Pengertian NAB, Dasar hukum penetapan NAB, Jenis faktor Fisika dan Kimia di tempat kerja Nama kelompok 1: Fitri anggraini
Imel sundari Qurrota a’yunin
Nilai ambang batas Nilai ambang batas (NAB) adalah nilai atau batas tertinggi dimana manusia mampu menahannya tanpa menimbulkan gangguan kesehatan selama 8 jam perhari atau 40 jam 5 hari dalam seminggu (harfiah). Nilai ambang batas adalah alternatif bahwa walau apapun yang terdapat dalam lingkungan kerjanya, manusia merasa aman. Dalam perkataan lain, nilai ambangbatas juga diidentikkan dengan kadar maksimum yang diperkenankan.
Dasar hukum penetapan dan nilai ambang batas Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transimgrasi Republik Indonesia Nomor Per.13/Men/X/2011
Pasal 1
• Nilai Ambang Batas yang selanjutnya disingkat NAB adalah standar faktor bahaya di tempat kerja sebagai kadar/intensitas rata-rata tertimbang waktu (time weighted average) • tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu.
Pasal 2
• Jika faktor fisika dan faktor kimia pada suatu tempat kerja melampaui NAB, pengurus dan/atau pengusaha wajib melakukan upaya-upaya teknis-teknologi untuk menurunkan sehingga memenuhi ketentuan yang berlaku.
Pasal 3
• meliputi iklim kerja, kebisingan, getaran, gelombang mikro, sinar ultra ungu, dan medan magnet. NAB faktor kimia meliputi bentuk padatan (partikel), cair, gas, kabut, aerosol dan uap yang berasal dari bahan-bahan kimia.
• Faktor Kimia di udara tempat kerja tercantum Pasal 12 dalam Peraturan Menteri
Pasal 13
Pasal 14
• Pengukuran dan penilaian faktor fisika dan faktor kimia di tempat kerja dilaksanakan oleh Pusat Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja, serta Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja atau pihak-pihak lain yang ditunjuk Menteri
• hukum dan pengendalian risiko bahaya di tempat kerja, Pegawai Pengawas ketenagakerjaan dapat meminta pengurus dan/atau pengusaha untuk memutahirkan data pengukuran faktor fisika dan faktor kimia di tempat kerja.
• Pengurus dan/atau pengusaha berkewajiban melakukan pengukuran faktor fisika dan faktor Pasal 15 kimia di tempat kerja
Pasal 16
• melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Menteri ini dan menyampaikan hasil pengukuran pada kantor yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan.
Pasal 17
• faktor fisika dan faktor kimia di tempat kerja dalam Peraturan Menteri ini dapat ditinjau kembali sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun sekali sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Menurut Permenaker NO. PER.13/MEN/X/2011 tentang nilai ambang batas faktor fisika dan faktor kimia di tempat kerja.
NAB adalah standar faktor bahaya di tempat kerja sebagai kadar/intensitas rata-rata tertimbang waktu (time weighted average) yang dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu
Menurut Sedarmayanti (2001:21)
“Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun scara tidak langsung.
Komarudin, 2002 : 142). Lingkungan kerja fisik adalah keseluruhan atau setiap aspek dari gejala fisik dan sosial-kultural yang mengelilingi atau mempengaruhi individu.
NO. KEP-48/MENLH/11/1996 tentang baku mutu kebisingan Baku tingkat kebisingan adalah batas maksimal tingkat kebisingan yang di perbolehkan dibuang ke lingkungan dari usaha atau kegiatan sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kesehatan lingkungan
NO. KEP-49/MENLH/11/1996 tentang baku tingkat getaran Baku tingkat getaran adalah batas maksimal tingkat getaran mekanik yang di perbolehkan dari usaha atau kegiatan pada media padat sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap kenyamanan dan kesehatan serta keutuhan bangunan Baku tingkatan getaran untuk kenyamanan dan kesehatan NO. KEP-50/MENLH/11/1996 tentang kebauan Baku tingkat kebauan adalah batas maksimal bau dalam udara yang di perbolehkan yang tidak menggangu kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan
Debu di udara
Jenis faktor kimia di tempat kerja
asap
gas
Aerosol partikel
kabut
Uap air
Hirarki pengendalian k3
Jenis faktor fisika di tempat kerja
iklim kerja
kebisingan
getaran
Gelombang mikro
Sinar ultra ungu
Medan magnet
Pencegahan iklim kerja panas 1.
Perbaiki aliran udara/sistem ventilasi
2.
Mereduksi tekanan panas di lingkungan kerja yang ada sumber panasnya
3.
Penerapan teknologi pengendalian untuk menurunkan suhu basah dibawah NAB
4.
Penggunaan tehnik perlindungan agar tenaga kerja tidak terpapar panas dan pemeliharaan kesegaran jasmani
5.
Penyediaan air minum yang cukup
6.
Penyesuaian berat ringannya pekerjaan
Pengendalian terkait Iklim kerja 1.
Mengurangi proses panas
2.
Isolasi/menyekat dengan paparan
3.
Ventilasi
4.
Pengaturan waktu kerja/rotasi
5.
Baju kerja
6.
Training karyawan
7.
Pemeriksaan kesehatan
8.
Pengukuran dan pemantauan iklim kerja
9.
APD
Kebisingan
Kebisingan adalah bunyi yang tidak di inginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.
Sumber kebisingan kegiatan
Contoh
Konstruksi
Truk, diesel, peralatan penambangan/penggalian, peralatan pemadatan tanah, penghancuran material, pengadukan semen.
Transportasi
Kereta api, penerbangan, kendaraan bermotor
Perdagangan
Pasar tradisioonal, pasar moderen
Perindustrian
Bunyi alat-alat produksi, mesinmesin
Aktivtas khusus
Tembakan, ledakan, peristiwa alam
Dampak kebisingan Dampak
Contoh
Indera pendengaran
Pemaparan diatas 85 db
Ketulian
Tuli sementara bising dengan intensitas tinggi, tuli menetap waktu pemaparan lama atau kronis
Trauma akustik
Kerusakan sebagian seluruh alat pendengaran yang disebebkan oleh pengaruh pemaparan tunggal/ atau beberapa pemaparan bising dengan intensitas yang sangat tinggi
Prebycusis
Penurunan daya dengar sebagai akibat pertambahan usia paparan bising di tempat kerja
tinitus
Gejala awal terjadinya gangguan pendengaran yaitu telinga berdenging saat keadaan hening
Pengendalian kebisingan Secara teknis (pengurangan kebisingan pada sumbernya) dilakukan dengan cara : 1.
Pembatas akustik
2.
Fondasi mesin harus baik, dijaga agar baut dan sambungan tidak ada yang goyang.
3.
Pemeliharaan peralatan
4.
Secara Administratif
5.
Dengan penggunaan alat pelindung diri ( APD )
6.
Dengan pendidikan dan penyuluhan (Trainning).
Getaran
Getaran adalah getaran bolak-balik satu masa melalui keadaan seimbang terhadap suatu titik acun.
Pengendalian getaran 1.
Memilih peralatan kerja yang rendah intensitas getarannya. Contohnya : bor listrik yg dilengkapi dengan piston.
1.
Menambah atau menyisipkan damping diantara tangan dan petalatan contohnya : memasang damping matrial diantara badan peralatan dan pegangan peralatan, memakai sarung tangan karet busah pada waktu mengoperasikan peralatan.
Dampak getaran 1. Hand Arm Vibration ( HAV)
Pajanan getaran pada tangan secara reguler dan sering dpat menimbulkan dua efek kesehatan permanen, yaitu Hand Arm Vibration dan Carpal Tunei Syndrom. 2. Whole Body Vibration
Pada sistem syaraf, yaitu kelainan syaraf sensoris yang menimbulkan paraestesia atau kesemutan, menurunya sensitivitas, gangguan membedakan (deterionity) selanjutnya atrofi gangguan penglihatan, mata paling banyak dipengaruhi oleh getaran mekanis.
Sinar ultraviolet
Merupakan bagian dari spektrum sinar (cahaya) tampak. Sumber UV terbesar adalah sebagai gelombang elektromagnetis yang berasal dari radiasi cahaya matahari yang menembus atmosfer dan statosfer sampai ke permukaan bumi.
Selain beraal dari radiasi sinar matahari, sinar UV juga dapat dihasilkan oleh cahaya hasil buatan/pekerjaan manusia yaitu pengelasan,pelelehan logam dll.
Sumber sinar ultraviolet 1.
Lampu raksa ( mercury)
2.
Lampu raksa tenan menengah
Efek Dari sinar ultraviolet 1.
Dapat menimbulkan kemetrahan pada kulit.
2.
Kulit terasa seperti terbakar.
3.
Dapat menimbulkan eritema (kulit kaki bengkak).
4.
Dapat menimbulkan penyakit katarak.
5.
Dapat memicu pertumbuhan sel kanker.
Pengendalian sinar ultraviolet 1)
Pengendalian secara administratif
a.
Klasifiaksi daerah kerja
b.
Pemasangan tanda tanda radiasi secara jelas
c.
Pelatihan untuk para pekerja dan manajer
d.
Prosedur kerja yang mengintegrasikan faktor waktu,jarak,dan penahan radiasi.
e.
Localrules (pembantasan akses, persyaratan untuk memakai dosimeter alarm).
f.
Infentaris sumber
g.
Sistem audit keselamatn radiasi
h.
Penerapan tingkat investigasi.
Pengendalian secara teknik a. Pemakaian shellding (penyekatan) tetap dalam desain fasilitas dan peralatan b. Penggunaan remote manipulator c. Penggunaan preset timer dalam peralatan radiografi untuk mengendalikan pajanan. 2.
Terima kasih