Nama : Fitri Hidayani Nim : 05.13.078
LATAR BELAKANG Menurut WHO pada tahun 2008, hampir 80% anak mengalami perawatan di Rumah Sakit yang dilakukan tindakan invasif (yang terpasang infus). Sedangkan di Indonesia pada tahun 2009 dan 2010 persentase rawat inap anak sebesar 4,31% dan 4,65% (Kementerian Kesehatan RI, 2012). Berdasarkan survei kesehatan ibu dan anak pada tahun 2010 didapatkan hasil 1.425 anak mengalami dampak dari tindakan invasif (pemasangan infus) (Febriana, 2011). Permasalahan yang ada pada anak yang terpasang infus adalah selain akan menimbulkan gangguan fisik seperti rasa nyeri, kemerahan , juga dapat mempengaruhi psikologis pada anak itu sendiri berupa stress, agresif, dan perasaan terkekang akibat area pemasangan infus. Selain reaksi perilaku negatif dampak dari tindakan invasif tersebut juga dapat berpengaruh terhadap istirahat/kebutuhan tidur pada anak. Dan juga dapat berpengaruh terhadap kecemasan pada anak itu sendiri (Ratna, 2012).
Pada anak yang di rawat di rumah sakit timbul kecemasan karena ketidakmampuan fisiologis dan menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti bermain, belajar, dan lain sebagainya sehingga pada anak yang di rawat di rumah sakit yang mendapat terapi infus mengalami keterbatasan gerak akibat terpasangnya infus dan anak cenderung mengalami gangguan pola tidur akibat dari terpasangnya infus yang biasanya pada anak diberikan fiksasi dan spalk (Sugeng H, 2008). Masalah tidur merupakan masalah yang sering dihadapi anak yang mengalami tindakan invasif berupa pemasangan infus, diantaranya anak sering terbangun dimalam hari atau bisa juga dari beberapa faktor misalnya nyeri akibat pemasangan infus, cemas dan gelisah karena terpasang infus atau juga lingkungan yang bising (Febriana, 2011).
RUMUSAN
MASALAH
Hubungan Antara Kecemasan Dengan Pola Tidur Pada Anak Yang Terpasang Infus Di Ruang Anak Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2017.
TUJUAN umum : Untuk mengetahui adanya hubungan antara kecemasan dengan pola tidur pada anak yang terpasang infus di ruang anak Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Khusus : a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kecemasan pada anak yang terpasang infus b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pola tidur pada anak yang terpasang infus
c. Untuk mengetahui hubungan antara kecemasan dengan pola tidur pada anak yang terpasang infus
RUANG LINGKUP
Tujuan Metode penelitian Tempat penelitian Waktu penelitian 1. Manfaat teoritis
MANFAAT PENELITIAN
KEASLIAN PENELITIAN
2. Manfaat praktisi : bagi rumah sakit bagi institusi bagi peneliti
1. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kecemasan Pada Anak Usia Prasekolah Di Bangsal Melati RSUD Tugurejo Semarang 2. Kajian Stres Hospitalisasi Terhadap Pemenuhan Pola Tidur Anak Di r RSUD Baptis Kediri 3. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemenuhan Kebutuhan Tidur Pada Anak Di RSUD Prof. Dr H Aloe Saboe Gorontalo 4. Tingkat Kecemasan Pada Anak Prasekolah Yang Mengalami Hospitalisasi Berhubungan Dengan Perubahan Pola Tidur Di RSUD Karanganyar
C. KONSEP KECEMASAN B. KONSEP TIDUR A. KONSEP ANAK 1. Definisi anak 2. Pertumbuhan & perkembangan anak 3. Respon anak saat terpasang infus
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Definisi tidur Fungsi tidur Fisiologi tidur Kebutuhan tidur manusia Jenis tidur Siklus tidur Gangguan tidur pada anak Gambaran kebutuhan tidur anak yang terpasang infus 9. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola tidur 10.Alat ukur pola tidur
1. Definisi kecemasan 2. Tingkat kecemasan 3. Rentang respon kecemasan 4. Tanda & gejala kecemasan 5. Alat ukur kecemasan 6. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan
KERANGKA KONSEP
Anak sakit yang terpasang infus Respon anak saat terpasang infus : 1. Reaksi pada masa bayi yaitu menangis keras, pergerakan tubuh yang banyak, & ekspresi wajah yang tidak menyenangkan. 2. Reaksi pada anak usia toddler yaitu pada tahap protes seperti menangis , menjerit, & menolak perhatian orang lain. 3. Reaksi anak usia prasekolah yaitu menolak makan, sering bertanya, menangis perlahan & tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan. 4. Reaski pada masa sekolah yaitu menolak perawatan/tindakan & tidak kooperatif pada petugas kesehatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola tidur : 1. Penyakit (nyeri, infeksi,sesak nafas) 2. Lingkungan (bising, tidak nyaman) 3. Nyeri (terjadi gangguan kenyamanan) 4. Stress emosional (gelisah & cemas)
Sulit tidur pada anak
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan : 1. Kehilangan kebebasan 2. Interaksi dengan prtugas kesehatan 3. Berpisah dengan orang yang berarti
kecemasan Stress akibat terpasangnya infus Fokus pada masalah
Pengaruh pemenuhan kebutuhan tidur
KERANGKA KONSEP independent
Kecemasan
HIPOTESIS Ha
: ada hubungan
Ho
: tidak ada hubungan
DEFINISI OPERASIONAL
dependent
Pola Tidur
No
Variabel
Definisi operasional
1.
kecemasan
Suatu penilaian terhadap respon fisik kecemasan, psikologis kecemasan, dan perilaku kognitif kecemasan
2.
Pola tidur
Penilaian terhadap waktu tidur, perilaku tidur, terbangun pada malam hari, dan bangun pada pagi hari
Cara ukur
Alat ukur
Hasil ukur
Sakal ukur
Cheklist
Kuesioner tes T-MAS (Taylor’s Manifest Scale) (Tsani, 2015)
1. Cemas ringan jika skor ≤6 2. Cemas sedang jika skor >6
Ordinal
Cheklist
Kuesioner CSHQ (Children Sleep Habit’s Questionnaire)
1. Baik jika skor ≤41 2. Kurang baik jika skor >41
ordinal
DESAIN PENELITIAN Desain
:Survei Analitik
Pendekatan
: Cross Setional
POPULASI & SAMPEL Populasi
: Berjumlah 54 Orang
Sampel
: Sebanyak 54 Orang
TEMPAT & WAKTU PENELITIAN Tempat
: Ruang Anak Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
Waktu
: Bulan Maret 2017
TEKNIK PENGUMPULAN DATA Data Primer Data Skunder
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA instumen kecemasan instrumen pola tidur
PENGOLAHAN & ANALISIS DATA Pengolahan Data
Analisa Data
: tes T-MAS (Taylor’s Manifest Anxiety Scale) : CSHQ (Children Sleep Habit’s Questionnaire)
Editing Analisa Univariat
ETIKA PENELITIAN Inform Consert Anonimity (Tanpa Nama) Kerahasiaan Tidak Merugikan
TAHAP PELAKSANAAN PENELITIAN Tahap Persiapan Tahap Pelasanaan
Cooding
Procesing Bivariat
Cleaning