Name : Daniel Sianturi Student ID : 21S15050 Course : Assessment of Technology Pentingnya Penilaian Risiko Teknologi Kemajuan teknologi perlu dimengerti saat ini sebagai sebuah proses untuk menuju perubahan yang lebih baik. Pengaruh teknologi pada keunggulan bersaing memiliki peran yang signifikan dalam menentukan posisi biaya dan diferensiasi produk (Hany, 2000). Menurut Dosi dan Nelson (2013), perubahan dan perkembangan teknologi dapat disebabkan oleh adanya persaingan industri antara satu dengan lainnya. Inovasi teknologi yang canggih sangat dibutuhkan oleh industri-industri saat ini agar proses bisnis dari sebuah organisasi menjadi lebih baik. Oleh sebab itu teknologi dituntut untuk terus berkembang agar dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan industri tersebut. Penelitian dan pengembangan merupakan suatu kegiatan yang biasa dilakukan oleh ilmuwan dan para ahli untuk menciptakan atau mengembangkan teknologi. Dalam melakukan pengembangan teknologi bukan hanya prinsip-prinsip ilmu pengetahuan saja yang dibutuhkan, melainkan pengalaman terhadap teknologi tersebut, seperti pengalaman mengoperasikan teknologi sebelumnya, pengalaman aktual, dan pengalaman dari kegagalan di masa lalu (Dosi dan Nelson, 2013). Pengembangan teknologi membutuhkan dana yang sangat besar. Keberhasilan dari sebuah proyek pengembangan teknologi tentu dipengaruhi juga oleh pemangku kepentingan (stakeholder) untuk menambah investasi berupa sejumlah uang yang besar. Sebelum menginvestasikan uang terhadap sebuah proyek, tentunya stakeholder harus mengetahui terlebih dahulu apa saja risiko yang akan terjadi termasuk keberhasilan dari proyek pengembangan teknologi tersebut dan dampak yang akan diberikan oleh teknologi tersebut nantinya. Menurut Wilhite dan Lord (2005) terdapat dua alat (tool) yang digunakan untuk mengetahui risiko yang akan terjadi dari proyek pengembangan teknologi yaitu Internet-Accessible Technology Risk Assessment Collaborative System (ITRACS) dan Framework for Advanced Systems Trade-Offs using Probabilistic Analysis of Concepts and Technologies (FASTPACT). ITRACS pada dasarnya menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Keluaran dari tool tersebut adalah perkiraan kemungkinan kegagalan yang akan terjadi untuk mencapai tujuan dari proyek tersebut, sedangkan keluaran dari tool FASTPACT adalah untuk memberikan penilaian terhadap dampak dari kinerja sistem tersebut terhadap proyek pengembangan teknologi. Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan untuk memahami proses probabilitas dari penilaian terhadap risiko pengembangan teknologi (Wilhite dan Lord, 2005), yaitu parameter kinerja sebuah teknologi, parameter sebuah proyek pengembangan teknologi, tujuan yang harus dicapai dari pengembangan teknologi untuk memenuhi persyaratan, dan perkiraan yang tidak sesuai dengan pencapaian waktu dan biaya. Hasil dari penilaian risiko pengembangan teknologi bukan bertujuan untuk memperoleh pemilihan keputusan berinvestasi tetapi digunakan sebagai informasi kepada stakeholder untuk merumuskan kelebihan dan kekurangan dari teknologi tersebut. Penilaian terhadap risiko pengembangan teknologi telah dilakukan oleh banyak para peneliti untuk mendapatkan informasi tentang kelebihan dan kekurangan teknologi tersebut, salah satunya yaitu penelitian teknologi penyimpanan energi yang dilakukan oleh Connolly (2009). Penelitian tersebut tentang penilaian terhadap teknologi penyimpanan energi antara PumpedHydroelectric Energy Storage (PHES), Underground Pumped-Hydroelectric Energy Storage (UPHES), Compressed Air Energy Storage (CAES), Battery Energy Storage (BES), Flow Battery Energy Storage (FBES), Flywheel Energy Storage (FES), Supercapacitor Energy Storage (SCES), Superconducting Magnetic Energy Storage (SMES), Hydrogen Energy Storage System (HES), Thermal Energy Storage (TES), dan Electric Vehicles (EVs) yang bertujuan untuk
1
Name : Daniel Sianturi Student ID : 21S15050 Course : Assessment of Technology mengetahui bagaimana caranya teknologi tersebut bekerja, keuntungan, penerapan, biaya, kerugian, dan masa depan dari masing-masing teknologi tersebut. Hasil dari perbandingan penilaian tersebut adalah teknologi penyimpanan energi PHES, FBES, HES, TES, dan EVs lebih menjanjikan untuk di masa depan dibandingkan dengan teknologi penyimpanan energi lainnya. Connolly (2009) juga mengungkapkan bahwa tidak ada satu pun teknologi penyimpanan energi dalam penelitian tersebut yang memiliki karakteristik ideal sebagai penyimpanan energi terbarukan (renewable energy). Pada era globalisasi ini, industri yang berdaya saing tinggi tidak hanya ditentukan oleh keunggulan sumber daya alam namun juga oleh kemampuan perusahaan dalam menciptakan keunikan yang sulit ditiru oleh perusahaan lain (competitive advantage) (Umah, 2010). Peningkatan daya saing tentu dapat diantisipasi dengan cara pemanfaatan teknologi dalam proses bisnis untuk menghasilkan produk yang berkualitas, melakukan inovasi, mengembangkan produk, dan dapat memenuhi permintaan pelanggan. Terdapat beberapa masalah yang dihadapi oleh industri menurut Ibrahim (2001), yaitu jaringan distribusi yang terbatas, fasilitas produksi dan teknologi yang digunakan masih sederhana, kurang menguasai pengetahuan global, ketergantungan pada satu pihak yang berisiko pada kelangsungan usahanya, pengemasan masih sangat sederhana, pengembangan merek tidak diperhatikan, dan desain produk yang tidak kreatif. Salah satu cara untuk meningkatkan kinerja dari industri adalah dengan mengembangkan teknologi yang dimiliki. Pengembangan teknologi tentu harus dilakukan dengan benar dan terarah agar tidak terjadi kerugian pada semua stakeholder. Untuk itu dalam melakukan pengembangan teknologi dibutuhkan penilaian terhadap risiko pengembangan teknologi terlebih dahulu agar dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari teknologi tersebut dan proyek pengembangan teknologi akan terarah sesuai dengan tujuannya.
Daftar Pustaka Connolly, D. (2009). A Review of Energy Storage Technologies. 1-50. Dosi, G., & Nelson, R. R. (2013). The Evolution of Technologies: An Assessment of the State of the Art. Eurasian Business Review, 1-32. Hany, I. (2000). Analisis Kandungan Teknologi terhadap Performasi Bisnis Industri Kecil (studi kasus: IKM Logam, Bandung). Bandung: ITB. Ibrahim, A. (2001). Industri Kecil Menengah Berbasis Teknologi (IKMT) Sebagai Basis Struktur Industri. Pengkajian Industri, 1-2. Umah, R. S. (2010). Penilaian (Assessment) Kecanggihan Komponen Teknologi Infoware pada IKM (Studi Kasus: IKM Mebel Provinsi DI. Yogyakarta). Dinamika Kerajinan dan Batik, 1-3. Wilhite, A., & Lord, R. (2006). Estimating the Risk of Technology Development. Engineering Management Journal, 1-9.
2