Bronkitis
Alfons Latuperissa Atik Widaria Claudia Galut Destrini Anjani Dian Novita
Quotations are commonly printed as a means of inspiration and to invoke philosophical thoughts from the reader.
1
Indah Amalo Intan Dewanti Nathalia Maria Ranti Robe Rian Lape Vincent Bessie
Definisi
Bronkitis ; peradangan yang terjadi pada selaput lendir dalam saluran bronkial (cabang dari tenggorok). Saluran bronkial ini sendiri berfungsi untuk membawa udara dari dan ke paru-paru. Biasa disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur,
Epidemiologi Di Amerika Serikat diperkirakan sekitar 4% dari populasi didiagnosis Bronkitis Dalam sebuah studi longitudinal kejadian komulatif dari bronkitis adalah 42% pada perokok aktif, 26% pada mantan perokok, dan 22% pada pernah perokok 68,9% penderita bronkitis adalah perempuan (Pusat statistik kesehatan nasional 2009) Penderita usia( >60tahun) sekitar 7,5 untuk pencderita pada usia(>3040tahun) sekitar 5,7% dan untuk yang berusia(>15-20tahun) sekitar 3,6%
Etiologi Bronkitis infeksiosa
Bronkitis iritatif
• disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri atau organisme lain yang menyerupai bakteri (Mycoplasma pneumoniae dan Chlamyidia.
• disebabkan oleh zat atau benda yang bersifat iritatif seperti debu, asap, polusi udara menyebabkan iritasi ozon dan nitrogen dioksida serta tembakau dan rokok.
Faktor Risiko ﹡
Perokok berat.
﹡
Kekebalan tubuh yang rendah, di mana bronkitis bisa saja berasal dari penyakit akut lain, seperti pilek, atau kondisi kronis yang mengganggu sistem kekebalan tubuh.
﹡
Usia, di mana bayi, anak kecil, dan lansia, lebih rentan terhadap infeksi.
﹡
Paparan bahan kimia. Seseorang yang bekerja pada tempat-tempat di mana risiko terkena paparan bahan kimiacukup tinggi, seperti misalnya produksi bijibijian, tekstil, atau terpapar asap kimiawi.
﹡
Refluks lambung, di mana gangguan pada lambung terus-menerus dapat mengiritasi tenggorokan sehingga lebih rentan terkena bronkitis.
Gejala Klinis
Patogenesis
Penegakkan Diagnosis Anamnesis
1.
Keluhan Utama
2.
Keluhan tambahan
﹡
Gejala klinis pada bronkitis tergantung pada luas dan beratnya penyakit, lokasi kelainan dan adanya komplikasi lanjutan.
﹡
Ciri khasnya adalah adanya batuk di sertai produksi sputum, adanya hemaptoe dan pneumonia berulang
Penegakkan Diagnosis Pemeriksaan Fisik 1. Terangkan bahwa akan dilakukan pemeriksaan fisis. 2. Lakukan pemeriksaan berat badan dan tinggi/panjang badan. 3. Tentukan keadaan sakit: ringan/sedang/berat. 4. Lakukan pengukuran tanda vital: ﹡
Kesadaran, tekanan darah, laju nadi, laju pernapasan, dan suhu tubuh .
5. Apakah ada tanda-tanda sianosis? 6. Apakah terdapat napas cuping hidung? 7.Adakah terdapat retraksi?
8. Lakukan pemeriksaan THT sederhana. Adakah sekret kental kehijauan. Adakah kelainan rongga hidung (edema konka, hiperemis, deviasi septum). Adakah kelainan pada faring (hiperemis, petekie, postnasal drip). Adakah kelainan pada tonsil (pembesaran tonsil, detritus, petekie). Adakah kelainan pada telinga (sekret purulen, membran timpani membonjol dan merah, perforasi membran timpani). 9. Periksa leher: adakah pembesaran KGB yang nyeri pada perabaan? adakah pembengkakan leher (bull neck)? 10. Periksa paru: adakah suara lendir pada auskultasi?
Penegakkan Diagnosis Pemeriksaan Penunjang ﹡ Spesimen usap tenggorok, sekresi nasofaring, biasan bronkus atau sputum, darah, aspirasi trakea, fungsi pleura atau aspirasi paru ﹡ Pada bronkitis kronik dilakukan pemeriksaan foto torak, uji fungsi paru ( contoh rasio FEV1/ Kapasitas vital paksa < 0.7) dan analisa gas darah.
Non-farmakologi 1.
2. 3. 4.
5.
Tata Laksana
Jika terjadi demam, baringkanlah pasien itu di atas tempat tidur di dalam ruangan yang agak hangat, dan menjaga suhu dalam kamar itu tetap setabil. Pasien harus berhenti merokok. Kalau timbul kesulitan dalam pernapasan atau dadanya bagian tengah sangat sesak, biarlah dia menghirup uap air tiga kali sehari. Taruhlah kompres uap di atas dada pasien dua kali sehari, dan taruhlah kompres lembab di atas dada sepanjang malam sambil menjaga tubuhnya jangan sampai kedinginan. Sekali sehari selama dua hari, rendamlah kakinya di dalam air panas sewaktu mengadakan pendemahan, Teruslah melakukan pengobatan ini sampai sipasien mengeluarkan kringat jangan sampai kedinginan. 11
6. Kalau tidak ada perubahan tertentu selama dua hari, mintalah nasehat dokter. Mungkin dia akan memberikan resep obat batuk atau obat antibiotika atau sulfa untuk mengatasi infeksi. 7. Kalau bronchitis itu timbul karena komplikasi penyakit lain maka sangat pentinglah memangil dokter. 8. Istirahat yang cukup 9. Minum cukup banyak cairan dan perbaiki nutrisi 10. Rehabilitasi paru-paru secara komprehensif dengan olahraga dan latihan pernafasan sesuai yang diajarkan tenaga medis.
Tata Laksana Farmakologi Antibiotik: Guna mencegah risiko infeksi bakteri jika kekebalan tubuh rendah. Antitusif: Berfungsi untuk mengurangi batuk dengan cara menekan pusat batuk di otak. Ekspektoran: digunakan untuk mengencerkan dahak penderita, contohnya ambroxol. Antipiretik: Obat ini digunakan untuk menurunkan panas pada penderita demam, contohnya parasetamol, ibuprofen, dan lainnya. Bronkodilator: Obat ini digunakan pada penderita yang disertai sesak napas atau rasa berat bernapas.
-
Modifikasi gaya hidup
menghirup asap rokok.
seperti berhenti
-
C N PE
merokok dan
- Pada pasien yang bekerja di lingkungan yang berisiko, sebaiknya menggunakan alat pelindung diri berupa masker.
Edukasi dan Pencegah an
Menjaga kebersihan dan usahakan untuk selalu mencuci tangan setiap
N A
dan komplikasi penyakit
-
H A
mencegah kekambuhan
Menerima vaksin flu dan pneumonia.
EG
peranan penting dalam
EDUK ASI
menghindari alergen serta polutan memainkan
Hindari merokok atau
usai beraktivitas. -
Istirahat yang cukup.
-
Hindari berbagi pakai barang pribadi, terutama peralatan makan dan minum, dengan orang lain.
Prognosis Pada kasus bronkitis yang berat dan tidak diobati, 24 prognosisnya jelek, survivalnya tidak akan lebih dari 5-10 tahun. Kematian pasien karena pneumonia, empisema, gagal jantung kanan, haemaptoe dan lainnya. Pada pasien bronkitis tergantung pada berat ringannya serta luasnya penyakit waktu pasien berobat pertama kali. Bila tidak ada komplikasi, prognosis brokhitis akut pada anak umumnya baik. Pada bronkhitis akut yang berulang. Bila anak merokok (aktif dan pasif) maka dapat terjadi kecenderungan untuk menjadi bronkhitis kronik kelak pada usia dewasa (Ngastiyah, 2005).
Terimakasih. Ada pertanyaan?