Makalahh.docx

  • Uploaded by: Ogis gis
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalahh.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 6,109
  • Pages: 29
MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN KEPEMIMPINAN VISIONER Dosen Pembimbing Mata Kuliah Manajemen Keperawatan : Duwi Basuki S.Kep.,M.Kes

DISUSUN OLEH : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Wahyulan Masruroh Sintia Nova L Mustika Umatul Q Dyah Eka L M.Ilham Nur D Dzurorin Khumairoh Riska Cahyanti Ogis Yoga E

(201601076) (201601057) (201601065) (201601047) (201601041) (201601062) (201601071) (201601063)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES BINA SEHAT PPNI KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 2018/2019

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, shalawat salam kita haturkan kepangkuan beliau Nabi Muhammad SAW atas berkat dan rahmat dan hidayahNya kami bisa menyusun makalah ini Terimakasih kami ucapkan kepada Ibu Dosen yang telah membimbing kami sehingga makalah ini dapat kami selesaikan. Serta terimakasih pula kepada rekan-rekan yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan makalah ini. Makalah bejudul “Pola Kepemimpinan Visioner” ini, kami susun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kebijakan Pendidikan. Kami sadar bahwa tugas makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat mendekati sempurna.

i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii BAB I ........................................................................................................................................................ 1 PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 1 1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................................... 2 BAB II ....................................................................................................................................................... 3 TINJAUAN TEORI ..................................................................................................................................... 3 2.1 Definisi.......................................................................................................................................... 3 2.2 Kompetensi Pemimpin Visioner ................................................................................................... 3 2.3 Peran Pemimpin Visioner ............................................................................................................. 5 2.4 Kepemimpinan Visioner Dalam Tindakan ................................................................................... 6 2.5 Karakter Pemimpin Visioner ........................................................................................................ 8 2.6 Strategi Tindakan Kepemimpinan ................................................................................................ 9 2.7 Langkah-langkah Menjadi Visionary Leadership ....................................................................... 11 BAB III .................................................................................................................................................... 13 TRIGGER CASE DAN JURNAL PENDUKUNG ........................................................................................... 13 3.1 Trigger Case ................................................................................................................................ 13 3.2 Jurnal Pendukung ........................................................................................................................ 14 BAB IV ................................................................................................................................................... 24 PENUTUP .............................................................................................................................................. 24 4.1

Kesimpulan ........................................................................................................................... 25

4.2

Saran ..................................................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 25

ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepemimpinan adalah suatu konsep yang sangat dekat dengan kesuksesan dalam mencapai tujuan suatu organisasi. Kepemimpin akan sangat mewarnai, mempengaruhi bahkan menentukan bagaiman perjalanan suatu organisasi dalam mencapai tujuan-tujuannya. Membahas topik kepemimpinan seperti mengarungi samudera luas yang mendapat pasokan air dari ratusan sungai yang tak pernah kering. Selalu saja saja ada perkembangan dalam organisasi pada setiap jaman yang menuntut karakteristik kepemimpinan tertentu. Perkembangan teori kepemimpinan telah banyak dimunculkan oleh para pakar, antara lain: kepemimpinan

karismatik,

kepemimpinan

militeristik,

kepemimpinan

situasional,

kepemimpinan transformasional, hingga kepemimpinan visioner. Pengertian konsep kepemimpinan sendiri mendapat banyak perhatian dari para ahli. Dubin (1968:385) dalam Megan Crawford (2005:41) melihat kepemimpinan sebagai latihan otoritas dan pembuatan keputusan, sementara Fiedler (1967:8) memandang pemimpin sebagai individu di dalam kelompok yang diberi tugas untuk mengatur dan mengkoordinasi aktivitas-aktivitas kelompok yang berhubungan dengan tugas’. A.B. Susanto (2007 : 5) mengatakan bahwa tugas seorang pemimpin adalah membuat program visioning yang mampu mengutarakan visi dan misinya. Dalam era yang sangat cepat berubah, dimana segala aspek yang mempe-ngaruhi perkembangan organisasi menajdi begitu sangat besar pengaruhnya, kepemimpinan yang mampu berfikir jauh ke depan, mampu mengantisipasi segala perubahan dan perkembangan zaman, di era yang sangat kompetitif dan tuntutan kebutuhan yang semakin beragam, rinci dan spesifik menjadi sangat relevan. Organisasi membutuhkan kepemimpinan yang mampu mengembangkan organisasi-nya dengan baik sampai jauh ke depan, melampaui usia zamannya. Kepemimpinan visioner (visionary leadership) merupakan syarat mutlak bagi organisasi yang ingin berkembang sampai puluhan tahun ke depan. 1.2 Rumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Apa itu Pengertian Kepemimpinan dan Kepemimpinan Visioner ? 2. Apa yang menjadi karakteristik Kepemimpinan Visioner? 3. Apa saja Strategi Tindakan Kepemimpinan Visioner ? 4. Apa saja Peran Pemimpin Visioner ? 5. Apa Saja Kompetensi Pemimpin Visioner ? 1

1.3 Tujuan Penulisan Tujuan Pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat memperlajari dan mengetahui tentang Model Kepemimpinan Visioner dalam Mendukung Tercapainya Tujuan Organisasi. Selain itu juga tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Manajemen Strategik agar terlaksana tujuan pendidikan yang diterapkan.

2

BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Definisi Kepemimpinan visioner merupakan pola kepemimpinan yang ditujukan untuk memberi arti pada kerja dan usaha yang perlu dilakukan bersama-sama oleh para anggota organisasi, perusahaan, atau masyarakat sebuah negara dengan cara memberi arahan dan makna pada kerja dan usaha yang dilakukan berdasarkan visi yang jelas (Diana Kartanegara, 2003).

2.2 Kompetensi Pemimpin Visioner Kepemimpinan visioner memerlukan kompetensi tertentu. Pemimipin visioner setidaknya harus memiliki empat kompetensi kunci sebagaimana dikemukakan oleh Burt Nanus (1992), yaitu: 1. Seorang pemimpin visioner harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dengan manajer dan karyawan lainnya dalam organisasi. Hal ini membutuhkan pemimpin untuk menghasilkan guidance, encouragement, and motivation. 2. Seorang pemimpin visioner harus memahami lingkungan luar dan memiliki kemampuan bereaksi secara tepat atas segala ancaman dan peluang. Ini termasuk, yang plaing penting, dapat relate skillfully dengan orang-orang kunci di luar organisasi, namun memainkan peran penting terhadap organisasi (investor, dan pelanggan). 3. Seorang pemimpin harus memegang peran penting dalam membentuk dan mempengaruhi praktek organisasi, prosedur, produk dan jasa. Seorang pemimpin dalam hal ini harus terlibat dalam organisasi untuk menghasilkan dan mempertahankan kesempurnaan pelayanan, sejalan dengan mempersiapkan dan memandu jalan organisasi ke masa depan (successfully achieved vision). 4. Seorang pemimpin visioner harus memiliki atau mengembangkan ‘ceruk’ untuk mengantisipasi masa depan. Ceruk ini merupakan sebuah bentuk imajinatif, yang berdasarkan atas kemampuan data untuk mengakses kebutuhan masa depan konsumen, teknologi, dan lain sebagainya. Ini termasuk kemampuan untuk mengatur sumber daya organisasi guna memperiapkan diri menghadapi kemunculan

3

kebutuhan dan perubahan ini. Barbara Brown mengajukan 10 kompetensi yang harus dimiliki oleh pemimpin visioner, yaitu: 1. Visualizing Pemimpin visioner mempunyai gambaran yang jelas tentang apa yang hendak dicapai dan mempunyai gambaran yang jelas kapan hal itu akan dapat dicapai. 2. Futuristic Thinking Pemimpin visioner tidak hanya memikirkan di mana posisi bisnis pada saat ini, tetapi lebih memikirkan di mana posisi yang diinginkan pada masa yang akan datang. 3. Showing Foresight Pemimpin visioner adalah perencana yang dapat memperkirakan masa depan. Dalam membuat rencana tidak hanya mempertimbangkanapa yang ingin dilakukan, tetapi mempertimbangkan teknologi, prosedur, organisasi dan faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi rencana. 4. Proactive Planning Pemimpin visioner menetapkan sasaran dan strategi yang spesifik untuk mencapai sasaran tersebut. Pemimpin visioner mampu mengantisipasi atau mempertimbangkan rintangan potensial dan mengembangkan rencana darurat untuk menanggulangi rintangan itu 5. Creative Thinking Dalam menghadapi tantangan pemimpin visioner berusaha mencari alternatif jalan keluar yang baru dengan memperhatikan isu, peluang dan masalah. Pemimpin visioner akan berkata “If it ain’t broke, BREAK IT!”. 6. Taking Risk Pemimpin visioner berani mengambil resiko, dan menganggap kegagalan sebagai peluang bukan kemunduran. 7. Process alignment Pemimpin visioner mengetahui bagaimana cara menghubungkan sasaran dirinya dengan sasaran organisasi. Ia dapat dengan segera menselaraskan tugas dan pekerjaan setiap departemen pada seluruh organisasi. 8. Coalition building Pemimpin visioner menyadari bahwa dalam rangka mencapai sasara dirinya, dia harus menciptakan hubungan yang harmonis baik ke dalam maupun ke luar organisasi. Dia aktif mencari peluang untuk bekerjasama dengan berbagai macam individu, departemen dan golongan tertentu. 4

9. Continuous Learning Pemimpin visioner harus mampu dengan teratur mengambil bagian dalam pelatihan dan berbagai jenis pengembanganlainnya, baik di dalam maupun di luar organisasi. Pemimpin visioner mampu menguji setiap interaksi, negatif atau positif, sehingga mampu mempelajari situasi. Pemimpin visioner mampu mengejar peluang untuk bekerjasama dan mengambil bagian dalam proyek yang dapat memperluas pengetahuan, memberikan tantangan berpikir dan mengembangkan imajinasi. 10. Embracing Change Pemimpin visioner mengetahui bahwa perubahan adalah suatu bagian yang penting bagi pertumbuhan dan pengembangan. Ketika ditemukan perubahan yang tidak diinginkan atau tidak diantisipasi, pemimpin visioner dengan aktif menyelidiki jalan yang dapat memberikan manfaat pada perubahan tersebut.

2.3 Peran Pemimpin Visioner Burt Nanus (1992) mengungkapkan, ada empat peran yang harus dimainkan oleh pemimpin visioner dalam melaksanakan kepemimpinannya, yaitu: 1. Peran penentu arah (direction setter). Peran ini merupakan peran di mana seorang pemimpin menyajikan suatu visi, meyakinkan gambaran atau target untuk suatu organisasi, guna diraih pada masa depan, dan melibatkan orang-orang dari “get-go.” Hal ini bagi para ahli dalam studi dan praktek kepemimpinan merupakan esensi dari kepemimpinan. Sebagai penentu arah, seorang pemimpin menyampaikan visi, mengkomunikasikannya, memotivasi pekerja dan rekan, serta meyakinkan orang bahwa apa yang dilakukan merupakan hal yang benar, dan mendukung partisipasi pada seluruh tingkat dan pada seluruh tahap usaha menuju masa depan. 2. Agen perubahan (agent of change) Agen perubahan merupakan peran penting kedua dari seorang pemimpin visioner. Dalam konteks perubahan, lingkungan eksternal adalah pusat. Ekonomi, sosial, teknologi, dan perubahan politis terjadi secara terus-menerus, beberapa berlangsung secara dramatis dan yang lainnya berlangsung dengan perlahan. Tentu saja, kebutuhan pelanggan dan pilihan berubah sebagaimana halnya perubahan keinginan para stakeholders. Para pemimpin yang efektif harus secara konstan menyesuaikan terhadap perubahan ini dan berpikir ke depan tentang perubahan potensial dan yang 5

dapat dirubah. Hal ini menjamin bahwa pemimpin disediakan untuk seluruh situasi atau peristiwa-peristiwa yang dapat mengancam kesuksesan organisasi saat ini, dan yang paling penting masa depan. Akhirnya, fleksibilitas dan resiko yang dihitung pengambilan adalah juga penting lingkungan yang berubah. 3. Juru bicara (spokesperson) Memperoleh “pesan” ke luar, dan juga berbicara, boleh dikatakan merupakan suatu bagian penting dari memimpikan masa depan suatu organisasi. Seorang pemimpin efektif adalah juga seseorang yang mengetahui dan menghargai segala bentuk komunikasi tersedia, guna menjelaskan dan membangun dukungan untuk suatu visi masa depan. Pemimpin, sebagai juru bicara untuk visi, harus mengkomunikasikan suatu pesan yang mengikat semua orang agar melibatkan diri dan menyentuh visi organisasi-secara internal dan secara eksternal. Visi yang disampaikan harus “bermanfaat, menarik, dan menumbulkan kegairahan tentang masa depan organisasi.” 4. Pelatih (coach Pemimpin visioner yang efektif harus menjadi pelatih yang baik. Dengan ini berarti bahwa seorang pemimpin harus menggunakan kerjasama kelompok untuk mencapai visi yang dinyatakan. Seorang pemimpin mengoptimalkan kemampuan seluruh “pemain” untuk bekerja sama, mengkoordinir aktivitas atau usaha mereka, ke arah “pencapaian kemenangan,” atau menuju pencapaian suatu visi organisasi. Pemimpin, sebagai pelatih, menjaga pekerja untuk memusatkan pada realisasi visi dengan pengarahan, memberi harapan, dan membangun kepercayaan di antara pemain yang penting bagi organisasi dan visinya untuk masa depan. Dalam beberapa kasus, hal tersebut dapat dibantah bahwa pemimpin sebagaipelatih, lebih tepat untuk ditunjuk sebagai ‘player-coach.’

2.4 Kepemimpinan Visioner Dalam Tindakan Harper (2001) menyatakan bahwa kepemimpinan menghadapi suatu era perubahan pesat atau ‘accelerating’ perubahan. Karenanya, waktu merupakan faktor penting untuk menjadikan seorang pemimpin visioner. Guna menghadapi perubahan pesat ini dengan baik, pemimpin harus memiliki serangkaian kompetensi yang pokok seperti kemampuan antisipasi, kecepatan, agility, dan persepsi. 6

2.4.1 Antisipasi berarti bahwa kepemimpinan visioner harus secara pro aktif mengamati lingkungan guna menemukan perubahan yang secara negatif maupun positif mempengaruhi organisasi. Pemimpin harus secara aktif mendukung pekerja untuk bersiap setiap saat menghadapi perubahan pesat lingkungan, dan untuk mempertahankan pemimpin dan para manajer selalu menaruh perhatian atas hal tersebut Menjadi “perceptive, nimble dan innovative”dalam lingkungan yang berubah pesat akan memberikan manfaat bagi organisasi. Sebagai tambahan, praktek menggunakan skenario ‘what if’ menguntungkan bagi para pemimpin. Secara rutin, mempertimbangkan dan mendiskusikan kemungkinan seluruh skenario yang mungkin dapat terjadi pada masa depan, menjaga pemimpin visioner untuk memfokuskan dan menyiapkan beragam kemungkinan. Penciptaan rencana-rencana darurat dapat berguna untuk beberapa skenario Harper (2001), dan para pengarang buku lain tentang kepemimpinan dan manajemen percaya bahwa speed merupakan faktor penting untuk mempertahankan posisi kompetitif, merespon secara kompetitif terhadap kebutuhan pelangan dan menghemat uang. (Grant and Gnyawali, 1995; McKenna, 1997; LeBoeuf, 1993; Reinhardt, 1997; Carnevale, 1990). Para ahli setuju bahwa perdagangan dan bisnis pada hari ini mencakup sektor jasa juga. Bergerak cepat dalam merespon kebutuhan konsumen di bidang jasa. Pemimpin visioner melihat kecepatan sebagai sebuah kemampuan yang harus dikuasai guna memuaskan konsumen yang menginginkan pelayanan atau pemenuhan kebutuhan seketika. Pelayanan yang cepat, bersahabat dan efisien merupakan contoh dari apa yang diinginkan oleh pelanggan terhadap pelayanan pemerintah. Teknologi in formasi, pelayanan on-line melalui internet merupakan prasyarat bagi pemerintah dalam membentuk highest quality service. Hal ini menandakan, kecepatan pelayanan membantu pemerintah dalam meraih simpati dan kerja sama warga.

2.4.2 Agility atau Kecerdikan merupakan istilah lain yang secara perlahan berhubungan dengan kepemimpinan visioner. The National Baldrige Program mendefinisikan hal kecerdikan ‘a capacity for rapid change and flexibility.’ Harper (2001) mengatakan bahwa ‘agility is the ability to turn on a dime’” Kecerdikan merupakan kemampuan seorang pemimpin untuk melihat ke depan dalam kaitan dengan faktor apa yang terletak di depan bagi sebuah organisasi (perceptiveness). Hal ini juga termasuk kapasitas untuk mempersiapkan dan juga menjadi fleksibel, guna membuat perubahan atau penyesuian untuk menghilangkan ancaman dan mengambil 7

keuntungan dari oportunitas. Agility memiliki beberapa komponen integral:

1. The ability to develop and make available new and desirable products and services. 2. The ability to enter new markets or connect with new constituencies. 3. The ability to adjust and respond to changing customer needs. 4. The ability to adjust swiftly from one organizational process or procedur to another. 5. The ability to compress time in the delivery of goods and services.

2.4.3 Persepsi atau Perceptiveness merupakan kapasitas penting lain dari kepemimpinan visioner. Pemimpin harus waspada terhadap segala bentuk intrik dan perubahan di lingkungan eksternal. Kewaspadaan ini harus segera ditindaklanjuti guna merespon secara cepat dan tepat, dan mengambil langkah-langkah yang tepat. Pada kasus dimana peluang dirasa ada, pemimpin harus segara bertindak. Lead-time juga penting bagi kesuksesan organisasi; karenanya, pemimpin visioner harus memiliki radar screens yang selalu menyala setiap saat. Pemimpin harus mengidentifikasi peluang yang muncul dan potensial, mempersiapkan serangkaian strategi dan memadukan seluruh sumber daya yang dibutuhkan, dan melayani serta memproduksi at opportune times guna memaksimalkan kesuksesan atau prestasi.

2.5 Karakter Pemimpin Visioner Kepemimpinan visioner memiliki ciri yang menggambarkan segala sikap dan perilaku yang berorientasi kepada pencapaian visi, jauh memandang ke depan dan terbiasa menghadapi segala tantangan dan resiko. Di antara ciri utama kepemimpinan visioner adalah: 1. the best performance untuk pemberdayaan, kesanggupan untuk memberikan arahan konkrit yang sistematis. 2. Berani bertindak dalam meraih tujuan, penuh percaya diri, tidak peragu danselalu siap menghadapi resiko. Pada saat yang bersamaan, pemimpin visioner jugamenunjukkan perhitungan yang cermat, teliti dan akurat. Memandang sumber daya,terutama sumberdaya manusia sebagai asset yang sangat berharga dan memberikanperhatian dan perlindungan yang baik terhadap mereka

8

3. Mampu menggalang orang lain untuk kerja keras dan kerjasama dalam menggapaitujuan, menjadi model (teladan) yang secara konsisten menunjukkan nilainilaikepemimpinannya, memberikan umpan balik positif, selalu menghargai kerjakeras dan prestasi yang ditunjukkan oleh siapun yang telah memberi kontribusi 4. Mampu merumuskan visi yang jelas, inspirasional dan menggugah, mengelola‘mimpi’ menjadi kenyataan, mengajak orang lain untuk berubah, bergerak ke ‘new place’. Mampu memberi inspirasi, memotivasi orang lain untuk bekerja lebih kreatifdan bekerja lebih keras untuk mendapatkan situsi dan kondisi yang lebih baik. 5. Mampu mengubah visi ke dalam aksi, menjelaskan dengan baik maksud visikepada orang lain, dan secara pribadi sangat commited terhadap visi tersebut. 6. Berpegang erat kepada nilai-niliai spiritual yang diykininya. Memiliki integritaskepribadian yang kuat, memancarkan energy, vitalitas dan kemauan yang membarauntuk selalu berdiri pada posisi yang segaris dengan nilai-nilai spiritual. Menjadiorang yang terdepan dan pertama dalam menerapkan nilai-nilai luhur, sebagimanayang diungkapkan oleh Mahatma Gandhi: “I must first be the change I want to seein my world.” 7. Membangun hubungan (relationship) secara efektif, memberi penghargaandan respek. Sangat peduli kepada orang lain (bawahan), memandang orang lainsebagai asset berharga yang harus di perhatikan, memperlakukan mereka denganbaik dan ‘hangat’ layaknya keluarga. Sangat responsive terhadap segala kebutuhanorang lain dan membantu mereka berkembang, mandiri dan membimbing menemukanjalan masa depan mereka 8. Innovative dan proaktif dalam menemukan ‘dunia baru’. Membantu mengubahdari cara berfikir yang konvensional (old mental maps) ke paradigma baru yang dinamis.Melaklukan terobosan-terobosan berfikir yang kreatif dan produktif. (‘out box thinking’). Lebih bersikap atisipatif dalam mengayunkan langkah perubahan,ketimbang sekedar reaktif terhadap kejadian-kejadian. Berupaya sedapat mungkinmenggunakan pendekatan ‘win-win’ ketimbang ‘win-lose’. 2.6 Strategi Tindakan Kepemimpinan Frank Martinelly (2007) menguraikan startegi bagaimana seharusnya menjadi pemimpin yang visioner. Menurutnya ada lima langkah yang seharusnya dilakukan di antaranya : 2.6.1 Strategi 1 - Fokus kepada Tujuan Organisasi 9

Seluruh tindakan dan pengambilan keputusan harus di arahkan kepada semata mata upaya pencapaian tujuan final dari organisasi. Hal ini dilakukan guna menghindari segala kecenderungan dan ‘godaan’ penyitaan energi dan pemborosan sumber daya kepada hal-hal kecil dan tidak prinsip yang mungkin timbul. Untuk menjaga agar semua rencana aksi focus kepada tujuan organisasi, memerlukan kekompakkan dan pemeliharaan hubungan antara pimpinan dan seluruh staff/karyawan. 2.6.2 Strategi 2 - Membuat Rencana Jangka Panjang Perumusan jangka panjang akan menuntun kepada langkah yang jelas sampai 5-10 tahun ke depan, siapa-siapa saja yang akan memimpin dan bertanggungjawab dalam pencapaian tujuan tersebut, kompetensi kepemimpinan yang bagaimana yang diperlukan, lalu bagimana disain pengembangan kepemimpinannya? Untuk dapat menjawab pertanyaanpertanyaan ini perlu membentuk semacam komite yang ditugaskan untuk menyiapkan langkah-langkah strategis pencapaian tujuan jangka panjang, yang lingkup tugasnya antara lain: melakukan rekrutmen, seleksi, orientasi, pelatihan, performance assessment dan penetapan tugas dan tanggung jawab masing-masing.

2.6.3 Strategi 3 – Mengembangkan Visi bagi Masa Depan Organisasi Kunci perumusan visi adalah menjawab pertanyaan: apabila kita menginginkan dan bermimpi akan seperti dan menjadi apa organisasi kita kelak di kemudian hari? Begitu rumusan visi telah dibuat, maka seharusnya visi tersebut akan menjadi inspirasi bagi seluruh aktivitas organisasi, baik dalam rapat-rapat, dalam perbincangan, dalam menghadapi segala tantangan dan peluang, dalam arena kerja. Begitu visi telah dirumuskan, maka saat itu pula, visi disampaikan ke seluruh pihak terkait di dalam organisasi, bahkan ke ruang-ruang publik di luar organisasi. 2.6.4 Strategi 4 – Selalu Berada dalam Kondisi Siap dan Dinamis untuk Perubahan Selalu siap berubah dengan cepat akan terbantu dengan menyajikan informasiinformasi mutakhir tentang segala perubahan yang terjadi di luar organisasi yang berpotensi berdampak kepada organisasi 3-5 tahun ke depan. Dorong dan fasilitasi anggota orgasnisasi untuk membaca, mendengar dan mencari tahu segala hal yang terkait dengan kejadian-kejadian dan berita yang relevan dengan tuntutan perubahan. Kemudian setelah itu munculkan pertanyaan yang menantang: sejauhmana organisasi mampu secara efektif merespon perubahan dan kecenderungankecenderungan tersebut? Bagaimana

10

pula organisasi lain yang sejenis menyiapkan diri mereka menghadapi perubahan-perubahan ini? Pertanyaan-pertanyaan iti seyogyanya akan dapat memicu dan memacu anggota organisasi untuk berfikir dan memposisikan diri mereka untuk siap berubah. 2.6.5 Strategi 5 – Selalu Mengetahui Perubahan Kebutuhan Konstituen/Pelanggan Keinginan dan kebutuhan pelanggan seringkali mengalami perubahan. Oleh karena itu, seharusnya organisasi menyediakan informasi-infromasi aktual yang terkait dengan hal ini. Survey kepuasan pelanggan, kontak langsung dengan pelanggan, mengefektifkan layanan ’customer care’, adalah beberapa cara yang dapat dilakukan agar orgnisasi selalu mengetahui harapan dan keinginan pelanggan yang baru. Dengan demikian organisasi akan selalu siap untuk melakukan perubahan dan perbaikan untuk menjaga kepuasan pelanggan.

2.7 Langkah-langkah Menjadi Visionary Leadership Visi harus disegarkan sehingga tetap sesuai dan sepadan dengan perubahanperubahan yang terjadi di lingkungan. Karena itu visi dalam konteks ini merupakan atribut utama seorang pemimpin. Adalah tugas dan tanggungjawab pimpinan untuk melahirkan, memelihara, mengembangkan, menerapkan, dan menyegarkan visi agar tetap memiliki kemampuan untuk memberikan respons yang tepat dan cepat terhadap berbagai permasalahan dan tuntutan yang dihadapi organisasi. Jelaslah bahwa visi itu ternyata berproses, dapat direkayasa dan ditumbuhkembangkan.

Penciptaan Visi Visi tercipta dari hasil kreatifitas pikir pemimpin sebagai refleksi profesionalisme dan pengalaman pribadi atau sebagai hasil elaborasi pemikiran mendalam dengan pengikut/personil lain berupa ide-ide ideal tentang cita-cita organisasi di masa depan yang ingin diwujudkan bersama .

Perumusan Visi Kepemimpinan visioner dalam tugas perumus visi adalah kesadaran akan pentingnya visi dirumuskan dalam statement yang jelas agar menjadi komitmen semua personil dalam mewujudkannya sehingga pemimpin berupaya mengelaborasi informsi, cita-cita, keinginan peribadi dipadukan dengan citacita/ gagasan personil lain dalam forum komunikasi yang intensif sehingga menghasilkan kristalisasi visi organisasi. Visi perlu dirumuskan dalam 11

statement yang jelas dan tegas dan perumusannya harus melibatkan stakeholders dengan fase kegiatan sebagai beirkut:

a. Pembentukan dan perumusan visi oleh anggota tim kepemimpinan b. Merumuskan strategi secara konsensus c. Membulatkan sikap dan tekad sebagai total commitment untuk mewujudkan visi ini menjadi suatu kenyataan.

Transformasi Visi Kemampuan membangun kepercayaan melalui komunikasi yang intensif dan efektif sebagai upaya shared vision pada stakeholders, sehingga diperolehsense of belonging dan sense of ownership . Implementasi Visi Implementasi visi merupakan Kemampuan pemimpin dalam menjabarkan dan menterjemahkan visi ke dalam tindakan. Visi merupakan peluru bagi kepemimpinan visioner. Visi berperan dalam menentukan masa depan organisasi apabila diimplementasikan secara komprehensif. Kepemimpinan yang bervisi bekerja dalam empat pilar sebagaimana dikatakan Nanus (2001), yaitu: a. Penentu Arah b. Agen Perubahan c. Juru Bicara d. Pelatih e. Komunikator

12

BAB III TRIGGER CASE DAN JURNAL PENDUKUNG

3.1 Trigger Case Dahlan Iskan, CEO Jawa Pos Group yang sudah terbukti mampu membawa berbagai perusahaan yang ada di bawah kendalinya bukan saja maju pesat, tetapi juga berkali-kali berhasil keluar dari situasi krisis yang menekan mereka. Ketika krisis ekonomi melanda bangsa Indonesia, dan salah satunya ditandai dengan kenaikan harga kertas yang luar biasa tinggi, apa yang dilakukan Dahlan Iskan benar-benar menakjubkan. Ia bukan saja mempelopori gerakan penghematan di internal perusahaannya dengan cara memangkas gajinya sendiri dan berjanji tidak akan berganti kacamata (yang sudah patah salah satu gagangnya) hingga Jawa Pos maju lagi, tetapi yang menakjubkan ia justru memanfaatkan dan menyiasati kenaikan harga kertas dengan tindakan yang cerdas, yakni memotong lebar halaman korannya menjadi lebih kecil, tetapi hal itu kemudian dipromosikan sebagai ukuran koran yang lebih seksi bagi pembacanya. Langkah yang dipilihnya terbukti berhasil karena Jawa Pos dapat menghemat ongkos produksi meski harga kertas naik, dan di saat yang sama merebut hati pembaca barunya dengan tampilan baru yang serba menarik. Sampai saat ini, motto Jawa Pos yang kemudian menjadi ikon dan budaya kerja yang menjadi acuan seluruh kinerja wartawan dan jajaran redaksinya adalah ”Selalu Ada yang Baru”. Jawa Pos bukan saja menjadi satu-satunya koran nasional yang tetap terbit meski tanggalan berwarna merah atau hari libur nasional, tetapi Jawa Pos juga menjadi koran pertama yang memiliki cabang di berbagai daerah (Radar) yang isinya mengkombinasikan berita di tingkat nasional dan berita di tingkat lokal secara proporsional sesuai dengan kondisi masing-masing wilayah.

13

Hal terbaru yang sekaligus makin membuktikan reputasi Dahlan Iskan memang patut disebut sebagai pemimpin visioner adalah tatkala ia menulis artikel berseri tentang pengalamannya melakukan operasi Ganti Hati di Tiongkok, yang kemudian juga dibukukan, dan dicetak hingga puluhan ribu eksemplar. Ketika kebanyakan orang tatkala sakit dan melakukan operasi lebih banyak menghabiskan waktu untuk berisirahat dan berdoa, sembari khawatir tentang keselamatannya, Dahlan Iskan justru menuangkan pengalamannya dalam serial tulisan yang luar biasa, dan mampu menjadi ilham bagi banyak orang agar tetap tegar menghadapi berbagai masalah, meski sepahit apapun persoalan yang dihadapi.

3.2 Jurnal Pendukung

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER TERHADAP KINERJA PEGAWAI DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN ADMINISTRASI

14

(Studi Kasus di Kantor Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu Kota Batu) Elmi, Sugeng Rusmiwari, Roro Merry Chornelia W Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tribhuwana TunggaDewi Malang E_mail: [email protected]

Abstract : A visionary leader has an important role in improving the performance and behavior of employees to realize the success of the organization, especially government agencies in providing better administrative service to the community.Visionary Leadrship is expected to provide benefits for the organization to continue to live and grow. This study aimed to determine how bid was the influence of visionary leadership on the performance of employees in providing administrative service. Quantitative descriptive research with the steps: population data collection and sampling techniques purposive sampling, instrument include: questionnaires, observation, documentation, the validity of the test data analysis, reliabelitas, simple regression, correlation and t-test, the coefficient of determination. The result of research proved that visionary leadership style had positive influence on employee’s performance in providing administrative services with t count (4,024) and there was an improvement of employee’s performance in providing administrative services as much as 62,4%.Based on that, then in improving the perfomance of employees,leadership played an important role to create employees behavior to provide good service to the community through visionary leadership.

Keyword: Visionary Leadership, Employee Performance

Abtraksi : Seorang pimpinan mempunyai peran penting dalam meningkatkan kinerja maupun perilaku pegawai untuk mewujudkan keberhasilan

organisasi

terutama

lembaga

pemerintahan

dalam

memberikan pelayanan administrasi yang lebih baik kepada masyarakat. 15

Kepemimpinan Visioner diharapkan dapat memberikan keunggulankeunggulan bagi organisasi agar terus hidup dan berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepemimpinan visioner terhadap kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan administrasi di Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu Kota Batu. Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan langkahlangkah: pengumpulan data populasi serta teknik pengambilan sampel Purposive

Sampling,

instrument

meliputi:

kuesioner,

observasi,

dokumentasi, dengan analisi data uji validitas , reliabelita, regresi sederhana, kolerasi dan uji t, koefisien determinasi. Hasil penelitian membuktikan bahwa gaya kepemimpinan visioner memiliki pengaruh positif

terhadap

kinerja

pegawai

dalam

memberikan pelayanan

administrasi di Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu Kota Batu dengan nilai thitung (4,024) dan terdapat pengaruh positif terhadap peningkatan kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan administrasi sebanyak 62,4%. Berdasarkan hal tersebut maka dalam meningkatkan kinerja pegawai maka pimpinan berperan penting untuk menciptakan perilaku pegawai untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat melalui kepemimpinan visioner.

Kata Kunci :Kepemimpinan Visioner, Kinerja Pegawai

PENDAHULUAN

Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi memiliki kedudukan yang penting pada pelaksanaan proses kerja organisasi dalam pencapaian tujuan. Manusia dalam organisasi menjadi elemen utama dibandingkan dengan sumber daya yang lain. Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi organisasi seperti mesin-mesin modern, modal yang kuat, teknologi dan sistem yang canggih, tetapi tanpa adanya manusia yang menangani dan mengelolanya tidak akan berarti bagi perkembangan organisasi. Sumber daya manusia yang merancang dan merumuskan seluruh strategi dan tujuan organisasi. Keahlian atau kompetensi 16

untuk mencapai tujuannya. salah satunya kepemimpinan merupakan sikap dari seorang individu yang memimpin berbagai kegiatan dari suatu kelompok menuju suatu tujuan yang ingin dicapai bersama-sama. Kepeminpinan menyangkut proses pengaruh sosial yang disengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktivitas dan pengaruh di dalam sebuah kelompok atau organsiasi. Kualitas dari pemimpin seringkali dianggap sebagai faktor terpenting dari keberhasilan atau kegagalan organisasi. Sehingga isu mengenai pemimpin menjadi faktor yang menarik perhatian . Hal ini akan membawa konsistensi bahwa setiap pemimpin berkewajiban memberikan perhatian yang sungguhsungguh untuk membina, menggerakkan, mengarahkan semua potensi karyawan dilingkungannya agar terwujud volume dan beban kerja yang terarah pada tujuan. Ketika pemimpin menunjukkan kepemimpinan yang baik, para karyawan akan berkesempatan untuk mempelajari perilaku yang tepat untuk berhadapan dengan pekerjaan mereka. Berhasil atau tidaknya menjalankan tugas-tugas sangat ditentukan oleh kualitas pimpinannya, karena kedudukan pemimpin sangat mendominasi semua aktivitas yang dilakukan, dan merupakan unsur yang tidak bisa dipisahkan dan menempati posisi yang sangat penting dalam sebuah organisasi.

dalam

pelaksanan

ketentuan

peraturan

perundang-undangan.

Peningkatan pelayanan publik yang efisien dan efektif akan mendukung tercapainya efisiensi pembiayaan, artinya ketika pelayanan umum diberikan oleh penyelenggara pelayanan kepada pihak yang dilayani berjalan sesuai dengan kondisi yang sederhana atau mekanisme atau prosedurnya tidak berbelit-belit, akan mengurangi biaya atau beban bagi pihak pemberi pelayanan dan juga penerima pelayanan. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan Publik menjadi patokan yang harus diperhatikan sebagai acuan dan mampu diterapkan pelaksanannya oleh penyelenggara pelayanan. Aturan maupun Standar Operasional Prosedur (SOP) yang sudah dibuat menjadi tolak ukur dan pedoman untuk para birokrat yang berkecimpung memberikan pelayanan supaya bisa memberikan pelayanan yang sesuai dengan mekanisme atau prosedur pelayanan. Tetapi pada kenyataan dilapangan bahwasanya aturan maupun standar pelayanan yang harus diberikan masih dianggap remeh oleh oknum-oknum tertentu sehingga SOP yang ada hanya

17

dipampang saja tetapi pelaksanaan atau penerapannya masih kurang diperhatikan, ini merupakan suatu patologi birokrat yang akan menjurus kearah praktik KKN. Sehingga yang menjadi masalah saat ini yaitu aturan yang sudah dibuat belum mampu dalam mengimplementasikannya. Pada hakekatnya, penyelenggara pemerintah ditunjukan kepada terciptanya fungsi pelayanan publik. Pemerintahan yang baik menuntut para penyelenggara pelayanan harus mampu bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan sikap, perilaku dan kebijakannya kepada masyarakat selaku penerima pelayanan. Untuk itu diperlukan peran pemimpin agar mampu menciptakan aparatur yang profesional untuk mengoptimalkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta didukung semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan publik, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat. Kenyataan dilapangan masih banyak terlihat bahwa pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah sering kali mengabaikan bahkan mengecewakan masyarakat dalam meminta pelayanan. Terlalu banyak peraturan dan prosedur pelayanan terlalu kaku, berbelit-belit, biaya dan waktu tidak jelas, tidak ada SOP/tidak dijalankan, dan ada persyaratan yang tidak menyambung/rasional. Untuk memperoleh pelayanan sederhana saja masyarakat harus dihadapkan pada proses yang berbelit-belit. Belum lagi masyarakat berhadapan dengan oknumoknum yang ingin mencari peluang korupsi dengan meminta uang pelicin sebagai bentuk pelayanan yang cepat. Hal ini menjadi suatu masalah, bukan lagi masyarakat yang harus dilayani akan tetapi masyarakat harus melayani aparatur dengan memberi uang pelicin. Kejadian seperti ini sudah menjadi suatu budaya dimasyarakat apabila ingin mendapatkan pelayanan maka harus ada uang pelicin begitu juga sebaliknya akan dipersulit apa bila tidak menggunakan uang sebagai senjata ampuh dalam menerima pelayanan dengan cepat. Sehingga masyarakat menjadi kurang percaya dan malas mau berurusan dengan kondisi yang seperti ini. Krisis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah tentunya tidak beralasan. Dalam kepemimpinan Visioner ataupun profesi memiliki kode etik yang menjadi pedoman menjalankan tugas. Permasalahan yang timbul di lapangan adalah penegakkannya. Kode etik hanya dibacakan pada saat sumpah jabatan, besoknya menghilang begitu saja tanpa ada pengawasan. Sehingga peran pemimpin akan berpengaruh dalam menciptakan etos kerja yang berkualitas dengan memberikan arahan motivasi dan 18

pembinaan kepada bawahan agar mampu bekerja bersih, melayani dengan profesional serta berusaha meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada aparatur pemerintahan. Dengan menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berpotensi maka akan mampu memiliki kualitas kompetensi yang profesional, dengan demikian kualitas kompetensi profesionalisme menjadi sesuatu aspek penting dan wajar dalam setiap transaksi.

METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian Deskriptif Kuantitatif. Penentuan sampel penelitian mengunakan purposive sampling sehingga didapatkan 15 responden yang terdiri dari 7 pegawai dan 8 masyarakat yang datang meminta pelayanan. Teknik pengumpulan data yang lakukan oleh peneliti adalah kuesioner dan dokumentasi. Metode analisis data yang di gunakan yaitu metode

deskriptif

data

dan regresi linear sederhana

menggunakan SPSS.

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Analisis Regresi Linear Sederhana Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh gaya kepemimpinan visioner terhadap kinerja pegawai

dalam

memberikan

pelayanan

administrasi

di

Desa

Pesanggrahan Kecamatan Batu Kota Batu. Hasil uji regresi diketahui pada tabel berikut: Tabel 1. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana Antara Kepemimpinan Visioner Terhadap Kinerja Pegawai Coefficientsa

Model

Unstandardized

Standardize

Coefficients

d

t

Sig.

Coefficients B

Std.

Beta 19

Error (Constant)

29,84

1

12,362

5,414

0,00

7 X

0

1,381

0,482

0,790

4,024

0,00 4

a. Dependent Variable: Y Sumber : Data primer diolah, 2016 Dengan melihat tabel 9 dapat dibuat persamaan regresi linear sederhana sebagai berikut: Y = 29,847 + 1,381X Dari hasil persamaan regresi sederhana di atas dapat dilihat bahwa dalam keadaan konstan variabel kinerja pegawai (Y) akan naik sebesar 29,847 dari semula. Nilai koefisien untuk variabel sebesar 1,381 menunjukkan bahwa variabel indenpenden gaya kepemimpinan visioner mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja pegawai administrasi (Y) di Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu Kota Batu karena nilainya tidak negatif. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan variabel independen gaya kepemimpinan visioner maka variabel dependen kinerja pegawai administrasi akan naik sebesar 1,381. Berdasarkan persamaan

regresi

disimpulkan

bahwa

kepemimpinan

visioner

berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan administrasi di Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu Kota Batu, sehingga menerima H1.

Uji t (Parsial) Uji

t

di

lakukan

untuk

mengetahui

besarnya

pengaruh

kepemimpinan visioner terhadap kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan administrasi di Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu Kota Batu, adapun besarnya nilai pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat dapat diketahui pada tabel berikut: 20

Tabel 2. Hasil Uji t

Model

1

t

t

hitung

tabel

5,414

1,75

0,00

3

0

1,75

0,00

3

4

(Constant)

Kepemimpinan (X)

4,024

Sig.

Sumber :Data primer diolah, 2016 Berdasarkan tabel 10, didapatkan gaya kepemimpinan visioner memiliki pengaruh terhadap kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan administrasi sesuai di Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu Kota Batu dengan nilai thitung (4,024) > ttabel (1,753) atau menerima H1. Sedangkan diketahui juga terdapat pengaruh signifikan antara gaya kepemimpinan visioner terhadap kinerja pegawai nilai sig. (0,004) < (0,050). Koefisien Determinasi (R2) Uji koefisien determinasi (R2) untuk mengetahui persentase pengaruh gaya kepemimpinan visioner terhadap kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan administrasi di Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu Kota Batu, data disajikan pada tabel berikut: Tabel 3. Hasil Koefisien Determinasi (R2) Model Summary Std. Error of Model

R

R Square

the

Adjusted R

Estimate

Square 1

0,79

0,624

0,581

0,24118

0a a. Predictors: (Constant), X Sumber :Data primer diolah, 2016 21

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa nilai R sebesar 0,790 atau 79,0% yang menunjukkan hubungan antara variabel dependen terhadap variabel independen kuat. Sedangkan R Square sebesar 0,624 menunjukkan bahwa besar presentase variasi pengaruh gaya kepemimpinan visioner terhadap kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan administrasi di Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu Kota Batu sebesar 62,4%. Hal ini dapat dikatakan bahwa variabel independen cukup kuat mempengaruhi variabel dependen, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian membuktikan bahwa gaya kepemimpinan visioner memiliki pengaruh positif terhadap kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan administrasi di kantor Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu Kota Batu dengan nilai thitung (4,024). Diketahui bahwa terdapat pengaruh kepemimpinan visioner terhadap peningkatan kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan administrasi sebanyak 62,4%, hal ini diketahui dari pegawai sudah memberi pelayanan tepat waktu, bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan dan memiliki etika saat memberikan pelayanan. Kepemimpinan visioner mampu memengaruhi orang lain melalui proses komunikasi dan pengarahan-pengarahan yang mengarahkan baik di dalam organisasi maupun di luar organisasi untuk mencapai tujuan yang diingikan dalam suatu situasi dan kondisi apa pun. Kepemimpinan visioner merefleksikan suatu proses, dimana kepada Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu Kota Batu mempengaruhi pegawai, dengan memberikan petunjuk dan memfasilitasi kegiatankegiatan serta hubungan didalam suatu organisasi. Sesuai penjelasan Ali (2013:20), mengemukakan kepemimpinan visioner merupakan kemampuan seseorang mempengaruhi orang lain dengan lima strategi yaitu spesivic, measurable, achievable, relevant dan timed. Dalam penelitian ini ditemukan pengaruh positif antara kepemimpinan visioner

terhadap

kepemimpinan

kinerja

visioner

pegawai

diterapkan

yang oleh

berarti seorang

bahwa

semakin

pemimpin

di

baik

instansi

pemerintahan maka semakin baik pula kinerja pegawai yang ada dikantor tersebut. Sebaliknya semakin rendah kepemimpinan visioner yang diterapkan oleh 22

seorang pemimpin pada suatu organisasi maka semakin buruk pula kinerja pegawai yang ada instansi pemerintah tersebut. Adapun gaya kepemimpinan visioner yang diterapkan kepala Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu Kota Batu yaitu pimpinan mampu menenangkan suasana kerja, memberi dukungan dalam bekerja, melakukan sikap tenang dalam situasi kritis, bisa melakukan pengambilan keputusan dengan tepat, melakukan partisipasi atau dorongan untuk mencapai tujuan dan pimpinan melakukan memberikan motivasi untuk bekerja lebih baik dalam memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Peningkatan pelayanan publik yang baik tidak terlepas dari adanya sosok pimpinan yang tegas sehingga mampu mengambil keputusan secara tepat untuk peningkatan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Berdasarkan UU RI Nomor 25 Tahun 2009 dijelaskan bahwa pelayanan publik sebagai kegiatan atau rangkaian pemenuhan kebutuhan yang diberikan kepada masyarakat, sehingga pelayanan yang diberikan harus memperhatikan kepentingan umum, kesamaan hak, profesional, partisipatif, keterbukaan, akuntabilitas, ketepatan waktu, kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan. Apabila beberapa aspek tersebut dirasakan masyarakat yang mendapatkan pelayanan di kantor desa maka tugas kepemimpinan visioner dinyatakan berhasil dalam menciptakan kinerja pegawai yang berkualitas terutama di Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu Kota Batu. Berdasarkan penjelasan maka dapat dipahami bahwa prinsip dalam pemberian pelayanan administrasi diperlukan kesederhaan, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan; kejelasan persyaratan teknis dan administratif, rincian dan tata cara pembayaran, akurasi dimana pelayanan dapat diterima dengan benar, tepat dan sah; keamanan dimana proses dan produk memberikan rasa aman dan kepastian hukum: tanggung jawab, pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggara pelayanan dan penyelesaian persoalan; kelengkapan sarana prasarana, tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk teknologi telekomunikasi dan informatikan KESIMPULAN

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan maka dapat disimpulkan bahwa: 1.

Implemtasi kepemimpinan baik sebesar 81,1%, dibuktikan dari kinerja pegawai meningkat. 23

2.

Kinerja pegawai baik sebanyak 74,1%, dibuktikan dari pelayanan tepat waktu dan merata untuk semua golongan masyarakat.

3.

Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai sebesar 62,4%.

4.

Hipotesis penelitian H0 yang menyatakan tidak terjadi pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai di tolak karena nilai thitung (4,024) > ttabel (1,753) sehingga menerima H1

SARAN-SARAN

1.

Seorang pemimpinan harus mampu mengembangkan kemampuannya dalam mempengaruhi bawahannya untuk mencapai tujuan oraganisasi atau perusahan. Kepemimpinan visioner pengaruhnya cukup tinggi dalam meningkatkan kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan kepada publik, sehingga perlu diperhatikan faktor-faktor yang mampu meningkatkan kinerja pegawai misalanya dengan memberikan kompensasi, menciptakan budaya organisasi yang baik dan secara rutin memberikan motivasi ke setiap pegawai.

2.

Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan cara menambah variabel-variabel independen yang kemungkinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai di suatu perusahaan, dalam penelitian ini didapatkan masih ada variabel lain yang mempengaruhi kinerja pegawai sebesar 37,6%.

BAB IV PENUTUP KESIMPULAN DAN SARAN

24

4.1

Kesimpulan Kepemimpinan visioner merupakan pola kepemimpinan yang ditujukan untuk

memberi arti pada kerja dan usaha yang perlu dilakukan bersama-sama oleh para anggota organisasi, perusahaan, atau masyarakat sebuah negara dengan cara memberi arahan dan makna pada kerja dan usaha yang dilakukan berdasarkan visi yang jelas (Diana Kartanegara, 2003). Barbara Brown mengajukan 10 kompetensi yang harus dimiliki oleh pemimpin visioner, yaitu: Visualizing, Futuristic Thinking, Proactive Planning, Creative Thinking, Taking Risk, Process alignment, Coalition building, Continuous Learning, Embracing Change Peran pemimpin visioner : penentu arah, agen perubahan, juru bicara, pelatih. Kepemimpinan visioner dalam tindakan meliputi : antisipasi, agility (kecerdikan), perspsi (perseptiveness). Strategi tindakan kepemimpinan : fokus pada tujuan organisasi, membuat rencana jangka panjang, mengembangkan visi bagi masa depan organisasi, selalu berada dalam kondisi siap dan dinamis untuk perubahan, selalu mengetahui perubahan kebutuhan konstituen/pelanggan Langkah-langkah Menjadi Visionary Leadership : penciptaan visi, perumusan visi, transformasi visi, implementasi visi. 4.2

Saran Dalam pembuatan makalah ini kami berharap materi dan hasil penelitian dari jurnal

yang kami paparkan dapat bermanfaat sehingga menjadi pandangan ataupun dapat diterapkan oleh pembaca dalam mengatur suatu organisasi.

DAFTAR PUSTAKA Andriansyah. 2005. Kepemimpinan visioner kepala daerah. Jakarta Pusat 10270.

25

Anwar Prabu Mangkunegara . (2014). “Evaluasi Kinerja SDM “. Bandung: Refika Aditama. Anwar Prabu Mangkunegara. 2003. Perencanaan dan pengembangan SDM. Bandung: Penerbit Refika Aditama. Creswell, J.W. 2014. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Nawawi, Hadari dan M. Martini Hadari. 2000. Kepemimpinan yang Efektif. Yogyakarta:Gajah Mada University Pres

26

More Documents from "Ogis gis"

Pendahuluan.docx
May 2020 2
Ppt Refleks.pptx
May 2020 5
Makalahh.docx
November 2019 9
Makalah Bencana.docx
November 2019 11
Arcgisxp
May 2020 2