ADENOMA HIPOFISE Dipresentasikan : Sara Ashari Pembimbing : dr. Apriyanto Latief, Sp.BS, M.Kes
◦Laporan Kasus
Identitas Pasien
◦0 1 ◦0 2 ◦0 3 ◦0 4 ◦0 5
◦ Tn. H / 40 th ◦ Pendidikan terakhir : SMA ◦ Agama : Islam Swasta / Menikah ◦ Alamat : RT 12 Sarang Burung, Ma. Jambi
The Power of PowerPoint | thepopp.com
3
Keluhan utama : Lapangan pandang kedua mata hilang sebagian sejak 5 bulan SMRS Riwayat penyakit sekarang 1 tahun SMRS
5 bulan SMRS dan SMRS 6 bulan SMRS
1 tahun SMRS •Sakit kepala •Diseluruh kepala •Tidak begitu berat •Sering •Lamanya setengah hari •Memberat di pagi hari •Batuk >> memperburuk
6 bulan SMRS •Cepat lelah •Dipicu aktivitas sehari-hari •Gairah seks berkurang
5 bulan dan SMRS •Hilang lapangan pandang kedua mata •Sisi luar mata gelap •Progresif, makin berat •Semakin meluas ke tengah •Pandangan terbatas •Mual (+) •Muntah (+)
RSUD Raden Mattaher Jambi
Riwayat… Riwayat penyakit dahulu Riwayat sakit serupa : disangkal Riwayat penyakit keluarga Riwayat trauma : disangkal Riw. Sosial ekonomi Riwayat keganasan : disangkal Riwayat keganasan dikeluarga : Riwayat kejang
: disangkal
Riwayat Hipertensi
: disangkal
Riwayat DM
: disangkal
disangkal
Pasien bekerja sebagai karyawan swasta, dengan keadaan ekonomi menengah.
Pemeriksaan Fisik ◦ Keadaan Umum : Sakit sedang ◦ Kesadaran
: Compos Mentis
◦ TD
: 100/70 mmHg
◦ Nadi
: 86 x/menit
◦ Temperatur
: 36.3ºC
◦ Pernapasan
: 20 x/menit
◦ Status Gizi
: IMT 22 (normal)
Kulit : Sawo matang, hiperpigmentasi (-), bruising (-), memar (-), striae (-)
Kepala : normochepal, moon face (-) Leher : trakea ditengah, pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-), pulsasi arteri karotis normal, reguler, JVP : 5 + 2 mmHg, bufallo hump (-)
• Mata : eksoftalmus () ortophoria, CA (-/), SI (-/-), kornea jernih, RC (+/+), pupil isokor diameter 3mm-3mm • Telinga : serumen (+/+) minimal • Hidung : deformitas (-) • Mulut : sianosis (-)
Pemeriksaan Fisik Dada • Ginekomastia (-) Paru-Paru : • I : pergerakan dinding dada simetris, dalam pernafasan normal, jenis pernafasan abdomino-thorakal, kecepatan 20 x/i • P : nyeri tekan (-) fremitus taktil ka = ki • P : sonor di kedua lapangan paru • A : vesikuler di seluruh lapangan paru kanan dan kiri, mengi (-), rhonki (-)
Jantung : • I : ictus cordis tidak terlihat • P : I.C teraba di ICS V, 1 jari medial MCL sn. Luas 2 cm, tidak kuat angkat • P : atas (ICS II LPS sn), kiri (ICS V MCL sn), kanan (ICS IV, LPS dx) • A : BJ I dan II regular, gallop (), murmur (-), M1>M2, A2=P2, frek. 86 x/I. bising (-)
Pemeriksaan Fisik Perut : • I : Datar, tidak ada kelainan • P : soepel, nyeri tekan (-). Hepar, lien, ginjal tidak teraba • P : Timpani • A : BU (+) normal
Ekstremitas : • Inspeksi (look) : edema (-), deformitas (-) • Palpasi (feel) : akral hangat, CRT < 2s • Gerak (move) : Gerakan aktif dan pasif tidak terbatas
Kekuatan motorik : • Atas : 5/5 • Bawah : 5/5 Refleks : • Fisiologis : +/+ • Patologis : -/-
Sensibilitas • Nyeri : +/+ • Raba : +/+
Reflek : • Fisiologis : +/+ • Patologis : -/-
Status Neurologis Kesadaran kualitatif : compos mentis
GCS : E4 V5 M6
Ransang Meningeal : -
Saraf kranial CN I (olfaktorius) : dbn
CN. III (okulomotorius) : dbn
CV. VIII (vestibulekoklearis) : dbn
CN. IV (throclearis) : Dbn
CN. IX (glosofaringeus) : dbn
CN. V (Trigeminus) : dbn
CN. X (vagus) : dbn
CN. VI (Abduscens) : dbn
CN. XI (Assesorius) : dbn
CN. VII (Fascialis) : dbn
CN. XII (Hipoglosus) : dbn
CN. II (Optikus) Kanan
Kiri
Daya penglihatan
Dbn
Dbn
Lapang pandang
Menyempit
Menyempit
Keterangan
Hemianopsia
bitemporal Pengenalan warna
Dbn
Dbn
Funduskopi
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Status Neurologi ◦ Fungsi koordinasi dan keseimbangan Pemeriksaan
Kanan
Kiri
Disdiadokokinesia
Dbn
Dbn
Test telunjuk-hidung
Dbn
Dbn
Test jari-jari
Dbn
Dbn
Test Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Romberg dipertajam Tes tandem gait
Keterangan
Sistem otonom Berkemih
: Tidak ada keluhan
Defekasi
: Tidak ada keluhan
Keringat
: Tidak ada keluhan
Fungsi luhur: dbn Vertebra : Nyeri tekan (-)
Diagnosa Kerja Sementara
Diagnosa Banding ◦ Adenoma Hipofise
◦ Suspek Space Occupying Lession (SOL) Intracranial et Regio Sellar Sphenoid
The Power of PowerPoint - thepopp.com
◦ Meningioma
◦ Craniopharyngi oma
12
Pemeriksaan Penunjang Darah Lengkap
Kimia Darah
Jenis Pemeriksaan WBC
Hasil
Normal
7,19
(4-10,0 103/mm3)
RBC HGB HCT PLT
4,92 14 38,6 226
(3,5-5,5 106/mm3) (11,0-16 g/dl) (35,0-50,0 %) (100-300 103/mm3)
CT BT GDS
4,5 2 97 mg/dl
Parameter FAAL HATI SGOT SGPT FAAL GINJAL Ureum Kreatinin
Albumin
Hasil
Harga Normal
17 23
(<40 U/L) (<41 U/L)
13 23
(15-39 mg/dl) (L 0,9-1.3; P 0,6-1,1 mg/dl)
3,9
Pencitraan (foto polos X-ray)
Ekspertise : Cor normal, tampak infiltrate paru
Kesan : Tampak massa region suprasella
Pencitraan (MRI dengan kontras)
Kampimetri
1 7
Diagnosa Definitif
◦ Diagnosa Klinis ◦ Hemianopsia Bitemporal + Cephalgia
◦ Diagnosa Topik ◦ Kel. Hipofise pada
fossa hipofise sella turcica
The Power of PowerPoint - thepopp.com
◦ Diagnosa Etiologi ◦ Makroadenoma
Hipofise
1 8
◦Saran Pemeriksaan Lanjutan
◦ Prolaktin serum
◦ Kortisol bebas urin 24 jam
◦ Supresi deksametason
◦ ACTH
The Power of PowerPoint - thepopp.com
◦ Serum Insulinlike growth factor - 1
Tatalaksana dan Prognosis Tatalaksana ◦ Pro op. Trans-sphenoidal surgery a/I makroadenoma hipofisis ◦ Paracetamol tab. 500 mg 3x1 tab/hari PO
Prognosis ◦ Quo ad vitam
: bonam
◦ Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
◦ Quo ad sanastionam : dubia ad malam
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi
Kontrol Sekresi Hipofise Hipotalamus
Organ target
Cerebral
Umpan balik dari organ target tidak selalu menghambat
Adenoma Hipofise ◦ Etiologi
◦ Epidemiologi
◦ masih tidak diketahui
◦ 10% - 15% dari semua neoplasma intracranial
◦ stimulasi hormonal berlanjut :
◦ Wanita 70 per juta dan laki-laki 28 orang / 1.000.000.
tumorigenesis
◦ Otopsi 20%,
◦ Definisi
◦ Dominansi Sel
Merupakan tumor epithelial benigna
◦ corticotropin (penyakit cushing),
yang berasal dari sel adenohipofisis
somatotropin (akromegali), mamotropin (prolaktinoma)
The Power of PowerPoint - thepopp.com
24
Klasifikasi Adenoma Hipofise • Mikro adenoma : < 10 mm • Makro adenoma : >10 mm
Ukuran 01 Fungsi
02
03
Sel dominan • Prolaktinoma • ACTH-secreting Adenoma • FSH secreting adenoma
• Non-secreting Pituitary Adenoma (Non-fungsional) • Secreting Pituitary Adenoma (Fungsional) The Power of PowerPoint | thepopp.com
25
Patofisiologi Efek massa
Hiper/hiposekresi hormon
Patofisiologi (efek massa)
Hubungan pituitary dengan sekitar
Patofisiologi (hipersekresi hormone)
Manifestasi Klinis Hormonal
• sindrom hipersekresi hormon • paling umum adalah hiperprolaktinemia, akromegali, dan penyakit Cushing • hipopituitarisme
Neurologi
• Sakit kepala • Perubahan visual • Gangguan saraf krnalial III, IV, VI • Kejang • Apopleksi pituitari
insidensial
• Saat memeriksakan diri untuk CT scan atau MRI • Disebut “insidinoma”
Penegakan Diagnosis MRI
Imaging CT - Scan Penegakan diagnosis
Endokrin
prolactin; GH; LH; FSH; testosterone (laki-laki); estrogen (wanita); kortisol; ACTH; elektrolit; glukosa dan tes fungsi tiroid, termasuk TSH.
Jika seorang pasien datang dengan gejala-gejala visual, atau jika pencitraan menunjukkan kelainan pada saraf optik, pasien harus dirujuk untuk pengujian lapangan visual formal dan pemeriksaan lengkap oftalmologi
Pencitraan (foto polos)
Pencitraan (Ct scan – Axial)
Pencitraan (MRI) ◦ 61% hingga 72% sensitif dan 88% hingga 90% spesifik untuk massa sellar. ◦ dengan dan tanpa peningkatan gadolinium ◦ menunjukkan perluasan suprasellar dan sinus spenoid ◦ juga perluasan lateral ke sinus kavernosa. ◦ Kista dan hemorage dapat juga dibedakan Macroadenoma pada pencitraan resonansi magnetik.
Pencitraan (MRI)
Gambaran MRI pada tumor hipofisis tipe mikroadenoma
Gambaran MRI pada tumor hipofisis tipe makroadenoma
Pemeriksaan MRI T1 dengan peningkatan kontras aksial (A) / sagital (C) dan T2 aksial menunjukkan hyperintense massa sellar dan suprasellar di T1 dan aksial T2 (B) dengan peningkatan kontras inhomogeneus yang sugestif untuk pituitari apoplexy, (D) CT scan pada Hari pertama pasca operasi (transcranian) pada pasien F yang berusia 50 tahun yang sama dalam pengobatan dengan Dostinex® untuk prolaktinoma yang diketahui yang mengalami kehilangan penglihatan dan gangguan kesadaran. (E) dan (F) T1 kontras ditingkatkan MRI pada 3 bulan menunjukkan tumor sisa di sinus kavernosus kiri.
Pencitraan (CT Scan) ◦ ketidakmampuan untuk secara tepat menggambarkan kiasma optik ◦ menunjukkan kalsifikasi lebih baik dibanding MRI -> pencitraan craniopharygioma
Macroadenoma (panah) pada computed tomography.
Diagnosis Banding
Chraniopharingoma
Meningioma
Aneurisma
Diagnosis banding masa intrasellar dan parasellar sangat luas dan keuntungannya terdiri dari lesi lesi benigna
Craniopharyngioma suprasella dengan massa kistik dan padat suprasella kalsifikasi yang khas pada CT (terdapat enhancement kontras pada T1 dan T2)
Meningioma parasagital kiri dari planum sfenoid dengan “dural tail”
Paraophtalmic “giant aneurysm” arteri karotis interna kanan dengan perluasan ke kiasma optik. (gambaran T1 setelah pemberian kontras dan angiogram arteri karotis interna kanan)
Penatalaksanaan
Bedah
Tujuan pengobatan adenoma hipofisis
• Menentukan diagnosis • Dekompresi • Pengambilan total tumor
mengurangi hipersekresi hormon dan manifestasi klinisnya Radioterapi
mengurangi ukuran tumor untuk memperbaiki gejala efek massa
memperbaiki kekurangan hormon
Medikame ntosa
• Untuk kekambuhan pasca operasi • Bekerja lambat = efek lambat • Merusak jar. Otak normal
• Prolaktinoma = agonis dopamin • GH dan ACTH kurang efektif
Pendekatan terapeutik pada adenoma makro hipofisis (> 10mm) menurut status endokrin fungsional dan efeknya pada struktur optik intracranial
Pendekatan untuk Evaluasi dan Manajemen Insidentaloma Pituitari
Prognosis ◦ Prognosis berkaitan terhadap ukuran dan tipe sel tumor. Dengan makroadenoma nonfungsional, deficit lapangan pandang dapat membaik pada 80% pasien yang mengalami operasi, dan lebih dari 95% kasus pertumbuhan tumor dapat dikontrol sepanjang waktu pada pasien dengan reseksi operatif dan terapi radiasi jika diperlukan.
Analisis Kasus ◦ Pasien Tn H, laki-laki 40 tahun datang dengan keluhan lapangan pandang kedua mata hilang sebagian sejak 5 bulan SMRS, bagian yang hilang atau gelap adalah bagian sisi luar dari mata. Selain itu pasien juga mengeluh mual dan muntah sejak 1 minggu SMRS. 6 bulan belakangan pasien mengaku cepat lelah, sering murung, gairah seks berkurang. Sejak 1 tahun belakangan, pasien mengaku sering mengalami sakit kepala yang terutama memberat pada pagi hari ketika pasien bangun tidur. Dari pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya kelainan yang bermakna pada tanda vital dan status generalisata nya. Pada pemeriksaan neurologis ditemukan adanya keterbatasan lapangan pandang dimana lapangan pandang penderita lebih sempit dibanding lapangan pandang pemeriksa.
Terimakasih