Print Tabel Review Jurnal Penelitian Dini-aal.docx

  • Uploaded by: Aal Azwa
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Print Tabel Review Jurnal Penelitian Dini-aal.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,578
  • Pages: 16
Tabel Review Jurnal Materi Jurnal : Pepaya sebagai biopestisida No 1

Judul PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN PEPAYA(Carica papaya L.) UNTUK PENGENDALIAN HAMA KUTU DAUN (Aphis sp.) PADA TANAMAN CABAI (Capsicum annuum L.)

Tahun 2017

Penulis Hasil Triana Wulandari 1. Pestisida ekstrak daun pepaya fase daun muda efektif untuk mengendalikan hama kutu daun Aphis sp. 2. Konsentrasi 150 g/l sudah efektif mengendalikan hama kutu daun Aphis sp dengan tingkat mortalitas 100% dan kecepataan kematian 7,56 ekor/hari. 3. Ekstrak daun pepaya tidak mempengaruhi tinggi tanaman dan bobot buah yang menyebabkan terganggunya metabolisme terhambat.

2

PENGARUH EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP MORTALITAS ULAT DAUN (Plutella xylostella) PADA TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.)

2016

Riska Zahara dan Edi Surya

3

UJI EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L) TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT

2013

RACHMAFELIA Berdasarkan hasil sidik ragam diperoleh PUSPITA NIKASARIbahwa perlakuan pemberian pestisida

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun pepaya berpengaruh terhadap mortalitas ulat daun yaitu pada konsentrasi 75% ekstrak daun papaya. Tingkat mortalitas ulat daun (Plutella xylostella) sangat maksimal dengan persentase kematian mendekati 100%, yaitu dengan perlakuan konsenterasi 92,5%.

TITIK TUMBUH (Crocidolomia binotalis Zell) DAN ULAT TRITIP (Plutella xylostella) PADA TANAMAN SAWI HIJAU/CAISIM (Brassica juncea)

4

5

dengan konsentrasi 100% berbeda nyata dengan perlakuan pemberian pestisida nabati dengan konsentrasi 50%,25%,0% dan perlakuan pemberian pestisida nabati dengan konsentrasi 50%,25% dan 0% tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Untuk perlakuan intensitas penyemprotan setiap hari berbeda nyata dengan intensitas penyemprotan 3hari sekali dan 6 hari sekali. Sedangkan untuk perlakuan intensitas penyemprotan 3hari sekali dan 6 hari sekali tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP TAHAPAN PERKEMBANGAN Spodoptera litura Fabricius

Hasil penelitian menunjukkan semakin Riza Rahayu Ilmawati,tinggi konsentrasi ekstrak menurunkan Sofia Ery Rahayu, Agus bobot dan panjang, memperpanjang lama Dharmawan waktu larva, mempersingkat lama hidup

RENDAMAN DAUN PEPAYA (Carica Papaya) SEBAGAI PESTISIDA NABATI UNTUK PENGENDALIAN HAMA ULAT GRAYAK (Spodoptera Litura) PADA TANAMAN CABAI

Prehatin Trirahayu Ningrum, Rahayu Sri Pujiati, Ellyke, Anita Dewi M

imago, penurunan pembentukan pupa dan imago dengan kondisi cacat serta menghambat makan larva. Konsentrasi efektif terendah yaitu 5%. Hasil penelitian didapatkan Tidak terdapat ulat yang mati dalam kelompok control, pada kelompok perlakuan konsentrasi 2% rata-rata hasil pengamatan ulat grayak (Spodoptera litura) yang mati sebanyak 7 ekor, pada kelompok perlakuan konsentrasi % rata-rata hasil pengamatan ulat grayak (Spodoptera litura) yang mati sebanyak 10 ekor, dan pada kelompok perlakuan

konsentrasi 10% rata-rata hasil pengamatan ulat grayak (Spodoptera litura) yang mati sebanyak 10 ekor. Kesimpulan dari penelitian ini adalah semakin banyak konsentrasi yang diberikan maka akan semakin banyak pula ulat grayak (Spodoptera litura) yang tidak bisa bertahan hidup, sehingga pestisida alami dengan menggunakan daun papaya bisa digunakan.

Tabel Review Jurnal Materi Jurnal : Identifikasi senyawa kimia daun pepaya No 1

Judul IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) YANG BERASAL DARI BULUPODDO KABUPATEN SINJAI

2

Analisis Fitokimia Daun Pepaya (Carica papaya L.) Di Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, Kendalpayak, Malang -

Tahun -

Penulis Muthmainnah B

Qurrota A’yun, Ainun Nikmati Laily

Hasil 1. Pada ekstrak metanol diperoleh 8 senyawa untuk eluen polar pada sinar UV 254 nm dan 9 senyawa pada penyemprotan H2SO4 10%. 2. Pada ekstrak eter diperoleh 16 senyawapada penampakan sinar UV 254 nm dan 17 senyawapada penyemprotan H2SO4 10%. 3. Pada ekstrak n-butanol diperoleh 7 senyawa pada penampakan sinar UV 254 nm dan 10 senyawa pada penyemprotan H2SO4 10%. Hasil analisis fitokimia pada daun pepaya (Carica papaya L.) yang telah dilakukan menunjukkan bahwa daun pepaya (Carica papaya L.) positif mengandung alkaloid, triterpenoid, steroid, flavonoid, saponin, dan tannin.

Tabel Review Jurnal Materi Jurnal : Metode (Lama ekstraksi, Jenis pelarut dan metode ekstraksi) No 1

Judul Ekstraksi antioksidan daun sirsak metode ultrasonic bath (kajian rasio bahan : pelarut dan lama ekstraksi).

Tahun 2016

Penulis Hana Handayani1, Feronika Heppy Sriherfyna1, Yunianta1

2

EKSTRAKSI SENYAWA BIOAKTIF SEBAGAI ANTIOKSIDAN ALAMI Spirulina platensis SEGAR DENGAN PELARUT YANG BERBEDA

2015

Fiya Firdiyani*, Tri Winarni Agustini, Widodo Farid Ma’ruf

3

Ekstraksi, pemisahan senyawa identifikasi senyawa aktif

2014.

4

KAJIAN PENGARUH JENIS PELARUT DAN WAKTU EKSTRAKSI SENYAWA ALKALOID TOTAL DAUN PEPAYA (Carica papaya L.)

Mukhriani, Y.

Neneng Sartika, Sri Wardatun, Husain Nashrianto

Hasil Perlakuan terbaik diperoleh dari rasio bahan : pelarut 1:10 (b/v) dan lama ekstraksi 20 menit dengan rendemen 11.72%, kandungan total fenol 15213.33 ppm, kadar flavonoid 45843 ppm, aktivitas antioksidan 78.14% dan nilai IC50 15.58 ppm.

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunanaan pelarut yang berbeda menghasilkan aktivitas antioksidan yang berbeda. Identifikasi golongan senyawa dilakukan dengan uji warna, penentuan kelarutan, bilangan Rf dan ciri spectrum UV. Identifikasi yang paling penting dan digunakan secara luas ialah pengukuran spektrum serapan dengan menggunakan spektrofotometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar alkaloid total terbanyak dihasilkan pada waktu ekstraksi 5 jam dengan menggunakan pelarut etanol 96% yaitu sebesar 0,1728 % sedangkan dengan pelarut etil asetat kadar alkaloid total yang dihasilkan sebesar 0,0930 %.

6

PENGARUH JENIS PELARUT DAN LAMA EKSTRAKSI TERHADAP EKSTRAK KAROTENOID LABU KUNING DENGAN METODE GELOMBANG ULTRASONIK

2014.

Dyah Tri Wahyuni, Simon Bambang Widjanarko

Perlakuan terbaik diperoleh dari pelarut nheksan dan lama ekstraksi 25 menit dengan total karotenoid 575.22 µg/gr, aktivitas antioksidan IC50 134.17 ppm, pH 6.51, rendemen 17.85%, kecerahan (L*) 18.13, kemerahan (a*) 13.70 dan kekuningan (b*) 13.04.

7

PENGARUH JENIS PELARUT PADA METODE MASERASI TERHADAP KARAKTERISTIK EKSTRAK Sargassum polycystum

2017

Irena Savitri, Luthfi Suhendra,

Jenis pelarut sangat berpengaruh terhadap rendemen, total fenolik, total karotenoid, tingkat kecerahan (L*), tingkat kekuningan (b*), tetapi tidak berpengaruh terhadap tingkat kemerahan (a*). Pelarut etil asetat merupakan jenis pelarut terbaik untuk menghasilkan ekstrak Sargassum polycystum dengan karakteristik rendemen sebesar 0,91%, total fenol 2,61 mgGAE/100g, total karotenoid 0,23%, tingkat kecerahan (L*) 5,17, tingkat kemerahan (a*) -3,00, tingkat kekuningan (b*) 37,28.

8

2012 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN JENIS PELARUT DAN ASAM DALAM PROSES EKSTRAKSI PIGMEN ANTOSIANIN KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L)

Ryan Moulana, Juanda, Syarifah Rohaya dan Ria Rosika

1. Penggunaan jenis pelarut dan asam merupakan faktor yang menentukan dalam proses ekstraksi antosianin dari kelopak rosella. 2. Pigmen antosianin pada kelopak rosella lebih stabil (berwarna merah) dalam keadaan asam yaitu pH rendah. 3. Jenis asam (P) yang ditambahkan pada ekstraksi antosianin memberikan pengaruh sangat nyata (P ≤ 0,01) terhadap nilai pH dan berpengaruh nyata (P ≤ 0,05) terhadap intensitas warna. 4. Jenis pelarut (J) yang digunakan berpengaruh sangat nyata (P ≤ 0,01) terhadap intensitas warna, serta berpengaruh nyata (P ≤ 0,05) terhadap rendemen ekstrak larutan antosianin dan kadar antosianin

Tabel Review Jurnal Materi Jurnal : Ekstraksi Ultrasonik No 1

Judul Ultrasonik Sebagai Alat Bantu Ekstraksi Oleoresin Jahe

2

ekstraksi terhadap ekstrak karotenoid labu kuning dengan metode gelombang ultrasonik.

3

Tahun 2012

2016 PENGARUH EKSTRAKSI BERBANTU GELOMBANG ULTRASONIK DAN VARIASI PENGERINGAN TERHADAP SINTESIS NANOPARTIKEL PERAK

4

Penulis Anwar Fuadi

ULTRASONIC-ASSISTED EXTRACTION

DENNI KARTIKA SARI,RETNOSUL ISTYO DHAMAR LESTARI ,INDAR KUSTININGSIH

2016

Mar'atus Sholihah

Hasil Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metoda ekstraksi berbantuan ultrasonik memiliki efisiensi waktu hampir 50% dibandingkan ekstraksi soxhlet. waktu ekstraksi diatas 1 jam rendemen tidak mengalami perubahan yang signifikan.

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian menunjukan pengaruh proses pengeringan mempengaruhi panjang gelombang namun hanya menunjukan terbentuknya ion perak namun belum membentuk nanopartikel perak yang diinginkan, peningkatan kandungan ekstrak senyawa fenol dipengaruhi oleh lama ekstraksi berbantu gelombang ultrasonik Hasil pengujian (Scanning Electron Microscopy) SEM menunjukkan ukuran partikel mencapai 20μm setelah dicoating. Hasil uji kandungan total fenolik terbaik pada pengeringan berbantu sinar matahari dengan lama ekstraksi berbantu ultrasonic selama 15 menit 0,02302 mg GAE/ekstrak. Metode UAE dapat meningkatkan

ANTIOKSIDAN DARI KULIT MANGGIS

5

Aplikasi Gelombang Ultrasonik untuk Meningkatkan Rendemen Ekstraksi dan Efektivitas Antioksi dan Kulit Manggis

2016

Mar'atus Sholihah

kemampuan pelarut untuk mengekstrak sehingga nilai rendemen dan kadar antosianin total menjadi lebih tinggi dan aktivitas antioksidan menjadi lebih kuat. Penggunaan metode UAE mampu mengurangi waktu ekstraksi kulit manggis. Rendemen, kadar antosianin total dan aktivitas antioksidan dari UAE berbeda nyata terhadap kontrol. Tidak ada interaksi antara amplitudo dan waku eksitasi terhadap parameter mutu yang diuji. Setiap kenaikan amplitudo 15% dan waktu eksitasi 15 menit tidak menunjukkan perbedaan yang nyata sedangkan setiap kenaikan amplitudo 30% dan waktu eksitasi 30 menit menunjukkan perbedaan yang nyata untuk setiap parameter uji. Kombinasi perlakuan UAE terbaik adalah pada amplitudo 65% dengan waktu eksitasi 45 menit yang menghasilkan rendemen 6.71%, kadar antosianin total 558.76 ppm dan aktivitas antioksidan IC50 4.93 ppm. Penggunaan metode UAE mampu meningkatkan rendemen 1.02-2.66 %, kadar antosianin total 23-88% dan aktivitas antioksidan 17-40% dari kulit manggis. Kombinasi perlakuan terbaik dari ekstraksi berbantu ultrasonik adalah menggunakan amplitudo 65% dan waktu eksitasi 45 menit yang menghasilkan rendemen 6.71%, aktivitas antioksidan IC50 4.93 ppm dan kadar

antosianin total 558.76 ppm. Ekstraksi berbantu ultrasonik mampu meningkat rendemen, efektivitas antioksidan dan mengurangi waktu ekstraksi kulit manggis. 6

Optimasi Suhu dan Waktu Ekstraksi Kulit Kayu Manis (Cinnamomum burmanii) dengan Gelombang Ultrasonik Menggunakan Response Surface Methodology (Rsm)

7

2017

Ni Luh Putu Diah Rupini, I Wayan Rai Widarta dan I Nengah Kencana Putra

Hasil penelitian menunjukan suhu 58,3oC dan waktu 77,7 menit ekstraksi kulit kayu manis dengan gelombang ultrasonik menghasilkan rendemen oleoresin dan kandungan sinamaldehid kulit kayu manis yang tertinggi yaitu berturut–turut sebesar 26,5770% dan 1,7280%.

M. Djaeni, Nita Ariani, Rahmat Hidayat, Febiani Dwi Utari*

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah pelarut dan lamanya waktu ekstraksi sangat mempengaruhi hasil ekstrak antosianin yang diperoleh, dari variabel rasio bahan : pelarut 1:7 hingga 1:13 menunjukkan semakin banyak jumlah pelarut yang digunakan semakin tinggi pula ekstrak yang didapatkan dan dari variabel waktu 30 menit hingga 60 menit menunjukkan semakin lama waktu ekstraksi semakin banyak ekstrak antosianin yang diperoleh. Hasil terbanyak yang diperoleh yaitu pada rasio bahan : pelarut 1:13 dengan lama waktu ekstraksi 60 menit sebesar 115,353 mg/100gr. Yield terbesar diperoleh pada variable yang sama sebesar 44,856%. Senyawa yang terkandung pada bunga rosella merupakan antioksidan kuat (nilai IC50 berkisar antara 50-100ppm).

2017 Ekstraksi Antosianin dari Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) Berbantu Ultrasonik: Tinjauan Aktivitas Antioksidan

Tabel Review Jurnal Materi Jurnal : Analisa Kualitatif Alkaloid No 1

Judul Isolasi dan karakterisasi alkaloid totaldaun pepaya gandul (carica papaya l.) jenis larutan perendaman terhadap kecepatan ekstraksi dan sifat gel agar-agar dari rumput laut Gracilaria verrucosa

2

ISOLASI DAN KARAKTERISASI ALKALOID TOTALDAUN PEPAYA GANDUL (Carica papaya L.)

Tahun

Penulis

Hasil

Gempar Mulyana Rahman1), Sri Wardatun2), Ike Yulia Wiendarlina3)

Berdasarkan hasil pengujian terhadap isolat kering menunjukkan serapan pada bilangan gelombang 3441,25 cm-1, serapan ini tajam dengan intensitas kuat, serapan ini merupakan gugus OH dengan ikatan hidrogen. Bilangan gelombang 3002,62 cm -1 dan 2936,77 cm-1 menunjukkan serapan untuk gugus C-H incin aromatis. Bilangan gelombang 1574,97 cm-1 menandakan adanya serapan untuk gugus C=C pada cincin aromatik. Bilangan gelombang pada daerah 1350 - 1000 cm-1 ( 1337,53 cm -1, 1044,52 cm -1 , dan 1015,02 cm-1) menandakan keberadaan gugus C-N. 1. Isolat daun pepaya mengandung alkaloid 2. Isolat daun papaya menunjukkan keberadaan gugus fenol , C – N, N-H, C=C, O-H, dan C – H 3. Isolat pepaya menunjukkan adanya alkaloid jenis fenol.

3

ISOLASI DAN PENENTUAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ALKALOID TOTAL DAUN PEPAYA (Carica papaya L.)

Sugeng Rachmanto, Sri Wardatun, Mira Miranti

Penelitian ini bertujuan mengisolasi senyawa alkaloid dalam fraksi kloroform dan menentukan aktivitas antioksidan alkaloid total daun pepaya. Ekstrak alkaloid total diperoleh sebanyak 0,8108 gr (0,16%). Hasil uji aktivitas antioksidan alkaloid total daun pepaya menunjukkan fraksi tersebut mempinyai aktivitas antioksidan yang kurang aktif dengan nilai IC50 161.275 ppm.

Identifikasi Senyawa Alkaloid Dari Ekstrak Metanol Kulit Batang Mangga (Mangifera indica L)

Riska Aksara, Weny J.A. Musa, La Alio

ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA ALKALOID DARI BIJI TUMBUHAN SIRSAK (Annona muricata

Rifki Brahmono Idrus, Nurhayati Bialangi, La Alio

Isolattersebutdilanjutkan dengan uji fitokimia yang memberikan hasil positif terhadap alkaloid dan flavonoid.Terhadap isolate murni dianalisis dengan spektrometri UV-VIS dan IR. Hasil spektropotometri dari isolat menunjukkan bahwa senyawa tersebut merupakan senyawa alkaloid yang mempunyai gugus fungsi N-H (3392,56 cm1), -CH Alifatik (2927,75 cm-1), C=O (1703,03 cm-1), C-N (1112,85 cm-1), dan NC=O (613,33 cm-1) serta memberikan serapan pada panjang gelombang 237,5 nm hasil transisi darin→π* dan n→ *, yang diakibatkan oleh gugus C=O dan gugus N-H. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil uji fitokimia isolat murni B13 dari ekstrak kental metanol biji tumbuhan sirsak (A

4

2013

5

Linn)

Muricata Linn) terdapat senyawa metabolit sekunder yaitu alkaloid.

6 ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA ALKALOID DARI DAUN ALPUKAT (PERSEA AMERICANA MILL)

7

Nilda Apriyati Tengo, Nurhayati Bialangi, Nita Suleman

Hasil interpretasi data spektrofotometer IR dari isolate murni fraksi 7 mengindikasikan adanya senyawa alkaloid yang memiliki gugus fungsi N-H(3311,55 cm-1), -C-H alifatik (2921,96 cm-1, 2850,59 cm-1), C=O (1735,81 cm-1,1641,31 cm-1), C-N ( 1240,14 cm-1,1130,21 cm-1), C-H Aromatik (910,34 cm-1, 846 cm-1), N-C=O (580,53 cm-1). Hasil spektrofotometer UV-Vis isolate fraksi 7 memberikan serapan panjang gelombang 238,5 nm yang menunjukkan terjadinya transisi elektron n π * dan n σ *yang mengindikasikan adanya gugus C=O dan N-H

Nina Salamah, Miftahul Rozak, Muhti Al Abror

Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun jembirit mengandung senyawa alkaloid. Hasil penetapan kadar alkaloid total hasil maserasi adalah 0,727 % ± 0,0032, kadar alkaloid total hasil penyarian dengan alat soxhlet adalah 0,666 % ± 0,0022. Dari hasil analisis statistika diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan bermakna kadar alkaloid total antara maserasi dan penyarian dengan alat Soxhlet, dilihat dari nilai signifikansi (0,001<0,005).

2017 Pengaruh metode penyarian terhadap kadar alkaloid total daun jembirit (Tabernaemontana sphaerocarpa. BL) dengan metode spektrofotometri visibel

Tabel Review Jurnal Materi Jurnal : Analisa Kualitatif Flavanoid No 1

Judul PENENTUAN KADAR FLAVONOID TOTAL DAN AKTIFITAS ANTIOKSIDAN DARI DAUN DEWA (Gynura pseudochina [Lour] DC) DENGAN SPEKTROFOTOMETER UVVISIBEL

Tahun 2011

2 PENETAPAN KADAR FLAVONOID TOTAL EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH ALPUKAT (Persea americana Mill.) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS 3

Hasil Kadar flavonoid total dari daun dewa dihitung sebagai kuersetin adalah 0,0627 % b/b dari 5 gram sampel kering daun dewa.

Aminah1, Nurhayati Tomayahu, Zainal Abidin

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kadar flovonoid total dari ekstrak etanol kulit buah alpukat (Persea americana Mill.) yaitu 4,0122 mgQE/g ekstrak.

2015 ANALISIS KADAR FLAVONOID TOTAL PADA EKSTRAK DAUN SIRSAK (ANNONA MURICATA L.) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS.

4

Mukhriani, FaridhaYenny Nonci, Sitti Munawarah

Kesimpulan dari penelitian ini adalah, kadar flavonoid total dari ekstrak etanol 70% sebesar 2,82 % dan ekstrak n-heksan sebesar 4,48 %. Jadi kadar flavonoid total dari ekstrak daun sirsak (annona muricata L.) sebesar 7,3 %.

2014 ANALISIS KADAR SENYAWA FLAVONOID EKSTRAK METANOL DAUN LAMTORO (Leucaena Leucocephala) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

5

Penulis MUHAMMAD HARIS

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI

MOH ADAM MUSTAPA

2013

Kadar Flavonoid dalam ekstrak metanol daun Lamtoro (Leucaena leucocephala) adalah 14.5264 ± 2.0891 μg/500 g sampel kering daun Lamtoro (Leucaena leucocephala) atau 0.0093% flavonoid. Berdasarkan hasil penelitian, hasil isolasi

SENYAWA FLAVONOID DARI DAUN JAMBLANG (Syzygium cumini)

Maryati Abd Gafur, Ishak Isa, Nurhayati Bialangi

tersebut diduga adalah senyawa flavonoid. Hal ini didukung oleh hasil identifikasi spektrofo tometer IR yang terdapat gugus OH, C=C, C=O, C-H alifatik, dan C-O yang merupakan suatu cirri dari suatu senyawa flavonoid. Selain itu serapan panjang gelombang 290,00 nm terjadi transisi (n → π*) dan 216,00 nm adanya transisi elektron(n →σ*).

Tabel Review Jurnal Materi Jurnal : Analisa Kualitatif Tanin No 1

2

3

Judul

Tahun 2014

PENETAPAN KADAR TANIN TOTAL EKSTRAK BIJI JINTAN HITAM (Nigella Sativa) SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Penetapan Kadar Tanin Pada Daun Sirih Merah [(Piper Crocatum Ruiz Dan Pav)] Secara Spektrofotometri Uv-Vis Penentuan Jenis Tanin Dan Penentuan 2015 Kadar Tanin Dari Buah Bungur Muda Secara Spektrofotometri Dan Permanganometri

Penulis Mukhriani, Faridha Yenny Nonci, Mumang Tikasari Agustina, Sunyoto, Anita Agustina Fitriani Rizky Amelia

Hasil Kadar rata-rata tanin total dari ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa) sebesar 4,13 %.

Kesimpulan dari penelitian ini diperoleh kadar rata-rata tanin dalam daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz dan Pav) sebesar 0,25 % (b/b). Kadar rata-rata tanin sebesar 24,37%. b/b GAE dengan metode spektrofotometri sedangkan dengtan metode permanganometri kadar tanin yang didapat adalah 7,89%

Related Documents


More Documents from "aprian"