Perbedaan Manusia Berdasarkan Akhlaknya.docx

  • Uploaded by: heru
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Perbedaan Manusia Berdasarkan Akhlaknya.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 449
  • Pages: 2
Manusia Berdasarkan Akhlaknya dan Manfaatnya

Kita sebagai manusia kadang berperilaku baik pun orang belum tentu melihatnya baik. Ditandai dengan sifat ketidaksukaan mereka yang selalu muncul terlebih dahulu yang bersifat negatif tanpa perlu memperdulikan hal-hal yang bersifat positif. Maka dari itu “kallamunnassi la yan tahi”, jangan hiraukan omongan semua orang karena tak akan ada habisnya. Derajat kemuliaan seseorang dapat dilihat dari sejauh mana dirinya punya nilai manfaat bagi orang lain. Rasulullah Saw bersabda, “khairunnas anfa’uhum linnas”. “Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits ini seakan-akan mengatakan bahwa jikalau ingin mengukur sejauh mana derajat kemuliaan akhlak kita, maka ukurlah sejauh mana nilai manfaat diri kita ini. Tanyakanlah pada diri ini apakah kita ini manusia wajib, sunah, mubah, makruh, atau malah manusia haram. Pertama adalah manusia wajib. Manusia wajib ditandai jikalau keberadaanya sangat dirindukan, sangat bermanfaat, perilakunya membuat hati orang sekitarnya tercuri. Jikalau saja orang yang berakhlak mulia ini tidak ada, maka siapapun akan merasa kehilangan, akan terasa ada sesuatu yang kosong di rongga qolbu ini. Orang yang wajib, adanya pasti penuh manfaat. Begitulah kurang lebih perwujudan akhlak yang baik, dan ternyata ia hanya akan lahir dari semburat kepribadian yang baik pula. Kedua, manusia sunah. Keberadaanya bermanfaat, tetapi kalaupun tidak ada tidak tercuri hati kita. Tidak ada rongga kosong akibat rasa kehilangan. Hal ini terjadi mungkin karena kedalaman dan ketulusan amalnya belum dari lubuk hati yang paling dalam. Karena hati akan tersentuh oleh hati lagi. Seperti halnya kalau kita berjumpa dengan orang yang berhati tulus, perilakunya benar-benar akan meresap masuk ke rongga qolbu siapapun. Ketiga yaitu manusia mubah. Ada tidak adanya tidak berpengaruh. Seorang pemuda yang ketika ada dirumah keadaan menjadi berantakan, dan kalau tidak adapun tetap berantakan. Inilah pemuda yang mubah. Ada dan tiadanya tidak membawa manfaat, tidak juga membawa mudharat.

Lalu yang keempat ada manusia makruh. Keberadaanya justru membawa mudharat. Kalau dia tidak ada, tidak berpengaruh. Artinya kalau dia datang ke suatu tempat maka orang merasa bosan atau tidak senang. Misalnya, ada seorang ayah sebelum pulang dari kantor suasana rumah sangat tenang, tetapi ketika klakson dibunyikan tanda sang ayah sudah datang, anak-anak malah lari ke tetangga, ibu cemas, dan pembantu pun sangat gelisah. Inilah seorang ayah yang keberadaanya menimbulkan masalah. Terakhir, manusia haram. Keberadaanya malah dianggap menjadi musibah, sedangkan ketiadaannya justru disyukuri. Jika dia pergi ke kantor, perlengkapan, perlengkapan kantor pada hilang, maka ketika orang ini dipecat semua karyawan yang ada malah mensyukurinya. Tidak ada salahnya kita merenung sejenak, tanyakan pada diri kita ini apakah kita ini anak yang menguntungkan bagi orang tua atau hanya jadi benalu saja. Masyarakat merasa mendapat manfaat tidak dengan kehadiran kita. Maka kita dapat mengetahui kita itu sebagai manusia apa, wajib, sunah, mubah, makruh, atau haram.

Related Documents


More Documents from ""

Alur Kusta Dan Tb Baru.docx
November 2019 42
Kwn.docx
November 2019 33
K-ion Nano-premium-5.pdf
October 2019 35
K-ionnano-premium-5.pdf
October 2019 31