MAKALAH POLA PENDIDIKAN ISLAM PADA PERIODE DINASTI ABBASIYAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM” Dosen pengampu: Erwin Indrioko, M. Pd. I
Disusun oleh : NURUL FADHILLA
(932121415)
MEI SULIS SETIAWATI
(932120715)
KELAS K PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KEDIRI 2016
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarahnya, pendidikan Islam telah mengalami pasang surut. Dari zaman Rasulullah SAW., hingga tiga rezim sesudahnya (kekhalifahan Rayidin, Daulah Umayyah, dan Abbasiyah) masing-masing dengan karakteristik perkembangan yang beragam sesuai dinamika yang berkembang pada masa itu. Masa keemasan Islam atau sering disebut peradaban Islam dalam bidang pendidikan ditancapkan pada masa Daulah Abbasiyah. Sebuah rezim yang dalam sejarah Islam dinisbatkan dari mana silsilah keluarga Nabi Muhammad SAW., al-Abbas (paman Nabi). Kemajuan yang pesat diperoleh dinasti Abbasiyah dalam berbagai bidang kehidupan pada masa itu untuk sekedar membandingkan dengan peradaban Islam kini secara jujur diakui, belum tertandingi. Masa ini dimulai dengan berkembang pesatnya kebudayaan Islam, yang ditandai dengan berkembang luasnya lembaga-lembaga pendidikan Islam dan madrasah-madrasah formal serta universitas-universitas dalam berbagai pusat kebudayaan Islam. Lembaga-lembaga pendidikan, sekolahsekolah dan universitas-universitas tersebut nampak sangat dominan pengaruhnya dalam membentuk pola kehidupan dan pola budaya kaum muslimin. Berbagai ilmu pengetahuan yang berkembang melalui lembaga pendidikan itu menghasilkan pembentukan dan perkembangan berbagai macam aspek budaya kaum muslim. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana sejarah pendidikan Islam masa Bani Abbasiyah? 2. Apa saja tujuan pendidikan pada Masa Abbasiyah? 3. Apa
saja
bangunan-bangunan
untuk
pendidikan
Abbasiyah? 4. Apa saja perkembangan ilmu pada Masa Abasiyah? 5. Apa saja metode pendidikan pada Masa Abbasiyah? C. Tujuan
2
pada
Masa
1. Mengetahui dan memahami bagaimana sejarah pendidikan Islam pada masa Bani Abbasiyah. 2. Mengetahui tujuan pendidikan pada Masa Abbasiyah. 3. Mengetahui bangunan-bangunan pada Masa Abbasiyah. 4. Mengetahui
dan
memahami
perkembangan
ilmu
Abbasiyah. 5. Mengetahui metode pendidikan pada Masa Abbasiyah.
3
pada
Masa
BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah Pendidikan Islam Masa Bani Abbasiyah Sejak lahirnya agama Islam, lahirlah pendidikan dan pengajaran Islam, pendidikan dan pengajaran Islam itu terus tumbuh dan berkembang pada masa khulafaurasyidin dan masa bani Umayyah. Pada permulaan
masa Abbasiyah pendidikan dan pengajaran berkembang
dengan sangat hebatnya di seluruh negara Islam. Sehingga lahir sekolahsekolah yang tidak terhitung banyaknya, tersebar di kota sampai ke desadesa. Anak-anak dan pemuda berlomba-lomba untuk menuntut ilmu pengetahuan, pergi kepusat-pusat pendidikan, meninggalkan kampung halamannya karena cinta akan ilmu pengetahuan. Kerajaan Islam di Timur yang berpusat di Bagdad dan Cordova telah menunjukan dalam segala cabang ilmu pengetahuan sehingga kalau kita buka lembaran sejarah dunia pada masa keemasan, yang bermula dengan berdirinya kerajaan Abbasiyah di Bagdad, pada tahun 750 M dan berakhir dengan kerajaan Abbasiyah pada tahun 1258 M.1 Pendidikan Islam dan segala aspeknya kekuasaan dinasti bani abbassiyah, sebagaimana disebutkan melanjutkan kekuasaan dinasti bani Umayyah. Dinamakan khilafah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini adalah keturunan Al Abbas paman Nabi Muhammad SAW., dinasti ini didirikan oleh Abdullah Alsaffah Ibnu Muhammad Ibn Ali Ibn Abdullah Ibn Al- Abbas. Dinasti Abbasiyah merupakan dinasti Islam yang sempat membawa kejayaan umat Islam pada masanya. Zaman keemasan Islam dicapai pada masa dinasti-dinasti ini berkuasa. Pada masa ini pula umat Islam banyak melakukan kajian kritis terhadap ilmu pengetahuan. Akibatnya pada masa ini banyak para ilmuan dan cendikiawan bermunculan sehingga membuat ilmu pengetahuan menjadi maju pesat. 1
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), 15.
4
Popularitas daulah Abbasiyah mencapai puncaknya di zaman khalifah Harun Al-Rasyid (786-809 M) dan puteranya Al-Ma`mun (813833 M). Kekayaan yang dimanfaatkan Harun Arrasyid untuk keperluan sosial, rumah sakit, lembaga pendidikan, dokter, dan farmasi didirikan, pada masanya sudah terdapat paling tidak sekittar 800 orang dokter. Disamping itu, pemandian-pemandian umum juga dibangun. Tingkat kemakmuran yang paling tinggi terwujud pada zaman khalifah ini. Kesejahteraan sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta kesusasteraan berada pada zaman keemasannya. Pada masa inilah Negara Islam menempatkan dirinya sebagai Negara terkuat dan tak tertandingi. Al- Ma`mun pengganti Al- Rasyid, dikenal sebagai khalifah yang sangat cinta kepada ilmu. Pada masa pemerintahannya, penerjemahan buku-buku asing digalakan, untuk menerjemahkan buku-buku Yunani, ia mengkaji penerjemah-penerjemah dari golongan kristen dan penganut golongan lain yang ahli. Ia juga banyak mendirikan sekolah, salah satu karya besarnya yang terpenting adalah pembangunan Bait Al-Hikmah, pusat penerjemah yang berfungsi sebagai perguruan tinggi.2 B. Tujuan Pendidikan pada Masa Abbasiyah Masyarakat pada saat itu belajar tidak mengharapkan apa-apa selain dari pada memperdalam ilmu pengetahuaan. Mereka merantau ke seluruh negeri islam untuk menuntut ilmu tanpa memperdulikan susah payah dalam perjalan yang umumnya dilakukan dengan berjalan kaki atau mengendarai keledai. Tujuan mereka tidak lain untuk memuaskan jiwanya untuk menuntut ilmu. Tujuan itu dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Tujuan keagamaan dan akhlak Sebagaimana pada masa sebelumnya, anak-anak dididik dan diajar membaca atau menghafal Al-Qur’an, ini merupakan suatu 2
Ibid., 49.
5
kewajiban dalam agama, supaya mereka mengikuti ajaran agama dan berakhlak menurut agama. 2. Tujuan kemasyarakatan Para pemuda pada masa itu belajar dan menuntut ilmu supaya mereka dapat
mengubah dan memperbaiki
masyarakat,
dari
masyarakat yang penuh dengan kejahilan menjadi masyarakat yang bersinar ilmu pengetahuan, dari masyarakat yang mundur menuju masyarakat yang majudan makmur. Untuk mencapai tujuan tersebut maka ilmu-ilmu yang diajarkan di Madrasah bukan saja ilmu agama dan bahasa arab, bahkan juga diajarkan ilmu duniawi yang berfaedah untuk kemajuan masyarakat.3 C. Bangunan-Bangunan untuk Pendidikan Diantara bangunan-bangunan atau sarana untuk pendidikan pada masa Abbasiyah yaitu: 1. Madrasah yang terkenal ketika itu adalah madrasah Annidzamiyah, yang didirikan oleh seorang perdana menteri bernama Nidzamul Muluk (456-486 M). Bangunan madrasah tersebut tersebar luas di kota Bagdad, Balkan, Muro, Tabaristan, Naisabur dan lain-lain. 2. Kuttab, yakni tempat belajar bagi para siswa sekolah dasar dan menengah. Dalam ensiklopedi
Islam
dijelaskan
bahwa
Kuttab
adalah sejenis tempat belajar yang mula-mula lahir di dunia Islam, pada awalnya kuttab berfungsi sebagai tempat memberikan pelajaran menulis dan membaca bagi anak-anak dan dinyatakan bahwa kuttab ini sudah ada di negeri Arab sebelum datangnyaagama Islam, namun belum dikenal. Di antara penduduk Mekah yang pernah belajar adalah Sofwan bin Umayyah bin Abdul Syam.4 3. Majlis Munadharah, tempat pertemuan para pujangga, ilmuan, para ulama, cendikiawan dan para filosof dalam menyeminarkan dan mengkaji ilmu yang mereka geluti.5 3
Mahmud yunus, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Hidakarya Agung, 1963), 46. Rahmawati Rahim, Sejarah Sosial Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008), 12. 5 Mahrus As`ad, Sejarah Kebudayaan Islam(Bandung: Amirco, 1994), 25-26. 4
6
4. Bait al-Hikmah, yaitu perpustakaan yang juga berfungsi sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan. Instuisi ini merupakan kelanjutan dari instuisi yang serupa di masa imperium Sasania Persia yang bernama Jundishapur Academy. Perbedaannya, pada masa Persia institusi ini hanya menyimpan puisi-puisi dan cerita-cerita untuk Raja, sedangkan pada masa Abbasiyah (Harun AlRasyid) diberi
nama Khizanah al-Hikmah yang
instutusi
berfungsi
ini
sebagai
perpustakaan dan pusat penelitian. Pada masa al-Makmun diubah namanya menjadi Bait al-Hikmah dipergunakan untuk menyimpan buku-buku kuno yang didapat dari Persia, Bizantium dan bahkan Etiopia dan India.6 D. Perkembangan Ilmu pada Masa Abasiyah Gerakan pembangunan ilmu secara besar-besaran dirintis oleh khalifah Ja'far Al-Mansyur setelah ia mendirikan kota Bagdad dan menjadikannya sebgai ibu kota Negara. Ia menarik banyak ulama' dan para ahli dari berbagai daerah untuk dating dan tinggal di Bagdad. Ia merangsang pembukuan ilmu agama seperti Fiqh, Tafsier, Tauhied, Haditsatau ilmu lainnya seperti ilmu bahasa dan ilmu sejarah. 1. Pekembangan ilmu naqli Ilmu naqli adalah Ilmu yang bersumber dari naqli (Al Qur'an dan Hadits) yang erat kaitannya dengan agama Islam.Ilmu naqli yang berkembang pada masa itu di antaranya : a. Ilmu Tafsier Para mufassir yang masyhur pada zaman Abbasiyah diantaranya Ibnu Jarir at-Thabary dengan tafsienya sebanyak 300 juta, Ibnu at-thiyah alAndalusi, As-Suda (Tafsir bil Ma’tsur), Abu Bakar Asma, Abu Muslim Muhammad (tafsir bir Ra’yi).7 b. Ilmu Hadist
6
Dudung Abdurrahman dkk. Sejarah Peradaban Islam: Masa Klasik Hingga Modern(Yogyakarta: LESFI, 2003), 126. 7 Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik (Jakarta: Prenada Media, 2003), 58.
7
Dalam ilmu hadist tokoh yang ialah Imam Bukhari yang telah mengumpulkan hadist sebanyak 7257 hadist, setelah diteliti ditemukan 4000 hadist shahih, semuanya terkumpul dalam bukunya, Shahih Bukhari, Imam Muslim terkenal dengan bukunya Shahih Muslim. Buku hadist lainnya adalah Sunan Abu Daud oleh Abu Daud, Sunan al Turuzi oleh Imam al Turmuzi, Sunan al Nasa’i oleh al Nasa’I. Sunan Ibnu majah oleh Ibnu Majah. Keenam buku hadist tersebut lebih populer disebut Kitan al Sittah. c. Ilmu Tasawuf Tokoh yng terkenal antara lain: Al Ghazali seorang ulama sufi dengan karyanya yang beredar
dan
berpengaruh
sampai sekarang yaitu buku Ihya ‘ulumuddin yang sebanyak lima jilid, Al Hallaj dengan bukunya al Tashawuf, AlQusyairiyat fi Ilmu al-tashawuf. 2. Perkembangan Ilmu Aqliyah a. Ilmu Filsafat Filosof pertama, al-Kindi atau Abu Yusuf ibn Ishaq, ia memperoleh gelar “filosof merupakan
representasi
bangsa
Arab” dan
ia
memang
pertama dan terakhir dari seorang
murid Aristoteles di dunia Timur yang murni keturunan Arab. Felosof selanjutnya adalah dilanjutkan oleh al-Farabi, seorang keturunan Suriah. Di samping sejumlah komentar terhadap Aristoteles dan filosof Yunani lainnya, al -Farabi juga menulis berbagai karya tentang psikologi,politik, dan metafisika. Salah satu karya trbaiknya adalah Risalah Fushush al-Hakim (Risalah Mutiara Hikmah) dan Risalah fi Ara Ahl al-Madinah alFadhilah (Risalah tentang Pendapat Penduduk Kota Ideal). b. Ilmu Kedokteran Pada
masa
Daulah
Abbasiyah
perhatian khalifah
semakin meningkat terhadap ilmu kedokteran dan mendorong para ulama untuk mendalami ilmu ini. Ilmuwan muslim dalam
8
bidang ini antara lain al-Hazen,
ahli
mata
dengan karyanya
optics dan Ibnu Sina dengan bukunya Qamm fi Tibb.8 c. Ilmu Fisika dan Matematika Dalam
bidang
ilmuwan
yang
terkenal
sampai
sekarang seperti al-khawarizmi, al Farqani dan al Biruni. d.
Ilmu Sejarah dan Geografi Dalam bidang sejarah, ulama yang terkenal : Ibu Ishaq, Ibnu Hisyam, al-Waqidi, Ibnu Qutaibah, al Thabari dan lain-lain. Dalam bidang ilmu bumi atau geografi ulama yang terkenal : al Yakubi dengan karyanya al Buldan, Ibnu Kharzabah dengan bukunya al mawalik wa al Mawalikdan Hisyam al-Kalbi.
e. Ilmu Astronomi Ulama yang terkenal dalam bidang ini adalah al Farqon dengan bukunya al-Harkat, al Samawat, al Jamawi’, Ilmu al Nujum dan al Bottani dengan bukunya Tahmid al Mustaar, li Ma’na, al Mamar dan lain-lain. tokoh astronomi islam pertama adalah Muhammad al-Fazani dan dikenal sebagai alat yang dipergunakan untuk mempelajari ilmu perbintangan pertama dikalangan Muslim.9 E. Metode Pendidikan pada Masa Abbasiyah Dalam proses belajar mengajar, metode pendidikan / pengajaran merupakan salah satu aspek pendidikan atau pengajaran yang sangat penting guna mentransfer pengetahuan atau kebudayaan dari seorang guru kepada para muridnya. Melalui metode pengajaran terjadi proses internalisasi dan pemilikan pengetahuan oleh murid hingga murid dapat menyerap dan memahami dengan baik apa yang telah disampaikan gurunya. Pada masa dinasti abbasiyah metode pendidikan atau pengajaran yang digunakan dapat dikelompokkan menjadi:
8
Ibid,.. 84. Hanun Asrohah, dkk, Sejarah Kebudayaan Islam (Mojokerto: Sinar Mulia, 2012), 92-97.
9
9
1.
Metode lisan Metode lisan berupa dikte, ceramah, qira’ah dan diskusi. Metode dikte (imla’) adalah metode penyampaian pengetahuan yang dianggap baik dan aman karena dengan imla’ ini murid mempunyai catatan yang akan dapat membantunya ketika ia lupa. Metode ini dianggap penting, karena pada masa klasik buku-buku cetak seperti masa sekarang sulit dimiliki. Metode ceramah disebut juga metode assama’, sebab dalam metode ceramah, guru menjelaskan isi buku dengan hafalan, sedangkan murid mendengarkannya. metode qira’ah biasanya digunakan untuk belajar membaca.
2.
Metode menghafal Metode menghafal merupakan ciri umum pendidikan pada masa ini. Murid-murid harus membaca secara berulang-ulang pelajarannya sehingga pelajaran tersebut melekat pada benak mereka, sebagaiman yang dijelaskan oleh imam hanafi, seorang murid harus membaca suatu pelajaran berulang kali sampai dia menghafalnya. Sehingga dalam proses selanjutnya murid akan mengeluarkan kembali dan mengkonstektualisasikan pelajaran yang dihafalkannya sehingga dalam diskusi dan perdebatan murid dapat merespon, membantah lawan, atau memunculkan sesuatu yang baru.
3.
Metode tulisan Metode tulisan dianggap metode yang paling penting pada masa ini. Metode tulisan adalah pengkopian karya-karya ulama. Dalam pengkajian buku-buku terjadi proses intelektualisasi hingga tingkat penguasaan ilmu murid semakin meningkat. Metode ini disamping berguna bagi proses penguasaan ilmu pengetahuan juga sangat penting artinya bagi penggandaan teks, karena pada masa ini belum ada mesin cetak, dengan pengkopian buku-buku kebutuhan terhadap teks buku sedikit terbatasi.10
10
Dudung, Sejarah ,..14.
10
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Daulah Abbasiyah mencapai puncaknya di zaman khalifah Harun AlRasyid. Pada masa pemerintahannya dilakukan sebuah gerakan penerjemah berbagai buku Yunani dengan menggaji para penerjemah dari golongan kristen dan penganut agama lainnya yang ahli. Ia juga banyak mendirikan sekolah, yang salah satu karya besarnya adalah pembangunan Baitul Hikmah, sebagai pusat penerjemah yang berfungsi sebagai perguruan tinggi dengan perpustakaan yang besar. 2. Tujuan pendidikan pada masa Dinasti Abbasiyah, meliputi:
Tujuan keagamaan dan akhlak
Tujuan kemasyarakatan.
3. Bangunan-bangunan atau sarana untuk pendidikan pada masa Abbasiyah yaitu:
4.
Madrasah
Kuttab
Majlis Munadharah
Bait al-Hikmah
Perkembangan ilmu pada Masa Abbasiyah, meliputi:
Pekembangan ilmu naqli: Ilmu Tafsier, Ilmu Hadist, Ilmu Tasawuf
Perkembangan Ilmu Aqliyah: Ilmu Filsafat, Ilmu Kedokteran, Ilmu Fisika dan Matematika, Ilmu Sejarah dan Geografi, Ilmu Astronomi
5. Metode pada masa Dinasti Abbasiyah, meliputi:
Metode lisan
Metode menghafal
Metode tulisan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman dkk, Dudung. Sejarah Peradaban Islam: Masa Klasik Hingga Modern. Yogyakarta: LESFI, 2003. As’ad, Mahrus. Sejarah Kebudayaan Islam. Bandung: Amirco, 1994. Dkk, Hanun Asrohah, Sejarah Kebudayaan Islam. Mojokerto: Sinar Mulia, 2012 Rahim, Rahmawati. Sejarah Sosial Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana, 2008. Supriyadi, Dedi. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia, 2008. Sunanto, Musyrifah. Sejarah Islam Klasik. Jakarta: Prenada Media, 2003. Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007.
Yunus, Mahmud. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Hidakarya Agung, 1963.
12