Makalah Kb Pil.docx

  • Uploaded by: fita
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Kb Pil.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,712
  • Pages: 18
TUGAS KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB “KONTRASEPSI HORMONAL ORAL”

Disusun Oleh :

DISUSUN OLEH: DONNA RAHMIATI EGA MELVA SARI KINTAN ANISSA LOLA JULEPA YESSIE SORTA

Prodi DIV KEBIDANAN (Tingkat II)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU JURUSAN KEBIDANAN T.A 2014/2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB yang berjudul “ kontrasepsi hormonal oral”. Dalam penyusunan Penulisan makalah tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga. Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih belum sempurna, maka saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan Makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga Makalah

ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan

mendapatkan ridho dari Allah SWT. Amin.

Bengkulu, Maret 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... DAFTAR ISI.................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang.................................................................................................................. B. Rumusan masalah............................................................................................................. C. Tujuan...............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian oral kontrasepsi .............................................................................................. B. Jenis .................................................................................................................................. C. Efektifitas ........................................................................................................................ D. Cara kerja..................................................................................................................... E. Indikasi dan kontraindikasi.............................................................................................. F. Pendokumentasian ASKEB pada akseptor KB PIL........................................... BAB III PENUTUP A. Kesimpulan..................................................................................................................... B. Saran...............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk terbanyak di dunia. Ledakan penduduk ini terjadi karena laju pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi. Kondisi ini jelas menimbulkan dua sisi yang berbeda. Disatu sisi kondisi tersebut bisa menjadi salah satu kekuatan yang besar untuk Indonesia. Tetapi di satu sisi kondisi tersebut menyebabkan beban negara menjadi semakin besar. Selain menjadi beban negara juga menimbulkan permasalahan lain. Banyaknya jumlah penduduk yang tidak disertai dengan ketersediaan lapangan pekerjaan yang mampu menampung seluruh angkatan kerja bisa menimbulkan pengangguran, kriminalitas, yang bersinggungan pula dengan rusaknya moralitas masyarakat. Karena berhubungan dengan tinggi rendahnya beban negara untuk memberikan penghidupan yang layak kepada setiap warga negaranya, maka pemerintah memberikan serangkaian usaha untuk menekan laju pertumbuhan penduduk agar tidak terjadi ledakan penduduk yang lebih besar. Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan menggalakkan program KB (Keluarga Berencana). Program KB pertama kali dilaksanakan pada masa pemerintahan Soeharto yaitu saat Orde Baru. Melalui KB masyarakat diharuskan untuk membatasi jumlah kelahiran anak, yaitu setiap keluarga memiliki maksimal dua anak. Tidak tanggung-tanggung, KB diberlakukan kepada seluruh lapisan masyarakat, dari lapisan bawah hingga lapisan atas dalam masyarakat. Oleh sebab itu makalah ini disusun untuk mengetahui seluk beluk mengenai penyelenggaraan KB di Indonesia, mulai dari sejarah, proses pelaksanaan, kelebihan dan kekurangan dari KB, serta dampak positif maupun dampak negatf dari pelaksanaan KB.

B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian kontrasepsi oral? 2. Apa saja jenis kontrasepsi oral? 3. Bagaima efektifitas, manfaat dan cara kerja KB oral? 4. Apa saja indikasi dan kontraindikasi KB oral?

C. TUJUAN 1. Untuk mengetahui pengertian kontrasepsi oral 2. Untuk mengetahui apa saja jenis kontrasepsi oral 3. Untuk mengetahui bagaima efektifitas, manfaat dan cara kerja KB oral 4. Untuk mengetahui apa saja indikasi dan kontraindikasi KB oral

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Oral Kontrasepsi Kontrasepsi memiliki peranan dalam setiap fase reproduksi, yaitu untuk menunda kehamilan atau menjarangkan kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variable yang mempengaruhi fertilitas. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu cara yang dapat dilakukan antara lain penggunaan kontrasepsi oral (pil KB). Pil KB adalah obat pencegah kehamilan yang diminum secara oral

yang berisi

hormon steroid (estrogen dan progestin) dalam bentuk pil atau tablet.Pil ini diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegahan kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur.

B. Jenis Oral kontrasepsi menurut jenis hormonnya ada 5 yaitu: 1. Yang hanya berisi estrogen saja 2. Kombinasi, estrogen dan progesteron; kadar estrogen yang menonjol 3. Kombinasi, estrogen dan progesteron seimbang 4. Kombinasi estrogen dan progesteron; kadar progesteron yang menonjol 5. Yang hanya berisi progesteron saja Tausk (1975) membagi macam – macam pil kontrasepsi diantaranya: 1. Pil kombinasi a) Monofasik: Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progesteron (E/P) dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. b) Bifasik: yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progesteron (E/P) dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

c) Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progesteron (E/P) dengan tiga dosisyang berbeda dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

2. Pil sekwensial a. Pil ini mengandung komponen yang sesuai dengan sistem hormonal tubuh b. 12 pil pertama hanya mengandung esterogen c. Pil ke13 dan seterusnya merupakan pil kombinasi

3. Pil normofasik Pil ini cara kerjanya berada diantara cara kerja pil kombinasi dan cara kerja pil sekuensial, namun lebih mendekati cara sekuensial. Selama 7 hari pertama hanya diberi pil yang mengandung estrogen saja, kemudian disusul dengan kombinasi estrogen dan progesteron selama 15 hari.

4. Mini pil 1. Kemasan dengan isi 35 pil: 30mg levonolgestrel atau 350 mg noretindron. 2. Kemasan dengan isi 28 pil: 75mg desogestrel

5. After morning pills Disebut juga kontrasepsi pasca koitus (post-coital contraception).adalah pil berisi estrogen dosis tinggi yang dimakan pada pagi hari setelah melakukan koitus pada malam harinya. Biasanya hanya untuk mencegah kehamilan pada koitus yang tidak terlindung,misalnya pada perkosaan, kondom yang bocor atau koyak dsb. pil yang di pakai adalah Lynoral dengan dosis 1mg pertablet dan Stilbesterol 25 dan 50mg.

Ada beberapa jenis kontrasepsi darurat: Estrogen: Sudah mulai ditinggalkan karena dosis yang digunakan cukup tinggi, sehingga menimbulkan banyak efek samping. Estrogen-progesteron: Diberikan dalam 24 jam atau paling lambat 48 jam pascasanggama. Dosisnya harus tinggi.

Gestagen: Diberikan paling lambat 3 jam setelah sanggama. Danazol: Dosis yang diperlukan 800-1200 mg/hari. Banyak menimbulkan efek samping. Antiprogestin: Dikenal sebagai abortivum. Dosisnya cukup 600 mg/hari.

6. Pil tiga fase Adalah pil kontrasepsi yang lebih alamiah dan diminum dalam 3 fase siklus haid a. 6 tablet warna coklat berisi levonorgestrel 50 µg dan etinil estradiol 30 µg b. 5 tablet warna putih berisi levonorgestrel 75 µg dan etinil estradiol 40 µg c. 5 tablet warna putih berisi levonorgestrel 125 p.g dan etinil estradiol 30 µg

C. Efektivitas a. Pil kombinasi Efektivitas : pil kombinasi 99,9 % efektif jika digunakan secara benar. b. Pil sekuensial Pil sekuensial sekarang ini kurang populer dibandingkan Pil kombinasi. Angka kegagalan lebih tinggi dibandingkan Pil kombinasi, yaitu 0,5 – 1,4. Ini disebabkan karena bila makan Pil sekuensial tidak boleh lupa, dapat terjadi kehamilan. c. Pil normofasik/ trifasik Angka kegagalan agak tinggi yaitu 0,2 – 12.

D. Cara kerja Mekanisme kerja dan cara pemakaian oral kontrasepsi 1. Cara kerja pil kombinasi a) Mengalami produksi gonado trokpin dari hipovise secara terus-menerus, sehingga tidak terjadi ovulasi b) Merubah konsistensi lender servix menjadi tebal dan kental, sehingga penetrasi dan transportasi sperma akan terhalang, sulit, atau tidak mungkin sama sekali

c) Merubah peristaltik tuba dan rahim, sehingga mengganggu transportasi sperma maupun sel telur d) Menimbulkan perubahan pada endimetrium, sehingga tidak memungkinkan terjadinya nidasi e) Merubah kepekaan indung telur terhadap rangsangan-rangsangan gunadotropin

Cara pemakaian: a. Cara minum pil oral kombinasi pada pasien postpartum yang tidak menyusui : 1. Mulai minum pil setelah 3 minggu post partum. 2. Jika pasien sudah 6 minggu post partum dan sudah melakukan hubungan seksual, lebih baik menunggu haidnya sebelum mulai minum pil namun sementara gunakan metode barier. b. Cara minum pil oral kombinasi pada pasien postpartum yang menyusui 1. Tentukan apakah hanya cara penyusuan cukup sebagai metode kontrasepsi. Jika pasien sudah haid pertama atau bayinya sudah mendapat makanan, cara penyusuan tidak cukup sebagai metode kontrasepsi. 2.

Bila ibu yang menyusui butuh kontrasepsi tambahan, anjuran yang tepat : 

Kondom atau metode barier lain.



Metode pil mini (dapat memulai 6 minggu post partum).



Alat dalam rahim.



Kontrasepsi mantap.



Pil kombinasi bila metode lain tidak diterima (mulai pil kombinasi dosis rendah tidak lebih dini dari 6 jam post partum). Bila post partum lebih 6 bulan atau telah haid kembali, sebaiknya menunggu periode haid pertamanya sebelum mulai minum pil namun sementara gunakan barier.

3. Sebaiknya minum 1 pil setiap hari. Lebih baik pada saat yang sama di setiap hari. 4. Mulailah kemasan pertama pada 5 hari pertama siklus haid kecuali pil trifase diminum pada hari pertama dari siklus haid. 5. Bila mengalami perdarahan saat pasien mulai minum pil diantara siklus haid dan tidak berbahaya, dianjurkan untuk melanjutkan minum pil setiap hari. 6. Jika ada rasa mual, pening atau sakit kepala karena tubuh sedang menyesuaikan diri dengan pil tersebut, biasanya perasaan tidak enak akan menghilang setelah minum 1 atau 2 kemasan pil, cobalah minum pil saat hendak tidur atau saat makan malam. Bila perasaan tidak enak menetap, silahkan kembali ke klinik. 7.

Bila paket 28 pil telah habis, sebaiknya mulai minum pil dari paket baru. Bila paket 21 pil telah habis, sebaiknya tunggu 1 minggu lalu mulai minum pil dari paket baru.

8. Bila lupa minum 1 pil sebaiknya minum pil tersebut segera setelah diingat walaupun harus minum 2 pil pada hari yang sama. 9. Bila lupa minum 2 pil atau lebih sebaiknya minum 2 pil setiap hari sampai terkejar. Sebaiknya juga menggunakan metode KB lain atau tidak melakukan hubungan seksual sampai paket pil tersebut habis. 10. Setiap kali pil tidak diminum akan meningkatkan kemungkinan hamil. 11. Bila pasien tidak mendapat 2 atau lebih siklus haid sebaiknya datang ke klinik untuk memeriksa kehamilan. 12. Efektivitas : pil kombinasi 99,9 % efektif jika digunakan secara benar.

2. Cara kerja pil sekwensial Khasiat utama pil sekuensial adalah menghambat ovulasi. Dosis estrogen yang ada lebih tinggi dari pada dosis estrogen pil kombinasi. Berhubung tidak adanya estrogen pada 2 minggu pertama, maka kelupaan minum pil 1 hari saja akan menyebabkan terjadinya ovulasi, sehingga memungkinkan terjadinya kehamilan. Pil ini kurang popular dibandingkan dengan pil kombinasi dan angka kegagalan pil ini lebih tinggi dibandingkan dengan pil kombinasi, hal ini disebabkan bila minum pil ini tidak boleh lupa, karena dapat terjadi kehamilan.

Cara pemakaian : Mula-mula minumlah pil yang berisi esterogen selama 2 minggu, teruskan dengan meminum pil kombinasi selama 1 minggu, lalu Selama 1 minggu tidak minum pil apapun. Pada akhir minggu ke empat akan terjadi perdarahan haid. (Sinopsis Obstetri Jilid 2) 3. Cara kerja pil normofasik Pil ini cara kerjanya berada diantara cara kerja pil kombinasi dan cara kerja pil sekuensial, namun lebih mendekati cara sekuensial Cara kerjanya adalah dengan menyebabkan serviks menjadi tidak dapat ditembus oleh sperma dalam waktu yang lama, ditambah khasiat menghambat ovulasi.

Cara pemakaian: Selama 7 hari pertama hanya diberi pil yang mengandung estrogen saja, kemudian disusul dengan kombinasi estrogen dan progesteron selama 15 hari. (Sinopsis Obstetri Jilid 2) 4. Cara kerja mini pil 1) Menekan ovulasi Pencegahan ovulasi disebabkan gangguan pada sekresi hormon LH oleh kelenjar hipofise, sehingga tidak terjadi puncak mid-siklus (Pada keadaan normal terjadi puncak sekresi LH pada pertengahan siklus dan ini menyebabkan pelepasan ovum dari folikelnya).

2) Mencegah implantasi Mini pil menggganggu perkembangan siklus endometrium berada dalam fase yang salah atau menunjukkan sifat-sifat irreguler atau atrofis, sehingga endometrium tidak dapat menerima ovum yang telah dibuahi. 3) Mengentalkan lendir servik Progestin mencegah penipisan lendir servik pada pertengahan siklus sehingga lendir servik tetap kental dan sedikit, yang tidak memungkinkan untuk penetrasi spermatozoa. 4) Mengubah motilitas tuba Transpor ovum melalui saluran tuba mungkin dipercepat sehinggga mengurangi kemungkinan terjadinya fertilisasi.

Cara pemakaian: a. Pil pertama dapat mulai diminum pada hari pertama siklus haid dan metode perlindungan digunakan pada 7 hari pertama (5) atau 4-6 minggu post partum walaupun haid belum kembali. b. Pada pasien yang telah mencapai 9 bulan post partum disarankan agar beralih ke pil kombinasi karena efektivitas pil mini menurun dengan berkurangnya menyusui. c. Ambil pil setiap hari pada saat yang sama (misalnya pada saat makan malam) sampai habis 1 bungkus. d. Pil-pil yang terlupakan selama 7 hari pertama: 

Bila lupa minum pil (lupa atau memuntahkan kembali) atau terlambat minum pil segera diingat dan gunakan metode perlindungan selama 48 jam.



Bila pasien lupa minum 2 pil, minum 2 pil saat diingat dan gunakan metode perlindungan sampai akhir bulan.



Bila pasien mengalami spotting atau perdarahan selama masa interval, tetap minum pil sesuai jadwal. Perdarahan terjadi biasanya selama bulan-bulan pertama. Atau bila mengalami nyeri perut hebat, kram atau demam maka konsul ke dokter.

e. Diberi dorongan untuk menggunakan kondom selain memakai pil mini 

Bila terdapat kemungkinan klien terpapar penyakit menular seksual, termasuk AIDS.



Klien lupa minum pil.



Memakai spermisid bila kondom tidak dapat diterima.

Contoh pil mini: o Micrinor, NOR-QD, noriday, norod menganddung 0, 35 mg noretindron. o Microval, noregeston, microlut mengandunng 0, 03 mg levonogestrol. o Ourette, noegest mengandung 0, 5 mg norgeestrel. o

Exluton mengandung 0, 5 mg linestrenol.

o Femulen mengandung 0, 5 mg etinodial diassetat.

4. Cara kerja Pil Pagi (After Morning Pills) / KB. DARURAT

a) Mencegah atau menghambat ovulasi. b) Merubah kondisi endometrium c) Mencegah penetrasi sperma d) Mengganggu motilitas tuba

Cara pemakaian: Diminum pada pagi hari setelah melakukan koitus pada malam harinya. Pil yang dipakai adalah Lynoral dengan dosis 1 mg pertablet dan stilbesterol 25 dan 50 mg.

5. Cara kerja Pil Tiga Fase (Piltrifasik) Menghambat ovulasi dan merubah kondisi endometrium Cara pemakaian: Mulai diminum pada hari ke5 haid setiap hari, sebaiknya setelah makan atau sebelum tidur malam. Contoh obat: Trinordiol dan triquilar (Sinopsis Obstetri Jilid 2)

E. Indikasi dan kontraindikasi 1. Indikasi pil kombinasi a) Usia reproduksi b) Telah memiliki anak atau pun yang belum memiliki anak c) Gemuk atau kurus d) Menginginkan metode kontrasepsi e) Setelah melahirkan dan tidak menyusui f) Setelah melahikan 6bulan yang tidak memberikan ASI ekslusif, sedangkan semua cara kontrasepsi yang dianjurkan tidak cocok bagi klien\ g) Pasca keguguran h) Anemia karena haid berlebihan i) Nyeri hebat saat haid j) Siklus haid tidak teratur k) Riwayat kehamilan ektopik l)

Kelainan payudara jinak

m) Kencing manis tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata dan saraf n) Penyakit tiroid, penyakit radang panggul, endometriosis, tumor ovarium jinak

Kontraindikasi pil kombinasi 1. Hamil atau dicurigai hamil. 2. Sebelumnya dengan tromboplebitis atau tromboemboli. 3. Kelainan serebrovaskuler atau penyakit jantung koroner. 4. Diketahui atau diduga karsinoma mammae. 5. Diketahui atau diduga karsinoma endometrium. 6. Diketahui atau diduga neoplasma yang tergantung estrogen. 7. Perdarahan abnormal genitalia yang tidak diketahui penyebabnya. 8. Adenoma hepar, karsinoma atau tumor-tumor jinak hepar. 9. Gangguan fungsi hati. 10. Tumor hati yang ada sebelum pemakaian pil kontrasepsi atau produk lain yang mengandung estrogen. 11. Menyusui ekslusif 12. Perokok dengan usia >35 thn

2.Indikasi pil sekwensial Sama dengan pil kombinasi KontraIndikasi pil sekwensial Sama dengan pil kombinasi

3.Indikasi pil normofasik Sama dengan pil kombinasi KontraIndikasi pil normofasik Sama dengan pil kombinasi

4.Indikasi mini pil 1. Usia reproduksi 2. Telah memiliki anak atau pun yang belum memiliki anak 3. Setelah melahirkan dan tidak menyusui 4. Menginginkan metode kontrasepsi 5. Pasca keguguran 6. Perokok segala usia 7. Mempunyai tekanan darah tinggi (selama < 180/110 mmHg) atau dengan masalah pembekuan darah Kontraindikasi mini pil 1) Hamil atau dicurigai hamil 2) Perdarahan abnormal genitalia yang tidak diketahui penyebabnya. 3) Menggunakan obat tuberkulosis (rifampisin) atau obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat) Karena sifat obat ini menginduksi hormon mikrosom hati yanr berakibat kadar levonorgestrel menjadi rendah. 4) Kanker payudara atau riwayat kanker payudara 5) Mioma uteri. Progestin memicu pertumbuhan mioma uteri 6) Riwayat stroke. Progestin menyebabkan spasme pembuluh darah

5.Indikasi pil pagi / KB darurat Sama dengan pil kombinasi Kontraindikasi pil pagi / KB darurat Sama dengan pil kombinasi

6.Indikasi pil tiga fase Sama dengan pil kombinasi Kontraindikasi pil tiga fase Sama dengan pil kombinasi

F. Pendokumentasian ASKEB pada akseptor KB PIL

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN Pil dibuat oleh bermacam-macam pabrik obat diberbagai negara, umumnya berisi hormon estrogen dan progesteron yang berbeda pula jenis dan takarannya. Barbara Law (1974) berpendapat bahwa untuk mengklasifikasikan kontrasepsi harus didasarkan pada 4 kriteria penting, yaitu: Jenis Pil tersebut; Jenis hormon estrogen dan progesteron serta takarannya; Potensi estrogen yang dipakai; Potensi progesteron yang dipakai Kontrasepsi yang beredar dipasaran dunia umumnya dibagi 5 jenis menurut isi hormonnya: Yang hanya berisi estrogen saja, Kombinasi estrogen dan progesteron; kadar estrogen yang menonjol, Kombinasi, kadar estrogen dan progesteron seimbang, Kombinasi, kadar progesteron yang lebih menonjol, Yang hanya berisi progesteron saja

SARAN Bagi akseptor KB pilihlah alat kontrasepsi yang ideal meliputi; daya guna, aman, murah, estetik, mudah didapat, dan efek sampingan minimal. Bagi rekan mahasiswa kami mengharapkan kritikan membangun untuk menyempurnakan makalah ini yang tentunya sesuai dengan literatur. Terima kasih

DAFTAR PUSTAKA

Sarwono Prawiroharjo.,Prof.,DR. Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga. Gramedia. Jakarta. 1997 Arif Manjoer,.dkk,. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Jilid I. Media Aesculapius. FKUI. Jakarta. 2001 Rustam Mochtar,.Prof,. DR,. Sinopsis Obstetri. Jilid II. EGC. Jakarta. 1998

http://www.findamo.com/search.html?category=web&ch=8&q=keefektifan+pil+sekwensial http://id.pdfcoke.com/doc/35967986/PIL-KOMBINASI http://nandarnurse.blogspot.com/2013/03/makalah-kontasepsi-keluarga-berencanakb.html#axzz3SpxLkbgt

Related Documents

Makalah Kb Fix.docx
May 2020 4
Makalah Kb Pil.docx
June 2020 19
Kb
June 2020 36
Kb
April 2020 19
Kb Inplant.docx
November 2019 12

More Documents from "sinta lukita"

Lembar Pengesahan.docx
April 2020 42
Magfira.docx
April 2020 36
Endapan Fita.docx
April 2020 31
Makalah Kb Pil.docx
June 2020 19
Tugas Prof Arif.docx
June 2020 19