Postingan 3 The Time Has Come For Marks On Governance.docx

  • Uploaded by: Rocka March
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Postingan 3 The Time Has Come For Marks On Governance.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 680
  • Pages: 2
3. The Time Has Come For Marks on Governance. a. Gambaran Masalah Dalam kutipan yang dituliskan Lewis Walrus, Walrus telah pensiun selama 5 Tahun. Walrus menyimpulkan bloggernya yang dibuat pada tahun 2008 “A Broken Relationship” dengan ratusan artikel yang ditulisnya tentang Governance, Manajemen Risiko, Audit Internal dan Teknologi. Walrus membiarkan Mike Jacka dan teman-temannya yang lain berbicara hal yang tidak mungkin tentang bloggernya. Menurut Walrus meskipun blognya akan berakhir tetapi dunia dan tantangannya tidak akan berakhir. Walrus berharap akan berada di IIA dan konferensi lainnya dan akan terus membagikan pemikirannya di majalah auditor internal dan situs pribadinya. Dalam blog terakhir Walrus, Walrus menulis tentang bagaimana masa depan audit internal dan kemudian menkomunikasikannya. Baru-baru ini Walrus juga merasa terhormat karena membuat presentasi utama tentang topik tersebut pada konferensi tahunan IIA – Brasil di Rio de Janeiro. Ketika walrus bertanya kepada peserta apakah ingin sebagai auditor internal, dan menjadi bagian bersama eksekutif senior dari bidang keuangan, operasi,hukum,pemasaran, dan sebagainya. Mereka semua pun menjawab audit internal harus memiliki posisi paling tinggi (kursi diatas meja seperti yang dikatakan Richard Chambers dalam buku terbarunya). Mereka ingin audit internal terlihat seperti penasihat terpercaya. Walrus kemudian memberikan pertanyaan “siapa yang akan mereka undang untuk menjadi bagian di meja mereka?”. Walrus menyaranan agar mereka menyambut orang yang memiliki sesuatu yang menarik dan berharga untuk ditawarkan, mereka pasti akan mengundang anggota keluarga oleh karen jabatan mereka. Demikian pula, kepala audit internal (kepala auditor internal, CAE) akan disambut di atas meja ketika mereka memiliki sesuatu yang menarik dan berharga untuk ditawarkan pada topik yang biasanya dibahas misalnya tujuan dan strategi perusahaan, proyek-proyek besar, kinerja, dan risiko untuk sukses. Jika kita melakukan apa yang saya sarankan dalam Auditing That Matters, kita akan dianggap sebagai penasihat tepercaya yang memberikan jaminan, wawasan, dan saran yang membantu organisasi berhasil. Walrus berpendapat : Agar audit internal "penting", perlu: 1. Fokus pada risiko yang penting bagi dewan dan manajemen puncak - risiko terhadap keberhasilan penyampaian nilai kepada pemangku kepentingan, pencapaian tujuan yang ditetapkan oleh dewan. 2. Memberikan jaminan atas risiko-risiko yang siap dikonsumsi, relevan, dapat ditindaklanjuti, dan tepat waktu - membantu anggota dewan dan eksekutif membuat keputusan berdasarkan informasi yang mengarahkan organisasi menuju kesuksesan; jika diperlukan, tindakan dapat diambil dengan segera dan efektif.

3. Memberikan pendapat formal oleh CAE tentang apakah sistem pengendalian internal dan manajemen risiko memberikan jaminan yang masuk akal bahwa risiko yang lebih signifikan dikelola pada tingkat yang diinginkan. 4. Memberikan, selain jaminan formal, wawasan obyektif tentang bidang apa pun yang penting untuk pencapaian kesuksesan. Sebagai contoh, audit internal tidak boleh takut membagikan pendapatnya tentang kinerja personel kunci, struktur organisasi, dan sebagainya. 5. Mengkomunikasikan apa yang perlu diketahui oleh para pemangku kepentingannya, kapan mereka perlu tahu, dan dalam bentuk yang mudah dikonsumsi, relevan, dan dapat ditindaklanjuti. 6. Bekerja secara efektif dengan manajemen untuk membantu meningkatkan proses, sistem, struktur organisasi, kontrol, dan orang-orang sesuai kebutuhan.

b. Hasil Diskusi Berdasarkan analisis diatas maka dapat kami simpulkan prinsip-prinsip yang konsisten dengan empat Prinsip Inti berorientasi hasil IIA untuk Praktik Audit Internal yang Efektif :  Berkomunikasi secara efektif.  Memberikan jaminan berbasis risiko.  Memiliki wawasan, proaktif, dan fokus di masa depan.  Mendorong peningkatan organisasi. Audit internal harus fokus pada risiko yang lebih signifikan bagi perusahaan, bukan hanya risiko yang mungkin penting bagi suatu proses, unit bisnis, atau manajer menengah. Jika Anda berfokus pada risiko pada proses individu, unit bisnis, dan sebagainya, Anda layak mendapat kursi di meja manajemen menengah - karena mereka adalah orang-orang yang tertarik dengan apa yang Anda katakan. Tetapi jika Anda memiliki perhatian pada masa depan, pada risiko yang dapat menggagalkan atau mewakili peluang untuk berhasil hari ini dan di tahun berikutnya, wawasan Anda sangat berharga bagi kepemimpinan senior. Auditor tidak bisa terus melakukan audit sejarah dan menulis laporan yang dibaca oleh para pemangku kepentingan tetapi perlu memberikan jaminan dan nasihat berwawasan ke depan tentang apa yang penting dan akan penting di masa depan: komunikasi yang penting bagi para pemangku kepentingan kita karena mereka membantu mereka berhasil. Perlu membuang konsep usang dari semesta audit dan fokus pada dunia risiko. Kemudian mengaudit dan memberikan jaminan pada manajemen risiko, bukan manajemen unit bisnis.

Related Documents


More Documents from ""