Ppt Refleks.pptx

  • Uploaded by: Ogis gis
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ppt Refleks.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 586
  • Pages: 13
PEMERIKSAAN REFLEK Gesti Kartanti Dzurorin Khumairoh Ogis Yoga.E. Dinda Oktavia Yulia Dinda

(201601046) (201601062) (201601063) (201601072) (201601077)

REFLEKS  Refleks merupakan kejadian involunter dan tidak dapat

dikendalikan oleh kemauan. Tindakan refleks merupakan gerakan motorik involunter atau respons sekretorik yang diperlihatkan jaringan terhadap stimulus sensorik, seperti refleks menarik diri, bersin, batuk, dan mengedip (Suc Hinchiff, 1999) Secara fisiologis dengan ringkas dapat dijelaskan bahwa suatu respons refleks terjadi bila suatu otot rangka dengan persarafan utuh diregangkan, otor ini akan kontraksi. (Muttaqin, 2008)

TEST FUNGSI REFLEKS FISIOLOGIS  Refleksi kornea

 Refleks pharing  Refleks abdominal  Refleks kremaster

 Refleks anal  Refleks bulbocavernosus

PEMERIKSAAN REFLEKS ANGGOTA GERAK  Perangsangan pada syaraf (neuron) sensible dapat

menimbulkan aktivitas motorik yang merupakan jawaban atas rangsangan itu.  Fenomena ini dinamakan refleks. Refleks yang sederhana sekali adalah refleks-refleks spinal. (H.Zaidin Ali, 2002)

 Refleks tendon biseps (RTB)

Pusat refleks berada di segmen medulla spinalis C.5 dan C.6. cara menimbulkan refleks ini sebagai berikut : Lengan pasien diletakkan dalam posisi setengah pleksi pada sendi siku. Ibu jari pemeriksa diletakkan pada tendon bisep pasien dan kemudian ibu jari itu diketuk dengan palu refleks.

 Refleks supinator (RS)

Refleks ini mempunyai pusat disegmen C.5 dan 6. Cara membangkitkan refleks ini sebagai berikut : Tangan pasien setengah prinosikon dan dengan palu refleks kita prosesus stilodeus osradii. Positif apabila lengan bawah melakukan sedikit supinasi.  Refleks pronator (RP) Refleks ini dibangkitkan dengan cara berikut : tangan pasien dipronasikan, si pemeriksa mengetuk dengan palu refleks pada prosesus stillodeus ulna atau pada bagian posteriorposterior osradii.

 Refleks tendon triseps (RTT)

Pusat refleks ini adalah disegmen C.7 dan 8 cara membangkitkan RTT ialah sebagai berikut : lengan pasien diletakkan pada posisi setengah fleksi di sendi siku. Palu refleks dipakai untuk mengetuk tendon triseos yang berada sedikit diatas oleh kranon.

 Refleks brachioradialis

Pusat refleks terdapat pada C.5-6, Cara membangkitkannya dengan mengetuk tendon otot brachioradialis di daerah proksimal pergelangan tangan, hasil positif bila terjadi kontraksi otot brachioradialis dan gerakan fleksi lengan bawah.

 Refleks quadricep femoris

Pusat refleks terdapat pada segmen 2-3-4, cara membangkitkannya dengan mengetuk tendon otot quadricep di daerah lutut, posisi tungkai fleksi di daerah lutut, positif bila terjadi kontraksi otot quadricep di daerah achilles atau gerakan ekstensi tingkat bawah.

 Refleks tendon lutut (RTL)

Pusat refleks ini terdapat di medulla spinalis setinggi L.2.3 dan 4. Cara menimbulkan refleks ini : tungkai di tekuk pada sendi lutut, palu refleks mengetuk tendon yang berada dekat tepi bawah dari patella. Gerakan jawaban yang didapat adalah kontraksi otot-otot ekstensi tungkai bawah. RTL meninggi pada lesi traktus kortikospinalis pada tongkat lebih tinggi dari L.2.3 dan 4.

 Refleks tendon achilles (RTA)

Refleks ini mempunyai pusat di medulla spinalis setinggi S.1. Cara membangkitkan refleks ini adalah sebagai berikut : tungkai pasien ditekuk sedikit pada sendi lutut, kakinya didorsofleksikan secara maksimal dan pemeriksa mengetuk tendon achilles.

REFLEKS PATOLOGIS  Refleks patologik adalah refleks-refleks yang tidak dapat

dibangkitkan pada orang-rang yang sehat, kecuali pada bayi dan anak kecil. Kebanyakan merupakan gerakan reflektorik defendif atau postural yang pada orang dewasa yang sehat terkelola dan ditekan oleh akifitas susunan piramidalis. Anak kecil umur antara 4 – 6 tahun masih belum memiliki susunan piramidal yang sudah bermielinisasi penuh, sehingga aktifitas susunan piramidalnya masih belum sepmpurna. Maka dari itu gerakan reflektorik yang dinilai sebagai refleks patologik pada orang dewasa tidak selamanya patologik jika dijumpai pada anakanak kecil, tetapi pada orang dewasa refleks patologikselalu merupakan tanda lesi UMN. (dr. Ashari Bahar, 2014)

REFLEKS PATOLOGIS  Refleks trommer-Hoffmann  Reflek jaw  Refleks babinski

 Refleks rosolimo  Refleks mendel bechterew

Related Documents

Ppt
November 2019 88
Ppt
December 2019 96
Ppt
November 2019 82
Ppt
October 2019 87
Ppt
June 2020 22
Ppt
June 2020 25

More Documents from ""

Pendahuluan.docx
May 2020 2
Ppt Refleks.pptx
May 2020 5
Makalahh.docx
November 2019 9
Makalah Bencana.docx
November 2019 11
Arcgisxp
May 2020 2