Pra interaksi a.Mempersiapkan naskah drama b.Mempersiapkan media c.Latihan drama Orientasi a.Mempersiapkan diri b.Membuka pertemuan dengan mengucap salam c.Memperkenalkan nama kelompok d.Kontrak waktu Tahap kerja a.Memainkan drama sesuai dengan perannya masing – masing. Terminasi a.Membacakan kesimpulan dari drama yang telah dimainkan. b.Menutup pertemuan dengan mengucapkan salam. 5 menit A.TEMA: Ronde Keperawatan Sub Tema: Ronde Keperawatan di Ruang Penyakit Dalam B.LATAR BELAKANG Manajemen adalah suatu upaca kegiatan untuk mengarahkan, mengkoordinasi,mengarahkan dan mengawasi dalam mencapai tujuan bersama dalam sebuahorganisasi.Manajemen keperawatan adalah upaya staf keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada pasien, keluarga, serta masyarakat. Manajemen sangat penting diterapkan di dalam ruangan agar semua kegiatan tertata Rapi dan terarah, sehingga tujuan dapat dicapai bersama, yaitu menciptakan suasana yang aman dan nyaman baik kepada sesama staf keperawatan maupun pasien. Dalam pelaksanaan manajemen terdapat model praktik keperawatan professional ( MPKP ) yang di dalamnya terdapat kegiatan ronde keperawatan. Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan dimana perawat primer dan perawat asosiet bekerja sama untuk menyelesaikan masalah klien, dank lien dilibatkan secara langsung dalam proses penyelesaian masalah tersebut. Ronde keperawatan diperlukan agar masalah klien dapat teratasi dengan baik, sehingga semua kebutuhan dasar klien dapat terpenuhi. Perawat professional harus dapat menerapkan ronde keperawatan, sehingga role play tentang ronde keperawatan ini sangat perlu dilakukan agar mahasiswa paham mengenai ronde keperawatan dan dapat mengaplikasikannya kelak saat bekerja. C.TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Instruksional Umum Setelah dilakukan role playmengenai ronde keperawatan, mahasiswa STIKes diharapkan mampu memahami dan mene rapkan ronde keperawatan dengan menggunakan prinsip – prinsip
SKENARIO ROLE PLAY RONDE KEPERAWATAN Tahap Pra Ronde (1 hari sebelum pelaksanaan yaitu atau tanggal sebelumnya) PP1 menemui KARU diruangannya untuk melaporkan kegiatan ronde keperawatan pada pasien yang menjadi tanggungjawabnya. PP1 Dayat: Tok...tok...tok,” Assalamualaikum Ns. Akbar ...!”” KARU Waallaikumsalam Ns. dayat ...,ada keperluan apa Ners dayat ....?” PP1: Begini Ners akbar, “saya ingin melaporkan pasien Ny. K, umur 34 tahundi kamar D4 dengan diagnosa DM + Ganggren,selama ini pasien dalam kedaan sadar penuh. Pasien datang dengan luka ganggren di cruris 1/3 distal Keadaan umum pasien Lemah Selama ini pasien sudah mendapatkan antibiotik dan rawat luka setiap hari tetapi keadaannya tidak kunjung membaik. Pasien juga hipertermi dan suhunya tidak kurang dari 38 Tindakan yang telah saya berikan yaitu memberikan kompres dingin pada daerah frontal dan aksila, kolaborasi dalam pemberian antipiretik dan analgesik, melakukan rawat luka dengan teknik aseptik setiap hari, observasi TTV setiap hari. Dari hasil laboratorium didapatkan albumin 7,4 Hb 12,4 gr%. Sementara ini pasien mendapatkan infuse martos 500 cc dan Panamin G 500 cc dengan pemberian insulin drip. Selain itu pasien juga mendapatkan diet sonde B1 2100 kalori, bila menurut perhitungan pasien sudah mencukupi kebutuhan kalorinya, namun dilihat dari kondisi luka dan kadar albumin yang fluktuatif terlihat kalau nutrisi yang masuk belum mencukupi”. Bagaimana menurut Ns akbar “? KARU : Oh....,kalau begitu sebaiknya besok kita laksanakan ronde keperawatan pada pasien NS dayat tersebut. Tolong Ners dayat untuk menyiapkan pasien, status pasien dan jangan lupa informed consentnya ya ?” PP1dayat : Baik Ners Vakbar , akan saya siapkan. dayat mengucapkan terima kasih dan berpamitan. Narator : Setelah selesai menghadap KARU,PP1 mengambil status pasien lengkap dengan informed consentnya serta langsung menemui pasien dan keluarganya. PP1 dayat : “Selamat Pagi, Ny. K ?”.Bagaimana keadaan pasien K hari ini?”
Kel Px emmi : Selamat pagi suster, keadaannya hampir sama seperti kemarin, keluarga pengin cepat pulang. PP1 dayat : Sabar ya pak! Kita dan bapak sekeluarga sedang berusaha, tinggal berdoa .“Oh ya pak,bisa mengganggu sebentar soalnya ada yang mau saya bicarakan. Kelp x emmi : Boleh suster,emangnya ada apa?” PP1 dayat : Begini pak, keluarga bapak selama dalam perawatan kami, mempunyai beberapa masalah keperawatan antara lain mobilisasi dan kulitnya yang luka. Untuk itulah besok kami bermaksud hendak melaksanakan ronde keperawatan yang bertujuan untuk memecahkan masalah ysng dihadapi keluarga bapak. Pada pelaksanaannya nanti akan diikuti oleh perawatperawat yang bertugas. Bagaimana,pak.....? Kel px marwa ; Oh iya saya sangat setuju sekali wong tujuannya baik,berapa lama kegiatan ronde berlangsung/” PP1dayat : Nggak lama kok, kira-kira 15 menit. Untuk itu ada surat persetujuan yang harus ditandatangani oleh bapak. Kel Px : Dimana saya harus tandatangan suster ? PP1 dayat bolpoint.
: Sambil menunjuk tempat untuk tandatangan keluarga,PP1 menyerahkan
Kel Px marwa : Mengambil ballpoint dan langsung menandatangani surat persetujuan dan menyerahkan ke ke dayat PP1 dayat : Memeriksa kelengkapan surat tersebut dan dan ikut menandatangani sebagai penanggungjawab. Setelah itu PP1 mengucapkan terimakasih dan mengingatkan waktu pelaksanaannya besok jam 11. Narator : Keluarga pasien meninggalkan nurse station diikuti PP1 yang langsung menemui PA untuk memeriksa persiapan untuk besok. Tahap Ronde di nurse station pada hari kamis tgl 22 september 2005 Narator : Pada jam 11.00 di nurse station sudah berkumpul KARU,PP1 dan PA serta PP dan PA lainnya Aslifa dan kartini , konselor. Setelah itu KARU langsung membuka acara tersebut. KARU akbar : “Selamat siang saudara-saudara, hari ini kita berkumpul disini akan mengadakan ronde keperawatan pada pasien dari PP1 Tn A dengan cedera otak sedang, fraktur cruris,diabetes melitus dan masalah keperawatan yang muncul anatara lain adalah
gangguan nutrisi dan integritas kulit, dimana tujuan dari pelaksanaan ronde keperawatan adalah memecahkan masalah yang dihadapi oleh pasien dan perawat”. Kemudian KARU mempersilahkan Perawat untuk melaporkan permasalahan yang dihadapi. PP1 dayat : “Terima kasih Pak,atas waktu yang diberikan pada saya. Baiklah saya akan mulai melaporkan masalah Tn A dengan diagnosa cedera otak sedang,fraktur cruris dan diabetes melitus dengan beberapa masalah keperawatan diantaranya gangguan nutrisi dan integritas kulit. Saat ini didaerah lumbosacral mulai terjadi dekubitus grade 1, dan adanya luka grade 3 didaerah calcaneal kiri akibat tirah baring lama. Ekstremitas pasien terlihat oedem. Pasien sekarang mendapatkan infus Martos dan Pan amin G masing-masing 500 cc. Sedangkan untuk nutrisinya pasien mendapat sonde 6 x 350 cc, tidak ada retensi dan muntah juga tidak ada. Selain itu pasien juga mendapat ekstra jus kutuk dan putih telur untuk meningkatkan albumin, namun dari semua intake yang diberikan ternyata kadar albumin darah Tn A justru tidak menunjukkan normal namun fluktuatif cenderung menurun. Sedangkan dari lukanya terlihat jaringan keputihan dan nekrotik. Selain itu proses kesembuhan dari luka pasien selain dicruris berjalan lambat dan oedema pada pasien menunjukkan kalau status nutrisi juga kurang. Intervensi yang sudah kami lakukan adalah rawat luka tiap hari, mobilisasi tiap 2 jam dan pasien sudah lama memakai bantal air. KARU akabar : Terimakasih saudara PP1, sekarang saya persilahkan PP2 NS. Aslifa untuk memberi masukan sehubungan dengan masalah yang dihadapi pasien NS. Dayat. PP2 Aslifa : Terima kasih pak, Saudara NS dayat berapa tadi kadar albumin yang terbaru dan sebelumnya dari Tn A dan obat-obatan apa saja yang sudah diberikan untuk pasien?” PP1 dayat : Tn A kadar albumin terbaru adalah 2,4 dan sebelumnya adalah 2,8 dan pasien mendapat infuse Martos dengan drip insulin dan Pan Amin.
PP2 dayat : “Jadi pasien juga mempunyai penyakit diabetes mellitus yang lama ?”Bagaimana mobilisasi selama ini, apakah tetap dilakukan ?” PP1 dayat : Iya, sudah dilakukan tiap 2 jam!” PP2: Aslifa “Cukup pertanyaan dari saya pak” Karu Akbar : apakah ada lagi ? PP3 kartini : saya mau tabyakan bagaimana perawatan lukanya NS dayat ? Dayat : perawatan luka modern KARU: “Baiklah kalau tidak ada pertanyaan lagi,kita validasi data ke pasien Tn A?” Tahap Ronde di Bed pasien Narator: Tim ronde keperawatan menuju ke bed pasien menemui pasien dan keluarganya. PP1: “Selamat Siang Pak !” Sesuai janji kita yang kita sepakati kemarin, hari ini kita akan melakukan ronde keperawatan, dimana saat ini tim ronde keperawatan akan sama-sama membantu memecahkan masalah keperawatan yang dihadapi oleh Tn A. Kemudian mempersilahkan NS aslifa, kartini memvalidasi data. PP2 kartini : “Selamat Pagi pak!” Apa selama ini sondenya sudah masuk semua ?” Kel Px emmi : Sudah. PP2aslifa : Berapa tensi, nadi dan suhunya ? PP1 dayat : Saudari PA ( marwa) minta tolong ukur suhu, tensi dan nadinya PA marwa : Baik. Tensinya 120/80, nadi 88x/mnt, suhu 37,8C PP2:aslifa “Ekstremitas pasien memang oedem, dan lukanya juga terlihat banyak rembesan. CRT < 3dtk. “Pak bagaimana sondenya bisa masuk semua ?” Kel Px emmi : Masuk semua sus! PP2 kartini : Bagus kalau begitu. Dari saya cukup ,Pak KARU KARU akbar : Baiklah kita kembali ke nurse station Narator : Setelah itu KARU,PP1,PP2 diikuti PA kembali ke nurse station Tahap Ronde di nurse station KARUakbar : Setelah melihat pasien Tn A, apa ada yang mau dipertanyakan lagi?
PP2 aslifa : “Saya masih ada pertanyaan?” KARU akbar : “Silahkan !” PP2 aslifa : “Apa yang sudah diberikan pada luka pasien ?” PP1 dayat : “Kami sudah memberikan kompres PZ dan soefratul, namun di luka decubitus tidak kami berikan.” PP2 kartini : “Apa di daeran calcaneal sudah diberi bantalan?” PP1 dayat : Kami sudah memberikan bantalan dari handschoen yang diisi air”. PP2 aslifa : Alangkah baiknya kalau dinekrotomi dan juga diberikan soefratul.” Juga unutuk dietnya diusulkan utuk ditambah karena dengan luka seperti itu jelas tidak mencukupi”. KARU akbar : Apakah ada masukan dari konselor?” Konselor gizi kasmiawati : Setelah melihat pasiennya, memang lebih baik kalau kalori dari dietnya ditingkatkan namun kita perlu konsultasi dengan interna dan tim gizi untuk penambahan kalorinya karena mempertimbangkan fluktuatif dari kadar GDA pasien. Makasih saya kembalikan ke karu Kenselor dokter kartia : pasien terlihat sudah berespon dengan baik, saya rasa jika retensi negative dan tidak ada mual, diet sondenya ditambah atau peroral tidak lewat sonde Juga diusulkan untuk tranfusi albumin, karena dari diet saja ditambah ekstra putih telur dan jus kutuk, untuk menaikkan albumin memerlukan waktu lama. Sedangkan untuk kulit pasien juga perlu dimassage dengan baby oil untuk menjaga atau meningkatkan vaskularisasi didaerah punggung. Untuk calcaneal lebih baik kalau memakai donat yang terbuat dari kapas digulung dengan kassa, karena menurut penelitian terakhir handschoen berisi air masih memberikan tekanan pada kulit. Selain itu perlu diperhatikan balance cairannya,karena pasien terlihat oedem, tidak baik untuk pasien jika kelebihan cairan. Dari saya cukup pak KARU. Konselor apoteker cici : sebaiknya obatnya di naik 1 cc saja ya.. nanti kita lihat perkembangya makasih
KARU akbar : Terima kasih saudari konselor dan saudari PP1 dan PP2 juga Saudara PA atas kerjasamanya. Jadi untuk memecahkan masalah pasien kita harus meningkatkan kalori yang masuk ke pasien jika dibandingkan dengan kondisi luka pasien. Juga diperhatikan untuk balance cairan dan kolaborasi untuk pemberian albumin. Dan untuk luka lebih baik juga diberikan soefratul untuk luka dicalcaneal dan pemberian donat untuk mencegah dicubitus. Pemberian massage juga penting untuk mencegah dicubitus. Terima kasih atas perhatiannya dan saya ucapkan teima kasih atas kerjasamanya.Selamat siang.
Menyediakan waktu yang cukup untuk menyusun daftar tugas-tugas yang harus dilimpahkan secara rasional dan dapat dilaksanakan oleh staf. 2. Seleksi orang yang tepat Memilih orang yang sesuai untuk melaksanakan tugas limpah berdasarkan kemampuan, kinerja staf, kelebihan dan kelemahan, dan perilaku staf. 3. Memberikan arahan dan motivasi kepada staf 4. Lakukan supervisi yang tepat
Role play Managemen keperawatan pendelegasian Jadi kembali berperan seperti roll play pre comprens. Yang di ajarkan ibu kiki Nanti KARU yang akan medelegasikan tugasnya sebagai karu untuk di berikan ke TIM A yaitu dayat, selama 2 hari karena KARU mau ke surbaya pelatihan dan semua tugas di delegasi sama dayat, dan nanti dayat yang laporkakan hasilnya selama 2 hari I. TUGAS KEPALA RUANGAN Seorang perawat profesional yang diberi wewenang dan tanggung jawab dan mengelola kegiatan pelayanan perawatan di satu ruang rawat. Tugas Pokok Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan Keperawatan di ruang rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya. Uraian Tugas 1. Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi : a. Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta tenaga lain sesuai kebutuhan. b. Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan sesuai kebutuhan. c. Merencanakan dan menetukan jenis kegiatan/asuhan keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien. 2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi : a.. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan ruang rawat. b. Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga lain sesuai kebutuhan dan ketentuan atau peraturan yang berlaku. c. Melaksanakan program orientasi kepada tenaga perawatan baru atau tenaga lain yang akan bekerja diruang rawat. d. Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk melaksanakan asuhan keperawatan sesuai ketentuan/standar. e. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja sama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pelayanan di ruang rawat. f. Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana perawatan dan tenaga lain yang berada diwilayah tanggug jawabnya. g. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang perawatan antara lain melalui pertemuan ilmiah. h. Mengenal jenis dan kegunaan barang/peralatan serta mengusahakan pengadaannya sesuai kebuthan pasien agar tercapai pelayanan yang optimal. i. Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat dan bahan lain yang diperlukan diruang rawat. j. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu dalam keadaan siap pakai. k. Mempertangungjawabkan pelaksanan inventarisasi peralatan. l. Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan keluarganya, meliputi penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruangan, fasilitas yang ada cara penggunaannya serta kegiatan rutin sehari-hari di ruangan. m. Mendampingi dokter selama kunjungan keliling (visite dokter) untuk pemeriksaan pasien dan mencatat program pengobatan, serta menyampikan kepada staf untuk melaksanakannya. n. Mengelompokan pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat menurut tingkat kegawatannya, infeksi dan non infeksi untuk memudahkan pemberian asuhan keperawatan. o. Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat untuk mengetahui keadaanya dan menampung keluhan serta membantu memecahkan masalah yang dihadapinya. p. Mejaga perasan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama pelaksanaan pelayanan perawatan berlangsung.
q. Memberi penyuluhan kesehatan terhadap pasien atau keluarga dalam batas kewenangan. r. Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi selama pelaksanaan pelayanan perawatan berlangsung. s. Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan dan kegiatan lain yang dilakukan secara tepat dan benar. Untuk tindakan perawatan selanjutnya. t. Mengadakan kerjasama yang baik dengan kepala ruang yang lain, seluruh kepala bidang, kepala bagian, kepala instalasi dan kepala unit di RS. u. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas, pasien dan keluarganya, sehingga memberikan ketenangan. v. Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien ruangan. w. Memeriksa dan meneliti pengisian daftar permintaan makanan berdasarkan macam dan jenis makanan pasien, kemudian memeriksa dan meneliti ulang saat penyajian sesuai dengan diitnya. x. Memelihara buku register dan berkas catatan medik. y. Membuat laporan harian dan bulanan mengenai pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan, serta kegiatan lain di ruang rawat. 3. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian meliputi : a. Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah ditentukan. b. Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan di bidang perawatan. c. Mengawasi dan mengendalaikan pendayagunaan peralatan perawatan serta obat-obatan secara efektif dan efisien, d. Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan asuhan keperawatan serta mencatat kegiatan lain di ruang rawat. II. PERAWAT PRIMER 1. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif. 2. Membuat tujuan dan rencana keperawatan. 3. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama praktek bila diperlukan. 4. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh disiplin ilmu lain maupun perawat lain. 5. Mengevaluasi keberhasilan asuhan keperawatan. 6. Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial di masyarakat 7. Membuat jadwal perjanjian klinik. 8. Mengadakan kunjungan rumah bila perlu. 9. Bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit. 10. Mengikuti timbang terima 11. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komperhensif 12. Membuat tujuan dan rencana keperawatan. 13. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama ia dinas. 14. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh disiplin lain maupun perawat blain. 15. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai. 16. Menerima dan menyesuaikan rencana. 17. Menyiapkan penyuluhan untuk pulang. 18. Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial di masyarakat. 19. Membuat jadual perjanjian klinik. 20. Mengadakan kunjungan rumah. 21. Melaksanakan sentralisasi obat. 22. Mendampingi visite.
23. Melaksanakan ronde keperawatan bersama dengan kepala ruangan dan perawat associate. 24. Melaporkan perkembangan pasien kepada kepala ruangan. III. PERAWAT ASOSIATE Seorang perawat yang diberikan wewenang dan ditugaskan untuk memberikan pelayanan keperawatan langsung kepada klien. Tugas Pokok A. Memberikan perawatan secara langsung berdasarkan proses keperawatan dengan sentuhan kasih sayang. 1. Melaksanakan tindakan perawtan yang telah disususun. 2. Mengevalusai tindakan keperawatan yang telah diberikan. 3. Mencatat dan melaporkan semua tindakan perawatan dan repons klien pada catatan perawatan. B. Melaksanakan program medik dengan penuh tanggung jawab. 1. Pemberian obat. 2. Pemeriksaan laboratorium. 3. Persiapan klien yang akan dioperasi. C. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik , mental, dan spiritual dari klien, : 1. Memelihaara kebersihan klien dan lingkungan. 2. Mengurangi penderitaan klien dengan memberi rasa aman, nyaman dan ketenangan. 3. Pendekatan dengan komunkasi terapiutik. D. Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi tindakan perawatan dan pengobatan serta diagnostik.. E. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai kemampuannnya. F. Memberi pertolongan segera pada kien gawat atau sakaratul maut. G. Membantu kepala ruangan dalam ketatalaksaaan ruangan secara administratif. 1. Menyiapkan data klien baru, pulang atau meninggal. 2. Sensus harian dan formulir. 3. Rujukan atau penyuluhan PKMRS. H. Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada diruangan. I. Menciptkan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan dan keindahan ruangan. J. Melaksankan tugas dinas pagi/sore/malam secara bergantian. K. Memberi penyuluhan kesehatan kepada klien sehubungan dengan penyakitnya. L. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik lisan maupun tertulis. M. Membuat laporan harian. N. Mengikuti timbang terima. O. Mengikuti kegiatan ronde keperawatan. P. Melaksanakan rencana keperawatan yang dibuat oleh perawat primer Q. Berkoordinasi dengan perawat associate yang lain dan perawat primer. R. Melakukan evaluasi formatif. S. Pendokumentasian tindakan dan catatan perkembangan pasien. T. Melaporkan segala perubahan yang terjadi atas pasien kepada perawat primer.
METODE PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT Untuk mengetahui kebutuhan perawat dalam sebuah rumah sakit dapat menggunakan berbagai pilihan metode. Berikut ini macam metode yang dapat digunakan dalam menghitung kebutuhan tenaga perawat : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Metode Rasio Metode Need Metode Douglas Metode Demand Metode Gillies Metode Swandsburg Metode Nina Metode Hasil Lokakarya Keperawatan Metode Hasil Workshop Perawatan di Ciloto Metode Standar Ketenagaan Perawat dan Bidan di Rumah Sakit
Berikut ini keterangan masing masing metode perhitungan keperawatan 1. Metode Rasio Metoda ini menggunakan jumlah tempat tidur sebagai denominator personal yang diperlukan.Metoda ini paling sering digunakan karena sederhana dan mudah.Metoda ini hanya mengetahui jumlah personal secara total tetapi tidak bisa mengetahui produktivitas SDM rumah sakit,da kapan personal tersebut dibutuhkan oleh setiap unit atau bagian rumah sakit yang mebutuhkan.Bisa digunakan bila: kemampuan dan sumber daya untuk prencanaan personal terbatas,jenis,tipe, dan volume pelayanan kesehatan relatif stabil.Cara rasio yang umumnya digunakan adalah berdasarkan surat keputusan menkes R.I. Nomor 262 tahun 1979 tentang ketenagaan rumah sakit,dengan standar sebagai berikut : Tipe RS A&B C D Khusus
TM/TT 1/(4-7) 1/9 1/15 Disesuiakan
TPP/TT (3-4)/2 1/1 1/2 Disesuiakan
TPNP/TT 1/3 1/5 1/6 Disesuiakan
TNM/TT 1/1 3/4 2/3 Disesuiakan
Keterangan : TM = Tenaga Medis TT = Tempat Tidur TPP = Tenaga Para Medis Perawatan TPNP = tenaga para medis non perawatan TNP = tenaga non medis Cara perhitungan ini masih ada yang menggunakan, namun banyak rumah sakit yang lambat laun meninggalkan cara ini karena adanya beberapa alternatif perhitungan yang lain yang lebih sesuai dengan kondisi rumah sakit dan profesional.
2. Metode Need Cara ini dihitung berdasarkan kebutuhan menurut beban kerja yang diperhitungkan sendiri dan memenuhi standar profesi. Untuk menghitung seluruh kebutuhan tenaga, diperlukan terlebih dahulu gambaran tentang jenis pelayanan yang diberikan kepada klien selama di rumah sakit. Diskripsi tentang pelayanan yang diberikan kepada pasien. Misalnya saja untuk klien yang berobat jalan, ia akan melalui/mendapatkan pelayanan, antara pembelian karcis, pemeriksaan perawat/dokter, penyuluhan, pemeriksaan laboratorium, apotik dan sebagainya. Kemudian dihitung standar waktu yang diperlukan agar pelayanan itu berjalan dengan baik. (Hudgin’s 82). Menurut Hundgins (1992) menggunakan standar waktu pelayanan pasien adalah sebagai berikut : 3. Metode Douglas Untuk pasien rawat inap, Douglas (1984) menyampaikan standar waktu pelayanan pasien rawat inap sebagai berikut : 1)
Perawatan minimal memerlukan waktu
2)
Perawatan intermediet/parsial memerlukan waktu
3)
Perawatan maksimal/total memerlukan waktu
: 1 – 2 jam/24 jam : 3 – 4 jam/24 jam : 5 – 6 jam/24 jam
Dalam penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori tersebut di atas adalah sebagai berikut : Kategori I : Self Care / Perawatan Mandiri (Minimal) Kegiatan sehari-hari dapat dilakukan sendiri, penampilan secara umum baik, tidak ada reaksi emosional, pasien memerlukan orientasi waktu, tempat dan pergantian shift, tindakan pengobatan biasanya ringan dan simpel. Asuhan keperawatan minimal mempunyai kriteria sebagai berikut :: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kebersihan diri, mandi ganti pakaian dilakukan sendiri Makan dan minum dilakukan sendiri Ambulansi dengan pengawasan Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap jaga (shift) Pengobatan minimal dengan status psikologis stabil Persiapan prosedur memerlukan pengobatan
Kategori II : Intermediet Care / Perawatan Sedang(Partial) Kegiatan sehari-hari untuk makan dibantu, mengatur posisi waktu makan. memberi dorogan agar mau makan,eliminasi dan kebutuhan diri juga dibantu atau menyiapkan alat untuk ke kamar mandi.Penampilan pasien sakit sedang.Tindakan perawatan pada pasien ini monitor
tanda-tanda vital,periksa urine reduksi,fungsi fisiologis,status emosinal,kelancaran drainage atau infus.Pasien memerlukan bantuan pendidikan kesehatan untuk support emosi 5-10 menit/shift atau 30-60 menit/shiftdengan mengobservasi side efek obat atau reaksi alergi. Asuhan keperawatan parsial mempunyai kriteria sebagai berikut : 1. 2. 3. 4.
Kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam sekali Ambulansi dibantu, pengobatan lebih dari sekali Pasien dengan kateter urine, pemasukan dan pengeluaran intake output cairan dicatat / dihitung. 5. Pasien dengan infus, persiapan pengobatan yang memerlukan prosedur
Kategori III : Intensive Care / Perawatan Total Kebutuhan sehari-hari tidak bisa dilaksanakan sendiri,semua dibantu oleh perawat penampian sakit berat.pasien memerlukan observasi terus-menerus. Asuhan keperawatan total mempunyai kriteria sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5.
Semua keperluan pasien dibantu Perubahan posisi, observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap 2 jam Makan melalui slang ( NGT / pipa lambung ), terapi intravena Dilakukan penghisapan lender (suction) Gelisah / disorientasi.
Berdasarkan kategori tersebut, didapatkan jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi, sore dan malam sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien : Klasifikasi Pasien No
Minimal
Parsial
Total
Pagi
Siang
Malam
Pagi
Siang
Malam
Pagi
Siang
Malam
1
0,17
0,14
0,07
0,27
0,15
0,10
0,36
0,30
0,20
2
0,34
0,28
0,14
0,54
0,30
0,20
0,72
0,60
0,40
3
0,51
0,42
0,21
0,81
0,45
0,30
1.08
0,90
0,60
dst
Sumber : Dauglas (1984) Berdasarkan derajat ketergantungan, identifikasi jumlah pasien yang dirawat dilakukan dengan mengikuti panduan sebagai berikut :
1. Dilakukan 1x sehari pada waktu yang sama dan sebaiknya dilakukan oleh perawat yang sama selama beberapa hari sesuai kebutuhan, dengan menggunakan format klasifikasi pasien berdasarkan derajat ketergantungan 2. Setiap pasien dinilai berdasarkan kriteria klasifikasi pasien (minimal memenuhi 3 kriteria) 3. Pasien dikelompokkan sesuai dengan klasifikasi tersebut dengan memberi tanda (I) pada kolom yang tersedia sehingga dalam waktu 1 hari dapat diketahui beberapa jumlah pasien dengan klasifikasi minimal, parsial dan total. 4. Bila pasien hanya mempunyai 1 kriteria dari klasifikasi tersebut, maka pasien dikelompokkan pada klasifikasi diatasnya.
4. Metode Demand Cara demand adalah perhitungan jumlah tenaga mennurut kegiatan yang memang nyata dilakukan oleh perawat. Konversi Kebutuhan Tenaga adalah seperti pada perhitungan cara Need. Menurut Tutuko (1992) setiap klien yang masuk Ruang Gawat Darurat dibutuhkan waktu sebagai berikut : * Untuk Kasus Gawat Darurat
: 86,31 menit à 87 menit
* Untuk Kasus Mendesak
: 71,28 menit à 71 menit
* Untuk Kasus Tidak Mendesak
: 33,69 menit à 34 menit
Menurut Depkes Filipina (1984) kebutuhan pasien adalah sebagai berikut : Jenis Pelayanan
Rata-rata jam perawatan/ pasien/hari
Non Bedah (Interna)
3,4 jam
Bedah
3,5 jam
Campuran Bedah dan Non Bedah (Interna)
3,5 jam
Post Partum
3,0 jam
Bayi Baru Lahir
2,5 jam
Anak – anak
4,0 jam
Menurut Althaus et al 1982 dan Kirk 1981 adalah sebagai berikut :
Level I (Minimal) : 3,2 jam. Level II (Intermediate) : 4,4 jam. Level III (Maksimal) : 5,6 jam.
.
Level IV (Intensif Care) : 7,2 jam.