B
| || ||
+|2333333333333 b0zxsutremk, vcf vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv1v1v11111111 111111111111111111111111111111111111111111111111111111qvqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqq qqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqvqqqqqqqqqqqqq1111111111111111111111 111111111111111111111111111bqvnm.//..mmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Reagen
Kontrol (+)
HCl 0,1 N CH3COOH + FeSO4
Gelembung kuning bening
Kontrol (-) Bening
1
2
3
4
5
6
7
8
+
-
+
+
+
-
+
-
Bening
-
-
-
-
-
-
-
-
1
BaCl2 AgNO3 0,1 N H2SO4 + KI + Kanji
Bening
Bening
+
-
-
+
+
-
+
+
↓putih
Bening
+
+
+
+
+
-
+
+
biru tua
Bening
-
-
-
-
-
-
-
-
H2SO4 + KMnO4
warna KMnO4 hilang
KMnO4 tidak hilang
+
-
+
+
+
+
+
+
NH4Cl padat berlebih
Gelembung
Bening
+
-
-
-
+
-
+
-
UJI NITRAT FeSO4 + H2SO4 pekat H2SO4 pekat
kuning bening terbentuk gas coklat
Bening
-
+
+
-
+
-
-
+
Bening
-
-
-
-
-
-
-
-
Keterangan : 1. Kornet pronas 2. Sonice Ayam 3. Kornet Pronas 4. Sonice Sapi
Dari tabel di atas terlihat bahwa semua sampel positif mengandung zat pengawet nitrit, tapi tidak semua jenis sampel mengandung zat pengawet nitrat. Sampel yang mengandung nitrat adalah sampel 2, 3, 5 dan 8. Yaitu pada saat penambahan pereaksi FeSO4 dengan H2SO4 yang memberikan warna kuning bening, akan tetapi pada sampel 1, 4, 6 dan 7 tidak memberikan warna kuning bening . Hal ini membuktikan bahwa sampel 1, 4, 6 dan 7 tidak mengandung zat pengawet nitrat. Pada uji adanya zat pengawet nitrit, walaupun pada semua merek mengandung nitrit tapi tidak semua
5. 6. 7. 8.
Kornet pronas Sonice Sapi Kornet pronas Sonice Ayam
pengujian memberikan hasil yang positif. Terutama pada penambahan pereaksi CH3COOH dengan FeSO4 dan penambahan pereaksi H2SO4, KI dan Kanji yang memberikan hasil negatif pada semua sampel. Hal ini dapat disebabkan adanya ion-ion pengganggu lainnya yang ikut larut dalam sampel sehingga ikut bereaksi dan konsentrasi nitrit yang terdapat dalam sampel berbeda-beda atau sedikit yang dapat mempengaruhi kecepatan reaksi. Adanya ion-ion pengganggu dapat disebabkan pada saat melakukan ekstraksi sampel dan dilakukan sentrifuge serta memisahkan antara endapan dengan larutan, endapan tersebut ikut dalam larutan. Begitu juga pada uji adanya
2
pengawet nitrat, yaitu pada penambahan pereaksi H2SO4 pekat semua sampel memberikan hasil yang negatif. Pada penambahan pereaksi AgNO3 0,1 N terhadap sampel, hampir semua sampel memberikan hasil positif kecuali pada sampel 6. Dan pada penambahan pereaksi H2SO4 dengan KMnO4 hampir semua pereaksi yang digunakan memberikan hasil yang positif kecuali sampel 2. Hal ini dapat disebabkan karena kesalahan dalam preparasi sampel yaitu dalam melakukan ekstraksi yang kurang sempurna sehingga bahan pengawetnya tidak tekstrak dengan baik. Reaksi yang terjadi saat penambahan pereaksi AgNO3 0,1 N adalah sebagai berikut:
(berwarna violet) hilang berubah menjadi bening.
larutan
Bila dilihat dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa, dalam melakukan uji kualitatif adanya zat pengawet nitrit dalam suatu sampel dapat dilakukan dengan menggunakan pereaksi AgNO3 dan penggunakan pereaksi H2SO4 yang ditambah dengan KMnO4. Karena dari kedua pereaksi tersebut dapat memberikan hasil yang akurat terhadap sampel yang mengandung nitrit. Sedangakan dalam melakukan uji kualitatif adanya zat pengawet nitrat dalam suatu sampel dapat dilakukan menggunkan pereaksi FeSO4 yang ditambah dengan H2SO4 pekat.
NaNO2 + AgNO3 → ↓AgNO2 + NaNO3
KESIMPULAN
Dari reaksi tersebut dapat terlihat bahwa natrium nitrat apabila bereaksi dengan perak nitrat akan menghasilakan endapan berwarna putih dari perak nitrit.
1. Uji Nitrat secara kualitatif semua sampel positif mengandung nitrat. 2. Uji Nitrit secara kualitatif pada sampel 2, 3, 5 dan 8 positif mengandung nitrit sedangkan sampel 1, 4, 6 dan & tidak mengandung nitrit.
Penambahan pereaksi H2SO4 dengan KMnO4 juga hampir semuanya memberikan hasil positif kecuali pada sampel 2. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: 2NaNO2 + H2SO4 → 2HNO2 + Na2SO4 HNO2 + KMnO4 → HMnO4 + KNO3
Dari reaksi tersebut saat penambahan H2SO4 dan KMnO4 warna KMnO4
DAFTAR PUSTAKA Badan POM RI., 2009. Laporan Surveilan Keamanan Pangan Tahun 2009. Jakarta. Cahyadi, W., 2009. Analisis dan Aspek Kesehatan, Bahan Tambahan Makanan, Edisi
3
kedua, Hal. 1-19, PT Bumi Aksara, Jakarta. Cory, Magdalena. 2009. Analisis Kandungan Nitrit dan Pewarna Merah pada Daging Burger yang di Jual di Grosir Bahan Baku Burger di Kota Medan. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Medan : USU Departemen Kesehatan RI., 1988. Permenkes 722/Menkes/Per/X/1988 Tentang Bahan Tambahan Makanan. Jakarta. Elidahanum Husni, Asmaedy Samah dan Reci Ariati., 2007. Analisa Zat Pengawet dan Protein dalam Makanan Siap Saji Sosis. Fakultas Farmasi. Padang : Universitas Andalas Jobgen, Wenjuan. 2007. Analisis Nitrit dan Nitrat Pada Sampel Biologis Menggunakan HighPerformance Liquid Chromatography. Journal of Chromatography B, 851 (2007) 71-82.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722 tahun 1988. Tentang Bahan Tambahan Makanan. Jakarta. Suryani, Diah. 2011. Analisis Kandungan Nitrit dalam Sosis Pada Distributor Sosis di Kota Yogyakarta. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta : Universitas Ahmad Dahlan. Syah. 2005. Manfaat dan Bahaya Bahan Tambahan Pangan. Himpunan Alumni Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Bogor. Winarno, F.G. dan T.S. Rahayu, 1994. Bahan Makanan Tambahan untuk Makanan dan Kontaminan. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. Yuliarti, Nurheti., 2007. Awas Bahaya di Balik Lezatnya Makanan. Yogyakarta : Penerbit Andi.
4