Ppk Pedsos-cerebral Palsy Revisi.docx

  • Uploaded by: loraine
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ppk Pedsos-cerebral Palsy Revisi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,076
  • Pages: 5
PANDUAN PRAKTIK KLINIS

CEREBRAL PALSY No Dokumen ............................ Tanggal terbit

...........................

PENGERTIAN

No.Revisi

Halaman

................................ Ditetapkan Direktur Utama

1/5

Dr. Agus Suryanto, SpPD-KP, MARS NIP.19610808 198812 1 001 Gangguan gerakan dan postur karena suatu kerusakan/gangguan pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya. Jadi tidak disebabkan karena masalah pada otot atau jaringan saraf tepi, melainkan terjadi karena kerusakan pada area motorik otak. Penyebab : - Prenatal : infeksi intrauterin (TORCH, sifilis), radiasi, asfiksia intrauterin (abruptio plasenta, plasenta praevia, anoksia maternal, kelainan ubilikus), tokssemia gravidarum, DIC karena kematian prenatal salah satu bayi. - Perinatal : anoksia/hipoksia, perdarahan otak, prematuritas, postmaturitas, hiperbilirubinemia, bayi kembar. - Postnatal : trauma kepala, meningitis/ensefalitis yang terjadi pada 6 bulan pertama kehidupan, racun (logam berat, CO). Klasifikasi : 1. Berdasarkan gejala klinis - Spastik (70%-80%), terbagi atas monoplegia, diplegia, triplegia, quadriplegia, hemiplegia. - Athetoid/diskinetik (10%-20%) : gerakan menulis yang tidak terkontrol dan perlahan, anak tampak menyeringai dan selalu meengeluarkan air liur. - Ataksid (5%-10%) : mengenai keseimbangan dan persepsi dalam. Koordinasi buruk, jalan tidak stabil dengan kedua kaki terbuka lebar, tremor yang dimulai dengan gerakan involunter. - Campuran - Rigid - Atonik/hipotonik 2. Berdasarkan derajat kemampuan fungsional - Golongan ringan : penderita masih dapat melaukan pekerjaan/aktivitas sehari-hari, sehingga sama sekali/hanya sedikit membutuhkan bantuan - Golongan sedang : aktivitas sangat terbatas ssekali, membutuhkan bermacam-macam bantuan/pendidikan agar dapat mengurus dirinya sendiri - Golongan berat : tidak dapat melakukan aktivitas fisik sama sekali, dan tidak mungkin hidup tanpa bantuan orang lain.

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

CEREBRAL PALSY No Dokumen ............................ Tanggal terbit

........................... ANAMNESIS

PEMERIKSAAN FISIK

KRITERIA DIAGNOSTIK

No.Revisi

Halaman

................................ Ditetapkan Direktur Utama

2/5

Dr. Agus Suryanto, SpPD-KP, MARS NIP.19610808 198812 1 001

Meliputi anamnesis : - Riwayat prenatal, natal dan postnatal - Riwayat penyakit masa neonatal: gangguan neurologis, sepsis, meningitis, hiperbilirubinemia berat, hipoksia dengan gangguan pernafasan, kejang - Faktor lingkungan keluarga dan sosial ekonomi - Pemeriksaan kemampuan motorik bayi - Pemeriksaan refleks primitif, refleks patologis - Perkembangan lingkar kepala anak Kriteria diagnosis menurut Bank : 1. Masa neonatal - Depresi/asimetri dari refleks primitif (refleks moro, rooting, sucking, tonic neck, palmar stepping) - Reaksi yang berlebihan terhadap stimulus - Kejang - Gejala neurologi lokal 2. Masa usia < 2 tahun - Keterlambatan perkembangan motorik seperti duduk, jalan - Terdapat paralisis spastik - Terdapat gerakan-gerakan involunter - Menetapnya refleks primitif - Tidak/keterlambatan timbulnya refleks-refleks yang lebih tinggi, seperti refleks landau sesudah usia 10 bulan, refleks parasut setelah usia 1 tahun. 3. Anak yang lebih besar - Keterlambatan ‘milestone’ perkembangan - Disfungsi dari tangan - Gangguan dari cara berjalan - Terdapat spastisitas - Terdapat gerakan-gerakan involunter - Retardasi mental - Kejang - Gangguan bicara, pendengaran, penglihatan Diagnosa menurut Levine (jika didapatkan 4 kelainan dari 6 kelainan di bawah, disertai proses penyakit yang tidak progresif) : 1. Pola gerak dan postur 2. Pola gerak oral 3. Strabismus 4. Tonus otot 5. Evolusi reaksi postural dan kelainan lainnya yang mudah dikenal 6. Refleks tendon, primitif dan plantar

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

CEREBRAL PALSY No Dokumen ............................ Tanggal terbit

No.Revisi

Halaman

................................ Ditetapkan Direktur Utama

3/5

...........................

DIAGNOSIS KERJA DIAGNOSIS BANDING

PEMERIKSAAN PENUNJANG

TERAPI

Dr. Agus Suryanto, SpPD-KP, MARS NIP.19610808 198812 1 001 Cerebral Palsy (ICD 10: G80.0) - Penyakit genetik - Penyakit muskuler - Kelainan metabolik - Tumor SSP Skrining : - Denver II - ELMS 2 - Pemeriksaan neuroradiologik : CT scan kepala, MRI - Pemeriksaan visus - Pemeriksaan EEG (jika didapatkan adanya kejang) - Pemeriksaan intelegensia (untuk menentukan derajat gangguan mental) - Pemeriksaan pendengaran Tim penanganan CP adalah multidisipliner : - Dokter (spesialis anak, saraf anak/psikiatri anak) - Ortopedis - Terapis fisik (latihan khusus untuk gerakan dan kekuatan) - Terapis okupasi (membantu pemahaman penderita untuk kehidupan sehari-hari) - Pelatih bicara dan bahasa - Pekerja sosial - Psikolog - Tenaga ahli untuk penanganan kesulitan makan (feeding difficulties) Terapi spesifik : 1. Terapi fisik, tujuan : mencegah kelemahan atau kemunduran fungsi otot yang apabila berlanjut dapat menyebabkan pengerutan otot (disuse atrophy), menghindari kontraktur dan meningkatkan perkembangan motorik anak 2. Terapi okupasi 3. Terapi wicara 4. Terapi perilaku Terapi medikamentosa 1. Jika kejang, diberikan obat anti kejang 2. Mengatasi spastisitas : - Diazepam sebagai relaksan umum otak dan tubuh. Anak <6bulan tidak direkomendasikan, pada >6 bulan diberikan 0,12-0,8mg/kg/hari dibagi 6-8jam (maksimal 10mg/dosis)

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

CEREBRAL PALSY No Dokumen

No.Revisi

............................ Tanggal terbit

Halaman

................................ Ditetapkan Direktur Utama

4/5

...........................

Dr. Agus Suryanto, SpPD-KP, MARS NIP.19610808 198812 1 001 - Baclofen, bekerja dengan menutup penerimaan sinyal dari medula spinalis yang akan menyebabkan kontraksi otot. Dosis : - 2-7 tahun : 10-40mg/hari PO dalam 3-4 dosis. Dimulai dengan dosis 2,5-5mg/hari 3x, kemudian dinaikkan, maksimal 40mg/hari - 8-11 tahun : 10-60mg/hari PO dalam 3-4 dosis. - > 12 tahun : 20-80mg/hari PO dalam 3-4 dosis. - Dantrolene, bekerja mengintervensi proses kontraksi otot, sehingga kontraksi otot tidak bekerja. Dosis 25mg/hari, maksimal 40mg/hari. - Botulinum Toxin (BOTOX), menghambat pelepasan asetilkolin dari presinaps pada pertemuan otot dan saraf. Injeksi pada otot yang kaku akan menyebabkan kelemahan otot. Intervensi ini dilakukan jika otot yang menyebabkan deformitas tidak banyak jumlahnya. Terapi bedah, direkomendassikan jika didapatkan adanya kontraktur yang berat dan menyebabkan masalah pergerakan yang berat. EDUKASI

PROGNOSIS

TINGKAT KOMPETENSI

Cerebral palsi tidak dapat disembuhkan, terapi yang dilakukan ditujukan untuk memperbaiki kapabilitas anak sehingga anak dapat hidup mendekati kehidupan normal dengan mengelola problem neurologis yang ada seoptimal mungkin. Faktor yang menentukan prognosis : tipe klinis CP, derajat kelambatan yang tampak saat diagnosis ditegakkan, adanya refleks patologis dan derajat defisit intelegensia, sensoris dan emosional. Dokter spesialis anak Yunior

KOMPETENSI PPDS

Diagnosis Pengelolaan

Madya

Senior











medis Prosedur TINGKAT EVIDENSE KEPUSTAKAAN

II A 1. Johnston VM. Cerebral Palsy. Dalam: Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF, penyunting. Nelson Textbook of pediatrics. Edisi ke-20. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2015. h. 2494-5.

2. Palmer FB, Hoon AH. Cerebral Palsy. Dalam: Parker S, Zuckerman B. Development and Behavioral Pediatric. Edisi ke-2. Philadelphia: Lippincott; 2005. h. 145-51. 3. Blasco PA. Motor Delays. Dalam: Parker S, Zuckerman B. Development and Behavioral Pediatric. Edisi ke-2. Philadelphia: Lippincott; 2005. h 42-7. 4. Williams J, Venning H. Physical disability. Dalam: Polnay L. Community Paediatrics.Edisi ke-3. Edinburgh: Churcill; 2003. h. 503-6. 5. Falconbridge J. Counselling. Dalam: Polnay L. Community Paediatrics. Edisi ke-3. Edinburgh: Churcill; 2003. h. 469-78. 6. Marwa OE, Sadia AT, Mohaed EA Ahmed MA Ade EM, Mohamed HM. Role of piracetam in treatment of cerebral palsy disease. Journal of Behavioral health. 2012;1(1): 53-58 7. Soetjiningsih, Gde Ranuh. Tumbuh Kembang Anak, Edisi 2. EGC. 2012. H.527-57. 8. IDAI. Pedoman Pelayanan Medis. 2010.

Related Documents

Ppk
May 2020 30
Ppk
June 2020 19
Bells Palsy
November 2019 20
Cerebral Palsy
June 2020 24
Cerebral Palsy
December 2019 25

More Documents from ""