RENCANA PENINGKATAN DAERAH IRIGASI KOTO TUO
ANGGOTA 1. 2.
3. 4. 5.
Bahrul Ilmi Elvira Fitriani Fitria Asli Mentari Alfato Muhede Sudarmanto
PENDAHULUAN
Latar Belakang Peningkatan fungsi areal persawahan dengan dukungan jaringan irigasi merupakan target Pemerintah Indonesia. Pekerjaan penyusunan atau pemetaan irigasi dalam Kota Padang di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang bersama Balai Wilayah Sungai Sumatera V. Pada lampiran l telah menjelaskan bahwa rencana Peningkatan Daerah lrigasi dengan luas > 3.000 Ha wajib memiliki AMDAL. Peningkatan pada daerah irigasi Koto tuo yaitu dari luas cakupan semula 1.832 Ha menjadi 3.525 Ha
Kewenangan dalam hal penilaian AMDAL bagi rencana peningkatan Daerah Irigas Koto Tuo dinilai oleh Komisi Penilaian AMDAL Kota Padang.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan Manfaat
• Peningkatan produktifitas padi di wilayah Propinsi Sumatera Barat • Mengembangkan jaringan irigasi • Mencegah perubahan lahan sawah fungsional menjadi penggunaan lain
• Pengembangan areal pertanian sawah tadah hujan menjadi lahan sawah fungsional • Meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani sekaligus dapat memenuhi kebutuhan pangan
Pemrakarsa, Tenaga Ahli dan Asisten Penyusun Pemrakarsa Nama Pemrakarsa Penanggung Jawab Penyusun Studi AMDAL Nama Perusaahaan Registrasi Kompetensi Penanggung Jawab Tim Penyususn Studi Amdal Ketua Tim Penyusun Anggota Tim Penyusun Tenaga Ahli Ahli Teknik Sipil Ahli Irigasi Ahli Lingkungan Ahli Biologi Aquatis Ahli Ekonomi dll
: Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V : M. Syarifuddin, MT : PT. SELAMAT SENTOSA : 0001/LPJ/KA-1/KLH : Ir. Syarianto, SE : Fitria Asli, ST : Mentari Alfato.M, ST & Elvira Fitriani, ST : Sudarmanto, ST : Bahrul Ilmi, ST
PELINGKUPAN
DISKRIPSI RENCANA KEGIATAN
Hasil dari Survey Identifikasi dan Detail Desain, daerah Irigasi Koto Tuo (2018) merumuskan rencana Peningkatan Daerah Irigasi Koto Tuo sebagai berikut Eksisting : pengambilan air dilakukan pada sungai Aia Dingin menggunakan bangunan pengambil intake dengan debit 3.500 m3/detik. Rencana Peningkatan : Peningkatan seluas 1.693 Ha. Sumber air lainnya berasal dari Sei. Padang, dengan 8 lokasi pengambilan air. Akan dilakukan penambahan saluran induk dari bangunan bendungan lain, saluran sekunder, saluran pembuang, bangunan air, penggabungan beberapa saluran suplesi eksisting dan rencana pembangunan bangunan tangkap air pada beberapa sumber mata air.
Secara administratif, cakupan Daerah Irigasi Koto Tuo ini meliputi beberapa wilayah Balai Gadang, Batang Kabung dan Bungo Pasang di Lubuk Minturun Kota Padang. Sesuai muatan dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Padang 2010-2030, ruang lahan di wilayah rencana Peningkatan Daerah Irigasi Koto Tuo merupakan Kawasan Budidaya .
Uraian Rencana Kegiatan Pra Kontruksi
•Survey Investigasi •Sosialisasi Rencana Kegiatan •Pembebasan Lahan
Kontruksi
•Mobilitas Material dan Peralatan •Mobilisasi Tenaga Kerja •Pembangunan dan Pengoperasian Base Camp •Pembersihan dan Penyiapan Lahan •Pembangunan Broncaptering •Pembangunan Saluran Pembawa •Pembangunan Jalan Inspeksi •Pembangunan Saluran dan Alur Pembuang •Pengadaan Bangunan Air dan Bangunan Pelengkap
Pasca Kontruksi
•Pengoperasian dan Pemeliharaan Broncaptering •Pengoperasian dan Pemeliharaan Saluran Pembawa •Pengoperasian dan Pemeliharaan Saluran Pembuang •Kegiatan Persawahan •Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS)
DISKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL Komponen Lingkungan Terkena Dampak Komponen Fisik – Kimia •Iklim •Fisiologi (Geomorfologi, Geografi) •Hidrologi (Pola Aliran Sungai, Debit Aliran, Mata Air) •Ruang Tanah dan Lahan (Jenis Tanah, Penggunaan Lahan)
Komponen Biologi •Flora •Fauna •Biota Aquatis
Komponen Sosial Masyarakat •Kependudukan (Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk) •Perekonomian (Pola Kepemilikan dan Penguasaan Lahan, Pola Perekonomian dan Mata Pencaharian
Sosial Budaya •Agama dan Kepercayaan •Adat Istiadat
Kesehatan Masyarakat •Kasus Penyakit Terbanyak •Fasilitas Kesehatan •Sumber Air Bersih •Jamban •Tenaga Kesehatan •Persampahan •Vektor Penyakit
Kegiatan Lain di Sekitar Lokasi Rencana Kegiatan Dari hasil pendataan, tidak ada kegiatan lainnya yang terdapat di sekitar lokasi Rencana Peningkatan Daerah Irigasi Koto Tuo.
Sarana Prasarana Umum •Listrik •Lalu Lintas •Perekonomian
Hasil Pelibatan Masyarakat
Sebagaimana tatap muka yang dihadiri tokoh masyarakat setempat, aparatur Pemerintah Kota dan Pemerintah Kecamatan diperoleh presepsi dan data lingkungan berikut. Pemerintah Kota serta Kerapatan Adat Nagari setempat sepenuhnya mendukung pelaksanaan rencana kegiatan Pemerintah Kota serta Kerapatan Adat Nagari setempat mendukung pelaksanaan pembebasan lahan Bagi areal lahan sawah fungsional yang tidak terjangkau jaringan Irigasi Koto Tuo, masyarakat mengharapkan adanya solusi untuk pengairan.
Identifikasi Dampak Potensial
Proses Pelingkupan
Batas Wilayah Studi •
•
Batas Proyek (Batas Kegiatan) Adalah Rencana Peningkatan Daerah Irigasi Koto Tuo guna mengairi lahan sawah fungsional dari cakupan 1.832 Ha menjadi 3.525 Ha atau luas peningkatan 1.693 Ha, dengan beberapa lokasi sebagai berikut. Bangunan pengambil (intake) pada bendungan daerah irigasi Koto Tuo. Saluran pembawa, saluran induk sekaligus jalan inspeksi dan saluran sekunder, saluran muka dan saluran suplesi. Broncaptering 8 lokasi. Areal persawahan dengan luas peningkatan 2.500 Ha. Batas Ekologis Adalah suatu ruang dimana berlangusng proses ekologis yang bersifat alamiah berupa lingkungan teresterial, perairan dan udara hunian berdasarkan atas segmen rencana kegiatan dan perkiraan sebaran dampak.
Batas Wilayah Studi •
•
Batas Sosial Ruang dimana berlangsung interaksi sosial kelompok masyarakat dalam suatu wilayah dan terkait dengan kesatuan masyarakat lokal atau pendatang. Ruang sosial ini berupa kelurahan dimana telah dan akan berlangsung interaksi sosial budaya Minangkabau dengan budaya lainnya pada lingkungan sosial masyarakat setempat. Batas Administratif Adalah ruang yang digunakan masyarakat untuk melakukan kegiatah ekonomi dan sosil budaya sesuai peraturan perundang – undangan yang berlaku.
TABEL METODE STUDI
NO
DAMPAK PENTING HIPOTETIK
METODE PENGUMPULAN DATA UNTUK PRAKIRAAN
KEBUTUHAN DATA DAN INFORMASI RELEVAN
METODE PRAKIRAAN DAMPAK
METODE ANALISIS UNTUK PRAKIRAAN
1
Keresahan Masyarakat
Kesepakatan Ahli
Penggunaan Lahan Jumlah masyarakat yang mengusahakan lahan di lokasi rencana kegiatan Mata pencaharian penduduk Tingkat pendapatan masyarakat Monografi Sumber air bersih masyarakat Pemanfaatan air permukaan oleh masyarakat
2
Gangguan Lalu Lintas
Matematis dengan formula berikut : V = L/t
Volume lalu lintas Jenis kendaraan angkut yang akan digunakan untuk mobilisasi material
Wawancara berstruktur Focus Group Discussion (FGD) Lokasi pendataan meliputi Kecamatan dan Kelurahan di wilayah rencana kegiatan
METODE EVALUASI DAMPAK (KESELURUHAN)
Perbandingan jumlah anggota masyarakat yang menyatakan kesediaan pembebasan lahan bagi rencana kegiatan Pertimbangan Leopold Modifikasi jumlah masyarakat yang menyatakan dukungan Pertimbangan kekhawatiran masyarakat setempat Kesepakatan para ahli
Pendataan volume lalu lintas Lokasi pendataan Perhitungan kecepatan Leopold Modifikasi meliputi mengambang Kecamatan dan Kelurahan di wilayah rencana kegiatan
3
Kerusakan Ruas Jalan Lingkungan
Kesepakatan Ahli
Kualitas ruas jalan lingkungan eksisting – aspal penetrasi, perkerasan atau jalan tanah Volume lalu lintas Jenis kendaraan angkut yang digunakan untuk mobilisasi material
4
Timbulan Sampah
Kesepakatan Ahli
Volume sampah dari rumah tangga pada wilayah rencana kegiatan Jumlah timbulan sampah pada barak kerja Jumlah tenaga kerja pendatang
Pendataan kualitas permukaan ruas jalan lingkungan eksisting Pendataan volume lalu lintas Lokasi pendatan meliputi Kecamatan dan Kelurahan di wilayah rencana kegiatan
Perbandingan kualitas permukaan ruas jalan tanpa rencana kegiatan degan pelaksanna rencana kegiatan Leopold Modifikasi Pertimbangan kekhawatiran masyarakat setempat terkait rencana kegiatan Kesepakatan Tenaga Ahli
Asumsi volume sampah dari rumah tangga setempat Asumsi sampah volume dari barak-barak kerja berdasarkan jumlah tenaga kerja pendatang
Perbandingan volume sampah pada barak – barak tenaga kerja dengan dengan volume sampah dari rumah tangga setempat Kesepakatan Tenaga Ahli
Leopold Modifikasi
Penurunan Kualitas Air Permukaan
Matematis dengan formula berikut : ΔC = (Cdp – Ctp)
Kualitas fisika kimia dan mikribiologi badan perairan Debit aliran permukaan setempat Jumlah limbah cair dari workshop
Pengambilan contoh badan perairan dan pemeriksaan kualitas Pengukuran debit aliran badan air Lokasi contoh badan perairan setempat
Perbandingan dengan klasifikasi mutu air kelas 2 dari peraturan Gubernur Sumatera Barat No. 5 tahun 2008, tentang Penetapan Kriteria Mutu Air Sungai di Propinsi Sumatera Barat
Leopold Modifikasi
Pengambilan sampel kualitas air permukaan Lokasi contoh badan perairan hulu dan hilir Aia Dingin serta mata air sumber broncaptering
Peluang fluktuasi perubahan kualitas air permukaan linear dengan peningkatan laju erosi permukaan lahan akibat pembersihan lahan – perubahan tutupan lahan
Leopold Modifikasi
5
Qs = 0,0864 x C x Q Edp – Etp = R x k x Ls x (CPdp – CPtp)
Kualitas Fisika – Kimia dan Mikrobiologi badan perairan Debit aliran permukaan setempat
6
Kesempatan Kerja
Matematis dengan formula berikut : KS = TK/AK x 100%
Mata pencrian penduduk Jumlah angkatan kerja Monografi – profil nagari
Wawancara berstruktur Focus Gruop Discussion (FGD) Lokasi pendataan meliputi Kecamatan dan Kelurahan di wilayah rencana kegiatan
7
Gangguan Aksesibilitas Masyarakat
Kesepakatan Ahli
Aksesibilitas masyarakat menuju atau dari kebun campuran di sekitar lokasi saluran induk dan saluran sekunder Jumlah masyarakat yang mengusahakan sawah dan kebun campuran di lokasi rencana kegiatan
Wawancara berstruktur lokasi pendataan meliputi kampung dan nagari di wilayah rencana kegiatan
Perbandingan jumlah kebutuhan tenaga kerja dengan jumlah angkutan kerja di wilayah rencana kegiatan Harapan yang dikemukakan masyarakat seiring dengan pelaksanaan rencana kegiatan
Leopold Modifikasi
Perbandingan tingkat kesulitan, volume beban bawaan atau waktu tempuh dari masyarakat petani untuk menuju atau dari kebun Leopold Modifikasi campuran sebelum adanya rencana kegiatan grngan setelah rencana kegiatan berlangsung Kesepakatan Tenaga Ahli
8
Gangguan Habitat Biota Aquatis
Matematis dengan formula berikut : ΔH = Hdp – Htp H = -∑[{Ni/N}. Log {Ni/N}]
Skala kehadiran jenis ikan Indeks keanekaragaman jenis plankton Indeks keanekaragaman jenis benthos
9
Matematis dengan formula berikut : Emisi Gas dan Debu Transportasi -Load Gas Buang NO2 Q (NO2) = (fN1 x N1 + fN3 x N3) Penurunan Kualitas Udara NO2 x L dan Kebisingan -Load Gas Buang CO a. Penurunan Kualitas Udara Q(CO) = (fN1 x N1 + fN3 x N3) CO x L - Emisi Debu = b x p x V - Emisi SO2 = 2 x a x p x V C (x, y) =( exp. (-z2/2𝜎2)
b. Penurunan Kualitas Kebisingan
Matematis dengan formula berikut : L2 = L1 – 10 log R2/R1 – Ae (bising bergerak) L2 = L1 – 20 log R2/R1 – Ae (bising diam )
Pendataan jenis ikan Analisa struktur komunitas plankton dan benthos Wawancara bebas dengan masyarakat terkait ikan yang dikonsumsi Lokasi contoh badan perairan setempat
Peluang fluktuasi perubahan kualitas permukaan air linear dengan laju erosi Leopold Modifikasi permukaan lahan akibat pembersihan lahan – perubahan tutupan lahan
Panjang jalan Jenis kendaraan angkut material Kecepatan kendaraan angkut material Kecepatan angin Kualitas udara ambien (debu, gas SO2, NO2, CO )
Perbandingan kualitas udara akibat rencana kegiatan dan tanpa ada Pengukuran rencana keiatan mengacu kualitas udara di Baku Mutu Udara Ambien lingkungan hunian Leopold Modifikasi sesuai muatan Peraturan Lokasi Pemerintah No. 41 Tahun pengukuran 1999, tentang Pengendalian Pencemaran Udara
Panjang jalan Jenis kendaraan angkut yang digunakan Kualitas udara lingkungan hunian Tingkat kebisingan lingkungan hunian
Perbandingan tingkat kebisingan akibat rencana kegiatan dan tanpa ada Pengukuran rencana kegiatan tingkat kebisingan mengacu muatan dari di lingkungan Keputusan Menteri Leopold Modifikasi hunian Negara Lingkungan Hidup Lokasi No. Keppengukuran 48/MENLH/11/1996, tentang Baku Tingkat Kebisingan
10
Penurunan Debit Pengaliran Mata Air
Matematis dengan formula berikut : ΔC = (Qdp – Qtp)
11
Perubahan Musim Tanam Analogi
Debit aliran permukaan setempat Rencana debit pengambilan broncaptering Sumber air bersih masyarakat Pemanfaatan air permukaan oleh anggota masyarakat
Musim tanam yang berlangsung di areal sawah dengan irigasi teknis sebelumnya Jumlah masyarakat petani yang mengikuti musim tanam serentak pada areal sawah teknis
Pengukuran debit aliran badan air Wawancara berstruktur Focus Group Discussion (FGD) Lokasi pendataan meliputi Kampuang dan Nagari di wilayah rencana kegiatan
Wawancara berstruktur Focus Group Discussion (FGD) Lokasi pendataan meliputi Kampuang dan Nagari di wilayah rencana kegiatan
Perbandingan debit aliran parit atau alur alarm di bagian hilir lokasi broncaptering tanpa rencana kegiatan dengan pelaksanaan rencana Leopold Modifikasi kegiatan Pertimbangan kekhawatiran masyarakat setempat terkait rencana kegiatan Kesepakatan Tenaga Ahli
Perbandingan jumlah masyarakat petani yang mengikuti Musim Tanam Serentak dengan jumlah masyarakat petani yang belum mengikuti Leopold Modifikasi Musim Tanam sesuai jadwal yang ditentukan – masayarakat petani yang telah mengusahakan sawah tadah hujan
12
Konflik Pemakaian Air
Analogi
Sumber air sawah yang dimanfaatkan oleh masyarakat petani sebelumnya Jumlah masyarakat petani yang mengolah lahan sawah irigasi teknis sebelumnya
13
Peningkatan Populasi Gulma
Analogi
Jenis dan kelimpahan gulma padi sawah di areal persawahan dengan irigasi teknis sebelumnya Jenis pupuk dan dosis pemakaian pupuk oleh petani untuk padi sawah
Wawancara berstruktur Focus Group Discussion (FGD) Lokasi pendataan meliputi Kampuang dan Nagari di wilayah rencana kegiatan
Perbandingan antara jumlah masyarakat petani yang memanfaatkan air untuk areal sawah berasal dari irigasi teknis dengan air yang berasal dari sumber lain – anak sungai atau air hujan
Pendataan jenis gulma padi sawah Pendataan jenis pupuk dan pestisida yang digunakan petani di areal persawahan Pendataan dosis pupuk dan pestisida yang digunakan petani di areal persawahan Lokasi pendataan meliputi areal persawahan di wilayah Kampung dan Nagari rencana kegiatan
Perbandingan jenis dan populasi gulma padi sawah di areal perssawaahan yang memperoleh air secara Leopold Modifikasi teknis dengan jenis dan populasi gulma pada areal sawah non teknis atau tadah hujan
Leopold Modifikasi
14
Jaminan Ketersediaan Air Kesepakatann Ahli
Struktur komunitas pohon pada kawasan hutan Daerah Aliran Sungai Aktifitas masyarakat pada kawasan hutan Daerah Aliran Sungai Tutupan lahan atau Citra Satelit kawasan hutan Daerah Aliran Sungai
Analisis vegetasi kawasan hutan Daerah aliran Sungai Pendataan pemanfaatan hutan dan penggunaan hasil hutan oleh masyarakat pada kawasan hutan Daerah Aliran sungai Wawancara berstruktur Focus Group Discussion (FGD) Lokasi pendataan meliputi di Kecamatan dan Kelurahan di wilayah rencana kegiatan
Perbandingan perubahan tutupankawasan huutan Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Palangai Ketek selama 10 (sepuluh) tahun terakhir Leopold Modifikasi Aktivitas ekonomi masyarakat pada kawasan hutan Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Palangai Ketek Kesepakatan Tenaga Ahli
TERIMA KASIH