Akhlak Terhadap Allah SWT
KELOMPOK I: 1.
2. 3. 4. 5.
EMI SUSANTI FERY NANDITO DELA VEGA LUTHFY GHOZI ANDRIAN M. ABDUL QIROM MUSTIKA RAHAYU
(1500029261) (1700029007) (1500029129) (1700029002) (1600029131)
Pengertian Takwa Takwa (bahasa Arab: تقوىtaqwā / taqwá ) adalah istilah dalam Islam yang merujuk kepada kepercayaan akan adanya Allah, membenarkannya, dan takut akan Allah. Istilah ini sering ditemukan dalam Al-Quran, Al Muttaqin (bahasa Arab: َ ِلِّ ْل ُمت َّ ِقينAl-Muttaqin) yang merujuk kepada orang-orang yang bertakwa, atau dalam perkataan Ibnu Abbas, "orang-orang yang meyakini (Allah) dengan menjauhkan diri dari perbuatan syirik dan patuh akan segala perintah-Nya
Lanjutan. . . Menurut Tafsir Ibnu Katsir, arti dasar dari "takwa" adalah menjauhkan diri dari segala sesuatu yang tidak disukainya. Makna takwa yaitu, melindungi seseorang dari dosa dalam perjalanankehidupan yang berbahaya sehingga ia mampu melewati jalan itu tanpa terkena dosa."
Hakikat Takwa Hakikat takwa adalah memadukan secara integral aspek Iman, Islam dan Ihsan dalam diri seseorang. Dengan demikian, orang yang bertakwa adalah orang yang dalam waktu bersamaan menjadi Mukmin, Muslim dan Muhsin.
Buah dari Takwa 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Mendapatkan sikap furqan QS. Al Anfal (29) Mendapatkan limpahan berkah dari langit dan bumi (QS. Al - ’Araf: 96) Mendapatkan jalan keluar dari kesulitan(QS. At - Thalaq : 2) Mendapatkan rezeki tanpa diduga-duga(QS. At - Thalaq :3) Mendapatkan kemudahan dalam urusannya (QS. At Thalaq : 4) Menerima penghapusan dan pengampunan dosa serta mendapatkan pahala yang besar (QS. At - Thalaq : 4)
Cinta dan Ridha Pengertian Cinta Cinta itu adalah suatu kecenderungan hati kepada sesuatu yang diinginkan dan dicintai serta disenanginya. 2. Pengertian Ridha Kata ridha berasal dari bahasa Arab yang makna harfiahnya mengandung pengertian senang, suka, rela, menerima dengan sepenuh hati, serta menyetujui secara penuh. 1.
Dalil tentang Cinta dan Ridha Dalil mengenai Cinta dan Ridha Firman Allah surat At-Taubah ayat 96: َن ْالق ْو َِم ْالفا ِسَِقيْن َِ ن للاَ لَ ي ْرضى ع ََّ ِن ت ْرض ْوا ع ْن ُه َْم فإ َْ ِي ْح ِلفُ ْونَ ل ُك َْم ِلت ْرض ْوا ع ْن ُه َْم فإ Artinya :“Mereka akan bersumpah kepadamu, agar kamu ridha kepada mereka, tetapi jika sekiranya kamu ridha kepada mereka, Sesungguhnya Allah tidak ridha kepada orang-orang yang berbuat fasik.”
Ciri-ciri Cinta dan Ridha Orang yang memiliki Cinta dan Ridha kepada Allah memiliki sikap optimis, lapang dada, kosong hatinya dari dengki, selalu berprasangka baik, memandang baik, sempurna, penuh hikmah, semua yang terjadi semua sudah ada dalam rancangan, ketentuan, dan perbulatan Tuhan.
Ikhlas Secara etimologis Ikhlas (ikhlash) berakar dari kata khalasha yang artinya bersih, jernih, murni, tidak tercampur. 2. Secara terminologis Beramal semata-mata mengharapkan ridha Allah SWT. 1.
Tiga Unsur Keikhlasan Niat yang ikhlas (ikhlas an-niyah) Beramal dengan sebaik-baiknya (itqan al-amal) Pemanfaatan hasil usaha dengan tepat (jaudah al-ada’)
Keutamaan Ikhlas Allah SWT memerintahkan kepada kita untuk beribadah
kepada-Nya dengan penuh keikhlasan dan beramal sematamata mengharapkan ridha-Nya ( QS. Al-Bayyinah :5 /QS. Al-An’am : 162 ) Hanya dengan keihklasan semua amal ibadah akan diterima oleh Allah SWT ( HR. Baihaqi ) Seorang mukhlish tidak akan pernah sombong kalau berhasil, tidak putus asa kalau gagal, tidak lupa diri menerima pujian dan tidak mundur dengan cacian, selalu bersemangat dalam beramal.
Khauf dan Raja’ Khauf dan Raja’ atau takut dan harap adalah sepasang sikap batin yang harus dimiliki secara seimbang oleh setiap muslim. Bila salah satu dominan dari yang lainnya akan melahirkan pribadi yang tidak seimbang. Dominasi khauf menyebabkan sikap pesimisme dan putus asa, sementara dominasi raja’ menyebabkan seseorang lalai dan lupa diri serta merasa aman dari azab Allah.
Khauf Khauf adalah kegalauan hati membayangkan sesuatu yang tidak disukai yang akan menimpanya, atau membayangkan hilangnya sesuatu yang disukainya. Menurut sayyid sabiq, ada dua dampak positif dari khauf yaitu: 1. Melahirkan keberanian menyatakan kebenaran dan memberantas kemungkaran secara tegas tanpa ada rasa takut pada makhluk yang menghambatnya. 2. Menyadarkan manusia untuk tidak meneruskan kemaksiatan yang telah dilakukan dan menjauhkan dari segala macam bentuk kefasikan dan hal-hal yang diharamkan oleh Allah SWT.
Raja’ Raja’ atau harap adalah memautkan hati kepada sesuatu yang disukai pada masa yang akan datang. Raja’ harus didahului oleh usaha yang sungguh-sungguh.