UNIVERSITAS INDONESIA
LAPORAN PORTOFOLIO MAGANG UNIT ADMINISTRASI RAWAT JALAN RSIA BUNDA ALIYAH DEPOK
AZIZIYA NANDA RUSDY 1606869412
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI BIDANG KESEHATAN PROGRAM STUDI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT DEPOK MEI 201
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Laporan portofolio magang ini telah disetujui oleh Pembimbing Materi dan Penguji Program Studi Administrasi Rumah Sakit Bidang Kesehatan Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia
Depok, ................2019
Pembimbing
Penguji
Nama Pembimbing
Nama Penguji stempelrs
Ketua Program Studi Administrasi Rumah Sakit Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia
Nama (stempel vokasi)
BAB I Profil Rumah Sakit dan Unit
A. Profil RSIA Bunda Aliyah Depok 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Aliyah Depok (RSIA Bunda Aliyah
Depok)
sebuah
Rumah
Sakit
Swasta
yang khusus
menyediakan fasilitas dan layanan kesehatan bagi Ibu dan Anak. Berlokasi di Jalan Kartini No. 2 Pancoran Mas, Depok dan di bawah manajemen PT. Insana Menara Medika, merupakan bentuk pengembangan dari RSIA Bunda Aliyah Pondok Bambu yang telah beroperasi selama sepuluh tahun dan berhasil menjadi pilihan dan rujukan utama penyedia layanan kesehatan Ibu dan Anak di wilayah Jakarta Timur dan Sekitarnya. 2. Visi, Misi, Motto dan Logo RSIA Bunda Aliyah a. Visi “Menjadi Rumah Sakit pilihan dan rujukan dalam pelayamam kesehatan Ibu dan Anak serta mampu bersaing di era Globalisasi” b. Misi 1) Melakukan upaya untuk memberikan pelayanan yang bermutu dengan penuh kepedulian dan mengutamakan kepuasan pelanggan 2) Melakukan pendidikan dan pelatihan kepada karyawan dan tim medis 3) Mengelola Rumah Sakit secara profesional dan etis c. Motto “Care With Heart”
d. Logo
3. Struktur Organisasi RSIA Bunda Aliyah Depok Direktur
Komite Etik & Hukum
Komite Medik
Manajer Medis Staf Medis Fungsional
SPI
Sekretariat
Legal
IT
Manajer Keperawatan
Pelayanan medis
Penunjang Medis
Asuhan & Etika Keperawatan
Manajer HRD
Manajer Umum
Manajer Akuntansi & Keuangan
Manajer Marketing & Humas
Kompensasi & Benefit
Rumah Tangga
Keuangan
Internal
Pembinaan Staf Keperawatan
Administrasi Karyawan
Maintenance
Akuntansi & Pajak
Eksternal
Fasilitas Keperawatan
Fasilitas Keperawatan
Keamanan
Billing & Kasir
Promosi
Purchasing
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Farmasi
Nicu, Picu, Perina
Laboratorium
Kamar Bedah
Rekam Medis
Logistik
Kebidanan/V K
Radiologi
Kesehatan Lingkungan
Rawat Inap
Gizi
Poliklinik
Fisioterapi
4. Kinerja RSIA Bunda Aliyah a. BOR (Bed Occupancy Ratio) Bed Occupancy Ratio Menurut Departmen Kesehatan Republik Indonesia adalah presentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan
gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah 60-85%1. Berikut adalah rumus cara perhitungan BOR: ∑ Hari perawatan Rumah Sakit ∑Tempat Tidur x ∑ Hari Dalam Satu
BOR =
x 100%
Periode Berikut ini ialah gambar grafik indikator BOR rumah Sakit RSIA Bunda Aliyah Depok pada tahun 2018:
BOR Jumlah 113% 65.52% 2.48%
8%
18.85%
72.60% 48.80% 27%
49.64% 41%
55%
4%
Sumber: Rekam Medis RSIA Bunda Aliyah Depok per bulan Tahun 2018
Gambar 1 Grafik Indikator BOR RSIA Bunda Aliyah Depok Tahun 2018 Dapat disimpulkan dari Gambar 1 bahwa selama 1 tahun terakhir angka BOR RSIA Bunda Aliyah Depok belum stabil. Dimana angka BOR RSIA Bunda Aliyah mengalami penurunan dan kenaikan setiap bulannya. Kenaikan paling tinggi terjadi di bulan November sebesar 100% dan yang terendah adalah bulan Januari dengan jumlah 2,4%. Bulan
Januari memiliki nilai BOR rendah karena bulan tersebut merupakan bulan pertama RSIA Bunda Aliyah Depok berdiri.
b. ALOS (Average Length of Stay) Average Length of Stay menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari1. Berikut adalah rumus cara perhitungan ALOS: ∑ Lama Rawat ALOS =
∑ Pasien Keluar (Hidup dan Mati)
Berikut ini ialah gambar grafik indikator ALOS rumah Sakit RSIA Bunda Aliyah Depok pada tahun 2018:
ALOS Hari 3
3
3
3
3 2
2
3 2
2
3
2
Sumber: Rekam Medis RSIA Bunda Aliyah Depok per bulan Tahun 2018
Gambar 2 Grafik Indikator ALOS RSIA Bunda Aliyah Depok Tahun 2018
Berdasarkan gambar 5, nilai ALOS di RSIA Bunda Aliyah daalam jangka tahun pertama berdiri menunjukkan nilai hari yang stabil. Namun masih berada di bawah rata-rata ideal, yaitu 6-9 hari1 dan rata-rata ALOS rumah sakit hanya sekitar 2-3 hari. Hal ini disebabkan karena seBagian besar pasien RSIA Bunda Aliyah Depok merupakan pasien dengan keluhan melahirkan normal maupun Sectio Caesaria (SC) dimana pasien dirawat paling lama hanya sampai tiga hari. c. TOI (Turn Over Interval) Turn Over Interval menurut Departmen Kesehatan Republik Indonesia adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator
ini
memberikan
gambaran
tingkat
efisiensi
penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari1. Berikut adalah rumus cara perhitungan TOI: ((∑ Tempat tidur x Periode) – Hari Perawatan TOI =
∑ Pasien Keluar (Hidup dan mati)
Berikut ini ialah gambar grafik indikator TOI rumah Sakit RSIA Bunda Aliyah Depok pada tahun 2018:
TOI Hari 53 32 14
9
6
4
6
4
3
1
5
3
Sumber: Rekam Medis RSIA Bunda Aliyah Depok per bulan Tahun 2018
Gambar 3 Grafik Indikator TOI RSIA Bunda Aliyah Depok Tahun 2018 RSIA Bunda Aliyah memiliki rata-rata penurunan yang baik dalam tahun pertamanya berdiri untuk nilai TOI. Dimana rata-rata nilai TOI adalah 1-3 hari1. Jumlah tertinggi terjadi pada bulan Januari dengan nilai 54 hari. Hal ini dikarenakan bulan Januari adalah bulan pertama RSIA Bunda Aliyah Depok dan pada bulan tersebut masih sedikit jumlah pasien yang menerima pelayanan. Sedangkan, dari bulan Mei sampai Desember nilai TOI rumah sakit cenderung stabil, dan pada bulan September, Oktober
dan
November
berhasil
memenuhi
standar
Departemen Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai berturut-turut 3, 1 dan 3 hari.
d. BTO (Bed Turn Over) Bed Turn Over menurut Departmen Kesehatan Republik Indonesia adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali1. Berikut adalah rumus cara perhitungan BTO: ∑ Pasien Keluar (Hidup dan mati) BTO =
∑ Tempat Tidur
Berikut ini ialah gambar grafik indikator BTO rumah Sakit RSIA Bunda Aliyah Depok pada tahun 2018:
BTO Kali
7 1
1
2
2
3
4
4
5
6
6
2
Sumber: Rekam Medis RSIA Bunda Aliyah Depok per bulan Tahun 2018
Gambar 4 Grafik Indikator BTO RSIA Bunda Aliyah Depok Tahun 2018 Nilai BTO RSIA Bunda Aliyah cendurung menigkat setiap bulannya pada tahun 2018 meskipun terdapat sedikit penurunan di beberapa bulan. Nilai terendah terdapat pada bulan Januari sebesar 1 kali. Sedangkan nilai tertinggi terdapat
pada bulan Oktober sebanyak 7 kali. Meskipun tertinggi, nilai ini masih jauh dari standar rata-rata Departmen Kesehatan Republik Indonesia, yaitu 40-50 kali1. B. Profil Unit Rawat Jalan RSIA Bunda Aliyah Depok 1. Visi, Misi dan Tujuan Unit Visi, Misi dan Tujuan unit Rawat Jalan RSIA Bunda Aliyah Depok mengacu kepada visi misi dari RSIA Bunda Aliyah Itu sendiri 2. Struktur Organisasi Unit Manajer Medis
Pelayanan Medis
Poliklinik/Rawat Jalan 3. Target yang Hendak Dicapai Target yang hendak dicapai
dari unit Rawat Jalan adalah
Pelayanan secara maksimal yang diharapkan dapat membantu mengurangi jumlah pasien komplain menunggu.
akibat lamanya waktu
BAB II Portofolio Magang
Portofolio 1: Melakukan Pelayanan Melalui Telepon A. Aktivitas Pemagang melakukan aktivitas sebagai operator bantuan saat operator rumah sakit sedang tidak berada di tempat. Sebelumnya Pemagang telah diajarkan cara mengangkat, menyambungkan dan melakukan panggilan telepon yang baik dan benar oleh operator RSIA Bunda Aliyah. Setelah Pemagang mempelajari standar yang diberitau operator, mahasiswa mulai membantu operator dalam menerima panggilan pasien. Salah satu panggilan telepon yang diterima Pemagang dari beberapa panggilan adalah dari calon pasien yang berasal dari Jakarta Utara pada tanggal 06 Februari 2019 pukul 11.06. Pemagang mengucapkan salam dan memperkenalkan nama rumah sakit sebelum bertanya apa yang bisa dibantu, Pasien menanyakan apakah dapat melakukan pelayanan BPJS jika berasal dari Jakarta Utara, kemudian Pemagang menjawab bahwa pasien harus tetap mengikuti tahap-tahap prosedur BPJS yaitu harus melakukan pelayanan di rumah sakit sesuai rujukan fasilitas kesehatan satu. Kemudian Pemagang menanyakan apakah ada yang bisa dibantu lagi? Pasien mengatakan tidak dan Pemagang mengucapkan salam serta terima kasih dan menutup panggilan telepon. Kegiatan selanjutnya adalah melakukan pengalihan telepon. Pemagang menerima panggilan telepon dari Bank Mega yang ingin melakukan panggilan kepada salah satu pegawai di Bagian Keuangan pada tanggal 06 Februari 2019 pukul 14.01. Pemagang menginformaskan akan melakukan pengalihan panggilan ke Bagian keuangan sebelum menekan tombol ‘transfer’. Setelah menekan tombol ‘transfer’Pemagang menekan nomor
Bagian keuangan yaitu 204. Saat Bagian Keuangan telah menerima panggilan, Pemagang menyampaikan informasi yang disebutkan oleh Bank Mega sebelum akhirnya memutus panggilan telepon agar pihak Bank Mega dapat berbicara pada pegawai Bagian Keuangan tersebut. Kemudian Pemagang juga melakukan banyak panggilan telepon internal dan eksternal. Panggilan internal yang pernah dilakukan adalah menghubungi Bagian Rawat Inap untuk menanyakan apakah masih ada kamar kosongpada tanggal 08 Februari 2019 pukul 10.23. Pemagang menyebutkan unit dan nama kemudian segera bertanya mengenai kamar kosong, setelah mengetahui bahwa tidak ada kamar kosong, Pemagang mengucapkan terima kasih dan menutup panggilan telepon.. Panggilan ekternal yang dilakukan oleh Pemagang adalah melakukan panggilan kepada pasien RSIA Bunda Aliyah untuk mengonfirmasi bahwa salah satu Dokter anak, yaitu Dokter Dyah mengundurkan jadwal praktek dari jam 12.00 hingga jam 13.00 pada tanggal 07 Februari 2019. Pemagang menyebutkan salam dan nama rumah sakit sebelum bertanya apakah telah berbicara dengan pasien yang tepat, setelah itu Pemagang segera menyampaikan informasi tersebut dan bertanya apakah ada yang ingin ditanyakan? Jika tidak, Pemagang mengucapkan terima kasih serta salam dan segera menutup panggilan telepon. B. Studi Literatur Menurut Kamus Administrasi Perkantoran2, telepon adalah penyampaian warta dari satu pihak kepada pihak lain di dalam organisasi sendiri ataupun ke luar kantor (atau ke luar kota yang jauh jaraknya) dengan memaikai peralatan yang meneruskan suara pembicaraan langsung dari kedua belah pihak. Walaupun dalam berbicara melalui telepon tidak dapat saling melihat wajah, namun harus tetap mengindahkan etika berbicara. Tata cara menerima telepon yang baik dan benar adalah sebagai berikut:
1. Usahakan segera mengangkat telepon yang berdering, dan jangan sapai telpon berdering lebih dari tiga kali. 2. Pergunakan tangan kiri sewaktu mengangkat telepon, tangan kanan sudah siap dengan ball point untuk mencatat 3. Jangan menjawab “Halo”, sebaiknya sebutkan nama instansi 4. Harus konsentrasi terhadap pertanyaan yang diberikan agar tidak ada pengulangan 5. Catat segala informasi dan jika perlu lakukan konfirmasi kembali 6. Jika selesai bertelepon, letakkan gagang telepon dengan pelan dan benar3. Selain menerima telepon, kegiatan lainnya adalah menelpon ke luar instansi. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat menelpon ke luar adalah sebagai berikut: 1. Usahakan mengingat nomor-nomor penting 2. Pahami terlebih dahulu permasalahan yang akan disampaikan melalui telepon 3. Siapkan pensil atau ball point 4. Jika sudah terhubung, perkenalkan diri dan tujuan menelpon 5. Jika ada istilah asing maka istilah tersebut apat dieja dengan memberikan penekanan dan pengertian huruf demi huruf 6. Jika pembicaraan telah selesai, gagang telepon ditaruh engan benar3. Melakukan transfer atau pengalihan panggilan juga harus tetap mengikuti tata cara yang baik dan benar yaitu usahakan pentrasferan tersebut dapat berhasil dengan baik sehingga penerima telepon tidak merasa dilempar kesana kemari3. C. Pebahasan Berdasarkan perbandingan aktivitas yang dilakukan oleh Pemagang dengan studi literatur yang telah diuraikan, Pemagang masih belum melaksanakan proses menerima, melakukan panggilan dan pengalihan
telepon dengan baik dan benar. Seperti tidak menunggu dering ketiga, tidak menanyakan apakah sudah jelas, tidak menuggu sampai pengalihan panggilan selesai dan lain-lain. Namun, berdasarkan situasi nyata yang dialami oleh Pemagang, bahwa terlalu banyaknya panggilan masuk kedalam telepon operator, membuat Pemagang tidak dapat menerima panggilan dalam waktu yang lama. Seperti saat Pemagang melakukan panggilan, dalam layar telepon tertera bahwa sudah terdapat 4 incoming calls yang membuat Pemagang harus melakukan panggilan telepon dengan cepat dan tepat. Portofolio 2: Membuat Perjanjian Rawat Jalan Pasien A. Aktivitas Pemagang membuat perjanjian rawat jalan dengan pasien melalui telepon, secara langsung atau perjanjian kontrol sesuai yang diminta oleh Dokter di Bagian Informasi RSIA Bunda Aliyah. Pemagang melakukan perjanjian saat seorang calon pasien melakukan panggilan telpon pada RSIA Bunda Aliyah pada tanggal 07 Februari 2019 pukul 13.02, pasien tersebut mengatakan akan mengunjungi Dokter **** (dokter spesialis anak) dan bertanya apakah hari ini dokter Dita praktek, Pemagang mengatakan ‘benar’, dan segera menawarkan perjanjian. Yaitu dengan mencatat nama pasien yang akan berkunjung, nomor telepon yang dapat dihubungi dan nama Dokter yang akan dikunjungi pada buku Perjanjian atau Appointment. Pada Kamis, 07 Februari 2019 pukul 11.15, Pemagang menanyakan apa yang dapat dibantu kepada seorang pasien yang berjalan ke meja informasi, pasien menjawab ingin melakukan kunjungan ke Dokter Penyakit Dalam, namun Dokter Penyakit Dalam hanya praktek di hari Senin, Rabu dan Jumat. Pemagang pun menawarkan untuk melakukan perjanjian untuk besok, pasien pun setuju dan Pemagang mencatat nama, nomor telepon dan Dokter yang akan dikunjungi pada buku Perjanjian. Perjanjian ini berfungsi untuk menginformaskan kepada pasien jika ada perubahan jadwal dan lain-lain.
Pemagang melakukan perjanjian kontrol saat pasien membawa surat kontrol dari Dokter pada tanggal 11 Februari 2019 pukul 09.07 dan menuslikan nama pasien, nomor rekam medis, nomor telepon dan Dokter yang dituju pada tanggal yang telah ditentukan oleh dokter pada hari yang sama. B. Studi Literatur Biasanya seorang pasien apabila ingin mememeriksakan kesehatannya atau ingin memanfaatkan sebuah layanan kesehatan, maka pasien tersebut akan mendaftar atau membuat janji dulu sebelumnya. Pada kasus menggunakan sistem Appointment, pasien yang
ingin melakukan
pendaftaran dengan cara melalui telepon, kemudian pihak pemberi layanan kesehatan akan mencatat. Setelah itu pasien akan mandapatkan nomor urut pada saat pasien sudah berada di rumah sakit atau puskesmas4. Dalam penerapannya, kontrol dengan Dokter adalah salah satu Bagian dari kepatuhan pasien terhadap Dokternya. Sarafino (1990)5, mendefinisikan kepatuhan (Compliance) adalah tingkat
pasien melaksanakan
cara
pengobatan dan
perilaku
yang
disarankan oleh dokternya atau oleh yang lain. Lutfey dan Wishner (1999)5, mengemukakan konsep kepatuhan (Compliance) dalam konteks medis, sebagai tingkatan yang menunjukkan perilaku pasien dalam mentaati atau mengikuti prosedur atau saran ahli medis. Kaplan (1997)5, mendefinisikan kepatuhan (Compliance) yang juga dikenal dengan ketaatan (Adherence) adalah derajat dimana pasien mengikuti anjuran klinis dari dokter yang mengobatinya. Berdasarkan didefinisikan
beberapa
definisi tersebut maka
kepatuhan
sebagai kecendrungan perilaku pasien untuk melaksanakan
perintah yang disarankan oleh orang yang berwenang, disini adalah dokter,
perawat dan petugas kesehatan lainnya5. Salah satunya adalah dengan rutin melakukan kontrol kepada dokter. C. Pembahasan Jika membandingkan antara proses Appointment RSIA Bunda Aliyah dan teori studi literatur, maka proses yang digunakan oleh RSIA Bunda Aliyah masih sangat sederhana. Karena perjanjian di rumah sakit tidak sampai ke proses pendaftaran, dimana RSIA Bunda Aliyah tetap melakukan ambil nomor antrian pendaftaran di rumah sakit meskipun sudah melakukan Appointment. Appointment hanya digunakan untuk memberi informasi atau melakukan konfirmasi kepada pasien yang telah melakukan Appointment, terutama pasien kontrol mengenai perubahan jadwal atau sebagai pengingat bahwa di hari tersebut dokter yang bersangkutan sedang praktik. Portofolio 3: Melakukan Proses Pendaftaran Rawat Jalan Pasien Lama dan Baru BPJS A. Aktivitas Sebelumnya, Pemagang belajar bagaimana melakukan pendaftaran pasien dengan menggunakan sistem informasi rumah sakit. Pada tahap awal, Pemagang hanya diajarkan cara pendaftaran pasien BPJS. Hal ini dikarenakan pendaftaran pasien dengan Asuransi sedikit lebih rumit dari pasien BPJS. Pada tanggal 07 Februari 2019 pukul 10.05 saat pendaftaran sudah mulai lengang, pengawas mengajak Pemagang untuk mempraktekkan pendaftaran secara langsung. Pertama kali, Pemagang melakukan registrasi pasien lama BPJS. Hal pertama yang dilakukan adalah memanggil nomor antrian lewat sistem komputer, setelah pasien duduk dikursi pendaftaran, Pemagang bertanya apa yang bisa dibantu, kemudian Pemagang menanyai apakah
pasien lama atau baru, ternyata pasien adalah pasien lama. Pendaftaran pasien lama lebih mudah karena tidak perlu mengisi identitas pasien dahulu. Kemudian, Pemagang melakukan verifikasi berkas yang perlu dibawa untuk pasien BPJS. Berkas-berkas tersebut adalah foto copy KTP, foto copy Kartu BPJS, Surat Rujukan Fasilitas Kesehatan Pertama (asli dan foto copy) dan Surat Kontrol (untuk pasien lama jika ingin melakukan kontrol). Setelah itu, tanyakan akan berkunjung ke dokter siapa, dan masukkan nomer rekam medik kemudian lakaukan konfirmasi kembali nama pasien dan nomor telepon pasien, jika tepat pilih BPJS sebagai jaminan. klik selesai dan tinggal menunggu
lembar
SEP
tercetak.
Setalah
tercetak,
minta
pasien
menandatangani SEP dan gabungkan semua berkas. Sambil menyerahkan semua berkas, Pemagang menginformasikan nomor urut dan letak poliklinik. Keesokan harinya, Pemagang telah diperbolehkan untuk melakukan pendaftaran pasien baru rawat jalan BPJS. Sama seperti pasien lama, setelah pasien duduk Pemagang bertanya apakah pasien lama atau baru. Pasien berkata beliau adalah pasien baru. Sebelumya, Pemagang harus memriksa nama dan tanggal lahir pasien terlbih dahulu di sistem sebelum melakukan isi data pasien. Hal ini dilakukan untuk memenimalisir rekam medis ganda. Dalam sistem, Pemagang harus meng-klik dua kali pada tulisan ‘baru’ dan terbukalah formulir pasien baru. Sebelumnya pasien sudah mengisi data diri di formulir yang dapat diambil di Bagian security. Kemudian Pemagang harus memeriksa kelengkapan berkas BPJS, tidak ada perbedaan antara berkas pasien lama dan baru. Kemudian Pemagang menyalin formulir lembaran kedalam sistem setelah memasukan nomor rekam medis baru yang didapat dari buku ‘nomor rekam medis’dan klik ‘simpan’ untuk menyimpan data pasien baru. Setelah itu, secara otomatis akan muncul data pasien baru untuk melakukan registrasi. Sama seperti sebelumnya, Pemagang haru konfirmasi kembali nama dan nomor telepon pasien, klik jaminan BPJS dan klik simpan.
B. Studi Literatur Prosedur menggunakan BPJS Kesehatan untuk rawat jalan yang pertama adalah pasien perlu menyiapkan kartu BPJS Kesehatan dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku dengan identitas sama seperti di database BPJS Kesehatan. Setelah membawa dua kartu tersebut, datangilah Faskes Tingkat I sesuai keterangan di kartu terkait manakah tempat yang menjadi Faskes Tingkat I Anda. Jika sudah sampai di Faskes I, lakukan registrasi di loket sehingga data tersebut masuk catatan. Selanjutnya, proses pemeriksaan kesehatan dapat dilaksanakan sesuai prosedur oleh dokter Faskes Tingkat I6. Alur pendaftaran administrasi pelayanan tingkat lanjutan atau rumah sakit umum dan khusus meliputi biaya administrasi pendaftaran peserta untuk berobat, penerbitan surat eligilibitas peserta, termasuk pembuatan kartu pasien. Berikut adalah alur Prosedur Rawat Jalan Tingkat Lanjutan 1. Peserta membawa identitas BPJS Kesehatan serta surat rujukan dari fasilitas kesehatan tingkat pertama 2. Peserta melakukan pendaftaran ke RS dengan memperlihatkan identitas dan surat rujukan 3. Fasilitas kesehatan bertanggung jawab untuk melakukan pengecekan keabsahan kartu dan surat rujukan serta melakukan input data ke dalam aplikasi Surat Elijibilitas Peserta (SEP) dan melakukan pencetakan SEP 4. Petugas BPJS kesehatan melakukan legalisasi SEP7. Registrasi sendiri meliputi proses Pendaftaran pasien baru dan lama. Dimana dalam prosesnya membutuhkan Lima (5) sifat perilaku utama petugas yaitu Eye contact, Sikap tubuh siaga (relax), Senyum hangat/ramah, Rasa tanggung jawab (cepat tanggap, terpercaya & efisien terhadap kebutuhan pasien),
Sentuhan pribadi (Petugas mengantar jika perlu,
Memberi tahu pasien nama). Teknik Registrasi Pasien diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Menanyakan apa yang bisa dibantu 2. Melakukan pendaftaran pasien rawat jalan baru atau lama 3. Menanyakan nama, alamat, nomor telepon dan nama dokter yang diinginkan 4. Mengulang kembali nama, alamat, nomor telepon dan dokter yang diinginkan 5. Meminta menunggu dan mengatakan alasan menunggu 6. Mengisi data pasien pada sistem 7. Mengucapkan terima kasih telah menunggu 8. Memberikan nomor urut dan estimasi jam8 C. Pebahasan Pendaftaran pasien rawat jalan RSIA Bunda Aliyah sudah sesuai dengan persyaratan resmi yang diberikan dari BPJS, namun teknik registrasi yang dilakukan oleh mahasiswa sedikit berbeda dengan standar yang disebutkan dalam studi literatur. Hal ini dikarenakan pasien sudah terlebih dahulu mengisi formulir data diri pasien baru, sehingga tidak perlu bertanya kembali satu-persatu data diri pasien Mengenai lima sifat perilaku yang disebutkan, memang masih belum maksimal. Hal ini dikarenakan banyaknya pasien yang akan melakukan pendaftaran sehingga memerlukan waktu pendaftaran yang cepat. Portofolio 4: Mengisi Formulir Check List Data Harian Pasien Masuk Rawat Inap BPJS A. Aktivitas Pada tanggal 18 Februari 2019 pukul 08.22, Pemagang diminta untuk mengisi Formulir Check List Data Harian Pasien Masuk Rawat Inap BPJS. Fungsi dari formulir tersebut adalah untuk memantau kepulangan pasien rawat inap BPJS tepat waktu. Hal ini dilakukan, jika terdapat pasien yang
menginap lebih lama dari hari seharusnya menginap sesuai dengan diagnosa pasien, Bagian keuangan akan menyelidiki lebih lanjut penyebab lama kepulangan setelah melakukan verifikasi formulir tersebut. Dengan kata lain, formulir tersebut digunakan Bagian Keuangan sebagai informasi untuk melakukan kontrol lama perawatan pasien. Pemagang mula-mula membuka aplikasi rawat inap rumah sakit untuk mengetahui pasien-pasien rawat inap yang baru melakukan perawatan di hari sebelumnya. Kemudian Pemagang mencatat nama-nama pasien yang menggunakan jaminan BPJS. Setelah itu, Pemagang mencatat nama pasien, nomor rekam medis, Dokter Penanggung Jawab Pasien dan tanggal masuk pasien berdasarkan data di aplikasi rawat inap rumah sakit. B. Studi Literatur Pelayanan rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien masuk rumah sakit yang menempati tempat tidur perawatan untuk keperluan observasi, diagnosa, terapi, rehabilitasi medik dan atau pelayanan medik lainnya9. Sedangkan Pencatatan dan pelaporan merupakan kegiatan yang harus diperhatikan oleh tenaga kesehatan (khususnya epidemiolog) dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik bagi individu, keluarga dan masyarakat. Untuk dapat melakukan kegiatan pencatatan dan pelaporan dengan baik, maka dibutuhkan Data dan Informasi yang tepat dan akurat. Berikut adalah pengertian pencatatan dan pelaporan menurut beberapa ahli: 1. Menurut Kron dan gray Pencatatan dan pelaporan adalah mengkomunikasikan secara tertulis kepada tim kesehatan lain yang memerlukan data kesehatan atau data epidemiologi secara teratur 2. Menurut Kozier dan Erb Pencatatan dan pelaporan adalah adalah dokumen formal dan legal yang dibuat secara tertulis tentang data-data kesehatan10.
Maka dapat disimpulkan pencatatan & pelaporan adalah suatu kegiatan mencatat dengan berbagai alat/media tentang data kesehatan yang di perlukan sehingga terwujud tulisan yang bisa dibaca dan dipahami isinya. Serta sebagai salah satu kegiatan administrasi kesehatan yang harus dikerjakan dan dipertanggung jawabkan oleh petugas kesehatan. Kumpulan informasi kegiatan upaya pelayanan kesehatan yang berfungsi sebagai alat/saran komunikasi yang penting antar petugas kesehatan10. Salah satunya sebagai informasi untuk melakukan kontrol terhadap lama hari perawatan pasien rawat inap BPJS. C. Pembahasan Berdasarkan perbandingan aktivitas yang dilakukan oleh Pemagang dan studi literatur, maka dapat disimpulkan bahwa RSIA Bunda Aliyah Depok memiliki sistem yang baik dalam bidang pencatatan harian pasien masuk rawat inap BPJS. Dengan adanya formulir check list tersebut, dapat mempermudah Bagian keuangan dalam memantau lama hari perawatan pasien dan melakukan penyelidikan jika terdapat pasien yang memiliki hari perawatan lebih panjang dari seharusnya berdasarkan diagnosa pasien tersebut. Portofolio 5: Melakukan Pengolahan Data Survei Kepuasan Pelanggan Rawat Jalan dan Rawat Inap A. Aktivitas Pada tanggal 11 dan 12 Februari 2019 pukul 14.16, Pemagang diminta untuk memasukkan hasil lembar kuisioner ke dalam sistem google form. Cara melakukannya dibagi menjadi dua sistem yaitu sistem kuisioner rawat jalan dan rawat inap. Dalam memasukkan data hasil kuisioner rawat inap, mahasiswa memasukkan data-data yang diajukan dan kemudian dijawab oleh pasien. Data tersebut dinilai berdasar kan kriteria “baik”, “cukup” dan “kurang”. Pasien juga dapat memberikan saran di lembar kuisioner. Data-data survei
tersebut diambil dari penilaian Bagian-Bagian yang memberi pelayanan kepada pasien rawat inap, diantaranya: 1. Admission Sikap dan perhatian, informasi dan kemampuan 2. Dokter Sikap dan perhatian, informasi dan kemampuan 3. Keperawatan Sikap dan perhatian, informasi dan kemampuan 4. Fasilitas ruangan Ruang tunggu, kamar, kebersihan kamar dan kamar mandi 5. Menu makanan Pilihan menu, penyajian dan pelayanan 6. Fasilitas lain Laboratorium, Radiologi, Apotik, Kasir, Keamanan, Kebersihan Rumah Sakit dan Parkir Kemudian, pada kuisioner rawat jalan, bentuk kriteria masih sama, namun sedikit berbeda dalam pertanyaan seputar unit-unit yang dikunjungi. Kuisioner rawat jalan memiliki pertanyaan-pertanyaan yang lebih spesifik. Kuisioner rawat jalan juga tidak menyebutkan identitas pasien. Isi dari pertanyaan kuisioner berisi seputar keramahan petugas, kejelasan informasi yang disampaikan, kecepatan pelayanan dan kenyamanan serta kebersihan fasilitas yang diberikan. Bagian-Bagian yang diberi penilaian diantaranya: 1. IGD 2. Admission/Pendaftaran 3. Poliklinik 4. Apotik/Farmasi 5. Laboratorium 6. Radiologi 7. Kasir
8. Ruang tunggu dan toilet 9. Lama waktu Pelayanan di setiap unit Setelah memasukkan data-data hasil kuisioner tersebut, Pemagang melakukan pengolahan data dengan membuka Bagian kesimpulan di google form. Dimana pada Bagian ini akan terjadi pengolahan dari data-data sebelumnya menjadi bentuk grafik serta diagram yang berisi kesimpulan dari survei kepuasan pelanggan tersebut. Pemagang juga melakukan pemisahan terhadap saran dan komentar yang berat dan perlu ditindak lanjuti. B. Studi Literatur Kepuasan pelanggan sangatlah penting untuk mempertahankan loyalitas pelanggan, agar pelanggan tetap setia membeli produk atau jasa kita. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kepuasan diartikan sebagai perasaan senang yang diperoleh melalui pengorbanan11.
Lebih lanjut
terdapat beberapa definisi mengenai kepuasan pelanggan yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain; Kotler12 mendefinisikan, Kepuasan diartikan sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan (kenyataan yang dialami) terhadap ekspektasi (harapan) mereka. Sedangkan menurut Bachtiar dalam Jurnal Lulu (2012), kepuasan konsumen merupakan perasaan positif konsumen yang berhubungan dengan produk / jasa selama menggunakan atau setelah menggunakan jasa atau produk. Kesesuaian yang mengalami ketidaksesuaian antara harapan dengan kinerja aktual jasa atau produk13. Dari beberapa pengertian kepuasan tersebut, maka dapat diasumsikan bahwa kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa yang dimiliki seseorang sebagai hasil perbandingan antara kinerja yang dipersepsikan (kenyataan yang dialami) dengan harapan mereka. Kuisioner atau angket merupakan suatu daftar pertanyaan atau pernyataan tentang topik tertentu yang diberikan kepada subyek, baik secara individual
atau kelompok untuk mendapatkan informasi tertentu. Angket dibedakan menjadi dua jenis yaitu angket terbukan dan tertutup. Angket terbuka yaitu angket yang disajikan secara sederhana sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaanny. Sedangkan angket tertutup ialah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang atau checklist. Dalam proses pembuatankuisioner yang perlu dilakukan yaitu: 1. Konsep 2. Dari konsep tersebut dibuat definisi operasionalnya 3. Mengembangkan definisi operasional menjadi dimensi, sebagai petunjuk untuk menentukan jumlah indicator atau pertanyaan 4. Merumuskan ke dalam pertanyaan atau pernyataan 5. Menentukan jenjang skor 6. Melakukan seleksi pertanyaan 7. Menguji validitas dan reliabilitas14 C. Pembahasan RSIA Bunda Aliyah telah melakukan pembuatan hingga proses yang tepat dalam membuat survey kepuasan pelanggannya. Dengan menggunakan kuisioner yang jelas dan rinci, namun tetap singkat dan jelas, rumah sakit sudah dapat menilai kepuasan pelanggan dalam pelayanannya. Dengan pemisahan saran serta komentar yang berat, dapat mempermudah rumah sakit untuk memperbaiki tingkat pelayanannya, dengan langsung menegur atau pun memperbaiki unit-unit yang dikritikkan. Dengan cara tersebut rumah sakit dapat dengan tepat mengetahui tingkat kepuasan pasien dan Bagian yang paling sering mendapatkan keluhan. Sehingga rumah sakit dapat memperbaiki kualitasnya untuk menjadi lebih baik lagi, terutama di Bagian-Bagian yang mendapat skor terendah.
Portofolio 6: Melakukan Registrasi Pasien Lama dan Baru Asuransi Kesehatan Ad Medika A. Aktivitas Sebelumnya, Pemagang belajar bagaimana melakukan pendaftaran pasien dengan menggunakan sistem informasi rumah sakit. Setelah mulai lancar melakukan pendaftaran pasien BPJS, Pemagang mulai melakukan registrasi kepada pasien lama dan baru Asuransi Kesehatan Ad Medika. Registrasi pasien dengan jaminan asuransi Ad Medika berbeda dengan asuransiasuransi lainnya. Untuk melakukan konfirmasi kepada pihak asuransi, Ad Medika menggunakan sistem sehingga dapat diakses dengan cukup mudah. Sedangkan asuransi lain, rata-rata harus melakukan panggilan telepon untuk konfirmasi. Pada tanggal 12 Februari 2019 pukul 08.55, Pemagang pertama kali menerima pasien baru asuransi kesehatan Ad medika. Untuk pasien baru asuransi kesehatan Ad Medika, harus mengisi formulir Ad Medika. Kemudian, mengisi data diri pasien ke dalam sistem kemudian klik ‘simpan’. Setelah itu prosesnya berbeda dengan pasien BPJS, yaitu klik jaminan kemudian pilih nama asuransi kesehatan Ad Medika. Asuransi kesehatan Ad Medika itu sendiri sangat banyak, diantaranya BNI Life, BRI Life, Sinar Mas dan lain-lain. Kemudian klik simpan dan pasien pun sudah terdaftar. Belum selesai, Pemagang harus membuka situs asuransi Ad Medika untuk membuat resi yang kemudian akan dicetak. Caranya adalah membuka laman tersebut, kemudian masukkan nomor kartu asuransi pasien, pilih rawat jalan dan kemudian akan muncul lembar
syarat-syarat pelayanan kesehatan yang
diterima oleh asuransi. Kemudian cetak lembar tersebut tiga rangkap. Satu diberikan kepada pasien, dua dikaitkan dengan formulir asuransi. Dan pendaftaran pun selesai, pasien pun dapat menuju poliklinik. Pada hari yang sama, pasien juga melakukan registrasi pasien lama asuransi kesehatan Ad Medika. Prosesnya lebih mudah karena hanya perlu
masukkan nomor rekam medis pasien, pilih jaminan asuransi Ad Medika dan klik ‘simpan’. Kemudian lakukan proses yang sama untuk mencetak resi. B. Studi Literatur AdMedika melayani jutaan anggota dengan berbagai layanan Total Health Solution yang komprehensif yang mencakup layanan Health Claim Management Service, Health Digital Service dan Digital Provider Management Services. Sebagai perusahaan berbasis teknologi, layanan kami selalu didukung dengan teknologi terkini. Infrastruktur jaringan EDC AdMedika mencakup ribuan penyedia layanan kesehatan di seluruh Indonesia dan negara-negara tetangga. Klien AdMedika terdiri dari perusahaan asuransi di Indonesia, perusahaan dengan pengelolaan kesehatan karyawan mandiri (self-healthcare-managed), perusahaan TPA dan juga Badan Usaha Milik Negara (BUMN)15. Profesional klaim kami yang berpengalaman menggunakan teknologi AdCPS (AdMedika Claims Processing Systems). Sistem real-time, on-line, real-time ini memberikan informasi klaim dan kelayakan instan dan mampu memproses bahkan transaksi yang paling rumit secara efisien. Kami berusaha memproses klaim dengan akurasi 100% dan dengan waktu secepat mungkin. Ketika kecepatan, akurasi, dan biaya sangat penting, solusi kami mengurangi tekanan15. Registrasi sendiri meliputi proses Pendaftaran pasien baru dan lama. Dimana dalam prosesnya membutuhkan Lima (5) sifat perilaku utama petugas yaitu Eye contact, Sikap tubuh siaga (relax), Senyum hangat/ramah, Rasa tanggung jawab (cepat tanggap, terpercaya & efisien terhadap kebutuhan pasien),
Sentuhan pribadi (Petugas mengantar jika perlu,
Memberi tahu pasien nama). Teknik Registrasi Pasien diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Menanyakan apa yang bisa dibantu 2. Melakukan pendaftaran pasien rawat jalan baru atau lama
3. Menanyakan nama, alamat, nomor telepon dan nama dokter yang diinginkan 4. Mengulang kembali nama, alamat, nomor telepon dan dokter yang diinginkan 5. Meminta menunggu dan mengatakan alasan menunggu 6. Mengisi data pasien pada sistem 7. Mengucapkan terima kasih telah menunggu 8. Memberikan nomor urut dan estimasi jam8 C. Pebahasan RSIA Bunda Aliyah telah sangat baik dalam memberikan pelayanan registrasi pasien asuransi kesehatan Ad Medika. Dimulai dari taat dalam melakukan langkah-langkah registrasi hingga pembuatan resi yang langsung dibuat di situs Ad Medika Meskipun masih sama, Pemagang masih kesulitan dalam penerapan standar perilaku yang harus dilakukan dalam melayani proses registrasi. Kendala tersebut sama yaitu banyaknya pasien yang dating membuat Pemagang ataupun petugas harus cepat dalam memberikan pelayanan agar tidak menimbulkan keluhan atas lamanya waktu menunggu pendaftaran. Potofolio 7: Memberikan Informasi Pelayanan Medik pada Pasien Rawat Jalan atau Keluarga Pasien A. Aktivitas Pemagang yang ditempatkan di Bagian Informasi melakukan pemberian Informasi mengenai pelayanan medik pada pasien rawat jalan. Salah satu informasi yang paling sering diberikan kepada pasien adalah letak poliklinik, toilet, laboratorium serta kamar perawatan pasien yang sedang melakukan pelayanan rawat inap. Pemagang akan berdiri jika ada pasien atau keluarga pasien yang berdiri di meja informasi dan langsung menjawab pertanyaan yang mereka berikan
Pada tanggal 07 Februari 2019 pukul 11.22, ada keluarga pasien yang menanyakan kamar rawat keluarganya. Pemagang langsung berdiri dan mencari di Lembar Pasien Rawat Inap, jika sudah ditemukan nama pasien yang dicari, Pemagang dapat melihat ruangan pasien di kolom ‘ruang’ pada lembar tersebut. Kemudian pasien segera memberitahukan kepada keluarga pasien yang bertanya. Setelahnya pasien akan mengucapkan terima kasih Pada hari yang sama, seorang calon pasien datang ke Bagian informasi untuk menanyakan harga-harga biaya bersalin. Pemagang langsung berdiri dan mencari lembaran yang berisi daftar biaya-biaya persalinan. Setelah dapat, Pemagang memberikannya kepada pasien tersebut dan mengingatkan pasien bahwa harga-harga yang ada di list belum termasuk harga obat dan tindakan. B. Studi Literatur Winkel (dalam Tohirin)16 menjelaskan bahwa layanan informasi merupakan suatu layanan yang berupaya memenuhi kekurangan individu akan informasi yang mereka perlukan. Layanan informasi juga bermakna usaha-usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan serta pemahaman tentang lingkungan hidupnya. Sementara menurut Idfil dalam jurnal Meiyasinta (2017) tujuan layanan informasi ada dua macam yaitu secara umum dan khusus. Secara umum agar terkuasainya informasi tertentu. Sedangkan secara khusus terkait dengan fungsi pemahaman (paham terhadap informasi yang diberikan) dan memanfaatkan informasi dalam penyelesaian masalahnya17. Registrasi sendiri meliputi proses Pendaftaran pasien baru dan lama. Dimana dalam prosesnya membutuhkan Lima (5) sifat perilaku utama petugas yaitu Eye contact, Sikap tubuh siaga (relax), Senyum hangat/ramah, Rasa tanggung jawab (cepat tanggap, terpercaya & efisien terhadap kebutuhan pasien),
Sentuhan pribadi (Petugas mengantar jika perlu,
Memberi tahu pasien nama). Teknik Registrasi Pasien diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Menanyakan apa yang bisa dibantu 2. Melakukan pendaftaran pasien rawat jalan baru atau lama 3. Menanyakan nama, alamat, nomor telepon dan nama dokter yang diinginkan 4. Mengulang kembali nama, alamat, nomor telepon dan dokter yang diinginkan 5. Meminta menunggu dan mengatakan alasan menunggu 6. Mengisi data pasien pada sistem 7. Mengucapkan terima kasih telah menunggu 8. Memberikan nomor urut dan estimasi jam8 C. Pebahasan Berdasarkan perbandingan antara aktivitas dengan studi literatur yang telah diuraikan, dapat diimpulkan bahwa Pemagang masih kurang dalam penyampaian informasi kepada pasien. Terlihat dari kegiatan Pemagang yang masih mencari-cari dimana letak lembar yang berisi informasi yang ditanyakan. Selain itu, tujuan dari pemberian informasi itu sendiri pun belum tentu diterima oleh pasien dikarenakan Pemagang hanya menyerahkan lembaran berisi informasi tanpa menjelaskannya. Hal ini terjadi dikarenakan Pemagang masih belum mengusai seluruh informasi yang dimiliki oleh rumah sakit. Terutama dalam bidang harga-harga baik itu harga kamar, persalinan, vaksinasi dan lain-lain Portofolio
8:
Membuat
Database
Sederhana
Informasi
Perjanjian
Kerjasama Perusahaan Asuransi A. Aktivitas Pemagang diminta untuk membuat database sederhana informasi Perjanjian Kerja Sama perusahaan asuransi pada Microsoft Ecxel. Data untuk
database tersebut didapat dari lembaran Perjanjian Kerjasama yang telah disimpan didalam berkas yang telah tersusun. Pemagang diminta untuk membaca lembar yang berisi pasal-pasal Perjanjian Kerjasama dengan teliti agar dapat menemukan data-data yang diperlukan sebagai informasi. Datadata tersebut, diantaranya: 1. Nama Perusahaan Auransi 2. Terminasi 3. Jenis 4. Contact person 5. Batas Pembayaran 6. Discount (jika ada) 7. Keterangan (hal-hal yang perlu dikonfirmasi kepada perusahaan asuransi) Database sederhana ini diharapkan dapat mempermudah petugas dalam melakukan pelayanan jika berhubungan dengan perusahaan asuransi, dan membutuhkan informasi mengenai kerjasamanya. B. Studi Literatur Perkembangan
teknologi
informasi yang
tumbuh
begitu
cepat,
berdampak pada berkembangnya penyebaran informasi yang sudah tidak terkontrol lagi atau overload, sehingga informasi yang didapatkan tidak lagi
sepenuhnya menjadi
penerimanya.
Pandangan
suatu bidang
pengetahuan computer
dan
relevan
bagi
science memiliki
peran
bagaimana memudahkan manusia dalam memperoleh, mengelola dan menampilkan data
sesuai
dengan
yang
diinginkan yaitu dengan
menggunakan database18. Sebelum era database, perusahaan mengalami keterbatasan dalam manajemen data mereka. Usaha untuk mengatasi kendala ini meliputi penyortiran dan penggabungan data atau menggunakan database. Manfaat Penggudangan Data Antara Lain:
1. Kecepatan dan Kemudahan Database memiliki kemampuan dalam menyeleksi data sehingga menjadi suatu kelompok yang terurut dengan cepat. Hal inilah yang ahirnya dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan secara cepat pula. Seberapa cepat pemrosesan data oleh database tergantung pula pada perancangan databasenya. 2. Keamanan Data Hampir semua Aplikasi manajemen database sekarang memiliki fasilitas manajemen pengguna. Manajemen pengguna ini mampu membuat
hak
akses
yang
berbeda-beda
disesuaikan
dengan
kepentingan maupun posisi pengguna19. Pada Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) dalam jurnal Hananto (2017), memberikan suatu batasan atau definisi mengenai perjanjian atau persetujuan yaitu “Suatu persetujuan adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih”. Dengan demikian perjanjian itu menerbitkan suatu perikatan antara dua pihak yang membuatnya atau dapat dikatakan pula, bahwa perjanjian adalah sumber perikatan disamping sumber-sumber lain20. Perjanjian asuransi, pada dasarnya merupakan suatu perjanjian yang mempunyai karakteristik yang dengan jelas akan memberikan suatu ciri khusus, apabila dibandingkan dengan jenis perjanjian yang lain. Hal ini secara jelas dibahas dalam 14 buku-buku Anglo Saxon yang antara lain menyatakan sebagai beriku: 1. Perjanjian asuransi adalah perjanjian yang bersifat aleatair (aleatary), maksudnya ialah bahwa perjanjian ini merupakan perjanjian, yang prestasi penanggung masih harus digantungkan pada satu peristiwa yang belum pasti. Dan meskipun tertanggung sudah memenuhi prestasinya dengan sempurna, pihak penanggung belum pasti berprestasi dengan nyata.
2. perjanjian
asuransi
adalah
perjanjian
bersyarat
(conditional),
maksudnya adalah bahwa perjanjian itu merupakan suatu perjanjian yang prestasi penanggung hanya akan terlaksana apabila syarat-syarat yang ditentukan dalam perjanjian dipenuhi21. C. Pebahasan Penggunaan database sederhana sebagai tempat menemukan informasi perjanjian kerjasama oleh RSIA Bunda Aliyah sangatlah efektif. Dari studi literatur, dapat diketahui bahwa penggunaan database sederhana sebagai sumber informasi yang cepat untuk mengetahui hal-hal penting dalam perjanjian kerjasama dengan perusahaan asuransi. Dapat diketahui pula dari studi literatur diatas, bahwa perusahaan asuransi memiliki banyak perjanjian di dalamnya dan rumah sakit harus mengetahui hal-hal penting dalam perjanjian kerjasamanya. Maka database sederhana ini akan mempermudah petugas dalam mencari informasi kerjasama tanpa perlu membuka lembar pasal-pasal perjanjian kerjasama. Portofolio 9: Melakukan Assembling Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap A. Aktivitas Pada tanggal 18 Februari 2019 pukul 13.11, Pemagang diajari cara Assembling berkas rekam medis pasien rawat inap oleh dosen pembimbing. Rekam medis itu sendiri terdiri dari tiga pembatas yang berbeda warna. Warna pertama adalah warna merah muda yang dibelakangnya digunakan untuk menyimpan data-data rawat inap pasien, warna kedua adalah warna yang digunakan untuk berkas Catatan Perkembangan Pasien, warna terakhir digunakan untuk berkas-berkas hasil tes dari penunjang medis seperti laboratorium, radiologi dan lain-lain. Setelah itu, Pemagang diminta melakukan Assembling terhadap beberapa rekam medis pasien rawat inap, diantaranya adalah atas nama Putri ******. Pemagang memasukkan Surat Permintaan Rawat pasien dibelakang
pembatas merah muda. Kemudian memasukkan Resume Medis pasien dan Laporan Operasi SC (Caesar) dibelakang pembatas biru. Terakhir, Pemagang memasukkan berkas hasil pemeriksaan laboratorium dibelakang pembatas kuning. Pasien rawat inap lainnya yang dirakitkan rekam medisnya oleh Pemagang adalah Fitria ******. Sama seperti sebelumnya Pemagang memasukkan berkas SPR dibelakang pembatas merah muda, berkas Resume, berkas Asuhan Keperawatan Poliklinik dan hasil operasi SC dibelakang pembatas biru, dan hasil Laboratorium dibelakang pembatas kuning. B. Studi Literatur Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien22. Isi rekam medis untuk pasien rawat inap dan perawatan satu hari sekurang-kurangnya memuat: 1. Identitas pasien 2. Tanggal dan waktu 3. Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit 4. Hasil pemerisaan fisik dan penunjang medik 5. Diagnosis 6. Rencana penatalaksanaan 7. Pengobatan dan/atau tindakan 8. Persetujuan tindakan bila diperlukan 9. Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan 10. Ringkasan pulang (discharge summary) 11. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehalan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan 12. Pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu
13. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik22 Assembling/Perakitan Rekam Medis adalah salah satu kegiatan dalam pengolahan rekam medis untuk mengorganisasikan, merakit, menata, menyusun, merapihkan formulir - formulir rekam medis baik untuk rawat jalan, UGD, maupun untuk rawat inap, sehingga rekam medis tersebut dapat terpelihara dan dapat siap pakai kalau dibutuhkan. Secara garis besar kegiatan assembling terbagi dalam dua kegiatan yaitu : 1. Assembling sebelum rekam medis dipakai/persiapan, yaitu kegiatan merakit, menyusun formulir-formulir rekam medis yang kosong dan menyimpannya ke sampul rekam medis, sehingga rekam medis tersebut siap digunakan 2. Assembling setelah rekam medis digunakan baik dari rawat jalan maupun dari UGD dan Rawat Inap, yaitu menyusun kembali formulir rekam medis sesuai dengan urutanya, merapihkan dan memperbaiki baik cover maupun formulir rekam medisnya, kemudian dilakukan pemeriksaan kelengkapan pengisian rekam medis23. Untuk memudahkan penyusunan formulir-formulir rekam medis khusus untuk rawat inap dapat disusun berdasarkan kode atau halaman yang ada pada
setiap
formulir.
Untuk
penentuan
penyusunan
kode/halaman
sebelumnya harus ditentukan dulu informasi apa yang akan disimpan diawal atau dijadikan halaman pertama dan seterusnya sampai informasi terakhir dari rekam medis. Ada tiga cara yang dijadikan dasar untuk mengorganisir formulir rekam medis, salah satunya adalah: 1. Terpadu (Integred medical record) Yaitu semua formulir diorganisasikan dalam susunan kronologis, catatan terkini berada di awal catatan medis, pada waktu pulang formulir disusun kembali sehingga keseluruhan rekam medis terbaca dari penerimaan pasien sampai pemulangan. Formulir dari berbagai sumber saling mengisi jadi sebuah catatan pasien yang telah
dipulangkan bisa berisi riwayat dan pemeriksaan fisik dan disusul oleh catatan kemajuan, catatan perawatan, laporan laboratorium, laporan konsultan dan seterusnya. Sehingga memungkinkan formulir untuk setiap episode perawatan disusun pada Bagian yang terpisah di dalam catatan medis23. C. Pebahasan Berdasarkan studi literatur dapat diketahui bahwa Assembling yang dilakukan Pemagang masuk ke dalam cara mengatur Assembling Terpadu. Meskipun masih belum lengkap, namun cukup mendekati sama. Sehingga sistem Assembling di RSIA Bunda Aliyah cukup baik dan rapih yang kemudian akan memudahkan petugas-petugas lain untuk membaca atau menambahkan berkas di dalam rekam medis tersebut. Portofolio 10: Mengisi Formulir Pengawasan Harian Penggunaan Obat, Pemeriksaan Penunjang dan Tindakan Paisen Rawat Inap BPJS A. Aktivitas Pada tanggal 19 Februari 2019 pukul 10.04, Pemagang diminta Penanggung Jawab Lapangan untuk ikut ke Bagian NICU RSIA Bunda Aliyah Depok. Disana, Pemagang diajarkan cara mengisi Formulir Pengawasan Pasien BPJS. Dimana formulir ini diisi perhari selama pasien melakukan perawatan rawat inap. Formulir ini digunakan Manajemen untuk mengontrol pembiayaan obat, tindakan dan pemeriksaan penunjang pasien per hari agar tidak melampaui perkiraan biaya yang ditanggung BPJS. Formulir tersebut kemudian akan diletakan di dalam rekam medis pasien. Formulir tersebut berisi nama pasien, nomor rekam medis, diagnosa awal, tanggal masuk, diagnosa (diagnosa utama dan sekunder) dengan kode ICD 10, tindakan/prosedur dengan kode ICD 9, perkiraan biaya yang ditanggung BPJS, biaya yang sudah terpakai (perhari/tanggal). Data-data tersebut didapatkan dari aplikasi INA-CBGs. Pertama-tama buka aplikasi, ketik nomor rekam medis pasien yang bersangkutan, klik
tanggal transaksi yang paling baru, kemudian akan mendapatkan data nama, nomor rekam medis dan tanggal masuk pasien. Kemudian pergi ke Bagian bawah aplikasi untuk melihat diagnosa utama dan sekunder pasien serta prosedur atau tindakan. Untuk kode diagnosa dan tindakan, sebelumnya sudah di koding oleh tim Case Mix. Setelah ini klik Grouper untuk melihat perkiraan biaya yang dtanggung oleh BPJS. Setelah itu, salin semua data ke formulir Pengawasan Pasien BPJS. Bagian biaya yang sudah dipakai, diisi dari data yang didapatkan dari aplikasi rawat inap rumah sakit dengan cara buka aplikasi, klik ‘transaksi’, cari nama dengan klik ‘tanggal masuk’ pasien untuk mempermudah mencari nama pasien, klik nama pasien yang bersangkutan, klik ‘lihat rincian’ dan salin ‘total biaya’ hari itu ke bagian biaya yang sudah terpakai di formulir tersebut. B. Studi Literatur Tarif Indonesian-Case Based Groups yang selanjutnya disebut Tarif INACBGs adalah besaran pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan atas paket layanan yang didasarkan kepada pengelompokan diagnosis penyakit dan prosedur24. Rumah Sakit akan mendapatkan pembayaran berdasarkan tarif INA-CBGs yang merupakan rata-rata biaya yang dihabiskan oleh untuk suatu kelompok diagnosis. Tapi dengan adanya INA-CBGs ini masih banyak rumah sakit yang belum memahaminya dan menganggap merugikan. Hal ini terjadi karena, Rumah Sakit terbiasa dengan sistem pembayaran pay-for-service sebelumnya, dan sekarang harus menyesuaikan diri dengan INA-CBGs yang cost effective. Rumah Sakit harus lebih bijak mengelola keuangan dengan pola INA-CBGs, karena bisa jadi tarif terlihat kecil karena ada beberapa tindakan yang tidak cost effectivef atau masih adanya tindakan yang tidak perlu dilakukan pada pasien mengambil porsi biaya yang cukup besar dari paket tersebut24.
Sebagai Price Taker, Fasilitas Kesehatan perlu menyiapkan strategi dalam menghadapi kebijakan-kebijakan sistem pembayaran dengan INACBG, diantaranya adalah sebagai berikut: 1.
Efisiensi setiap Pelayanan
2.
Formularium RS perlu dijalankan dengan komitmen kuat dari semua dokter
3.
Clinical Pathway Rumah Sakit dalam menentukan keseragaman tarif
4.
Bekerjasama dengan asosiasi untuk menentukan standar rentang gaji25
Demi menghindari kerugian, maka peran dokter dan Manajer Rumah Sakit dalam mengoptimalkan pendapatan rumah sakit sangat penting, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Mengurangi utilisasi Rumah Sakit & pelayanan standar mutu minimal/kos efektif. 2. Menghindari tes diagnosis tidak perlu/ berlebihan. 3. Tidak menerima pasien kecuali benar-benar ada indikasi rawat inap (pasien ringan dipindah ke rajal). 4. Memulangkan pasien sesegera mungkin jika sudah stabil secara medis. 5. Perbaikan dokumentasi dokter (lengkap dan akurat) terutama diagnosis/prosedur tindakan & sistem coding (sangat penting) 6. Memindahkan beberapa parawatan pasien rawat inap ke rawat jalan (pembedahan sederhana) 7. Nursing care diluar Rumah Sakit (Home Setting) 8. Meningkatkan mutu dan outcome pelayanan Rumah Sakit 9. Membentuk suatu unit untuk memantau kualitas pelayanan Rumah Sakit khususnya masalah (Up coding, Tingkat dirawat kembali, Health outcome on discharge dan Kematian setelah masuk)25.
Beberapa upaya melakukan efisiensi biaya pelayanan kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh rumah sakit adalah sebagai berikut: 1. Melengkapi PNPK & Clinical Pathway sebagai acuan dalam memberikan pelayanan kesehatan 2. Ada standar penggunaan alat & obat (membuat formularium Rumah Sakit dan mendisiplinkan penggunaannya) 3. Sosialisasi & penggunaan Coding pada semua penyakit yang sering ditangani 4. Audit Medik 5. Bekerjasama dengan staf medis untuk menggalakan pelayanan dengan menerapkan kendali mutu & kendali biaya26. Upaya lainnya adalah dengan melakukan Pengawasan Administratif. Merupakan pengawasan yang meliputi bidang keuangan, kepegawaian, dan material. Pengawasan keuangan menyangkut tentang pos-pos anggaran (rencana anggaran), pelaksanaan anggaran yang meliputi kepengurusan administratif dan pengurusan bendaharawan. Hal ini menyangkut prosedur penerimaan dan prosedur pengeluaran uang27. Pengawasan kepegawaian menyangkut hal hal yang berhubungan dengan administratsi kepegawaian. Pengawasan material adalah untuk mengetahui apakah barang-barang yang disediakan (dibeli) sesuai dengan rencana pengadaannya27. Menggunakan formulir adalah salah satu cara untuk melakukan pengawasan terhadap lama hari rawat pasien BPJS C. Pebahasan Berdasarkan perbandingan antara aktivitas dan studi literatur, dapat dilihat bahwa rumah sakit sudah melakukan upaya agar biaya dari tindakan, obat dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan oleh pasien BPJS tidak melebihi biaya perkiraan yang akan ditanggung oleh BPJS. Meskipun strategi dalam menghadapinya belum sampai membuat pelayanan di luar Rumah Sakit dan lain-lain.
Dengan adanya formulir pengawasan ini, manajemen rumah sakit dapat memantau langsung pertambahan biaya yang dikenakan untuk pasien BPJS tersebut. Namun, karena masih menggunakan cara manual dengan mengunjungi
ruang-ruang
perawatan
secara
satu-persatu,
terkadang
pengawasan dengan formulir ini tidak dapat dilakukan setiap hari. Hal ini tergantung dengan situasi ruangan yang sedang penuh atau ramai. Jika ramai, petugas akan kesulitan dalam mengakses INA-CBGs di ruangan tersebut
BAB III Penutup
Daftar Pustaka
1. RI DK. Buku Petunjuk Pengisian, Pengolahan, dan Penyajian Data Rumah Sakit. 1st ed. RI DK, editor. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2005. 2. Churiyah M. Menjadi Sekretaris Masa Depan. 1st ed. Wahyudi S, editor. Malang: Surya Pena Gemilang; 2010. 3. Darmanto. Materi Pokok Dasar-dasar Kesekretarisan. 1st ed. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka; 2014. 4. Ramadhani E. Integrasi E-Appointment Berbasis Android dan Website. In Seminar Nasional Art Sains dan Teknologi; 2016; Yogyakarta. p. 1. 5. Safitri
IN.
ejournal.umm.ac.id.
[Online].
Malang:
Universitas
Muhammadiyah Malang; 2013 [cited 2019 Februari 18. Available from: http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jipt/article/viewFile/1583/1686. 6. Andi. BPJS Kesehatan. [Online].; 2014 [cited 2019 Februari 18. Available from:
https://www.bpjs-
kesehatan.go.id/bpjs/index.php/pages/detail/2014/15/Pendaftaran-Peserta. 7. Kesehatan B. www.bpjs-kesehatan.go.id. [Online].; 2014 [cited 2019 Februari
18.
Available
from:
https://bpjs-
kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/0455038740193d957326594ea0d87b5 e.pdf. 8. Satar YP. Front Liner Rumah Sakit (Front Office and Guest Services RS). In Mata Kuliah Pelayanan Pelanggan; 2018; Depok. p. 9-11. 9. Thamrin R. www.depkes.go.id. [Online].; 2016 [cited 2019 Februari 18. Available from: https://www.panduanbpjs.com/pengertian-rawat-inap-dirumah-sakit/.
10. Lessy N. www.academia.edu. [Online].; 2013 [cited 2019 Februari 18. Available
from:
https://www.academia.edu/11239442/sistem_pencatatan_dan_pelaporan_d ata. 11. Nasional DP. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1st ed. Jakarta: Gramedia; 2008. 12. Kotler P. Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation and Control. 13th ed. New Jersey: Pearson Prentice Hall; 2012. 13. Indriaty L. Pelayanan Jasa Atas Dimensi Empat Kepuasan Konsumen. Jurnal Perilaku dan Strategi Bisnis. 2016; IV(1): p. 28. 14. Kurniawan D. Pembuatan Kuisioner Standar. Jurnal Ilmiah. 2012;: p. 4. 15. Medika A. www.admedika.co.id. [Online].; 2014 [cited 2019 Februari 18. Available from: https://www.admedika.co.id/index.php/id/services/aboutadclaim. 16. Tohirin. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. 1st ed. Jakarta: Rajawali Press; 2009. 17. Meiyasinta M. Penerapan Layanan Informasi Bimbingan Konseling Untuk Meningkatkan Pemahaman Pendidikan Seks Pada Peserta Didik Kelas Xi Ki 2 Smk Smti Bandar Lampung Tahun Ajaran 2017/2018. Jurnal Ilmiah. 2017; I. 18. Andrea IK. Konsepsi Data dan Informasi Sebagai Penyedia Layanan Pengetahuan. In Kuswono F, editor. Konferensi Nasional Sistem Informasi; 2015; Sulawesi Utara: Grafindo Media Pratama. p. 2. 19. Anonim. www.mandalalamaya.com. [Online]. Depok: Gunadarma; 2013 [cited
2019
Februari
27.
Available
from:
http://www.mandalamaya.com/pengertian-database/. 20. Prasetyo H. Pembaharuan Hukum Perjanjian Sportentertainment Berbasis Nilai Keadilan. Jurnal Pembaruan Hukum. 2017 Januari; IV(1). 21. Adhitama RE. Reasuransi Sebagai Jaminan Atas Risiko Perusahaan Asuransi. Tesis. 2011 Juni. 22. RI KK. pelayanan.jakarta.go.id. [Online].; 2008 [cited 2019 Februari 18. Available
from:
http://pelayanan.jakarta.go.id/download/regulasi/peraturan-meneterikesehatan-nomor-269-tentang-rekam-medis.pdf. 23. Akash. Modul: Pengelolaan Sistem Rekam Medis II Bandung: Politeknik Piksi Ganesha Bandung; 2008. 24. RI KK. siha.depkes.go.id. [Online].; 2016 [cited 2019 Februari 18. Available
from:
http://siha.depkes.go.id/portal/files_upload/2016_Permenkes_52_2016_sta ndar_tarif_JKN.pdf. 25. Kusnandi TE. Kesiapan dan Strategi Rumah Sakit Dalam Menghadapi Jaminan Kesehatan Nasional. In Peta Jalan Menuju Jaminan Kesehatan Nasional; 2014; Banten. p. 8-12. 26. Aida M. Kesiapan dan Strategi Rumah Sakit Swasta Menghadapi JKN. In Seminar Nasional: Mengelola Rumah Sakit Menyesuaikan SJSN Kesehatan; 2013; Yogyakarta. p. 12-13. 27. Simbolon MM. Dasar-dasar Administrasi dna Manajemen Jakarta: Ghalia Indonesia; 2004. 28.
LAMPIRAN