Ppt Ergonomi Ukm.pptx

  • Uploaded by: tiur sri
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ppt Ergonomi Ukm.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,562
  • Pages: 24
KELOMPOK V ARI ADHA KUSUMA (170403150) CHINTIA TIUR (170403142) DIAH SRI KEMALA BELLINA (170403158) FAUZAN AZMAN (170403124) MUHAMMAD RAUF (170403134) RHYVAL RADOT (170403145)

TUGAS UKM MATA KULIAH ERGONOMI UKM TEMPE BU SUSINI

Profil UKM ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦

Jenis usaha : Usaha Pembuatan Tempe Tahun berdiri : 2008 Alamat : Jl.Karya Bakyti No.12, Johor, Medan, Sumatera Utara Pekerja : 4 orang Nama pemilik : Susini Nama pekerja : - Susini (40 tahun) - Widya (21 tahun) - Tiara (25 tahun) - Bude Pida (35tahun) ◦ Hasil produksi : 50 kg/hari ◦ Harga produk : Rp.1300,- s/d Rp.2500,◦ Daerah distribusi : Sekitar Medan, bahkan pernah di ekspor ke Jawa dan Malaysia

Proses Pembuatan Tempe ◦ Pemilihan kedelai yang bagus, agar mendapatkan kedelai yang berkualitas. ◦ Kedelai yang bagus : ◦ Kuning merata kecoklatan ◦ Bulat ◦ Kering ◦ Cukup tua ◦ Padat

Proses Pembuatan Tempe ◦ Membersihkan kacang kedelai, agar biji kacang kedelai yang akan diolah bersih bebas dari kotoran yang menempel. ◦ Perendaman kacang kedelai setelah diicuci selama satu malam,agar menyortir kembali biji kedelai yang kualitasnya baik.

◦ Pemisahan kacang kedelai dan kulit arinya.

Proses Pembuatan Tempe ◦ Rebus biji kacang kedelai ◦ Dinginkan setelah direbus ◦ Peragian

Proses Pembuatan Tempe ◦ Bungkus kacang kedelai ◦ Proses Fermentasi ◦ Tempe telah selesai

Video Proses Pembuatan Tempe

Perilaku Ergonomis dan tidak Ergonomis pada UKM ◦ Membungkus Kacang ke dalam Plastik dengan Posisi Duduk di Lantai Saat kegiatan membungkus kacang ke dalam plastik, pekerja melakukannya dengan posisi duduk lesehan langsung menyentuh lantai dan cenderung membungkuk ke depan. Kegiatan ini dapat berlangsung lama berkisar 2-4 jam. Durasi kerja dalam jangka waktu yang lama dengan posisi tidak ergonomis seperti dapat mengakibatkan terjadinya MSDs. ◦ Resiko yang dapat ditimbulkan adalah ◦ Rasa kebas pada kaki akibat peredaran darah ke bagian kaki tidak lancar. ◦ Rasa ngilu pada lutut dikarenakan kaki terlalu lama dalam keadaan terlipat.

◦ Solusi:

◦ Untuk kasus posisi duduk pada proses pembungkusan kacang ditawarkan solusi dengan penyediaan meja dan kursi sebagai stasiun kerja. Dengan adanya meja dan kursi akan memperbaiki posisi kerja dari karyawan UKM tempe Ibu Susini.

Perilaku Ergonomis dan tidak Ergonomis pada UKM ◦ Memecah Kacang Menggunakan Mesin yang Menghasilkan Asap sisa pembakaran Pada saat memecah kacang, digunakan mesin pemecah yang dihidupkan dengan kompresor. Kompresor yang digunakan menghasilkan asap sisa pembakaran bensin. Karena kegiatan tersebut dilakukan diruangan kecil tanpa ventilasi udara, Hal itu menyebabkan sesak napas pada operator. Untuk itu Bu Susini berinisiatif memasang kipas angin agar asap tersebut keluar.

Solusi: ◦ kita bisa memanfaatkan pipa sebagai peganti cerobong asap. Pipa ini nantinya akan disambungkan dari lubang pengeluaran asap pembakaran dan dibuang keluar ruangan melalui lubang pembuangan yang akan dibuat pada dinding. ◦ Penggunaan masker. Hal ini dilakukan untuk memperkecil kuantitas asap yang masuk ke hidung.

Perilaku Ergonomis dan tidak Ergonomis pada UKM ◦ Mencuci Kacang dengan Cara Mengangkat Beban yang Salah ◦ Selama ini pekerja terbiasa mengangkat ember dengan cara yang salah. Cara yang digunakan adalah dengan membungkukkan bahu dan langsung mengangkat beban tersebut. Cara tersebut sangat membebani tulang punggung pekerja. Sehingga pekerja sering mengeluhkan sakit pada pinggang ketika bangun tidur. Resiko MSDs sangat tinggi pada saat proses produksi mencuci kacang. ◦ Solusi : ◦ Untuk kasus mengangkat solusi yang ditawarkan adalah perbaikan postur tubuh untuk mengangkat beban yang benar. Adapun perbaikan posisi pengangkatan beban yang benar adalah sebagai berikut:

Perilaku Ergonomis dan tidak Ergonomis pada UKM ◦ Suhu Ruangan yang Sangat Panas Dapat Meningkatkan Beban Mental Pekerja ◦ Suhu ruangan produksi industri tempe Ibu Susini sangat panas. Hal ini dikarenakan sirkulasi udara yang buruk dan kurangnya ventilasi. Ibu Sumini memasang beberapa kipas untuk mengatasi hal tersebut. Akan tetapi langkah yang diterapkan Ibu Susini masih belum membuahkan hasil yang maksimal. Suhu ruangan masih saja dalam keadaan pengap dan panas. ◦ Solusi: ◦ Untuk solusi yang ditawarkan pada permasalah ini adalah dengan menambahkan kipas ventilasi untuk menurunkan suhu lingkungan kerja tanpa harus memepengaruhi suhu pada ruangan fermentasi. Penempatan kipas ventilasi hanya pada bagian ruangan pencucian, pembungkusan, dan juga pengeringan

Dampak lingkungan terhadap produktivitas Lingkungan pada UKM Tempe

Lingkungan Baik Menurut Kemenkes

◦ Temperature

◦ Suhu

◦ Proses Perebusan Tempe : 34-370C

◦ Kelembapan : 40% - 60 %

◦ Proses Pencucian Tempe : 27-300C ◦ Proses Fermentasi Tempe: 30-400C ◦ Proses Pengemasan Tempe: 27-300C ◦ Humidity ◦ Proses Pencucian Tempe : 50%-60% ◦ Proses Perebusan Tempe : 45%-60% ◦ Proses Fermentasi Tempe : 60%-70% ◦ Proses Pengemasan Tempe: 50%-60%

: 18 - 280C

Dampak lingkungan terhadap produktivitas Upaya pemenuhan syarat Kemenkes

◦ Tinggi langit-langit dari lantai minimal 2,5m. ◦ Bila suhu udara >280C perlu menggunakan alat penata udara seperti Air Conditioner (AC), kipas angin, dll. ◦ Bila suhu udara luar <180C perlu menggunakan pemanas ruangan. ◦ Bila kelembaban udara ruang kerja > 60% perlu menggunakan alat dehumidifier. ◦ Bila kelembaban udara ruang kerja <40 % perlu menggunakan humidifier (misalnya : mesin pembentuk aerosol).

Upaya pemenuhan syarat UKM ◦ Pemasanganan kipas angin pada suhu ruangan >28℃ , sehingga tata cara pelaksaan pemenuhan persyaratan kesehatan pada UKM Tempe tersebut terpenuhi, sehingga lingkungan kerja pun lebih nyaman dan tidak terlalu menganggu proses produksi. ◦ Pemindahan proses penggantungan tempe diluar kamar fermentasi tempe,dikarena kelembapan agar mikrobiologi pada tempe dapat bekerja dengan baik adalah 60% - 70%, untuk itu tidak dapat dilakukan pemenuhan persyaratan kesehatan pada kamar fermentasi tempe, oleh karena itu solusi dari UKM Tempe tersebut adalah dengan melakukan kegiatan penggantungan tempe diluar kamar sehingga saat penggantungan lingkungan kerja lebih nyaman dan tidak menganggu proses produksi.

Dampak lingkungan terhadap produktivitas ◦ Analisis Lingkungan Kerja UKM Tempe Terhadap Produktifitas ◦ Dari perbandingan data Temperature, Humidity, Lux pada UKM Tempe Bu Susini dan peraturan lingkungan kerja yang baik menurut Kementrian Kesehatan RI , Lingkungan kerja pada UKM tersebut belum tergolong baik. Namun, adanya upaya pemenuhan persyaratan yang dilakukan UKM Tempe yang sesuai dengan Peraturan Kemenkes tentang lingkungan kerja. Sehingga lingkungan kerja pada UKM Tempe tersebut masih dapat dikatakan baik. Oleh karena itu, Dampak dari Lingkungan Kerja UKM Tempe Bu Susini tidak mengganggu / menghambat produktifitas pada UKM tersebut

Dampak Fasilitas Kerja Terhadap Produktivitas ◦ Ruangan kerja ◦ Ruangan Kerja Pencucian Kedelai

Luas ruangan kerja pada tempat pencucian kedelai adalah 2 × 1,5m. Ruangan ini hanya dilengkapi dengan sebuah kipas angin. Tujuan peletakan kipas angin di dalam ruangan pencucian kedelai untuk mengurangi pengepulan asap mesin saat proses sedang berjalan. ◦ Ruangan Kerja Fermentasi Luas ruangan kerja pada proses fermentasi tempe adalah 4×3m. Ruangan fermentasi diisi dengan tempe-tempe yang sedang memasuki proses fermentasi. Suhu ruangan kerja ini harus terjaga tetap hangat berkisar 26-35 0C

Dampak Fasilitas Kerja Terhadap Produktivitas ◦ Ruangan pengemasan dan pendinginan biji kedelai Luas ruangan pada proses pengemasan dan pendinginan biji kedelai adalah 4×5m. Ruangan ini sedikit terbuka untuk memberikan ruangan kerja yang lebih leluasa. Ruangan ini dilengkapi dengan dua buah kipas sebagai alat pendingin ruangan. ◦ Ruangan Perebusan Luas ruangan pada proses perebusan tempe adalah 5x3m. Kegiatan perebusan kacang kedelai dilakukan pada luar ruangan.

Dampak Fasilitas Kerja Terhadap Produktivitas ◦Saluran udara Saluran udara pada ruangan pencucian dan pemecahan kacang hanya terdapat satu dengan ukuran 150cm × 200cm. Namun, pada ruangan pencucian kedeleai terdapat lubang udara yang mengalirkan udara diruang tersebut pada ventilasi udara yang berukuran 20 x 30 cm dengan jumlah empat lubang ventilasi.

Dampak Fasilitas Kerja Terhadap Produktivitas ◦ Pendingin Ruangan Pada UKM tersebut terdapat 4 pendingin ruangan berupa kipas angin, yang ditempatkan pada ruangan pencucian kedelai, dan pada proses pengemasan kedelai.dan 2 buah pada proses pendinginan kedelai.

Dampak Fasilitas Kerja Terhadap Produktivitas ◦ Alat Produksi ◦ Alat Pemecah kedelai Salah satu alat produksi yang digunakan adalah alat pemecah yang digerakkan dengan kompresor. Mesin ini memanfaatkan bensin sebagai bahan bakar dan berjumlah 1 buah.

◦ Alat perebusan kedelai Alat untuk perebusan kedelai menggunakan kompor besar. Bahan bakar yang digunakan adalah gas. Wadah perebusan menggunakan dandang besar. Alat perebusan dan kompor perebusan masing – masing berjumlah 1 buah. ◦ Alat pengemasan / pembungkusan kedelai

Untuk pengemasan biji kedelai memanfaatkan alat setrika yang sudah diatur suhunya sesuai dengan yang diperlukan. Jumlah alat pengemasan ( alat setrika ) tempe adalah 1 buah.

Dampak Fasilitas Kerja Terhadap Produktivitas ◦ Analisis Fasilitas Kerja UKM Tempe Terhadap Produktifitas ◦ Ruangan produksi yang terlalu sempit, menurut kami luas ruangan pada proses produksi tempe pada UKM tersebut belum memadai, dikarenakan untuk jumlah target produksi 50kg/hari dan banyaknya kegiatan proses pembuatan tempe yang ada dapat menghambat produktivitas kerja yang ada, bahkan diakibatkan luas ruangan yang kurang memadai tersebut, adanya kegiatan tumpang tindih yang dilakukan pada UKM tersebut. Seperti proses pengemasan dan penggantungan tempe dilakukan pada satu tempat dan dapat dilakukan ketika proses pengeringan kedelai selesai ◦ Kurangnya saluran udara pada ruangan sehingga mengakibatkan sesak pada proses produksi khususnya pada saat pencucian kedelai dan penggilingan karena asap bahan bakar dari mesin tersebut. ◦ Penggunaan alat gosok baju untuk proses pengemasan, menurut kami hal tersebut tidak efisien dan dapat menimbulkan kurangnya produktivitas kerja, karena selain perlu lebih berhati – hati pada saat penempelan kemasan sehingga membutuhkan lebih banyak waktu juga terkdang perlu beberapa kali penempelan kemasan jika ada yang belum terlalu merekat. ◦ Kurangnya jumlah alat produksi, seperti hanya 1 alat perebusan yang digunakan, dan 1 dandang perebusan dengan ukuran diameter 50cm persegi.

Kesimpulan

Saran ◦ Dalam pengumpulan data perlu dilakukan pengukuran yang detail dan teliti agar mendapatakan hasil penelitian yang akurat. Masih sering terjadi kesalahan dalam pengolahan data dan juga pengumpulan data. Hal ini menyebabkan dilakukan pengulangan kembali dalam mengumpulkan data dan mengolah data. Tentu saja akan menambah waktu pengerjaan dari peniltian.

TERIMAKASIH

Related Documents

Ppt Ergonomi Ukm.pptx
December 2019 12
Ergonomi Esp
November 2019 37
Ppt
November 2019 88
Ppt
December 2019 96

More Documents from ""

Ppt Ergonomi Ukm.pptx
December 2019 12
Snuping Spyware
December 2019 79
Ngantuk Ngedite.docx
April 2020 15
Field Bus Guide
June 2020 17
10.pdf
December 2019 27