Periodisasi Kebangkitan Islam

  • Uploaded by: isna hanifah
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Periodisasi Kebangkitan Islam as PDF for free.

More details

  • Words: 909
  • Pages: 3
C.

Faktor Kebangkitan Umat Islam

Pada abad ke-19 dan 20, era modern diwarnai dengan kemerdekaan negara-negara Islam. Dalam tahuntahun terakhir ini banyak Negara muslim yang telah merdeka khususnya di Asia dan Afrika, bersamaan dengan itu muncul pula organisasi-organisasi dan partai-partai nasional yang mendasarkan bentukbentuk pemerintahan pada prinsip-prinsip syari'at Islam.11 Faktor yang Mempengaruhi Kemerdekaan Negara Islam tentunya melalui proses yang cukup panjang dalam memperoleh kemerdekaannya kembali, oleh karena itu adanya faktor-faktor yang mendorong masyarakat di Negara muslim sangat memungkinkan, di antaranya adalah: 1. Benturan antara Islam dan kekuatan Eropa telah menyadarkan umat Islam bahwa mereka memang jauh tertinggal dari Eropa.12 Turki Usmani adalah yang pertama merasakan itu sehingga memaksa penguasa dan pejuang Turki untuk belajar di Eropa. 2. Dorongan gagasan dua factor yang saling mendukung dalam gerakan pembaharuan Is;am, pertama, pemurnian ajaran Islam dari unsure-unsur asing yang dipandang sebagai penyebab kemunduran Islam. Kedua, gagasan-gagasan pembaharuan dan ilmu pengetahuan dari Barat, seperti gerakan Wahabiyah dan Sanusiyah di Saudi Arabia dan Afrika Utara.13 3. Bangkitnya gagasan Nasionalisme di dunia Islam yang diikuti dengan berdirinya partai-partai politik merupakan modal umat Islam dalam perjuangannya untuk mewujudkan Negara nerdeka yang lepas dari pengaruh Barat. Periode Modern. Periode ini merupakan Zaman Kebangkitan Islam. Ekspedisi Napoleon di Mesir yang berakhir di tahun 1801 M, membuka mata dunia Islam, terutama Turki dan Mesir, akan kemunduran dan kelemahan umat Islam di samping kemajuan dan kekuatan Barat. Raja dan pemuka-pemuka Islam mulai berfikir dan mencari jalan untuk mengembalikan balance of power, yang telah pincang dan membahayakan itu. Kontak Islam dengan Barat sekarang berlainan sekali dengan kontak Islam dengan Barat di Periode Klasik. Pada waktu itu Islam sedang menaik dan Barat sedang dalam kegelapan. Sekarang sebaliknya, Islam sedang dalam kegelapan dan Barat sedang menaik. Kini Islam yang ingin belajar dari Barat. Dengan demikian timbullah apa yang disebut pemikiran dan aliran pembaharuan atau modernisasi dalam Islam. Pemuka-pemuka Islam mengeluarkan pemikiran-pemikiran bagaimana caranya membuat umat Islam maju kembali sebagai di Periode Klasik. Usaha-usaha ke arah itupun mulai dijalankan dalam kalangan umat Islam. Tetapi dalam pada itu Barat juga bertambah maju.

Ø Jamaludin Al Afgani (Iran 1838 – Turki 1897) Salah satu sumbangan terpenting di dunia Islam di berikan oleh sayid jamaludin Al Afgani. Gagasannya mengilhami kaum muslim di Turki,Iran,mesir dan India. Meskipun sangat anti imperialisme Eropa, ia mengagungkan pencapaian ilmu pengetahuan barat. Ia tidak melihat adanya kontradiksi antara Islam dan ilmu pengetahuan. Namun, gagasannya untuk mendirikan sebuah universitas yang khusus mengajarkan ilmu pengetahuan modern di Turki menghadapi tantangan kuat dari para ulama. Pada akhirnya ia di usir dari negara tersebut. Ø Muhammad Abduh (Mesir 1849-1905) dan Muhammad Rasyd Rida(Suriah 1865-1935) Guru dan murid tersebut sempat mengunjungi beberapa negara Eropa dan amat terkesan dengan pengalaman mereka di sana. Rasyd Rida mendapat pendidikan Islam tradisional dan menguasai bahasa asing (Perancis dan Turki) yang menjadi jalan masuknya untuk mempelajari ilmu pengetahuan secara umum. Oleh karena itu, tidak sulit bagi Rida untuk bergabung dengan gerakan pembaruan Al Afgani dan Muhammad Abduh di antaranya melalui penerbitan jurnal Al Urwah Al Wustha yang diterbitkan di paris dan di sebarkan di Mesir. Muhammad Abduh sebagaimana Muhammad Abdul Wahab dan Jamaludin AlAfgani, berpendapat bahwa masuknya bermacam bid’ah ke dalam ajaran Islam membuat umat Islam lupa akan ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya. Ø Toha Husein (Mesir Selatan 1889-1973) Toha Husein adalah seorang sejarawan dan filsuf yang amat mendukung gagasan Muhammad Ali Pasya. Ia merupakan pendukung modernisme yang gigih. Pengadosian terhadap ilmu pengetahuan modern tidak hanya penting dari sudut nilai praktis (kegunaan)nya saja, tetapi juga sebagai perwujudan suatu kebudayaan yang amat tinggi. Pandangannya di anggap sekularis karena mengunggulkan ilmu pengetahuan. Ø Sayid Qutub (Mesir 1906-1966) dan Yusuf Al Qardawi Al qardawi menekankan perbedaan modernisasi dan pembaratan. Jika modernisasi yang dimaksud bukan berate upaya pembaratan dan memiliki batasan pada pemanfaatan ilmu pengetahuan modern serta penerapan tekhnologinya, Islam tidak menolaknya bahkan mendukungnya. Pandangan alqardawi ini cukup mewakili pandangan mayoritas kaum muslimin. Secara umum, dunia Islam relative terbuka untuk menerima ilmu pengetahuan dan teknologi sejauh memperhitungkan manfaat praktisnya. Pandangan ini kelak terbukti dan tetap bertahan hingga kini di kalangan muslim. Akan tetapi, dikalangan pemikir yang mempelajari sejarah dan filsafat ilmu pengetahuan,gagasan separti ini tidak cukup memuaskan mereka. Ø Sir Sayid Ahmad Khan (India 1817-1898) Sir sayid Ahmad Khan adalah pemikir yang menyerukan saintifikasi masyarakat muslim. Seperti halnya Al Afghani,ia menyerukan kaum muslim untuk meraih ilmu pengetahuan modern. Akan tetapi,berbeda dengan AlAfghani ia melihat adanya kekuatan yang membebaskan dalam ilmu pengetahuan dan tekhnologi modern. Ø Sir Muhammad Iqbal (Punjab 1873-1938)

Generasi awal abad ke-20 adalah Sir Muhammad Iqbal yang merupakan salah seorang muslim pertama di anak Benua India yang sempat mendalami pemikiran barat modern dan mempunyai latar belakang pendidikan yang bercorak tradisional Islam. Periode Modern Periode ini merupakan kebangkitan Islam. Setelah ekspedisi Napoleon berakhir di mesir tahun 1801 M. Membuka mata dunia Islam terutama turki dan mesir, akan kkemunduran dan kelemahan umat Islam disamping kkemajuan dan kekuatan barat. Raja dan pemuka umat Islam mulai berfikir dan mencari jalan untuk mengembalikan keseimbangan kekuatan ( balance of power), yang telah pincang dan membahayakkan bagi Islam.[2] Dengan demikian timbulah apa yang disebut modernisasi dalam Islam. Pemuka-pemuka Islam mengeluarkan pemikiran bagaimana caranya membuat umat Islam kembali maju sebagaimana pada periode klasik. Beberapa tokoh pembaharu atau modernisasi dikalangan Islam diantaranya : Muhammad bin Abdul Wahab di arabia, Muhammad Abduh, Jamaluddin Al Afghani, Muhammad Rasyid Ridha di Mesir, Sayyid Ahmad Khan, Syah Waliyullah, dan Muhammad Iqbal di India. Sultan Mahmud II dan Musthafa Kamal Attatruk di Turki. H.Abdul Karim Amrullah, Kh. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari di Indonesia. Dan masih banyak yang lainya.

Related Documents


More Documents from ""

Pp3p].docx
October 2019 25
Laporan Biologi
October 2019 26
093-2004.en.id.docx
June 2020 10
Pkn Integrasi Nasional.docx
October 2019 24