Ppt Semhas Revisi.pptx

  • Uploaded by: Hendrik rsj
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ppt Semhas Revisi.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,163
  • Pages: 26
Hubungan antara STATUS MENTAL dengan tingkat KEMANDIRIAN Dalam Pemenuhan Aktivity Daily Living (ADL) Pada Pasien Jiwa Lansia Diruang

Perawatan Rumah Sakit Jiwa Propinsi Kalimantan Barat Tahun 2017

Oleh: Ari Pawitrasari NIM:

1. Peningkatan populasi Lansia didunia (masalah global), tidak sebanding

dengan pelayanan kesehatan yang tersedia 2. Akibatnya meningkatnya jumlah lansia dengan gangguan kognitif dan dirawat dirumah sakit jiwa. 3. Lansia dengan gangguan kognitif di RSJ: memerlukan pemantauan, kesulitan memenuhi ADL, Tidak mandiri

4. Pemantauan perubahan kognitif lansia dasar prediksi dalam tingkat ketergantungan atau besarnya bantuan yang diperlukan bagi pasien 5. Hambatan perawatan pasien lansia dengan ggn jiwa adalah tidak tersedia bantuan keluarga memperparah kesuliitan pemenuhan ADL pasien.

1. Jumlah pasien lansia dengan gangguan jiwa sebanyak 4,8% dan menyebar diseluruh rawat inap 2. Tidak pernah dilakukan pengkajian status mental dan status kemandirian 3. Dirawat secara tradisional 4. Jumlah perawat terbatas 5. Cenderung tidak terurus karena keterbatasan tenaga “melalui rancangan penelitian ini, peneliti ingin mengkaji apakah terdapat hubungan antara status kognitif dengan kemandirian pasien jiwa yang telah menginjak usia lanjut. “ Harapan dari hasil adalah sebagai data dasar dalam pemantauan status kesehatan lansia dengan gangguan jiwa dan data dasarpertimbangan tindakan keperawatan pemenuhan ADL pasien”

Data perkembangan Kognitif pasien

Gangguan kognitif

Pnilaian program pengobatan

Tingkat kemandirian

Penetuan tindakan keperawatan dan tingkat ketergantungan

Penunjang dokumentasi

Bagaimanakah hubungan antara status mental dengan tingkat kemandirian pemenuhan ADL pada pasien jiwa lansia di ruang Anggrek Rumah Sakit Jiwa Propinsi Kalimantan Barat

√ mengaplikasi MMSE dalam melihat tingkat kognitif

√ mengaplikasi index barthel dalam melihat tingkat kemandirian lansia



1. Lansia dengan gangguan jiwa  Lansia gangguan jiwa (psikogeriatri) adalah lansia dengan status gangguan fungsi psikologis, berpotensi mengancam kesehatan lansia tersebut secara umum termasuk kondisi fisik, psikologis maupun interaksi social, biasanya disebabkan oleh penurunan fungsi -fungsi tubuh akibat penuaan (Santoso&Ismail, 2009)  Ada 4 ciri pasien Geriatri dan Psikogeriatri, yaitu : ketebatasan fungsi tubuh (penuaan), akumulasi penyakit degeneratif, krisis psikososial, gangguan keseimbangan dan kemerosotan 2. Status kognitif  Status kognitif adalah komponen penting dari evaluasi apapun tentang fungsi sensori, penampilan, perilaku fisik dan kemampuan kognitif pada lansia yang berfungsi sebagai dasar evaluasi untuk pengkajian status mentalnya (Potter. 2005).  Salah satu test kognitif yang popular adalah Mini Mental State Exam (MMSE) yang dikembangkan oleh folstein pada tahun 1975. Test mini mental ini merupakan suatu metode yang menentukan fungsi mental kognitif baik praktek klinik maupun untuk penelitian. Aspek yang dinilai adalah:

“orientasi,

registrasi,kalkulasi,mengingat,bahasa”

3. Kemandirian Lansia adalah kemampuan yang dimiliki oleh lansia untuk tidak tergantung pada orang lain dalam melakukan aktivitasnya, semuanya dilakukan sendiri dengan keputusan sendiri dalam rangka memenuhi kebutuhannya (Alimul, 2004).

4. Activity daily living (ADL) adalah aktifitas perawatan diri yang harus pasien lakukan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup sehari-hari (Brunner & Suddarth, 2002). Salah satu alat pengukuran kemandirian lansia yang umum digunakan adalah menurut Indeks Barthel. Indeks Barthel (IB) adalah salah satu alat yang cukup sederhana untuk menilai dan mengukur kemandirian seseorang secara fungsional dalam hal perawatan diri dan mobilitas serta dapat digunakan untuk mengukur status fungsional dasar lanjut usia.

Kerangka Teori Penelitian Modifikasi dari Bondan (2006), Keliat (2005),Alimul (2005) dan Sugiarto (2005)

Definisi operasional

Rancangan aplikasi penelitian

Tingkat kognitif lansia ggn jiwa

Tingkat kemandiran pemenuhan ADL

Hubungan Status kognitif dengan kemandirian

Tindakan 1: Dinilai kognitif MMSE

Total sampling

√ Tindakan 2: Kemandirian INDEX BARTHEL

Pengambilan data di RSJP Kalimantan Barat Waktu pengambilan data: 14 hari kerja

Mini Mental Scale Exam (MMSE)

Index Barthel

1. Setiap pasien akan mendapatkan dua kali penilaian, yaitu: status kognitif dan tingkat kemandirian 2. Instrumen yang digunakan merupakan instrumen baku 3. Setelah dinilai dengan kedua instrumen,responden akan di kataristikkan berdasarkan tabel hasil penilaian diatas

Koding dan kategorisasi 1.

Hasil status kognitif

MMSE

2. Hasil tingkat kemandirian

INDEX BARTHEL

 

Analsisis statsistik dilakukan dengan bantuan software SPSS 16.0 Analisis bivariat: Menghitung koefesien korelasi

Melakukan uji signifikansi

Jadwal penelitian



Karakteristik responden

responden terbanyak 1. adalah berjenis kelamin laki-laki sebanyak 25 orang (80,6%) 2. berusia 60 sampai 65 tahun berjumlah 23 responden (74,1%) 3. jumlah hari rawat pasien lansia dengan gangguan yang dirawat adalah 1-3 bulan, yaitu 18 responden (58%)

p value lebih dari 0,05

 a.

b.

Karakteristik responden Jenis kelamin: lebih banyak responden pria sesuai dengan statistik pasien diRSJP, namun berbeda dengan jumlah lansia secara nasional dan pernyataan lansia waanita dengan harapan hidup lebih panjang (Kemkes RI,2012) Usia : Umur mempunyai hubungan dengan tingkat keterpaparan, besarnya risk serta sifat resistensi. Bertambahnya usia akan mempengaruhi kerja otak, kehilangan working memori,daya ingat dan konsentrasi (ellys, 2009). Pada responden, secara umum teori yang direkomendasikan terjadi, namun paparan resiko terkait perjalanan umur tdk dapat dideteksi, karena sebagian besar responden adalah orang terlantar dan dengnan gangguan jiwa yang lama

 

Hasil studi menunjukkan status kognitif dengan gangguan berat (51%). Sesuai teori, analisa dari studi terdapat 2 hal utama yang menyebabkan: 1. Kondisi kejiwaan  akibat dari gangguan psikososial yang terjadi sebagian besar disebabkan oleh perubahan dalam kehidupan individu, bersifat psikologis dan social (Keliat, 2011) 2. Penuaan  perubahan saraf termasuk perubahan struktur dan fungsi prekorteks, daerah lobus mediotemporal dan traktus syaraf (kamajaya, 2015)  penurunan kognitif pada lanjut usia akan terjadi dua kali lipat dalam setiap 5 tahun bertambahnya usia. (Wreksoatmodjo, 2012).









Hasil studi ketergantungan ringan sejumlah 19 responden (61,2%). Hasil ini menunjukkan bahwa meskipun lansia dan gangguan jiwa, responden di RSJ Singkawang ini masih mandiri dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Teori menyatakan: “Semakin tua ketergantungannya semakin besar” (alimul, 2004 dan Potter, 2005) Teori keliat : Penurunan kemandirian akibat adanya perubahan proses pikir Semua teori bertentangan dengan hasil studi, analisisnya adalah adaptasi yang telah dilakukan oleh responden,mengenal tempat, orang dan situasi lingkungan







Hasil tersebut berdasarkan uji statistik Pasien jiwa dgn status lansia, meskipun terjadi ggn kognitif tapi tetap mampu memenuhi kebutuhan ADL: Telaah teori:

1. Teori dorongan naluri: motivasi dasar manusia masih berfungsi: basic instinct to food, move dll 2. Jumlah hari rawat yg panjang: responden telah mengetahui jadwal makan, mandi, minum obat dan kenal perawat 3. Teori Classical conditioning: kebutuhan sehari-hari yang dipenuhi merupakan kegiatan yg setiap hari dilakukan

1.

2.

Walaupun secara statistik didapatkan tidak terdapat hubungan, namun pemenuhan yang terjadi berbeda dengan keadaan lansia yg tidak sakit jiwa. Responden memenuhi ADL dengan kualitas yg rendah: masih kotor dan berbau Analisis beban kerja perawat masih tinggi: walaupun pasien mandiri, namun kondisi mental yg tdk stabil sewaktu2 mmebutuhkan pelayanan yang banyak, serta tngkat waspada yang tinggi



Kesimpulan: 1. Tidak terdapat hubungan antara status kognitif dengan tingkat kemandirian pada pasien lansia dengan gangguan jiwa di RSJP Kalimantan Barat 2. Hasil studi berbeda dengan teori penuaan yang sebagian besar menyatakan bahwa semakin bertambah usia, maka akan semakin meningkatkan rasa ketergantungan. 3. Tidak ditemukan status kognitif mempengaruhi kebutuhan akan perawatan yang meningkat



Studi

ini

dapat

dijadikan

sebagai

dasar

dalam

penentuan cara dan tehnik perawatan bagi pasien lansia dengan gangguan jiwa 

Hasil studi tentang perubahan status kognitif dapat dijadikan dokumentasi ttg perkembangan kesehatan pasien



Dibutuhkan studi yang lebih mendalam : Perbedaan

karakteristik lansia normal dan lansia dengan gangguan jiwa berpeluang menghasilkan ilmu dan bukti empiris yang berbeda

Related Documents

Ppt Semhas Revisi.pptx
April 2020 5
Abstrak Semhas
October 2019 19
Ppt
November 2019 88
Ppt
December 2019 96
Ppt
November 2019 82
Ppt
October 2019 87

More Documents from ""