Pegangan Ergonomi - Suma'mur2009.docx

  • Uploaded by: Indra BebbaSs Pusing
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pegangan Ergonomi - Suma'mur2009.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 591
  • Pages: 3
Adapaun penerapan ergonomi sebagai pegangan, menurut Suma’mur (2009): 1. Sikap tubuh dalam melakukan pekerjaan sangat dipengaruhi dengan dipengaruhi oleh bentuk, susunan, alat, penempatan alat yang dikendali, cara kerja mesin , serta arah dan kekuatan yang harus di lakukan. 2. Untuk bentuk, ukuran mesin dan peralatan kerja, harus diseusaikan standar sehingga dapatr diatur dengan suatu cara. Seperti halnya kursi yang tinggi dapat di turun atau di naikan, serta dapat dimundur kebelakang dan dapat di maju ke dpan untuk menyeseuaikan ukuran jarak ujung lutut ke garis belakang punggung. 3. Ukurun antopemetris statis terpenting sebagai dasar desain dan pengoperasian mesin atau peralatan kerja yaitu: a. Berdiri: (1). Tinggi badan berdiri; (2). Tingggi bahu; (3) Tinggi akur; (4) Tinggi pinggul; (5) panjang depan; (6) panjang lengan, b. Duduk: (1) Tinggi duduk; (2) Panjang lengan atas; (3) Panjang lengan bawah dan tangan; (4) Jarak lekuk lutut-grasi punggung; (5) Jarak lekuk lutut-telapak kaki. 4. Standar ukuran meja bagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan dengan posisi berdiri: a. Pada pekerjaan tangan atau manual yang dilakukan dengan cara posisi yang berdiri, tinggi meja sebaiknya harus 5-10 cm di bawah tinggi siku bag tenaga kerja; b. Apabila pekerjaan dilakukan diatas meja dan jika dataran tinggi siku dinyatakan sebagai dataran 0 maka di bidang kerja: (1) Untuk pekerjaan yang memerlukan ketelitian dalam bekerja 0+(510)cm; (2) Untuk pekerjaan yang ringan 0-(5-10)cm; (3) Untuk pekerjaan yang berar seperti mengangkat barang berat dan memerlukan tenaga otot punggung 0-(10-20)cm.

5. Posisi duduk yang baik adalah dengan sedikit membungkuk itu dari segi otot, sedangkan untuk tulang adalah dengan posisi duduk tegak, agar punggung tidak bungkuk dan otot perut tidak berada pada keadaan yang nyeri ataupun lemas. 6. Tempat duduk yang memenuhi syarat ialah: a. Tinggi dataran duduk dapat diatur dengan posisi kaki yang sesuai dengan tinggi lutut, sedangkan paha berada dalam posisi datar. b. Tinggi papan sandaran punggung dapat diatur dan menekan punggung dengan baik. c. Lebar alas duduk tidak kurang dari lebar ukuran pometris pinggul. 7. Pekerjaan dengan posisi berdiri, harus disediakan tempat duduk agar dapat beristirahat. 8. Arah penglihatan untuk tenaga kerja dengan posisi berdiri adalah 23-37˚ kebawah, dan untuk tenaga kerja yang posisi duduk 32-44˚ ke bawah. 9. Ruang gerak lengan ditentukan oleh punggung lengan seluruhnya, pegangan dari obyek krja harus diletakkan di daerah ruang gerak tersebut. 10. Gerakan yang tidak mendadak atau terputus-putus dengan irama yang diutamakan, sedangkan posisi yang berhenti dengan paksa akan sangat melelahkan. 11. Pembebanan kerja harus dioptimalkan dengan baik, yaitu dengan beban kerja maksimun menurut standar ILO sebesar 50 kg sedangkan untuk Indonesia dengan beban terbesar yaitu 35 kg. 12. Gerakan ritme bekerja seperti mendayung, mengayuh pedal, memotong atau menggergaji memerlukan frekuensi siklus yang optimal dengan menggunakan tenaga yang efisien. 13. Apabila pekerja harus melakukan perjalanan yang menanjak, menaiki tangga rumah, maka derajat harus optimun kurang lebih sebagai berikut: a. Jalan menanjak 10˚ b. Tangga rumah

30˚

c. Tangga

70˚

14. Keefesienan bagi tenaga kerja yaitu dengan lama kerja seharian adalah 810 jam, lebih dari situ akan menyebabkan hal negatif seperti menurunnya produktivitas dan gangguan kesehatan.

15. Waktu istirahat harus didasarkan kepada keperluan atas pertimbangan ergonomi. 16. Beban tambahan yang mengakibatkan tnaga fisik yang lebih, harus dihindari. 17. Pemeliharaan indera penglihatan dilakukan denganb biak dengan mengatur pencahayaan dan penerangan yang berkaitan dengan pengaruh pekerjaan. 18. Kondisi psikologis dipelihara dan ditingkatkan dengan memberikan insetif dan disinsentif untuk menaikkan produktivitas dan kesejahteraan tenaga kerja. 19. Beban kerja fisik dinilai antara lain dengan mengukur O2, frekuensi nadi, suhu badan dan analisis pekerjaan itu sendiri. 20. Batas kemampuan bekerja apabila bilangan nadi kerja mencapai 30/menit, diatas bilangan nadi diatas tersebut harus disitarahtkan.

Related Documents

Ergonomi Esp
November 2019 37
Pegangan Hidup
May 2020 8
Pegangan-siaga-pemula
December 2019 12

More Documents from "Deranie Ridwan"