Eva Ratnasari 406172004 ANESTESI
Terapi Cairan 1. Pemberian cairan dapat diterapkan selama perbaiakan hemodinamik 2. Kristaloid sebagai pilihan awal untuk resusitasi pada pasien sepsis dan syok septik (direkomendasikan) 3. Kristaloid atau saline untuk resusitasi cairan pasien dengan sepsis atau syok septik (rekomdasi lemah) 4. Penggunaan Albumin sebagaai tambahan kristaloid untutk resusitasi awal untuk penggantian volume yang hilang (disarankan) 5. Penggunaaan HES tidak direkomendasikan untuk penggantian volume intravaskular pada pasien dengan sepsis atau syok septik (disarankan) 6. Penggunaan kristaloid stelah gelatin saat resusitasi pasien dengan sepsis atau syok septik (rekomendasi lemah)
Alasan Penggunaan IV landasan terapi modern. Tidak ada manfaat yang jelas setelah pemberian koloid dibandingkan dengan kistaloid Pada pasien dengan sepsis dan syok septic direkomendasikan menggunakan kristaloid untuk resusitasi awal Pasien yang mendapat albumin angka sekarat berkurang secara signifikan dibanding dengan yang menerima kristaloid Xu et al mengevaluasi penggunaaan Albumin menggurangi angka syok septik dan menurunkan angka kematian. Jiang et al mengevaluasi pemberian Albumin pada sepsis menurunkan angka kematian, bila diberikan kurang dari 6 jam dari identifikasi
Alasan Peneliti membandingkan penggabungan albumin dengan kristaloid terdapat kematian dibandingkan kristaloid saja. Rochwerg et al mengevaluasi penggunaan cairan resusitasi ketika membandingkan albumin dan kritaloid tidak ada hasil yang signifikan dalam angka kematian The ALBIOS trial menunjukan tidak terdapat mortalitas pada albumin kombinasi kristaloid dibandingkan dengan kristaloid saja Hess (koloid) yang dikhawatirkan keamanan pada pasien sepsis , pada uji bias secara terpisah penggunaan Hes mengakibatkan resiko kematian yang lebih itnggi dibandingkan cairan lainnya.
Alasan Resiko kematian lebih rendah pada penggunaan albumin dibandingkan dengan Hes Gelatin adalah koloid sintetik yang dapat digunakan untuk resusitasi cairan. Penelitian pada pasien kritis penggunaan gelatin tidak meningkatkan mortalitas dibandingkan dengan albumin dan kristaloid.
PENGOBATAN VASOAKTIF 1. Norepinefrin sebagai vasopressor pilihan pertama (direkomendasi). 2. Penambahan vasopressin (0,03 U)/ epineferin dengan maksud meningkatkan MAP yang sudah ditergetkan, dan untuk mengurangi dosis norepinefrin (disarankan) 3. Dopamin sebagai alternatif vasopressor alternatif (pada pasien resiko rendah takiaritmia dan bradikardia absolut atau relatif (disarankan) 4. Penggunaan dopamin dosis rendah untuk perlindungan ginjal (direkomendaikan) 5. Menggunakan dobutamin pada pasien yang menunjukan hipoperfusi persisten.
Efek fisiologis vasopressor dan kombinasi inotrope selektif merusak sirkulasi splanknik, hiperlaktatemia. 4 percobaan acak membandingkan dari norepinefrin ke epinefrin tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam angka kematian. Epinefrin dapat meningkatkan produksi laktat aerobik melalui stimulasi otot rangka β-reseptor 2-adrenergik . Dosis rendah vasopressin efektif dalam meningkatkan tekanan darah. Terlipressin memiliki efek yang serupa, tetapi long-acting . Studi menunjukkan bahwa konsentrasi vasopresin meningkat pada awal syok septik, tetapi menurun ke kisaran normal di sebagian besar pasien antara 24 dan 48 jam (defisiensi vasopresin relatif)
Alasan Phenylephrine (α- agonis adrenergik). vasokonstriksi Meta –analisa membandingkan dopamin lowdose dengan plasebo tidak terdapat perbedaan, dengan demikian pemberian dopamin dosis rendah semata-mata untuk mempertahankan fungsi ginjal. Dobutamin adalah inotrope pilihan pertama untuk pasien dengan cardiac output Pada penelitian mendukung dobutamin meningkatkan hemodinamik dan terdapat perbaikan indeks perfusi dan terdapat perbaikan klinis juga penurunan laktat.
Alasan Dobutamin digunakan sebagai lini pertama sebagai bagian dari perawatan standar dalam uji klinis dan efek samping pada kematian tidak terdeteksi. Penggunaan levosimendan diusulkan dalam syok septik Perbandingan antara debutamin dan levosimendan tidak menunjukan keuntungan yang jelas untuk levosimendan. 516 pasien dengan syok septic yang menerima plasebo atau levosimendan tidak menunjukan perbedaan secara mutlak.
PENGOBATAN VASOAKTIF 6. Pada pasien yang membutuhkan vasopressor disarankan menggunakan kateter arteri (disarankan)
Kortikosteroid 1. Menggunakan hidrokortison IV utnuk mengobati syok septic jika resusitasi dan terapi vasopressor dapat menstabilitas hemodinamik. Annane et al menganalisa bahwa penurunan kematian yang signifikan dalam 28 hari setelah pemberian steroid dosis rendah jangka panjang pada pasien syk septik. Kortikosteroid juga mengurangi angka kematian di ICU dan angka kematian di rumah sakit Teradapat subkelompok dosis hidrokortisan >500 mg dan <500 mg sebagai dosis rendah ternyata tidak terdapat efek yang signifikan secara statistik. Sebuah studi prospektif kecil menunjukkan bahwa aplikasi bolus berulang hidrokortison menyebabkan peningkatan glukosa dalam darah.
PRODUK DARAH 1. Sebaiknya transfusi RBC di berikan ketika konsentrasi hemoglobin menurun hingga <7,0 g/dL tanpa adanya kelainan seperti iskemik miokard, hipoksemia berat, atau perdarahan akut. Dua uji klinis pada pasien sepsis dievaluasi batas transfusi: Ambang transfusi 7 g/dL dibandingkan 9 g/dL pada pasien syok septik setelah masuk ICU ternyata tidak didapatkan perbedaan yang signifikan terhadap kematian
PRODUK DARAH 2. Penggunaan erythropoietin sangat direkomendakikan pada pengobatan anemia yang berhubungan sengan sepsis 3. Penggunaan fresh frozen plasma pada prosedur invasif yang di rencanakan 4. Transfusi trombosit sebagai profilaksis untuk perdarahan aktifn operasi atau prosedur invasif.