Pkm C Hegatia Assyifa G 17171021.docx

  • Uploaded by: Hegaatia Assyifa Gustaf
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pkm C Hegatia Assyifa G 17171021.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,327
  • Pages: 25
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

“STEAMFOLIUS” (STOP DIABETES MELITUS DENGAN Smallanthus soncifolius)

BIDANG KEGIATAN: PKM – KARSA CIPTA

Diusulkan Oleh: Hegatia Assyifa Gustaf (17171021) Muhammad Fakhruri (17171020) Hanif Al Hadi (17171071)

UNIVERSITAS ABULYATAMA ACEH BESAR 2018

Angkatan 2017 Angkatan 2017 Angkatan 2017

i

Daftar lampiran PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA .................................... i Daftar lampiran ..................................................................................................... iii BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 1.1

Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2

Rumusan Masalah ............................................................................................. 1

1.3

Tujuan ................................................................................................................ 2

1.4

Urgensi Penelitian.............................................................................................. 2

1.5

Manfaat .............................................................................................................. 2

1.6

Luaran ................................................................................................................ 2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 3 2.1 Diabetes Melitus .............................................................................................. 3 2.1.2 Klasifikasi Diabetes Melitus ........................................................................... 3 1) Diabetes Melitus tipe 1.........................................................................................................3 2) Diabetes melitus tipe2 ..........................................................................................................3 3) Diabetes melitus gestasional (diabetes pada kehamilan) ....................................................3

2.1.3 Epidemiologi ................................................................................................. 4 2.1.4 Patogenesis................................................................................................... 4 2.1.5 Diagnosis ...................................................................................................... 4 2.1.5 Pengobatan................................................................................................... 5 1) Insulin ...................................................................................................................................5 2) Golongan insulinsensitizing ..................................................................................................5

2.2 Daun Yakon (Smallanthus soncifolius)............................................................... 6 2.2.1 Manfaat Daun Yakon (Smallanthus soncifolius) ..............................................................6

BAB 3. METODE PENELITIAN ......................................................................... 7 3.1. Tempat dan waktu penelitian ............................................................................... 7 3.2. Alat dan bahan ....................................................................................................... 7 3.3. Cara Kerja .............................................................................................................. 7 3.3.1. Pembuatan sediaan daun insulin .................................................................................7 3.3.2. Uji Toksikologi ..............................................................................................................7 3.3.3. Pemeriksaan Perkembangan Kadar Gula Darah ......................................................7

iii

3.3.4. Pembuatan Slide Preparat Organ ...............................................................................8

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ........................................................ 9 4.1

Anggaran Biaya ................................................................................................. 9

4.2

Jadwal Kegiatan .............................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 11

iv

1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular/non-communicable disease (NCD) merupakan penyakit yang tidak disebabkan oleh proses infeksius seperti penyakit yang disebabkan oleh patogen (virus, bakteri, protozoa). Pola hidup dan kondisi lingkungan yang tidak sehat menjadi faktor resiko dalam meningkatkan insidensi penyakit tidak menular. Penyakit tidak menular merupakan penyakit degenarativ bersifat kronis yang memiliki durasi waktu yang panjang serta progresivitas lambat. Penyakit NCD meliputi penyakit kanker, penyakit jantung, diabetes, dan penyakit paru kronis. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa NCD dapat membunuh 38 juta jiwa setiap tahunnya. Angka kematian yang diakibatkan oleh NDC di Indonesia sejumlah 71%1,2,3. Komplikasi akibat Diabetes Melitus Tipe II (T2DM) meliputi gangguan mikrovaskular maupun makrovaskular yang akan meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas. Beberapa dekade terakhir telah banyak dilakukan penelitian di bidang kedokteran dengan pemanfaatan bahan dari alam untuk pencegahan berbagai penyakit. Banyak penelitian telah membuktikan efektivitas bahan dari alam seperti tanaman-tanaman herbal dalam mencegah maupun mengobati penyakit. Penelitian dilakukan untuk menemukan efek senyawa kimia yang dikandung bahan alam yang dapat mengganti bahan-bahan kimia sintetis yang memiliki efek samping terhadap tubuh. Selain lebih ekonomis, pemanfaatan bahan alam juga diharapkan mampu menjadi pengobatan alternatif pasien T2DM dengan tanpa efek samping4,5. Di Indonesia, masyarakat yang menderita T2DM meyakini bahwa tanamantanaman tertentu dapat menurunkan kadar gula darah. Tanaman yang sering digunakan diantaranya daun Yakon (Smallanthus soncifolius) yang termasuk dalam famili Asteraceae. Senyawa fitokimia yang terdapat di dalam ekstrak daun Yakon dapat menurunkan hiperglikemia6, menurunkan kadar gula darah dengan meningkatkan kadar insulin dari sel beta pankreas, meningkatkan penyimpanan glukosa di otot (glikogen), dan menghambat pengeluaran glukosa dari hati7.

1.2 Rumusan Masalah 1. apakah hubungan antara daun yakon dengan tikus yang telah diberikan alloxan 2. berapakah dosis alloxan yang diberikan pada tikus 3. berapakah dosis ekstraks daun yakon dengan tikus yang telah diberikan alloxan 4. bagaimana efek samping yang diberikan oleh daun yakon 5. apakah daun ini aman digunakan dalam jangka Panjang 6. bagaimana proses tubuh dalam meningkatkan insulin dari daun tersebut

2

1.3 Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah daun yakon (smallanthus soncifolius) dapat menurunkan kadar gula darah dengan aman tanpa efek samping terhadap organ. 1.4 Urgensi Penelitian Penelitian ini penting dilakukan karena peneliti ingin memanfaatkan alam sebagai suatu obat penyembuh yang dapat menurunkan morbiditas diabetes melitus tanpa mengeluarkan uang yang banyak dan menghindari zat zat kimia yang terkandung dalam obat dimasa dewasa ini 1.5 Manfaat Diharapkan penelitian ini akan mendapatkan produk obat yang dapat menurunkan kadar gula darah penderita Diabetes Melitus dengan dosis yang tepat tanpa efek samping terhadap organ. 1.6 Luaran Luaran yang akan di capai pada penelitian ini yaitu Artikel Ilmiah tidak terakreditasi (Jurnal) dan Prosiding penelitian.

3 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diabetes Melitus 2.1.1 Definisi Diabetes Melitus Diabetes Melitus (DM) berasal dari bahasa Yunani (tembus atau pancuran air) dan bahasa Latin mellitus (rasa manis). DM, yang juga dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit kencing manis, diabetes melitus adalah kelainan metabolik yang disebabkan oleh kurangnya produksi insulin atau ketidakmampuan pankreas untuk memproduksi insulin (resistensi insulin). Simtoma DM berupa hiperglikemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein8. Glukosa adalah karbohidrat alamiah yang digunakan tubuh sebagai sumber energi. Kadar glukosa pada darah dikendalikan oleh beberapa hormon. Hormon adalah zat kimia di dalam tubuh yang mengirimkan tanda pada sel-sel ke sel-sel lainnya. Insulin adalah hormon yang dibuat oleh pankreas. Ketika makan, pankreas membuat insulin untuk mengirimkan pesan pada sel-sel lainnya di tubuh. Insulin memerintahkan sel-sel untuk mengambil glukosa dari darah. Glukosa digunakan oleh sel-sel untuk pembuatan energi. Glukosa yang berlebih disimpan dalam sel-sel sebagai glikogen. Pada saat kadar gula darah mencapai tingkat rendah (60-72 mg/dL), sel-sel memecah glikogen menjadi glukosa dengan bantuan glukagon untuk menciptakan energi. Apabila kadar glukosa di dalam darah berlebih, akan terjadi kondisi hiperglikemia kronis yang merupakan salah satu ciri-ciri dari diabetes melitus. Hiperglikemia kronis menyebabkan disfungsi dan kegagalan berbagai organ, terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah (ADS, 2010). 2.1.2 Klasifikasi Diabetes Melitus 1) Diabetes Melitus tipe 1 Diabetes melitus tipe 1 dapat timbul secara tiba-tiba dan menyebabkan gejala yaitu naiknya kadar glukosa darah, peningkatan penggunaan lemak sebagai sumber energi dan pembentukan kolesterol oleh hati serta berkurangnya protein dalam jaringan tubuh 9. 2) Diabetes melitus tipe2 Diabetes melitus tipe 2 disebut juga non-insulin-dependent diabetes mellitus (NIDDM). DM tipe 2 terjadi peningkatan konsentrasi insulin plasma (hiperinsulinemia). Hal ini terjadi sebagai upaya kompensasi oleh sel β pankreas terhadap penurunan sensitivitas jaringan (resistensi insulin) 10. 3) Diabetes melitus gestasional (diabetes pada kehamilan) Diabetes melitus gestasional (diabetes pada kehamilan) merupakan keadaan intoleransi glukosa yang terjadi atau pertama kali ditemukan saat hamil, terbagi menjadi dua, yaitu yang sudah diketahui sebelumnya kemudian hamil dan yang ditemukan saat hamil11.

4

2.1.3 Epidemiologi Jumlah penderita DM di Indonesia tahun 2000 mencapai 8,43 juta jiwa dan diperkirakan mencapai 21,257 juta jiwa pada tahun 2030. Berdasarkan data Departemen Kesehatan, angka prevalensi penderita DM di Indonesia pada tahun 2008 mencapai 5,7% dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 12 juta jiwa12. Prevalensi DM pada usia 20-79 tahun akan meningkat dari tahun 2010 yaitu 6,4% menjadi 7,7% di tahun 2030. Pada tahun 2010 dan 2030 prevalensi DM pada orang dewasa akan meningkat 69% di negara berkembang dan 20% di negara maju13. Asia Tenggara memiliki prevalensi DM gestasional tertinggi (25%) dibandingkan dengan Amerika Utara (10,4%). Wanita hamil yang berusia lebih dari 45 tahun memiliki prevalensi yang tinggi terhadap kejadian DM gestasional yaitu 47,7%14. 2.1.4 Patogenesis Homeostasis glukosa secara fisiologi terjadi dikarenakan adanya keseimbangan antara produksi glukosa di hati dan pengambilan glukosa di jaringan perifer. Hati mengambil glukosa dari darah dan menyimpannya sebagai glikogen, tetapi karena memiliki glukosa 6-fosfatase, hati juga mengeluarkan glukosa ke dalam aliran darah. Hiperglikemia juga bisa disebabkan oleh kompensasi dari sel β pankreas sehingga menghasilkan insulin yang berlebih dan dapat mengalami resistensi insulin. Hiperglikemia juga bisa disebabkan oleh keadaan akut yang mengalami kelebihan hormon tiroid, prolaktin, dan hormon pertumbuhan. Peningkatan hormon pertumbuhan dianggap diabetogenik (menyebabkan diabetes) dikarenakan insulin yang dihasilkan oleh sel-sel β di pankreas berlebih dan mengakibatkan penurunan respon sel terhadap insulin (resistensi insulin)10. Insulin merupakan suatu hormon yang berfungsi terhadap metabolisme karbohidrat, lemak dan protein dan mempunyai fungsi terhadap sintesis glikogen serta menghambat keluarnya glukosa dari hati. Apabila terjadi peningkatan kadar glukosa di dalam darah, sekresi insulin meningkat dan terjadi penurunan glukogenesis di hati. Pada DM, insulin yang dihasilkan mengalami kekurangan atau tidak mampu menetralisir kadar gula darah yang tinggi. Konsentrasi glukosa dalam darah ditentukan oleh keseimbangan antara proses insulin dalam memasukkan glukosa ke dalam sel, insulin dalam merangsang pembentukan glikogen dari glukosa (glikogenesis), insulin dalam menghambat penguraian glikogen menjadi glukosa (glikogenolisis) dan insulin dalam menurunkan pengeluaran glukosa oleh hati dengan menghambat glukoneogenesis15,16. 2.1.5 Diagnosis Gejala khas DM terdiri dari poliuria, polidipsia, polifagia dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas, sedangkan gejala tidak khas DM diantaranya lemas, kesemutan, luka yang sulit sembuh, gatal, dan mata kabur17. Diagnosis DM dapat ditegakkan dengan tiga cara, yaitu adanya keluhan klasik dan hasil pemeriksaan glukosa plasma sewaktu >200 mg/dL; atau hasil pemeriksaan glukosa plasma puasa >126 mg/dL dengan adanya keluhan klasik; atau pemeriksaan tes

5 toleransi glukosa oral (TTGO) dengan beban 75 gr glukosa. Pemeriksaan TTGO ini dianggap lebih sensitif daripada pemeriksaan glukosa plasma puasa, namun keterbatasannya adalah pemeriksaan ini diulang beberapa kali dan persiapannya lebih rumit daripada pemeriksaan glukosa plasma16. 2.1.5 Pengobatan 1) Insulin Target organ utama insulin dalam mengatur kadar glukosa adalah hepar, otot dan adiposa. Stimulasi transport glukosa ke otot dan jaringan adiposa merupakan hal yang krusial dan respon fisiologik terhadap insulin. Insulin mempercepat masuknya glukosa ke sel otot rangka dan adiposa. Insulin masuk ke reseptor α di luar sel dan reseptor β di dalam sel, selanjutnya insulin merangsang foforilase intrasel yang kompleks, berakhir dengan pembentukan transporter glukosa, GLUT4, yang ditranslokasi ke dinding sel11. 2) Golongan insulinsensitizing a) Biguanide Saat ini golongan biguanide yang banyak dipakai adalah metformin. Mekanisme kerja metformin adalah menghambat absorbsi glukosa di usus sesudah asupan makan dan menurunkan glukosa darah dengan cara meningkatkan pemakaian glukosa oleh sel usus17. b) Glitazone Glitazone diabsorbsi dengan cepat dan mencapai konsentrasi tertinggi setelah 1-2 jam. Glitazone merupakan regulator homeostasis lipid, diferensiasi adiposit, dan kerja insulin. Mekanisme kerja glitazone sama seperti metformin yaitu tidak menstimulasi produksi insulin oleh sel β pankreas bahkan menurunkan konsentrasi insulin lebih besar daripada metformin. Mengingat efeknya dalam metabolisme glukosa dan lipid, glitazon dapat meningkatkan efisiensi dan respon sel β pankreas dengan menurunkan glukotoksitosis dan lipotoksisitas17. c) Sulfonilurea Sulfonilurea disebut juga insulin secretagogeusdan memiliki dua generasi. Generasi pertama terdiri dari tolbutamid, tolazamid, asetoheksimid dan klopropamid. Generasi kedua yang berpotensi hipoglikemia lebih besar adalah gliburid (akarbose), glipizid, gliklazid dan glimepirid. Mekanisme kerja golongan obat ini merangsang sekresi insulin dari granul sel-sel β langerhans pankreas. Sulfonilurea generasi kedua, umumnya memiliki potensi hipoglikemia hampir 100x lebih besar dari generasi pertama. Meski masa paruhnya pendek, hanya sekitar 3-5 jam, efek hipoglikemia berlangsung selama 12-24 jam, sering cukup diberikan 1x sehari11. d) Penghambat enzim α-glikosidase Enzim α-glikosidase dapat mencegah terjadinya peningkatan glukosa plasma pada orang normal dan pasien DM. Obat ini tidak memiliki efek samping hipoglikemia dikarenakan kerjanya yang tidak mempengaruhi sekresi insulin. Akarbose dan miglitol dapat mengurangi pencernaan dan penyerapan pati dan

6

disakarida setelah makan. Akarbose dan miglitol memiliki dosis 25-100 mg/dL, dosis diberikan sesaat setelah menelan suapan pertama makanan dan dimulai dari dosis terendah 18 Menurut American Diabetes Association (ADA), terdapat beberapa golongan obat yang dapat menurunkan kadar glukosa darah: 1) Metformin Metformin (glucophage) merupakan golongan biguanide. Biguanide dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan cara mengurangi jumlah glukosa yang diproduksi oleh hati. Metformin juga menurunkan kadar glukosa darah dengan membuat jaringan otot lebih sensitif terhadap insulin sehingga glukosa dapat diserap19. 2) Meglitinide Meglitinide merupakan obat yang merangsang sel β untuk melepaskan insulin. Repaglinide (prandin) dan netaglinide (starlix) termasuk dalam meglitinide19. 3) Thiazolidinediones Rosiglitazone (avandia) dan pioglitazone (actos) termasuk kedalam golongan thiazolidinediones. Obat ini mengurangi produksi glukosa di hati dan membantu insulin bekerja lebih baik pada otot dan lemak. obat pertama dalam kelompok ini, troglitaxzone (rezulin) tidak beredar lagi dikarenakan memiliki efek samping yang serius di hati. Rosiglitazone dan pioglitazone masih dimonitor pada masalah hati19. 2.2 Daun Yakon (Smallanthus soncifolius) Daun yakon atau smallanthus sonchifolius merupakan tanaman asli dari Andes yang masuk ke dalam family Asteraceae. Yakon memiliki daun berwarna hijau tua dan tinggi antara 1,5-3 m. tanaman ini memiliki bunga berwarna kuning hingga orange. Tanaman yakon memiliki umbi berwarna coklat dengan daging umbi berwarna putih kekuningan dan hampir mirip dengan singkong6. 2.2.1 Manfaat Daun Yakon (Smallanthus soncifolius) Daun yakon memiliki kegunaan utama untuk mengobati diabetes dan gula darah yang tinggi, sebagai antimicrobial pada ginjal dan mengobati infeksi saluran kemih, obat kuat untuk masalah hati, dan sebagai antioksidan. Rebusan daun yakon dilaporkan telah dapat menurunkan tingkat gula darah menjadi normal pada tikus yang menderita diabetes6. Daun dan batang tanaman yakon memiliki kandungan protein yang cukup banyak dan senyawa fenolik seperti flavonoid, asam firulat, asam klorogenik, dan kafein, beberapa studi melaporkan bahwa teh yang dibuat dari daun yakon dapat menurunkan glikemia dan meningkatkan konsentrasi insulin pada plasma darah tikus yang menderita diabetes6. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, daun yakon basah memiliki kandungan protein sebesar 2,87%, sedangkan daun yakon kering memiliki kandungan protein sebesar 17,12% hingga 21,18%. Kandungan protein yang cukup tinggi dalam daun yakon dapat dikaitkan dengan pemicu pengeluaran insulin oleh sel beta pankreas yang dapat menurunkan kadar gula darah penderita diabetes6. Kandungan daun yakon, seperti

7

flavonoid, asam firulat, asam klorogenik, kafein, serta protein. Pelepasan insulin di dalam tubuh dipicu oleh asam amino arginin, asparagin, fenilalanin, glisin, leusin 6.

BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan waktu penelitian Rencana penelitian akan dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama, yang rencananya akan dilakukan pada bulan April sampai Agustus 2019. 3.2. Alat dan bahan 3.2.1. Alat Alat-alat yang akan dipakai pada penelitian ini meliputi lumpang penggerus, inkubator, timbangan analitik, sonde lambung, mikrotom, mikroskop. 3.2.2. Bahan Penelitian ini akan menggunakan daun yakon, aquades, tikus percobaan, kloroform, alat bedah minor, kapsul Obat, spuit 5 ml, formalin fisiologis, alkohol, parafin, gluko check, strips gluko check. 3.3. Cara Kerja 3.3.1. Pembuatan sediaan daun insulin Sebanyak 5 kg daun insulin muda dikering anginkan hingga menjadi simplisia. Simplisia daun insulin dihancurkan menggunakan lumpang sampai menjadi tepung. Sediaan tepung daun insulin siap diuji pada hewan coba. 3.3.2. Uji Toksikologi Hewan uji yang digunakan yaitu tikus putih dengan berat badan rata-rata 150 gram. Hewan uji yang dipakai sebanyak 60 ekor. Hewan uji diinduksi dengan aloxan hingga menjadi Diabetes Melitus (DM) yang seragam. Dosis yang digunakan yaitu dosis bertingkat dengan konsentrasi 5000 mg/ KgBB, 2500 mg/ KgBB, 1250 mg/ KgBB, 626 mg/ KgBB, 312,5 mg/ KgBB, dan kontrol tidak diberi perlakuan simplisia daun yakon. Setelah 14 hari setelah diberi perlakuan, hewan uji di eutanasia / dimatikan dengan kloroform dan diambil organ hati dan ginjal. 3.3.3. Pemeriksaan Perkembangan Kadar Gula Darah Konsentrasi perlakuan 5000 mg/ KgBB, 2500 mg/ KgBB, 1250 mg/ KgBB, 626 mg/ KgBB, 312,5 mg/ KgBB, dan kontrol tidak diberi perlakuan simplisia daun yakon diuji terhadap hewan coba dengan masing-masing konsentrasi

8

dilakukan sebanyak 5 ulangan (5 hewan coba). Hewan uji yang mati sesaat atau kurang dari 14 hari setelah diberi perlakuan, langsung dilakukan pembedahan untuk diambil organ hati dan ginjal. Organ hati dan ginjal dibersihkan dengan aquades dan kemudian direndam dalam formalin fisiologis. Hewan uji yang tetap hidup dipelihara selama 14 hari dan di ikuti perkembangan penurunan kadar gula darah serta menimbang berat badan hewan yang telah diberi perlakuan setiap hari. Pemeriksaan kadar gula darah menggunakan gluco test. 3.3.4. Pembuatan Slide Preparat Organ Organ hati dan ginjal di preparasi untuk pembuatan slide preparat; Organ hati dan ginjal dibersihkan menggunakan alkohol 70%; Organ hati dan ginjal yang telah bersih direndam dalam formalin fisiologis selama 7 hari; Bagian dari organ hati dan ginjal di dehidrasi dengan menggunakan alkohol bertingkat; Organ hati dan ginjal yang telah di dehidrasi dimasukkan ke dalam parafin cair hingga beku dan di diamkan selama 2 minggu; Preparat organ yang telah direndam dalam parafin beku di potong hingga menjadi preparat menggunakan mikrotom; Preparat yang telah di potong dilekatkan pada objek glas / kaca preparat; Preparat organ pada slide dilakukan pewarnaan; Membaca hasil preparat

9 BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 Anggaran Biaya

No 1

2

Tabel 1. Ringkasan pembiayaan kegiatan Jenis Pengeluaran Peralatan penunjang 1. kandang coba 2. gluco check 3. sonde lambung tikus Bahan habis pakai, 1. tikus percobaan (Mus Musculus) 2. alkohol 70 %

Biaya (Rp) Rp. 1.496.000

Rp. 10.153.000

3. formalin fisiologi 4. aloxan 5. strip glucochek 6. Spuit 10cc 7. Kapsul obat 8. Paraffin cair 9. Pembuatan slide 10. Kertas 11. Tinta printer 3 4

Perjalanan, 1. Transport local Banda Aceh ke Aceh Besar Lain-lain Jumlah

Rp. 276.000 Rp. 475.000 Rp. 12.400.000

10 4.2 Jadwal Kegiatan Tabel 2. Jadwal dan jenis kegiatan Bulan No

Jenis Kegiatan 1

1

Pengurusan izin Etical Clearence hewan

2

Persiapan preparasi daun yakon

3

Pengujian toksikologi, Pemeriksaan perkembangan kadar gula darah

4

Preparasi organ dan pembuatan slide preparat

5

Pengolahan data penelitian dan pembahasan

6

Submit jurnal

7

Seminar hasil penelitian

8

Penyelesaian seminar penelitian

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

11 DAFTAR PUSTAKA 1. PhD DSSL, PhD PTV, PhD ADF, MD GD, MD PKS, MPH HA-R. A comparative risk assessment of burden of disease and injury attributable to 67 risk factors and risk factor clusters in 21 regions, 1990-2010: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2010. 2012:2224-2260. 2. M.D. DM, M.D. DPHSF, Ph.D. GMS, et al. Global Sodium Consumption and Death from Cardiovascular Causes. 2014. doi:10.1056/NEJMoa1304127 3. Mendis S. Global Status Report on Noncommunicable Diseases 2014. Geneva: World Health Organization; 2014. 4. RI F, Wirawanni Y. Asupan Energi, Karbohidrat, Serat, Beban Glikemik, Latihan Jasmani dan Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2. 2012;46(14):121-131. 5. Barasy MA. At a Glance Ilmu Gizi. 5th ed. Jakarta: Erlangga Medical Series; 2009. 6. Kristianto B. Pengaruh Sorbet Pisang (Musa paradisiaca) Dengan Fortifikasi Isolat Protein Daun Yakon (Smallanthus sonchifolius) Terhadap Perubahan Kadar Gula Darah Dan Berat Badan Tikus Wistar. 2017. 7. Malviya N, Jain S, Malviya S. REVIEW ANTIDIABETIC POTENTIAL OF MEDICINAL PLANTS. 2010;67(2):113-118. 8. Kerner W, Brückel J. Definition , Classification and Diagnosis of Diabetes Mellitus. 2014:384-386. 9. Hall JE, Guyton AC. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 11th ed. Jakarta: EGC; 2007. 10. Fatimah RN. DIABETES MELITUS TIPE 2. 2015;4:93-101. 11. Suherman S. Farmakologi Dan Terapi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009. 12. Adnan M, Mulyati T, Isworo JT. Hubungan Indeks Massa Tubuh ( IMT ) Dengan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Mellitus ( DM ) Tipe 2 Rawat Jalan Di RS Tugurejo Semarang. 2013;2(April):18-25. 13. Shaw JE, Sicree RA, Zimmet PZ. Global estimates of the prevalence of diabetes for 2010 and 2030. 2010;87:4-14. doi:10.1016/j.diabres.2009.10.007 14. Cho NH. IDF Diabetes Atlas. 6th ed. Basel, Switzerland: International Diabetes Federation; 2013. 15. Nugroho AE. Review Hewan Percobaan Diabetes Mellitus : Patologi Dan Mekanisme Aksi Diabetogenik. 2006;7(Dm):378-382. doi:10.13057/biodiv/d070415 16. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 14. Perkumpulan Endokrinolog Indonesia (PERKENI); 2011. 17. Soegondo S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing; 2009. 18. Katzung BG, Masters SB, Trevor AJ. Basic & Clinical Pharmacolog. 12th ed. United States: The McGraw-Hill Companies; 2012. 19. Manoi F. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. 2009;15.

13

14

15

16 17

Lampiran 5. Justifikasi Anggaran Kegiatan 1. Peralatan Penunjang Justifikasi Material Kuantitas Pemakaian Kandang Coba Untuk 12 kendang pemeliharaan Gluco check Alat 1 pemeriksaan kadar gula darah Sonde Lambung Untuk 4 Tikus apencekokan sampel Sub Total (Rp)

Jumlah (Rp)

Harga Satuan Rp. 80.000

Rp 960.000

Rp. 360.000

Rp. 360.000

Rp. 44.000

Rp.176.000

Rp.1.496.000

2. Bahan Habis Pakai Justifikasi Pemakaian Tikus Untuk percobaan pengujian (Mus Toksikologi, musculus) pemeriksaan perkembangan gula darah, dan pembuatan slide preparat organ Alkohol 70% Untuk sterilisasi Formalin Perendaman fisiologis Organ Aloxan Untuk meningkatkan kadar gula darah Strip Gluc Strip chek pemeriksaan Material

Kuantitas

Harga Satuan

Jumlah (Rp)

60 ekor

Rp. 60.000

Rp. 3.600.000

1 liter

Rp. 50.000

Rp. 50.000

1 Liter

Rp. 80.000

Rp. 80.000

600gram

Rp. 615.000

Rp. 1.230.000

25

Rp. 72.000

Rp.1.800.000

Spuit 10 cc

1 box

Rp. 120.000

Rp. 120.000

1 pack

Rp. 100.000

Rp. 100.000

1 liter

Rp.1.431.000 Rp. 1.431.000

20slide

Rp.1.600.000 Rp.1.600.000

Kertas

Untuk pencekokan sampel Sebagai wadah produk Pembuatan slide organ Pemotongan dan pewarnaan slide Print hasil

1 rem

Rp. 46.000

Rp. 46.000

Tinta Printer

Print hasil

2 Warna

Rp. 96.000

Rp. 96.000

Kapsul obat Parafin cair Pembuatan slide

Sub Total (Rp)

3. Perjalanan dan lain-lain Justifikasi Material Perjalanan Transpor Pengambilan Lokal Banda sampeldaun Aceh ke Aceh Yakon Besar Lain-lainnya

Kuantitas 3

Sub Total (Rp) Total (Keseluruhan)

Rp. 10.153.000

Jumlah (Rp)

Harga Satuan Rp. 92.000

Rp. 276.000

Rp. 500.000

Rp. 475.000 Rp. 751.000 Rp.12.400.000

18

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

Nama/NIM No

Program Studi

Bidang Ilmu

Alokasi Waktu (jam/minggu)

Uraian Tugas

Hegatia Assyifa Gustaf Muhammad Pendidikan Kedokteran 5 jam/ minggu Preparasi Fakhruri Dokter preparat Hanief Hadi

Al Pendidikan Kedokteran 5 jam/ minggu Pemeriksaan Dokter Kadar Gula darah

Related Documents

Pkm-gt.siti Widyawati C
October 2019 56
Lplpo Pkm G 2018.xlsx
October 2019 30
Hecotr G. C..txt
October 2019 23
C&g Handbill
May 2020 20
Catalogo C-g
May 2020 21

More Documents from ""