Pokok Bahasan 1 PRESPEKTIF UNDANG-UNDANG DESA IN SERVICE TRAINING (IST) PD/PDTI DAN PLD KAB. GORONTALO DAN GORONTALO UTARA TAHUN 2018
Tujuan Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat: •Mengungkapkan visi dan semangat Undang-Undang Desa; •Membedakan antara kerangka atau paradigma desa lama dan desa baru. •Menjelaskan arah perubahan desa yang akan datang Waktu
2 JP (90 menit)
Media
Media Tayang 1.1.1: Film Pendek “Undang-Undang Desa” Lembar Kerja 1.1.1: Matrik Diskusi Kerangka Desa Lama dan Desa Baru Lembat Informasi 1.1.1: Paradigma Desa Baru
Metode
Studi kasus, Curah Pendapat, dan Diskusi.
• Apa yang yang terjadi dengan desa di
masa lalu? • Bagaimana pengaturan desa di masa lalu? • Mengapa lahir Undang-undang No. 6/2014 tentang Desa? • Apa visi dan semangat baru yang dibawa oleh Undang-Undang Desa? • Apa dan bagaimana perbedaan dan perubahan kebijakan dalam UndangUndang Desa jika dibandingkan dengan pengaturan sebelumnya?
Lembar Kerja 1.1.1
Matrik Diskusi Kerangka Desa Lama dan Desa Baru No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Unsur-Unsur Dasar konstitusi Dasar hukum Visi-misi Asas utama Kedudukan Kewenangan Politik tempat Posisi dalam pembangunan 9. Model pembangunan 10. Karakter politik 11. Demokrasi
Desa Lama
Desa Baru
Visi dan Semangat UndangUndang Desa
Latar Belakang • Desa memiliki hak asal usul dan hak tradisional dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat dan berperan mewujudkan cita-cita kemerdekaan berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 • Pelaksanaan pengaturan Desa yang selama ini berlaku sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman, terutama antara lain menyangkut kedudukan masyarakat hukum adat, demokratisasi, keberagaman, partisipasi masyarakat, serta kemajuan dan pemerataan pembangunan sehingga menimbulkan kesenjangan antarwilayah, kemiskinan, dan masalah sosial budaya yang dapat mengganggu keutuhan NKRI. • Pasal 18B: 2: Negara mengakui dan menghormati kesatuankesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang
Perbedaan dan Perubahan Komponen
UU No. 32/2004 – PP No. UU No 6/2014 72/2005
Dasar konstitusi
UUD 1945 Pasal 18 ayat 7 UUD 1945 Pasal 18 B ayat 2 dan Pasal 18 ayat 7
Misi
Tidak ada
Negara melindungi dan memberdayakan desa agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis sehingga dapat menciptakan landasan yang kuat dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera
Asas
Desa menjadi bagian dari desentralisasi
Asas utama: rekognisi dan subsidiaritas
Kedudukan
Desa berada dalam sistem pemerintahan daerah kabupaten/kota
Desa berada dalam wilayah kabupaten/kota
Komponen
UU No. 32/2004 – PP No. 72/2005
UU No. 6/2014
Jenis Desa
Hanya ada desa
Desa dan desa adat
Penataan desa
Pembentukan, penggabungan, perubahan status diputuskan oleh Kabupaten/Kota dengan Perda
Penataan desa diputuskan dengan Perda setelah memperoleh persetujuan gubernur. Ini untuk mencegah pemekaran.
Kewenangan
Selain kewenangan asal usul, menegaskan tentang sebagian urusan kabupaten/kota yang diserahkan kepada desa
Selain kewenangan asal-usul, ditegaskan kewenangan lokal berskala desa
Masa jabatan kepala desa
6 tahun, 2 kali
6 tahun, 3 kali
Musyawarah desa
Tidak ada
Sebagai forum bersama (pemerintah desa, BPD dan masyarakat) yang diselenggarakan BPD untuk menyapakati hal-hal strategis
Komponen
UU No. 32/2004 – PP No. 72/2005
UU No. 6/2014
Sekdes
PNS
Non PNS. Yang PNS tetap menjalankan tugas sampai menunggu keluarnya PP penempatan.
ADD
Sekurang-kurangnya 10% dari total dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota setelah dikurangi belanja pegawai
Paling sedikit 10% dari dana perimbangan yang diterima Kabupaten/Kota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus
Anggaran dari APBN
Dalam bentuk bantuan langsung masyarakat yang bertempat di desa
Besaran alokasi anggaran yang peruntukkannya langsung ke Desa ditentukan 10% (sepuluh perseratus) dari dan di luar dana Transfer Daerah (on top) secara bertahap.
Perspektif Baru, Asas Baru, Posisi Baru Desa Lama
Desa Baru
Payung hukum
UU No. 32/2004 dan PP No. 72/2005
UU No. 6/2014 tentang Desa
Asas utama
Desentralisasi-residualitas
Rekognisi-subsidiaritas
Tipe Desa
Seragam, dan default
Beragam: Desa dan Desa Adat
Kedudukan
Pemerintahan yang berada dalam sistem pemerintahan kabupaten/kota (local state government)
Pemerintahan masyarakat, hybrid antara self governing community dan local self government.
Kepala desa
Sebagai kepanjangan tangan
Sebagai pemimpin masyarakat
Posisi dan peran kabupaten/kota Delivery
Kabupaten/kota mempunyai kewenangan Kabupaten/kota mempunyai kewenangan yang yang besar dan luas terbatas Target Mandat
Politik tempat
Lokasi: Desa sebagai lokasi proyek
Arena: Desa sebagai arena bagi orang desa
Posisi dalam pembangunan Model pembangunan Pendekatan
Obyek
Subyek
Government driven development & community driven development Imposisi dan mutilasi sektoral
Village driven development Fasilitasi, emansipasi dan konsolidasi
Posisi Baru, Relasi Baru Desa Negara
• Negara melakukan rekognisi (pengakuan dan penghormatan) terhadap eksistensi desa • Negara memberikan atau menetapkan mandat urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat kepada desa • Negara melakukan redistribusi: uang dan sebagian aset negara • Negara melakukan pembinaan, pemberdayaan dan pengawasan terhadap desa
Warga
• Desa menjadi basis sosial bagi warga masyarakat, menjadi arena untuk merajut modal sosial • Desa menjadi arena politik dan pemerintahan bagi warga • Desa menjadi arena perencanaan dan penganggaran secara kolektif dan partisipatif • Desa memberikan pelayanan dasar kepada warga • Desa melakukan konsolidasi aset ekonomi lokal
Empat Pilar dan Misi UU Desa Pemerintahan: Efektif, profesional, transparan dan akuntabel
Pemberdayaan: kesadaran, kapasitas dan prakarsa lokal
Desa yang kuat, maju, mandiri, demokratis dan sejahtera
Kemasyarakatan: kerukunan, kegotongroyongan, solidaritas, swadaya kebersamaan
Pembangunan: peningkatan kualitas hidup manusia, penanggulangan kemiskinan dan kesejahteraan
Tujuan Pengaturan Desa (Pasal 4) a) b) c) d)
e) f) g)
h) i)
memberikan pengakuan dan penghormatan atas Desa yang sudah ada dengan keberagamannya sebelum dan sesudah terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia; memberikan kejelasan status dan kepastian hukum atas Desa dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia demi mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia; melestarikan dan memajukan adat, tradisi, dan budaya masyarakat Desa; mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi masyarakat Desa untuk pengembangan potensi dan Aset Desa guna kesejahteraan bersama; membentuk Pemerintahan Desa yang profesional, efisien dan efektif, terbuka, serta bertanggung jawab; meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat Desa guna mempercepat perwujudan kesejahteraan umum; meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat Desa guna mewujudkan masyarakat Desa yang mampu memelihara kesatuan sosial sebagai bagian dari ketahanan nasional; memajukan perekonomian masyarakat Desa serta mengatasi kesenjangan pembangunan nasional; dan memperkuat masyarakat Desa sebagai subjek pembangunan.
Arah Baru, Peta Jalan Baru Rekognisi
Penataan Desa
Mandat Kewenangan
Pembangunan Desa
Institusionalisasi sistem desa
Redistribusi
Pembinaan, pemberdayaan dan pengawasan
Desa yang maju, kokoh, mandiri dan demokratis
Kesejahteraan rakyat
Azas dan Definisi Desa Azas Pengaturan (Pasal 3) a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m.
rekognisi; subsidiaritas; keberagaman; kebersamaan; kegotongroyongan; kekeluargaan; musyawarah; demokrasi; kemandirian; partisipasi; kesetaraan; pemberdayaan; dan keberlanjutan.
Defenisi (Pasal 1 (1) & Jenis Desa (Pasal 6) •
Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
•
Penyebutan desa dan desa adat dapat disesuaikan dengan penyebutan yang berlaku di daerah setempat
Kedudukan Desa UU 32/2004 • Desa berada di dalam dan di bawah Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota • Penjelasan tambahan: ‘Otonomi desa’ adalah bagian dari ‘otonomi daerah’ yang diserahkan ke desa.
UU Desa • Pasal 5 Desa berkedudukan di wilayah Kabupaten/Kota • Penjelasan tambahan: ‘Otonomi desa’ tidak lagi menjadi sisanya ‘otonomi daerah’ (yang bersumber dari hak berian), melainkan menjadi wujud pengakuan atas hak asal-usul yang dimiliki desa (bersumber dari hak bawaan)
Kewenangan Desa UU No. 32/2004
UU No. 6/2014
Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal-usul desa
Kewenangan berdasarkan hak asal usul
Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa
Kewenangan lokal berskala Desa
tugas pembantuan dari Pemerintah, pemerintah provinsi, dan/atau pemerintah kabupaten/kota
Kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundangperundangan diserahkan kepada desa
kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Kewenangan Lokal Kunci Desa Mandiri No
1
Mandat pembangunan (UU Desa) Pelayanan dasar
2
Sarana dan prasarana
3
Pengembangan Ekonomi lokal
4
SDA dan lingkungan
Jenis kewenangan lokal
Posyandu, penyediaan air bersih, PAUD, sanggar belajar, sanggar seni budaya, perpustakaan desa, dll. Jalan desa, jalan usaha tani, embung desa, rumah ibadah, sanitasi lingkungan, balai rakyat, irigasi tersier, lapangan, taman desa, dll. Pasar desa, usaha kecil berbasis desa, karamba ikan, lumbung pangan, benih, ternak kolektif, energi mandiri, buah dan sayur mayur, BUMDes, tambatan perahu, wisata desa. Hutan dan kebun rakyat, hutan bakau, pengelolaan sampah, dll.
Sistem Pemerintahan Desa dalam UU Desa Prinsip dasar PemerintahanDesa •
Check and balances antara Kepala Desa dengan Badan Permusyawaratan desa.
•
Demokrasi perwakilan + permusyawaran.
•
Proses demokrasi partisipatoris melalui Musdes
Musyawarah Desa (psl. 54) • • •
Kepala Desa (psl. 25 – 53) Perangkat Desa (Pelayanan) Panitia (ad-hok) BUMDes
Lembaga Kemasyarakatan /Adat
Dipilih langsung
• • • • •
RPJM-Desa Asset Desa Hal-hal Strategis
RPJM-Desa dan RKPDesa APB-Desa Peraturan Desa Kinerja Pemerintah Kerja Sama
Warga/Masyarakat
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) (psl. 55 -65)
Perwakilan Bagian Wilayah desa yang dipilih secara Demokratis
Klp. Dengan kepentingan khusus Bagian Wilayah Desa 20
TERIMA KASIH