Plasenta Previa.docx

  • Uploaded by: 087865735100
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Plasenta Previa.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,066
  • Pages: 37
MATA KULIAH KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “R” G2P1A0 UK 37 MINGGU PRESKEP PUKI JANIN TUNGGAL HIDUP INTRA UTERI DENGAN PLASENTA PREVIA PARSIALIS DI POLI KEBIDANAN TANGGAL 12 JANUARI 2013 Dosen Pengampu: Ketut Espana Giri, S.ST., M.Kes.

Oleh :

Putu Ferynda Ekayanti

(16076)

Aulia Nisa Ramadhani

(16077)

JURUSAN D3 KEBIDANAN FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2018

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-Nyalah kami dapat membuat laporan ini. Laporan ini berisikan materi tentang plasenta previa dan juga asuhan kebidanan pada palsenta previa. Palsenta diangkat untuk menjadi laporan kami karena kejadian kematian ibu salah satunya diakibatkan karena perdarahan dan salah satunya akibat plasenta previa. Dalam penulisan laporan ini kami banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan

kritik

dan

saran

yang

bersifat

membangun

demi

penyempurnaanmakalah ini. Akhir kata semoga makalah ini bermanfaatbagi kita semua.

Singaraja, 09 April 2018

Penulis

i

Daftar isi Kata Pengantar ..................................................................................................... i Daftar isi .............................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1 1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2 1.4 Manfaat .......................................................................................................... 2 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengertian Plasenta Previa ............................................................................ 3 2.2 Klasifikasi Plasenta Previa ............................................................................ 3 2.3 Etiologi Plasenta Previa ................................................................................. 3 2.4 Patofisiologi Plasenta Previa ......................................................................... 4 2.5 Diagnosa Plasenta Previa .............................................................................. 6 2.6 Gambaran klinik Plasenta Previa ................................................................... 6 2.7 Penatalaksanaan Plasenta Previa ................................................................... 7 2.8 Komplikasi Plasenta Previa ........................................................................... 8 BAB III TINJAUAN KASUS 3.1 Asuhan dengan Manajemen Varney .............................................................. 9

ii

3.2 Pendokumentasian SOAP .............................................................................. 16 3.3 Catatan Perkembangan .................................................................................. 19 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan .................................................................................................... 22 4.2 Saran .............................................................................................................. 22

Daftar Pustaka ..................................................................................................... iii

iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyebab terpenting kematian maternal di Indonesia adalah perdarahan (40-60%), infeksi (20-30%) dan keracunan kehamilan (20-30%), sisanya sekitar 5% disebabkan penyakit lain yang memburuk saat kehamilan atau persalinan. Perdarahan sebagai penyebab kematian ibu terdiri atas perdarahan antepartum dan perdarahan postpartum. Perdarahan antepartum merupakan kasus gawat darurat yang kejadiannya berkisar 3% dari semua persalinan, penyebabnya antara lain plasenta previa, solusio plasenta, dan perdarahan yang belum jelas sumbernya (Karkata, 2007). Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Pada keadaan normal, plasenta terletak di bagian atas uterus, biasanya di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas ke arah fundus uteri. Angka kejadian plasenta previa adala 0,4-0,6% dari keseluruhan persalinan. Dengan penatalaksanaan yang baik mortalitas perinatal adalah 50 per 1000 kelahiran hidup. Pada awal kehamilan, plasenta mulai terbentuk, berbentuk bundar, berupa organ datar yang bertanggung jawab menyediakan oksigen dan nutrisi untuk pertumbuhan bayi dan membuang produk sampah dari darah bayi. Plasenta melekat pada dinding uterus dan pada tali pusat bayi, yang membentuk hubungan penting antara ibu dan bayi (Davood, 2008).

1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian plasenta previa? 2. Bagaimana klasifikasi plasenta previa? 3. Apa etiologi plasenta previa? 4. Apa patofisiologi plasenta previa? 5. Bagaimana gambaran klinik plasenta previa?

1

6. Apa diagnosa plasenta previa? 7. Bagaimana penatalaksanaan plasenta previa? 8. Apa komplikasi plasenta previa? 9. Bagaimana bentuk asuhan kebidanan plasenta previa?

1.3 Tujuan Laporan ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui: 1. Pengertian plasenta previa 2. Bagaimana klasifikasi plasenta previa 3. Etiologi plasenta previa 4. Patofisiologi plasenta previa 5. Gambaran klinik plasenta previa 6. Diagnosa plasenta previa 7. Penatalaksanaan plasenta previa 8. Komplikasi plasenta previa 9. Bentuk asuhan kebidanan plasenta previa

1.4 Manfaat 1. Manfaat bagi Masyarakat

Mengingatkan kesadaran terhadap perlunya pengetahuan mengenai tanda-tanda bahaya dan usaha penanggulangan sehingga diharapkan dapat di cegah secara dini.

2

2. Manfaat Bagi Mahasiswa Merupakan sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat untuk mendapatkan pengalaman nyata.

3

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Plasenta Previa Plasenta previa adalah keadaan plasenta berimplantasi rendah pada segmen bawah rahim, menutupi atau tidak menutupi ostium uteri internum pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu dan janin mampu hidup diluar rahim (Sumapraja dan Rachimhadi, 2007).

Plasenta previa adalah komplikasi obstetri yang terjadi pada trimester kedua dan ketiga kehamilan. Hal itu dapat menyebabkan kematian yangserius baik bagi janin dan ibu. Ini adalah salah satu penyebab utama perdarahan vagina pada trimester kedua dan ketiga (Patrcik, 2009).

2.2 Klasifikasi Plasenta Previa Plasenta previa diklasifikasikan oleh Patrick (2009) menjadi beberapa jenis: 1) Plasenta previa totalis Ostium uteri internum tertutup seluruhnya oleh plasenta.

2) Plaenta previa parsialis Ostium uteri internum tertutup sebagian oleh plasenta.

3) Plasenta previa marginalis

4

Pinggir bawah plasenta sampai pada pinggir ostium uteri internum.

4) Plasenta previa letak rendah Terjadi jika plasenta tertanam di segmen bawah uterus.

2.3 Etiologi Plasenta Previa Menurut Sheiner (2001) etiologi plasenta previa sampai saat ini belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa teori dan faktor risiko yang berhubungan dengan plasenta previa, diantaranya: 1) Ovum yang dibuahi tertanam sangat rendah di dalam rahim, menyebabkan plasenta terbentuk dekat dengan atau di atas pembukaan serviks. 2) Lapisan rahim (endometrium) memiliki kelainan seperti fibroid atau jaringan parut (dari previa sebelumnya, sayatan, bagian bedah caesar atau aborsi). 3) Hipoplasia endometrium : bila kawin dan hamil pada umur muda. 4)Korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap menerima hasil konsepsi. 5) Tumor-tumor, seperti mioma uteri, polip endometrium. 6) Plasenta terbentuk secara tidak normal. 7) Kejadian plasenta previa tiga kali lebih sering pada wanita multipara daripada primipara. Pada multipara, plasenta previa disebabkan vaskularisasi yang berkurang dan perubahan atrofi pada desidua akibat persalinan masa lampau. Aliran darah ke plasenta tidak cukup dan memperluas permukaannnya sehingga menutupi pembukaan jalan lahir (Sumapraja dan Rachimhadi, 2005). 8) Ibu merokok atau menggunakan kokain.

5

9) Ibu dengan usia lebih tua. Risiko plasenta previa berkembang 3 kali lebih besar pada perempuan di atas usia 35 tahun dibandingkan pada wanita di bawah usia 20 tahun (Sheiner, 2001).

2.4 Patofisiologi Plasenta Previa Letak plasenta umumnya di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas ke arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi. Di tempat-tempat tertentu pada implantasi plasenta terdapat vena-vena yang lebar (sinus) untuk menampung darah kembali. Pada pinggir plasenta di beberapa tempat terdapat suatu ruang vena yang luas untuk menampung darah yang berasal dari ruang interviller di atas. Darah ibu yang mengalir di seluruh plasenta diperkirakan naik dari 300 ml tiap menit pada kehamilan 20 minggu sampai 600 ml tiap menit pada kehamilan 40 minggu. Perubahan-perubahan terjadi pula pada jonjot-jonjot selama kehamilan berlangsung. Pada kehamilan 24 minggu lapisan sinsitium dari vili tidak berubah akan tetapi dari lapisan

sitotropoblast

sel-sel

berkurang

dan

hanya

ditemukan

sebagai

kelompok-kelompok sel-sel; stroma jonjot menjadi lebih padat, mengandung fagosit-fagosit, dan pembuluh-pembuluh darahnya lebih besar dan lebih mendekati lapisan tropoblast (Kay, 2003). Perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa umumnya terjadi pada triwulan ketiga karena saat itu segmen bawah uterus lebih mengalami perubahan berkaitan dengan semakin tuanya kehamilan. Menurut Manuaba (2008) Implantasi plasenta di segmen bawah rahim dapat disebabkan : a.Endometrium di fundus uteri belum siap menerima implantasi b.Endometrium yang tipis sehingga diperlukan perluasan plasenta untuk mampu memberikan nutrisi janin. c. Villi korealis pada korion leave yang persisten

6

Menurut Davood (2008) Sebuah penyebab utama perdarahan trimester ketiga, plasenta previa memiliki tanda yang khas, yaitu pendarahan tanpa rasa sakit. Pendarahan diperkirakan terjadi dalam hubungan dengan perkembangan segmen bawah uterus pada trimester ketiga. Dengan bertambah tuanya kehamilan, segmen bawah uterus akan lebih melebar lagi, dan serviks mulai membuka. Apabila plasenta tumbuh pada segmen bawah uterus, pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat disitu tanpa terlepasnya sebagian plasenta dari dinding uterus. Pada saai itu mulailah terjadi perdarahan. Darahnya berwarna merah segar berlainan dengan darah yang disebabkan solusio plasenta yang berwarna kehitam-hitaman. Sumber perdarahannya ialah sinus uterus yang terobek karena terlepasnya plasenta dari dinding uterus, atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Perdarahannnya tak dapat dihindarkan karena ketidakmampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi menghentikan perdarahan itu, tidak sebagaimana serabut otot uterus menghentikan perdarahan pada kala III dengan plasenta yang letaknya normal. Makin rendah letak plasenta, makin dini perdarahan terjadi. Oleh karena itu, perdarahan pada plasenta previa totalis akan terjadi lebih dini daripada plasenta letak rendah yang mungkin baru berdarah setelah persalinan mulai (Oxorn, 2003).

2.5 Gambaran Klinik Plasenta Previa Kay (2003) menyebautkan bahwa gejala plasenta previa mencakup satu atau kedua hal berikut: 1) Tiba-tiba, tanpa rasa sakit pendarahan vagina yang berkisar dari ringan sampai berat. Darah sering berwarna merah terang. Pendarahan dapat terjadi pada awal minggu ke-20 kehamilan tetapi yang paling umum selama trimester ketiga.

7

2) Gejala persalinan prematur. Satu dari 5 wanita dengan tanda-tanda plasenta previa juga memiliki kontraksi rahim.

Perdarahan plasenta previa mungkin taper off dan bahkan berhenti untuk sementara. Tapi itu hampir selalu dimulai lagi hari atau minggu kemudian. Beberapa wanita dengan plasenta previa tidak memiliki gejala apapun. Dalam kasus ini, plasenta previa hanya dapat didiagnosis oleh USG dilakukan untuk alasan lain (Kay, 2003). Apabila janin dalam presentasi kepala, kepalanya akan di dapatkan belum masuk ke dalam pintu-atas panggul yang mungkin karena plasenta previa sentralis; mengolak ke samping karena plasenta previa posterior; atau bagian terbawah janin sukar ditentukan karena plasenta previa anterior. Tidak jarang terjadi kelainan letak, seperti letak lintang atau letak sungsang (Scearce, 2007).

2.6 Diagnosa Plasenta Previa Diagnosis menurut Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu, 2013 yaitu: 1. Perdarahan tanpa rasa nyeri, usia kehamilan > 22 minggu 2. Darah segar yang keluar sesuai dengan beratnya anemia 3. Syok 4. Tidak ada kontraksi uterus 5. Bagian terendah janin tidak masuk pintu atas panggul 6. Kondisi janin normal atau terjadi gawat janin 7. Penegakan diagnosis dibantu dengan pemeriksaan USG

8

2.7 Penatalaksanaan Plasenta Previa Menurut Scearce (2007) 1) Terapi ekspektatif (pasif) Tujuan ekspektatif ialah supaya janin tidak terlahir prematur, penderita dirawat tanpa melakukan pemeriksaan dalam melalui kanalis servisis. Upaya diagnosis dilakukan secara non invasif. Pemantauan klinis dilakukan secara ketat dan baik. Syarat-syarat terapi ekspektatif: i. Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti. ii. Belum ada tanda-tanda in partu. iii. Keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemoglobin dalam batas normal). iv. Janin masih hidup.

2) Terapi aktif Wanita hamil di atas 22 minggu dengan perdarahan pervaginam yang aktif dan banyak, harus segera ditatalaksana secara aktif tanpa memandang maturitas janin. Cara menyelesaikan persalinan dengan plasenta previa i. Seksio sesarea Prinsip utama dalam melakukan seksio sesarea adalah untuk menyelamatkan ibu, sehingga walaupun janin meninggal atau tak punya harapan untuk hidup, tindakan ini tetap dilakukan. ii. Melahirkan pervaginam Perdarahan akan berhenti jika ada penekanan pada plasenta. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

9

A. Amniotomi dan akselerasi Umumnya dilakukan pada plasenta previa lateralis/marginalis dengan pembukaan > 3 cm serta presentasi kepala. Dengan memecah ketuban, plasenta akan mengikuti segmen bawah rahim dan ditekan oleh kepala janin. Jika kontraksi uterus belum ada atau masih lemah, akselerasi dengan infus oksitosin B. Versi Braxton Hicks Tujuan melakukan versi Baxton Hicks ialah mengadakan tamponade plasenta dengan bokong (dan kaki) janin. Versi Braxton Hicks tidak dilakukan pada janin yang masih hidup C. Traksi dengan Cunam Willet Kulit kepala janin dijepit dengan Cunam Willet, kemudian beri beban secukupnya sampai perdarahan berhenti. Tindakan ini kurang efektif untuk menekan plasenta dan seringkali menyebabkan pendarahan pada kulit kepala. Tindakan ini biasanya dikerjakan pada janin yang telah meninggal dan perdarahan tidak aktif Menurut Manuaba (2008) Plasenta previa dengan perdarahan merupakan keadaan darurat kebidanan yang memerlukan penanganan yang baik. Bentuk pertolongan pada plasenta previa adalah: 1. Segera melakukan operasi persalinan untuk dapat menyelamatkan ibu dan anak untuk mengurangi kesakitan dan kematian 2. Memecahkan ketuban di atas meja operasi selanjutnya pengawasan untuk dapat melakukan pertolongan lebih lanjut 3. Bidan yang menghadapi perdarahan plasenta previa dapat mengambil sikap melakukan rujukan ke tempat pertolongan yang mempunyai fasilitas yang cukup.

10

2.8 Komplikasi Berikut ini adalah kemungkinan komplikasi plasenta previa oleh Usta (2005) : 1) Pertumbuhan janin lambat karena pasokan darah yang tidak mencukupi 2) Anemia janin 3) Janin yang tertekan akibat rendahnya pasokan oksigen 4) Shock dan kematian ibu jika pendarahan berlebihan 5) Infeksi dan pembentukan bekuan darah 6) Kehilangan darah yang membutuhkan transfusi 7) Prematur, pengiriman sebelum minggu ke-37 kehamilan, yang biasanya menimbulkan risiko terbesar pada janin (Cunningham, 2006). 8) Cacat lahir. Cacat lahir terjadi 2,5 kali lebih sering pada kehamilan yang dipengaruhi oleh plasenta previa daripada kehamilan tidak terpengaruh. Penyebab saat ini tidak diketahui (Cunningham, 2006).

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 Asuhan dengan Manajemen Varney

I. Pengkajian Data Tanggal pengkajian : 12 Januari 2013, pukul 12.00 WITA.

11

A. Data Subyektif 1. Identitas pasien Nama ibu

:Ny.R

Umur

: 22 tahun

Suku / kebangsaan

: Bali / Indonesia

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: IRT

Alamat rumah

:Gerokgak

Telp

: -

Nama suami

: Tn.R

Umur

: 23 tahun

Suku / kebangsaan

: Bali / indonesia

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Karyawan Swasta

Alamat Rumah

: Gerokgak

Telp

: 081111222333

2. Alasan datang

: Ibu dan suami datang ingin memeriksakan kehamilannya

12

3. Keluhan utama

:Ibu mengeluhtiba-tiba perdarahan pervaginam dalam jumlah yang banyak.

4. Riwayat menstruasi Menarche

:

umur 13 tahun

Siklus

:

teratur

Banyaknya

:

3 x ganti pembalut

Dismenorrhe

:

Tidak ada

Teratur/tidak teratur :

Teratur

Lamanya

:

7 hari

Konsentrasi darah

:

Cair

HPHT

: 5 – 4 – 2012

TP

: 12 – 1 – 2013

5. Riwayat perkawinan Ibu mengatakan ini pernikahannya yang pertama, status pernikahan sah. Ibu mengatakan sudah memiliki anak 1.

6. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu Ibu mengatakan ini kehamilannya yang kedua, tidak pernah keguguran, anak pertama kini berusia 1,5 tahun. Saat kehamilannya pertama, ibu melahirkan di RSUD yang ditolong oleh bidan. Ibu tidak mengalami komplikasi saat kehamilannya, persalinan, dan masa nifasnya.

13

7. Riwayat kehamilan ini Ibu mengatakan melakukan pemeriksaan kehamilan 4 kali di Bidan dan 1 kali di dokter spesialis kandunga. Gerakan janin pertama kali dirasakan ibu saat usai kehamilan 4 bulan. Ibu mengatakan gerakan janin aktif. Pada TM 1 ibu mengatakan mengeluh mual pada pagi hari. Ibu mendapatkan vitamin dan penambah darah dari bidan. Ibu mengatakan tidak mengalami tanda-tanda bahaya kehamilan. Pada TM 2 ibu mengatakan keluar darah pervaginam tanpa rasa nyeri. Ibu mendapatkan konseling dari bidan untuk istirahat. Ibu memeriksakan keadaannya ke dokter spesialis kandungan. Ibu mendapatkan imunisasi TT di bidan pada usia kehamilan 6 dan 7 bulan. Pada TM 3 ibu mengatakan keluar darah segar. Ibu mendapat konseling untuk beristirahat.

8. Riwayat kesehatan Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat atau sedang menagalmi penyakit jantung, hipertensi, diabetes, asma, TBC, hepatitis, epilepsi dan PMS. Ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang berhubungan dengan organ reproduksi dan tidak pernah mengalami operasi. Ibu juga mengatakan suami beserta keluarga besarnya tidak ada pernah atau mengalami penyakit jantung, hipertensi, diabetes, asma, TBC, hepatitis, epilepsi dan PMS.

9. Riwayat KB Ibu mengatakan tidak menggunakan KB setelah melahirkan anaknya yang pertama.

14

10. Riwayat biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. 1. Bernafas : ibu mengatakan tidak ada keluhan saat bernapas. 2. Pola makan dan minum. Ibu mengatakan makan-makanan sehari-hari : nasi,lauk dan sayur 3 x sehari. Ibu mengatakan minum air putih 8-9 gelas/hari, terkadang ibu meminum air jeruk dan juga susu. 3. Pola eliminasi Ibu mengatakan BAK 8x/sehari, air kencing berwarna kuning jernih, berbau amis khas urin, tidak ada keluhan saat kencing. Ibu mengatakan BAB 1x/sehari, konsistensi lembek, tidak ada keluhan saat buang air besar. 4. Istirahat dan Tidur Ibu mengatakan tidur siang kurang lebih 2 jam dan tidur malam kurang lebih 8 jam. 5. Pekerjaan Ibu mengatakan pekerjaan yang dilakukannya sehari-hari adalah menyapu, mencuci pakaina, mencuci piring. Namun, apabila sudah lelah ibu berhenti melakukan pekerjaan dan meminta suami untuk melanjutkannya. 6. Personal hygiene Ibu mengatakan keramas 3x/minggu, mandi 2x/hari, selalu mengganti pakaian setelah mandi dan mengganti pakaian apabila terasa lembab. 7. Perilaku seksual Ibu mengatakan pada usia kehamilannya yang sekarang ibu dan suami tidak pernah melakukan hubungan seksual, suami juga tidak mempermasalahkan hal itu. 8. Sikap/respon keluarga terhadap kehamilan sekarang

15

Ibu mengatakan suami dan keluarga besar menerima kehamilannya sekarang. Dan anak pertama juga menerimanya.

11. Pengetahuan Setelah dilakukan pengkajian, ibu mengatakan sudah mengetahui cara mengatasi nyeri, sudah mempersiapkan semua proses persalinan nanti, dan peran pendamping.

B. Data Obyektif 1. Status emosional

: Stabil

2. Tanda vital Tekanan darah

: 110 / 80mmHg

Denyut nadi

: 78x/menit

Pernafasan

: 22x/menit

Suhu

: 36.50c

3. Antropometri (sumber: buku KIA) BB sekarang

: 63kg

Lila

: 24cm

TB

: 155cm

BB sebelum hamil : 53kg

4. Pemeriksaan Fisik 1. Muka

16

Oedema

: Tidak ada

Conjungtiva

: Sedikit pucat

Sclera mata

: Sedikit pucat

2. Leher Kelenjar limfe

: tidak ada pembesaran

Kelenjar tiroid

: tidak ada pembesaran

Vena jugulari

: tidak ada pelebaran

3. Dada Simetris

: Ada

Mamae

: Membesar

Benjolan

: Tidak ada

Striae

: Ada

Areola

: Menghitam

Putting susu : Menonjol 4. Abdomen Bekas luka

: Tidak ada

Pembesaran perut

: Sesuai usia kehamilan

Bentuk perut

: Normal,membulat

Oedema

: Tidak ada

TFU

: 37cm

Leopold I

: TFU 3 jari bawah px, teraba bagian yang besar dan

bulat.

17

Leopopod II

: Pada sisi kiri perut ibu teraba bagian yang datar, memanjang, dan ada tahanan. Pada bagian kanan perut ibu teraba bagian kecil janin.

Leopold III

: Teraba bagian yang bulat, melenting, keras, dan tidak dapat digoyangkan.

Leopold IV

: Posisi tangan pemeriksa konvergen.

Nyeri tekan

: tidak ada

DJJ

: 148x/menit, irama teratur.

5. Anogenital Pengeluaran cairan

: ada, berupa darah.

Tanda-tanda infeksi : tidak ada

6.

Luka

: tidak ada

Pembengkakan

: tidak ada

Varises

: tidak ada

Ekstremitas Oedema tangan dan jari

: Tidak ada

Oedema tibia, kaki

: Tidak ada

Betis merah / lembek / keras : Tidak ada Varices tungkai

: Tidak ada

Reflex patella kanan-kiri

: +/+

5. Pemeriksaan penunjangn USG

18

Hasil : Letak kepala Janin tunggal DJJ ( + ) Air ketuban cukup Plasenta : terletak dibawah ( plasenta previa parsialis) Usia kehamilan 37 minggu

II. Interpretasi Data Ny. R Umur 22 tahun G2P1A0 UK 37 Minggu Preskep Puki Janin Tunggal Hidup Intra Uteri dengan Plasenta Previa Parsialis

1. Data subyektif Nama

: Ny R

Keluhan

: keluar darah segar pervaginam dan nyeri perut sejak 2 hari yang lalu

Riwayat kehamilan

: ini merupakan kehamilan yang kedua, ibu tidak pernah abortus.

HPHT : 5 – 4 – 2012 TP

: 12 – 1 – 2013

UK

: 37 minggu

2. Data Obyektif KU

: stabil

19

TTV

: Tekanan darah : 110 / 80mmHg Denyut nadi

: 78x/menit

Pernafasan

: 22x/menit

Suhu

: 36.50c

Pemeriksaan Leopold L1

: 3 jari dibawah px

L2

: PUKA

L3

: Kepala

L4

: Belum masuk PAP

Pemeriksaan USG Hasil : Letak kepala Janin tunggal DJJ ( + ) Air ketuban cukup Plasenta : terletak dibawah ( plasenta previa parsialis)

III. Diagnosa Potensial 1. Perdarahan 2. Syok 3. Gawat janin 4. Kematian

20

IV. Identifikasi kebutuhan dan tindakan segera 1. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi 2. Pemberian infus 3. Lakukan SC

V. Perencanaan 1. Memberitahu keadaan ibu saat 2. Observasi keadaan ibu 3. Melakukan informed consent kepada ibu dan juga keluarga 4. Kolaborasi dengan dokter obgyn untuk penanganan lebih lanjut 5. Merencanakan SC 6. Memberikan motivasi pada ibu 7. Menganjurkan ibu untuk beristirahat

VI. Implementasi 1. Memberitahu ibu bahwa ibu mengalami plasenta previa parsialis yaitu plasenta menutupi sebagian jalan lahir. 2. Mengobservasi tanda-tanda vital ibu untuk mencegah terjadinya perdarahan 3. Memberikan informed consent kepada ibu dan juga keluarga. 4. Menjadwalkan operasi SC kepada ibu, yaitu dilakukan pada tanggal 13 Januari 2013 5. Memberikan dukungan emosional kepada ibu.

21

6. Sebelum hari operasi, menganjurkan ibu untuk beristirahat.

VII. Evaluasi 1. Ibu menerima keadaannya saat ini. Begitu juga dengan suami 2. Tanda-tanda vital ibu normal 3. Ibu dan juga keluarga menyetujui lembar informed consent 4. Ibu dan suami setuju akan dilakukan operasi SC pada tanggal yang sudah ditentukan. 5. Ibu terlihat tenang 6. Ibu tampak beristirahat di tempat tidur.

3.2 Pendokumentasian SOAP 1. Subyektif Ny R berusia 22 tahun datang ke poli kebidanan bersama suaminya mengeluh keluar darah segar pervaginam dalam jumlah yang banyak.

2. Obyektif 1.

Status emosional

: Stabil

2. Tanda vital Tekanan darah

: 110 / 80mmHg

Denyut nadi

: 78x/menit

Pernafasan

: 22x/menit

Suhu

: 36.50c

22

3. Pemeriksaan Leopold L1

: 3 jari dibawah px

L2

: PUKA

L3

: Kepala

L4

: Belum masuk PAP

4. Pemeriksaan penunjangn USG Hasil : Letak kepala Janin tunggal DJJ ( + ) Air ketuban cukup Plasenta : terletak dibawah ( plasenta previa parsialis) Usia kehamilan 37 minggu

3. Analisa Ny. R Umur 22 tahun G2P1A0 UK 37 Minggu Preskep Puki Janin Tunggal Hidup Intra Uteri dengan Plasenta Previa Parsialis

4. Penatalaksanaan 1. Memberitahu keadaan ibu saat ini yaitu ibu mengalami perdarahan karena plasenta previa. Ibu mengerti dengan keadaanya saat ini

23

2. Mengobservasi keadaan ibu, TTV ibu dalam batas normal 3. Melakukan informed consent kepada ibu dan juga keluarga, ibu dan keluarga menyetujui lembar informed consent. 4. Kolaborasi dengan dokter obgyn untuk penanganan lebih lanjut, dokter mangnjurkan untuk operasi SC 5. Merencanakan SC, operasi akan dilakukan pada tanggal 13 Januari 2013 6. Memberikan motivasi pada ibu, setelah diberikan motivasi ibu tampak lebih tenang. 7. Menganjurkan ibu untuk beristirahat, ibu tampak sedang beristirahat

24

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal/Jam 13-01-2013,

Catatan Perkembangan

Paraf

S: Ibu mengatakan sangat lega dan senang karena proses opersai Dokter

pukul 10.00 telah selesai dilakukan.

“A”

WITA O:

25

Keadaan umum

: Baik

Kesadaran

: Compos Mentis

Jumlah urine

: 200 cc

Warna urine

: kuning jernih

Konsisstensi

: cair

Perdarahan pervaginam

: 40 cc

Perdarahan bekas operasi

: (-)

Kontraksi uterus

: baik

TFU

: 2 jari dibawah pusat

IVFD

: RL 20 tetes/menit

Pemeriksaan Tanda –Tanda Vital : TD

: 120/70 mmHg

N

: 80 x/menit

RR

: 20 x/menit

T

: 37,5 0C

A: P2A0 dengan post section caesaria atas indikasi plasenta previa parsialis

P:

26

1. 2.

Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan Hasil normal Memberitahukan kepada keluarga agar dapat membantu

ibu untuk menggerak-gerakkan kaki dan badannya setelah 12 jam post operasi 3.

Keluarga mengerti dan bersedia membantu ibu Memberitahu kepada keluarga agar ibu harus mampu

bangun dan duduk 24 jam post operasi. 4.

Keluarga mengerti Memberitahukan kepada keluarga agar ibu melnjutkan

terapi yang diberikan oleh dokter : IVFD RL 20 tetes/ menit 5.

Memberitahukan keluarga agar ibu bersedia makan

makanan yang bergizi. 6.

Keluarga bersedia Memberitahukan keluarga agar ibu memberikan ASI saja

kepada bayinya sampai berumur 6 bulan. 14-01-2013, pukul 08.00 WITA

Keluarga bersedia membantu ibu

S: Ibu mengatakan bahagia atas keberhasilan persalinannya dan

Dokter “A”

kelahiran bayinya.

O: KU: Baik TTV:

27

TD

: 120/70 mmHg

N

: 80 x/menit

RR

: 20 x/menit

T

: 37,5 0C

Kontraksi uterus : Baik Luka operasi : terpaut dan kering

A: P2A0 Partus SC oleh karena indikasi plasenta previa Nifas 1 hari.

P: 1. Memberitahu keadaan tanda-tanda vital ibu, ibu menerima keadaannya saat ini. 2. Memberikan ibu vitamin A, ibu tampak menerima dan meminum vitamin A yang diberikan. 3. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi, ibu tampak berlatih miring ke kiri dan ke kanan di atas tempat tidur. 4. Menganjurkan ibu untuk eliminasi, suami mengatakan ibu sudah berkemih 1 kali. 5. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI pada bayinya, ibu tampak sedang memberikan ASI pada bayinya. 6. Memberitahu suami untuk mengingatkan ibu makan, suami berkata ibu sudah makan sepotong roti.

28

7. Memberitahu ibu untuk mandi, ibu akan mandi setelah menyusui bayinya. 8. Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup saat bayinya tertidur, ibu berjanji akan beristirahat saat bayinya tertidur.

BAB IV PENUTUP

29

4.1 Kesimpulan Pada kasus Ny R yang mengalami plasenta previa parsialis tindakan yang dilakukan adalah operasi sectio caesarea, hal ini dilakukan karena umur kehamilan ibu yang sudah cukup bulan. Pelaksanaan SC perlu berkolaborasi dengan dokter spesialis kandungan. Asuhan yang diberikan setelah ibu melakukan operasi SC yaitu sama dengan asuhan yang diberikan kepada ibu nifas normal pada umumnya. Meningatkan ibu untuk berkemih, memenuhi kebutuhan nutrisi, menjaga kebersihan, mobilisasi, dan memberikan ASI kepada bayinya.

4.2 Saran Setelah penulis menyimpulkan hasil kegiatan ini, maka ada beberapa hal yang ingin penulis sampaikan, yaitu saran yang semoga dapat bermanfaat dalam usaha peningakatan mutu pelayanan kesehatan, adapun saran terasebut sebagai berikut : 1. Perawatan yang dilakukan dengan baik, cermat dan teliti agar lebih ditingkatkan. 2. Apabila di daerah menemukan kasus dengan gejala plasenta previa hendaknya diperiksa ke petugas kesehatan atau tempat pelayanan kesehatan. 3. Dalam melakukan perawatan plasenta previa hendaknya dengan hati-hati, cermat dan teliti maka akan mempercepat proses penyembuhan.

30

31

Daftar Pustaka

Abdat, Amirah Umar. 2010. Hubungan antara Paritas Ibu dengan Kejadian Plasenta Previa di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

http://clarahusna.blogspot.co.id/2013/02/manajemen-asuhan-kebidanan-pada-nyr.html Diunduh pada tanggal 09 April 2018

iii

Related Documents

Plasenta Previa.docx
May 2020 20
Plasenta Akreta.docx
May 2020 16
Plasenta Previa
November 2019 37
Plasenta Previa
June 2020 21
Plasenta Previa.docx
May 2020 19
Plasenta Previa.docx
May 2020 16

More Documents from "David Christianto"