Demam Berdarah Dengue Pada Anak
Nomor Dokumen No.
PANDUAN PRAKTEK KLINIS
1. Pengertian
2. Anamnesis
Revisi Ke : 00
Tanggal Terbit :
Disusun,
dr. Victor Perdana
Jumlah Halaman Hal : 1/6 Ditetapkan, DIREKTUR RSU DENISA KABUPATEN GRESIK
dr. Bambang Prihadi, Sp.OG (K)
Suatu penyakit demam akut yang disebabkan oleh salah satu dari 4 serotipe virus dengue DEN-1, DEN-2, DEN-3, atau DEN-4 (genus Flavivirus, famili Flaviviridae) yang ditandai dengan manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan renjatan/syok dan kematian. Virus ini ditularkan kepada manusia melalui perantara gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Fase kritis sekitar hari ke-3 hingga ke-5 perjalanan penyakit. Pada saat ini suhu turun, yang dapat merupakan awal penyembuhan pada infeksi ringan namun pada DBD berat merupakan tanda awal syok. Demem Berdarah Dengue ini lebih dikenal oleh masyarakat sebagai Penyakit Demam Berdarah Derajat DBD : Derajat I : Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan ialah uji bendung. Derajat II : Seperti derajat I, disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan lain. Derajat III : Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lambat, tekanan nadi menurun (20 mmHg atau kurang) atau hipotensi, sianosis di sekitar mulut, kulit dingin dan lembap dan anak tampak gelisah. Derajat IV : Syok berat (profound shock), nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur. Tanyakan kepada orang tua atau yang merawat sehari-hari: 1. Demam merupakan tanda utama, terjadi mendadak tinggi, selama 2-7 hari 2. Adanya manifestasi perdarahan spontan berupa: perdarahan kulit (petekie, purpura, ekimosis), perdarahan gusi, mimisan (epistaksis), perdarahan saluran cerna (hematemesis, melena) Tanyakan juga apakah ada keluhan atau gejala: 3. Nyeri perut/ulu hati 4. Pada anak besar dapat mengeluh nyeri kepala dan nyeri otot/sendi 5. Disertai lesu, tidak mau makan dan muntah 6. Diare kadang-kadang dapat ditemukan
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Direktur RSU Denisa Kabupaten Gresik
Demam Berdarah Dengue Pada Anak
Nomor Dokumen No.
Revisi Ke : 00
Tanggal Terbit :
Jumlah Halaman Hal : 2/6
3. Pemeriksaan Fisik Lakukan pemeriksaan fisik: 1. Ukur suhu badan : demam mendadak tinggi suhu >38,5˚C 2. Periksa manifestasi perdarahan: a. Spontan: perdarahan kulit (petekie, purpura, ekimosis), perdarahan gusi, mimisan (epistaksis), perdarahan saluran cerna (hematemesis, melena) b. Uji tourniquet (+) 3. Periksa pembesaran hepar : hepatomegali (sering ditemukan pada DBD/DSS) 4. Periksa tanda-tanda kebocoran plasma (ditemukan pada DBD/DSS) berupa: a. edema palpebra, b. asites, c. efusi pleura (umumnya paru kanan), d. tanda-tanda renjatan/syok 1) nadi lemah, cepat, dan kecil sampai tak teraba; 2) tekanan nadi <20 mmHg; 3) tekanan darah turun; 4) akral teraba dingin dan lembab; 5) pemanjangan waktu pengisian kapiler; sianosis sekitar mulut 4. Pemeriksaan penunjang
5. Kriteria Diagnosis
Laboratorium : 1. Pemeriksaan Darah Rutin dilakukan setiap 12 jam pada hari pertama dan ke dua perawatan, dan selanjutnya dilakukan dilakukan pemeriksaan setiap 24 jam. Pemeriksaan darah rutin meliputi; 2. Uji serologis IgG- IgM anti Dengue dilakukan pada hari ke 5 sakit Bila dicurigai komplikasi efusi pleura, maka perlu dilakukan pemeriksan radiologis foto toraks AP dan RLD Kriteria Diagnosis DBD: 1. Diagnosis klinis a. bila didapatkan >2 gejala klinis b. trombositopenia dan c. hemokonsentrasi 2. Diagnosis pasti dengan uji serologis Kriteria WHO berdasarkan: 1. Gejala Klinis: a. Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus menerus selama 2-7 hari
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Direktur RSU Denisa Kabupaten Gresik
Demam Berdarah Dengue Pada Anak
Nomor Dokumen No.
Revisi Ke : 00
Tanggal Terbit :
Jumlah Halaman Hal : 3/6
b. Manifestasi perdarahan: 1) Spontan: perdarahan kulit (petekie, purpura, ekimosis), perdarahan gusi, mimisan (epistaksis), perdarahan saluran cerna (hematemesis, melena) 2) Uji tourniquet (+) 2. Hepatomegali 3. Tanpa atau dengan gejala renjatan/syok: a. Nadi lemah, cepat, dan kecil sampai tidak teraba b. Tekanan nadi <20 mmHg c. Kulit teraba dingin dan lembab, terutama daerah akral (ujung hidung, jari, kaki) - Pemanjangan waktu pengisian kapiler - Sianosis sekitar mulut 4. Laboratorium: - Trombositopenia (<100.000/m3) - Hemokonsentrasi (Ht >20%) 6. Diagnosa Banding Bila diduga Demam tifoid, dilakukan pemeriksaan serologis Widal Infeksi virus lain : rubella, demam chikingunya (konfirmasi secara klinis) Penyakit infeksi lain : sepsis, meningitis meningokokus (konfirmasi secara klinis) Penyakit darah seperti : ITP, leukemia, dan anemia aplastik (konfirmasi secara klinis) Tindakan yang dilakukan: 7. Tindakan dan terapi
1.
Untuk Demam Dengue dan DBD tanpa syok (derajat I dan II) Pemberian Cairan intra vena (RL/Ringer Asetat/NaCl 0,9%) dengan kebutuhan: a. Inisial: 10 ml/kgbb untuk setiap kehilangan 1% dari BB normal b. Rumatan: dengan rumus Holliday segar (BB 0-10 kg: 100 ml/kgbb; BB 11-20 kg: 1000 ml+50 ml/kgbb; >20 kg: 1500 ml+20 ml/kgbb)
2.
Untuk DBD dengan syok/DSS ( derajat III dan IV ) a. Penggantian volume plasma segera cairan IV larutan RL 10 – 20 ml / kgbb secara bolus diberikan dalam waktu 30 menit . Apabila syok belum teratasi tetap berikan RL 20 ml/kgbb, ditambah koloid 20 – 30 ml/kgbb/jam, maksimal 1500 ml/hr b. Pemberian cairan 10 ml/kgbb/jam, tetap diberikan sampai 24 jam pasca syok. Volume cairan diturunkan menjadi
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Direktur RSU Denisa Kabupaten Gresik
Demam Berdarah Dengue Pada Anak
Nomor Dokumen No.
Revisi Ke : 00
c. d. e. f. g.
3.
Tanggal Terbit :
Jumlah Halaman Hal : 4/6
7ml/kg/jam, selanjutnya 5 ml/kgbb/j, kemudian 3 ml /kgbb/j, apabila tanda vital baik. Jumlah urine 1 ml/kg /jam merupakan indikasi bahwa sirkulasi membaik. Pada umumnya cairan tidak perlu diberikan lagi 48 jam setelah syok teratasi. Oksigen 2-4 l/m Koreksi asidosis metabolik dan elektrolit Indikasi pemberian darah: 1) Terdapat perdarahan secara klinis 2) Setelah pemberian cairan kristaloid dan koloid , syok menetap, Ht turun, Diduga telah terjadi perdarahan, beri kan darah segar 10 ml/kg. 3) Apabila kadar Ht tetap > 40 vol %, maka berikan darah dalam volume kecil. 4) Plasma segar beku dan suspensi trombosit berguna untuk koreksi gangguan koagulopati atau koagulopati intravaskuler diseminata ( KID) dan pada syok berat yang menimbulkan perdarahan masif. 5) Pemberian tranfusi suspensi trombosit pada KID harus selalu disertai plasma segar (berisi faktor koagulasi yang diperlukan ) untuk mencegah perdarahan lebih hebat.
DBD ensefalopati Pada ensefalopati cenderung terjadi edema otak dan alkalosis, maka bila syok telah teratasi, cairan diganti dengan cairan yang tidak mengandung HCO3 dan jumlah cairan segara kurangi. Larutan RL segera ditukar dengan larutan NaCl ( 0,9%) : glukosa (5%) = 3:1
Pemantauan: 1. adakah pembesaran hati, tanda-tanda perdarahan, tanda ensefalopati, dan tanda-tanda renjatan 2. kadar Hb, Ht, dan trombosit tiap 6 jam, minimal tiap 12 jam. 3. balans cairan dicatat (jumlah cairan yang masuk, diuresis, dan perdarahan) pada DSS, lakukan cross match darah untuk persiapan transfusi darah apabila diperlukan Pengobatan yang diberikan: 1.
Untuk Demam Dengue dan DBD tanpa syok (derajat I dan II) a. Antipiretik: parasetamol tiap 6 jam bila hiperpireksia (suhu
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Direktur RSU Denisa Kabupaten Gresik
Demam Berdarah Dengue Pada Anak
Nomor Dokumen No.
Revisi Ke : 00
b.
c. d. e.
8. Edukasi
Tanggal Terbit :
Jumlah Halaman Hal : 5/6
>38,5˚C) atau mempunyai kecenderungan kejang demam Kortikosteroid diberikan pada DBD dengan ensefalopati. Apabila terdapat perdarahan saluran cerna kortikosteroid tidak diberikan. Antibiotik diberikan untuk DBD ensefalopati atau pada DSS. Ranitidin (bila diperlukan) diberikan dengan dosis 1-2 mg/kgbb tiap 12 jam Suportif : Banyak minum bisa berupa air teh, sirop, susu, oralit, jus orange, jus jambu, dll.
2.
Untuk DBD dengan syok/DSS ( derajat III dan IV ) a. Jumlah urine 1 ml/kg /jam merupakan indikasi bahwa sirkulasi membaik. b. Pada umumnya cairan tidak perlu diberikan lagi 48 jam setelah syok teratasi. c. Oksigen 2-4 l/m d. Koreksi asidosis metabolik dan elektrolit e. Indikasi pemberian darah: 1) Terdapat perdarahan secara klinis 2) Setelah pemberian cairan kristaloid dan koloid , syok menetap, Ht turun, Diduga telah terjadi perdarahan, beri kan darah segar 10 ml/kg. 3) Apabila kadar Ht tetap > 40 vol %, maka berikan darah dalam volume kecil. 4) Plasma segar beku dan suspensi trombosit berguna untuk koreksi gangguan koagulopati atau koagulopati intravaskuler diseminata ( KID) dan pada syok berat yang menimbulkan perdarahan masif. 5) Pemberian tranfusi suspensi trombosit pada KID harus selalu disertai plasma segar (berisi faktor koagulasi yang diperlukan ) untuk mencegah perdarahan lebih hebat.
3.
DBD ensefalopati Pada ensefalopati cenderung terjadi edema otak dan alkalosis, maka bila syok telah teratasi, cairan diganti dengan cairan yang tidak mengandung HCO3 dan jumlah cairan segara kurangi. Larutan RL segera ditukar dengan larutan NaCl ( 0,9%) : glukosa (5%) = 3:1
1. Orangtua diminta untuk membawa kembali anaknya ke Pusat
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Direktur RSU Denisa Kabupaten Gresik
Demam Berdarah Dengue Pada Anak
Nomor Dokumen No.
Revisi Ke : 00
Tanggal Terbit :
Jumlah Halaman Hal : 6/6
Pelayanan Kesehatan bila ditemukan hal sebagai berikut : demam tinggi kembali, kesadaran menurun. 2. Langkah promotif/preventif : a. ASI tetap diberikan bila anak masih menyusu b. Kebersihan perorangan c. Kebersihan lingkungan dan edukasi pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M, menguras penampungan air seminggu sekali, mengurangi gantungan pakaian yang terlalu lama. Memberikan makanan dengan gizi yang cukup 9. Kriteria Keluar RS (Pasien Rawat Inap)
Kriteria memulangkan pasien: 1. tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik 2. nafsu makan membaik 3. secara klinis tampak perbaikan 4. hematokrit stabil (tidak hemokonsentrasi) 5. jumlah trombosit >50.000/mm3 6. tidak dijumpai distress pernapasan 7. tiga hari setelah syok teratasi
10. Prognosis
Dubia ad bonam
11. Penelaah Kritis
1. dr. Tri Rachmadijanto, SpA
12. Kepustakaan
1. Pedoman Pelayanan Medis, Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2010 2. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis. IDAI, 2008 3. WHO. Dengue Haemoragic Fever. Diagnosis, Prevention and Control. Geneva, 1997 4. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak, FK UNPAD, Edisi ke-3, 2005.
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Direktur RSU Denisa Kabupaten Gresik