Barat Kab. Dompu Kab. Bima Kota Mataram Kota Bima Jumlah
Kec 15 12 20 20 5 8 18 3 3 100
Sumber: Biro Pemerintahan Setda Provinsi NTB
Tahun 2006 Kel Desa 12 13 8 9 23 25 90
121 112 106 145 37 54 167 725
Kec. 15 12 20 23 8 8 18 6 5 115
Tahun 2007 Kel. 12 13 8 9 50 38 130
Desa 121 112 106 144 45 54 184 766