NORMA LONTARAQ TERHADAP PEREMPUAN
Oleh Dra. Gusnawaty, M. Hum. Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra
Universitas Hasanuddin
2006
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................1 DAFTAR ISI........................................................................................................................2 Lontaraq...............................................................................................................................3 Deskripsi Naskah.................................................................................................................4 Naskah 1 ..........................................................................................................................5 Naskah 2: ........................................................................................................................8 Rekomendasi ....................................................................................................................10 *****..................................................................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................12
2
Lontaraq Tak dapat disangkal bahwa lontaraq adalah bukti keberadaban suku Bugis-Makassar. Hampir seluruh aspek kehidupan dalam masyarakat BugisMakassar dibicarakan dalam lontaraq antara lain hukum, kepemimpinan, moral, etika, sex, perang, pengobatan, keperempuanan, perbintangan, pertanian, dan lain sebagainya. Pada makalah ini mendeskripsi naskah-naskah lontaraq yang berkaitan dengan perempuan, bagaimana sebaiknya sikap dan tingkah laku perempuan
yang
baik,
bagaimana
laki-laki
seharusnya
bersikap
pada
perempuan, dan lain-lain. Naskah lontaraq yang ditemukan selama mengobservasinya pada tahun 2005 sudah sangat memperihatinkan, banyak naskah yang sudah tidak dapat dibaca karena kelapukannya. Tulisannya sudah kabur, karena tinta yang meleleh atau naskah berlubang-lubang karena dimakan rayap. Berikut diperlihatkan foto naskah yang memperihatinkan.
Contoh(1) naskah lontaraq yang sudah rusak. Naskah ini difoto (13/07/2005) di Saoraja Mallaga Kabupaten Wajo. Naskah Milik Datu Sangkuru, Kabupaten Wajo.
3
Contoh (2): Naskah yang sudah rusak. Dipotret pada tanggal 2/10/2005. Naskah milik Bapak A. Muh. Ali Petta Nompo Bone.
Deskripsi Naskah Di dalam melakukan deskripsi naskah, ditemukan pula beberapa kendala yang antara lain sebagai berikut. a.Banyak kata-kata dalam lontaraq yang memerlukan penafsiran, karena kata-kata tersebut mempunyai makna kiasan. Jadi diperlukan intepretasi lebih dalam, termasuk juga kata-kata metafora. b.Naskah yang asli sudah banyak yang berlubang dan kabur, sehingga ketika difoto-copy, ada beberapa kata yang hilang. Hal ini juga memerlukan penafsiran untuk menyambung kata-katanya. c.Pembaca naskah-naskah lontaraq tidak dapat mendeskripsi naskah sebelum mentransliterasinya sehingga mereka lebih memerlukan waktu dalam mendeskripsi naskah.
4
d.Pendeskripsi naskah lontaraq tidak familiar dengan komputer atau lebih suka berhadapan dengan naskah secara langsung dari pada dengan foto naskah yang ada dalam komputer sehingga naskah yang sudah ditemukan dan sudah difoto, sebab tidak dapat difotocopy karena kelapukannya mengalami hambatan dalam deskripsi. e.Pada umumnya naskah lontaraq menggunakan teknik penulisan cepat sehingga pembaca mesti memahami dulu karakter huruf dari penulis, baru dapat membaca naskah dengan baik. Demikianlah kendala-kendala yang telah dikemukakan di atas. Sementara naskah-naskah lontaraq yang bertemakan perempuan, khususnya yang berbicara masalah norma baik buruk; kelakuan pantas dan tidak pantas dilakukan bagi perempuan adalah seperti yang diterangkan di dalam deskripsi di bawah. Pola yang dipakai dalam mendeskripsi naskah digunakan sistem dublin core. Sistem ini menggunakan 15 elemen (ditambah satu elemen pemilik naskah demi kepentingan penelusuran di kemudian hari) yang diset untuk menfasilitasi penemuan dari sumber elektronik. Sistem ini aslinya diperuntukkan untuk deskripsi umum pada sumber WEB. Akan tetapi cocok juga untuk museum dan perpustakaan. Deskripsi ini disebut juga sebagai metadata karena data yang berbicara tentang data.
Naskah 1 i.
Judul (Title) LABEL: JUDUL (Title) Pangajana Arung Makkunrai é ‘Nasihat Bagi Bangsawan Perempuan’
i. Pengarang (Author or Creator) LABEL: PENGARANG (Creator)
Anonim
5
ii. Pemilik Naskah Label: Pemilik (Owner)
Arung Bettempola (Andi Makkaraka) yang diwariskan pada Drs. H. A. Syamsurida Mungkace, Camat Sabbamparu. Dipelihara oleh Drs. Sudirman Sabang, Pegawai Kantor Pariwisata Kab. Wajo Alamat: Jalan Jenderal Ahmad Yani No 37 Sengkang iii. Subjek dan Kata Kunci (Subject and Keywords) LABEL: SUBJEK (Subject) Membicarakan tingkah laku yang sebaiknya dilakukan oleh bangsawan perempuan utamanya bagi yang belum menikah; dan SEbaiknya bergaul dengan siapa. iv. Deskripsi (Description) LABEL: DESCRIPSI (Description) Ada beberapa hal yang menurut naskah ini yang sebaiknya dilakukan oleh
bangsawan
perempuan
agar
dirinya
dihormati
oleh
masyarakatnya, seperti sebagai berikut.
1. Jangan melakukan selingkuh sebab kebangsawananmu akan rusak dan rusak pula citramu (‘Ajaq mupogauq sapatana, masolangngi ritu akkarungemmu,erengngé ri watakkalému’) 2. Jangan hidup bersama dengan orang yang status sosialnya lebih rendah darimu. 3. Jangan hidup bersama dengan orang yang status sosialnya sama denganmu. Perempuan bangsawan yang belum menikah juga dilarang bergaul dengan orang yang mempunyai sifat jelek, sebab ada akibat yang tidak baik bila bergaul dengan mereka, yakni: 1. Bila mereka memberitahukan sifat-sifat jelek 2. Bila mereka memberitahukan ajaran-ajaran yang jelek 3. Bila mereka membayar hamba perempuan, atau mendekati keluarganya agar perempuan bangsawan itu berperilaku tidak semestinya. Di sini ditekankan agar berhati-hati pada keluarga, sebab biasanya yang mengajak untuk berbuat tidak semestinya adalah orang dekat dan tidak pernah dipikirkan akan mempengaruhi kita.
6
Perempuan yang belum menikah itu menurut naskah ini ibarat kaca atau gelas bila sudah ada berita jelek yang beredar tentangnya, maka diibaratkan mereka sudah retak, dan apabila mereka sudah terbukti melakukan perbuatan yang tidak semestinya maka mereka dianggap sudah pecah, sudah tidak berguna lagi. Aslinya dalam lontaraq: (’Iyanaé bicaranna nako arung wélampelang bettuwanna deqpa nallakkai iko tomatuwa iyyengngi aggangka ulléyangngi mmatuwi. Apaq iyaritu riyasengngé arung makkunrai. Riyebaraq i kaca. Iyana engkana biritta temmadécénna, riyébaraqnitu malleseq. narékko mannessani pangkaukenna, iyébaraqni padatosa kacaé, reppaqni. Dena buwaqbuwaqna’). Perempuan dilarang didekati oleh laki-laki walaupun mereka adalah pengawalnya atau saudara laki-lakinya yang sudah disunat. Sebab perempuan itu diibaratkan kayu basah dan laki-laki itu diibaratkan api yang menyala. Walau kayu masih basah bila terus-menerus berada didekat api yang menyala maka kayu-kayu tersebut akan terbakar juga. Seperti yang tergambar dalam lontaraq sebagai berikut: ‘…Apaq iyaritu nabiyasa naddeppéri worowané makkunraiyé uwalamuto ébaraq iyamakkunraiyé rirapangngi aju mamata. Naiya worowané rirapangngi bara api namasuwa. Namauni mamata ajuwé, naddeppéri wara apiyé nanrémuwatu api paggangkanna’
v. Penerbit (Publisher) LABEL: PENERBIT (Publisher) Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Propinsi Sulawesi Selatan bekerjasama dengan Lembaga Penelitian Universitas Hasanuddin vi.
Penyumbang Lain (Other Contributor) LABEL: PENYUMBANG (Contributor) Pendeskripsi: Armi Anugrahi
xi.
Tanggal (Date) LABEL: TANGGAL (date)
7
14 November 2005 ix.
Tipe Sumber (Resource Type) LABEL: TIPE (Type) Naskah Lontaraq
x.
Format (Format) LABEL:FORMAT (Format) PDF
xi.
Identifikasi Sumber (Resource Identifier) LABEL: Identifikasi (IDENTIFIER) Belum ada
xii.
Sumber (Source) LABEL: Sumber (SOURCE) Lontaraq Latoa, halaman 46-48
xiii.
Bahasa (Language) LABEL: BAHASA (LANGUAGE) Bugis Kuno
xiv.
Relasi (Relation) LABEL: RELASI (RELATION) Naskah lontaraq ini memiliki hubungan dengan naskah pangadereng, naskah kerajaan Bone, dan Wajo.
xv.
Coverage LABEL: COVERAGE Tidak ada
xvi.
Manajeman HAKI (Right Management) LABEL: HAKI (RIGHT)
Tidak ada
Naskah 2: i.
Judul (Title) LABEL: JUDUL (Title) Bicaranna Wawinéna Arungngé ‘Peraturan Bagi Isteri-isteri Pemimpin’ ii. Pengarang (Author or Creator) LABEL: PENGARANG (Creator)
Anonim iii.
Pemilik Naskah
8
Label: Pemilik (Owner)
Arung Bettempola (Andi Makkaraka) yang diwariskan pada Drs. H. A. Syamsurida Mungkace, Camat Sabbamparu. Dipelihara oleh Drs. Sudirman Sabang, Pegawai Kantor Pariwisata Kab. Wajo Alamat: Jalan Jenderal Ahmad Yani No 37 Sengkang iv.
Subjek dan Kata Kunci (Subject and Keywords) LABEL: SUBJEK (Subject) Membicarakan tingkah laku yang sebaiknya dilakukan oleh para hamba bila pergi bersama dengan isteri-isteri pemimpin.
v.
Deskripsi (Description) LABEL: DESCRIPSI (Description) Dalam naskah ini diceritakan sikap-sikap yang layak sebaiknya dilakukan oleh para hamba bila pergi bersama dengan isteri-isteri pejabat, baik apabila ditemani oleh para suami mereka maupun tidak ditemani. Diceritakan pula dengan jelas agar para hamba berhati-hati jangan sampai memberi peluang pada sesuatu yang tidak diinginkan. Seperti misalnya bila isteri-isteri itu jatuh, sikap bagaimana yang sebaiknya dilakukan hamba itu, agar mereka tidak menyentuh yang tidak boleh disentuh walau itu tidak disengaja. Sebab hal itu akan fatal akibatnya.
vi.
Penerbit (Publisher) LABEL: PENERBIT (Publisher) Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Propinsi Sulawesi Selatan bekerjasama dengan Lembaga Penelitian Universitas Hasanuddin
vii.
Penyumbang Lain (Other Contributor) LABEL: PENYUMBANG (Contributor) Pendeskripsi: Armi Anugrahi
viii.
Tanggal (Date) LABEL: TANGGAL (date) 14 November 2005
ix.
Tipe Sumber (Resource Type) LABEL: TIPE (Type) Naskah Lontaraq
x.
Format (Format)
9
LABEL:FORMAT (Format) PDF xi.
Identifikasi Sumber (Resource Identifier) LABEL: Identifikasi (IDENTIFIER) Belum ada
xii.
Sumber (Source) LABEL: Sumber (SOURCE) Lontaraq Latoa, halaman 48-49
xiii.
Bahasa (Language) LABEL: BAHASA (LANGUAGE) Bugis Kuno
xiv.
Relasi (Relation) LABEL: RELASI (RELATION) Naskah lontaraq ini memiliki hubungan dengan naskah pangadereng, naskah kerajaan Bone, dan Wajo.
xv.
Coverage LABEL: COVERAGE Tidak ada
Xvi Manajeman HAKI (Right Management) LABEL: HAKI (RIGHT) Tidak ada
Rekomendasi Melihat kenyataan di lapangan bahwa naskah-naskah lontaraq yang ada pada umumnya sudah tidak dapat disentuh karena berbagai sebab seperti yang telah dikemukakan di atas, maka kami merekomendasikan untuk segera menyelamatkan
naskah-naskah
lontaraq
yang
ada
agar
segera
memprogramkan untuk mendigitalisasi naskah lontaraq. Dengan demikian, naskah-naskah tersebut dapat diakses baik secara nasional maupun secara internasional. Disamping itu juga perlu pengkajian naskah-naskah yang sesuai untuk membuat kurikulum yang bermuatan lokal, khususnya dalam pengajaran di
10
sekolah-sekolah agar generasi muda dapat memahami dan mengambil pelajaran dari kearifan lokal.
*****
11
DAFTAR PUSTAKA Ali, A. M. 1989. Seuntai Mutiara yang Terpendam. Watampone. Burnard, L.D., and Sperberg-McQueen, C.M., 1995. TEI Lite: An Introduction to Text Encoding for Interchange (TEI U5). Available from: http://www.hcu.ox.ac.uk/TEI/Lite/ Groves, P.J. and Lee, S.D. 1999. ‘On-Line Tutorials and Digital Archives’ or ‘Digitising Wilfred’ [online]. Available from: http://info.ox.ac.uk/jtap/reports/index.html Ibrahim Anwar, 2003. Sulesana: Kumpulan Esai Tentang Demokrasi dan Kearifan Lokal. Makassar: Lembaga Penerbitan Unhas. Ibrahim Husain. “Apakah Siri Merupakan Unsur positif” Seminar Siri di Sulawesi Selatan. Ujung Pandang, 11-13- Juli 1977. Drake, Karl-Magnus. At al., 2003. Good Practice Handbook. Online tutorials. Available from: http://www.minervaeurope.org/guidelines.htm Lubis, Muchtar. “Penerus Budaya Kita Terputus”. Prisma. LP3ES No. 11.1981. Mukhlis PaEni. 2005. Nawa-nawa Patuju (Berpikir Positif): Nilai Budaya dalam Etos Kerja Bugis. Jakarta: Assosiasi Tradisi Lisan (ATL) Bekerjasama dengan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI. OCLC. Dublin Core Metadata Initiative [online]. Available from: http://purl.oclc.org/dc/. Online Tutorials. Creating and Documenting Electronic Texts. Available from: http://www.ahds.ac.uk/guides/index.htm#literature Robinson, P. 1993. The Digitization of Primary Textual Sources. Oxford: Office for Humanities Communication Publications. Siti Chamamah Soeratno. 2003. “Filologi sebagai Pengungkap Orisinalitas dan Transformasi Produk Budaya”. Yogyakarta: Materi kuliah perdana pada Program Pascasarjana UGM tahun 2003/2004. Supardjo.2003.”Digitalisasi Bahasa dan Sastra Jawa: Suatu Teknik Penempatan Data dan Penggarapannya Menuju Budaya Nasional dan Internasional”. Jurnal Linguistika Jawa Vol. 1 No. 01 Feb. 2003. Surakarta: Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS. Supardjo dan John Paterson. 2004. “Digitalisasi sebagai salah satu upaya preservasi naskah Jawa”. Makalah. Jakarta. Simposium Internasional Pernaskahan Nusantara VIII dan Munas Manassa ke-3 UIN Jakarta 26-28 Juli 2004. Tiina Mahlamäki. From the Field to the Net: Cataloging and digitising Cultural Research Material, diakses di www.utu.fi
12