Makalah Ilmu Pendidikan Kelompok 5.docx

  • Uploaded by: heru
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Ilmu Pendidikan Kelompok 5.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,277
  • Pages: 14
PENDIDIKAN SEBAGAI SEBUAH SISTEM Disusun guna memenuhi tugas : Mata Kuliah

: Ilmu Pendidikan

Dosen Pengampu : Mohamad Miptahul Ulum, M.Pd.

Disusun Oleh : 1. Ghilma Madina. 2. Anisya Rachma. 3. Moh. Heru Sunarko.

(2021116109) (2021116121) (2021116100)

Kelas : H FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN 2017

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan terus berkembang mengikuti perkembangan zaman. Disamping pendidikan sebagai nilai, pendidikan juga bisa disebut sebagai sebuah sistem. Dimana sistem tersebut saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat lepas dengan pendidikan. Sejak kecil manusia di didik oleh orang tuanya dalam lingkup keluarga. Baik ayah, ibu, maupun saudaranya. Semakin dewasa seseorang pendidikannyapun semakin meningkat. Baik pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan merupakan kegiatan yang didalamnya melibatkan banyak orang, diantaranya peserta didik (siswa), pendidik, administrator, masyarakat dan orang tua.1 Pendidikan terlihat jelas bahwasanya pendidikan berhubungan dengan suatu sistem, dimana sistem tidak dapat lepas dengan lingkungan. Oleh karena itu, kita sebagai mahasiswa perlu mempelajari materi pendidikan sebagai suatu sistem.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apa pengertian pendidikan dan sistem? 2. Bagaimana pendidikan sebagai sistem yang terbuka? 3. Apa komponen-komponen dalam pendidikan? 1 Mahmud, Psikologi Pendidikan (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2012), hlm.15.

2

4. Apa tujuan perencanaan sistem pendidikan? 5. Bagaimana tantangan sistem pendidikan? C. Tujuan Pembuatan Makalah Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat dibuat tujuan pembuatan makalah sebagai berikut : 1. Mahasiswa diharapkan mampu mempelajari pengertian pendidikan dan sistem. 2. Mahasiswa diharapkan mampu memahami pendidikan sebagai sistem yang terbuka. 3. Mahasiswa diharapkan mampu mempelajari komponen-komponen dalam pendidikan. 4. Mahasiswa diharapkan mampu memahami tujuan perencanaan sistem pendidikan 5. Mahasiswa diharapkan mampu mempelajari tantangan sistem pendidikan.

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pendidikan dan Sistem Pendidikan memiliki banyak

pengertian,

beberapa

pengertian

pendidikan menurut para ahli sebagai berikut; pertama, menurut Langeveld pendidikan ialah setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang

3

dewasa (atau yang diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari dan sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa. Kedua, menurut Ahmad D. marimba pendidikan adalah bimbingan

atau

pimpinan

secara

sadar

oleh

sipendidik

terhadap

perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.2 Ketiga, menurut W. J. S Poerwadarminta (1985: 702) menjelaskan secara linguistis, sebagai kata benda, pendidikan berarti proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran latihan.3 Pengertian sistem juga memiliki banyak pengertian, beberapa pengertian sistem menurut para ahli sebagai berikut; pertama, menurut Cambpell (1979: 3) menyatakan bahwa sistem merupakan himpunan komponen atau bagian yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan. Kedua, menurut Johnson dan Rozenweig dalam Amirin (1986:10) dinyatakan bahwa sistem adalah suatu keebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan terorganisasi, suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan utuh.4 Ketiga, menurut Mc Ashan mendefinisikan sistem sebagai strategi yang menyeluruh atau rencana yang dikomposisi oleh satu set elemen yang harmonis,

merepresentasikan

kesatuan

unit,

masing-masing

eleman

mempunyai tujuan sendiri yang semuanya berkaitan terurut dalam bentuk yang logis. 5

2 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 2-3. 3 Tatang S, Ilmu Pendidikan (Bandung : Pustaka Setia, 2012), hlm. 13. 4 Achmad Munib, Pengantar Ilmu Pendidikan (Semarang: Universitas Negeri Semarang Press, 2011), hlm. 40. 5 Made Pidarta, Perencanaan Pendidikan Partisipatori dengan Pendekatan Sistem (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), hlm. 17.

4

Dari beberapa pengertian diatas terdapat beberapa ciri sistem sebagai berikut : 1. Adanya struktur tertentu (suatu gabungan dan kombinasi atau kumpulan) unsur, elemen, komponen, bagian, hal yang disebut subsistem. 2. Adanya bagian-bagian atau unit-unit memiliki fungsi masing-masing. 3. Adanya bagian yang ada memiliki hubungan satu sama lain. 4. Rangkaian bagian tersebut merupakan kebulatan yang utuh dan bergerak kearah tujuan. Dengan demikian sistem merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh serta membentuk struktur tertentu yang terdiri dari komponen, unit atau bagian yang memiliki fungsi dan saling berhubungan untuk mencapai tujuan.6 B. Pendidikan Sebagai Sistem Yang Terbuka Sistem dikatakan terbuka kalau

ia

membuka

diri

terhadap

lingkungannya. Artinya ia selalu mengadakan kontak hubungan dengan lingkungannya sebab ia membutuhkan. Ciri-ciri sistem terbuka antara lain: 1. Mengimport energi, materi dan informasi dari luar. Pendidikan akan mendatangkan pendidik atau pengajar, uang, alat-alat belajar, para siswa atau mahasiswa, dan sebagainya dari luar sekolah atau perguruan tinggi. 2. Memiliki pemroses, pendidikan akan mememproses para siswa atau mahasiswa sebagai bahan mentah dalam proses belajar mengajar untuk menjadi bahan jadi berupa lulusan-lulusan. 3. Menghasilkan output atau mengeksport materi, energi dan informasi. Pendidikan disamping menghasilkan lulusan, ia juga dapat memberi pengaruh positif terhadap peningkatan pembangunan masyarakat sekitarnya. 4. Merupakan kejadian yang berantai. Input diproses mengeluarkan output, waktu berikutnya juga seperti itu berlangsung berkali-kali.

6 Darwyan Syah dkk, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), hlm. 45-46.

5

5. Memiliki negative entropy, yaitu suatu usaha untuk menahan kepunahan dengan cara membuat import lebih besar dari pada eksport. Usaha-usaha yang dilakukan dalam pendidikan ialah memperbaiki kerusakankerusakan, mengadakan test diagnostic dan remidi, membuat materi tidak usang, metode yang baru, dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat serta kemajuan zaman. 6. Mempunyai alur informasi sebagai umpan balik untuk memperbaiki diri. segala informasi yang berkaitan dengan pendidikan dimanfaatkan oleh manajer atau para manajer untuk mengambil keputusan dalam rangka mempertahankan dan memperbaiki organisasi pendidikan. 7. Ada kestabilan yang dinamis. pendidikan selalu dinamis mencari yang baru, memperbaiki diri, memajukan diri agar tidak ketinggalan zaman malah berusaha menyongsong zaman yang akan datang. Tetapi dinamika itu dilakukan dalam batas-batas tidak sampai menggoyahkan organisasi pendidikan. 8. Memiliki diferensi, yaitu spesialisasi-spesialisasi. Dalam organisasi pendidikan

ada

bagian

kepengurusan,

bagian

pengajaran,

dan

kepegawaian. Masing-masing bagian ini masih dapat dipecah-pecah lagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. 9. Ada prinsip equifinalty, yaitu banyak jalan untuk mencapai tujuan yang sama. Pemerintah memberi kesempatan kepada para pendidik untuk berkreasi menciptakan cara-cara yang lebih baik dalam usaha memajukan pendidikan.7 Menurut pandangan terbuka pada dasarnya tidak ada sistem yang bersifat kaku dalam arti statis tidak berkembang dan tidak perlu penyempurnaan dan tidak dipengaruhi sistem atau sub sistem lainnya. Menurut pandangan sistem terbuka baik sistem yang terbuka maupun sistem

7 Made Pidarta, Op. Cit., hlm. 19-20

6

tertutup

keduanya

memerlukan

perubahan-perubahan

dalam

rangka

penyempurnaan agar lebih efektif dan efesien untuk mencapai tujuan.8 C. Komponen-komponen Dalam Sistem Pendidikan Adapun komponen- komponen dalam sistem pendidikan sebagai berikut: 1. Spesifikasi pokok bahan (Spesification of content) Penjabaran kompetensi dasar menjadi materi pokok dimaksud agar kompetansi dasar yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran tidak terlalu luas. Penjabaran kompetensi dasar menjadi materi pokok yang diajarkan harus spesifik karena akan mungkin terdapat perbedaan antara sekolah yang satu dengan sekolah yang lainnya, antara kelas yang lebih rendah dengan kelas yang lebih tinggi dan antara guru yang satu dengan guru yang lainnya. 2. Spesifikasi tujuan pengajaran (Spesesification of objectives) Tujuan pengajaran mengarahkan tentang tujuan kegiatan belajar yang dilakukan siswa setelah proses pembelajaran berlanggsung. Dalam tujuan pengajaran harus jelas kompetensi dasar yang hendak kuasai serta kawasan yang hendak dikembangkan apakah aspek kognitif, aspek afektif atau aspek psikomotor. 3. Pengumpulan dan penyaringan data tentang siswa (asseseement of entering behaviour) Pengumpulan dan penyaringan data tentang siswa berkaitan dengan tingkat penguasaan awal terhadap kompetensi dasar, serta materi pokok yang akan diajarkan serta tingkat kecepatan belajar masing-masing siswa. 4. Penentuan cara pendekatan, metode, dan teknik mengajar (determenetion of strategy) Berbagai pendekatan dapat dipilih sebagai alternatif dalam merencanakan pengajaran. Strategi akan menjadi acuan guru untuk 8 Darwyan Syah dkk, Op. Cit., hlm. 50.

7

memilih pendekatan, metode serta teknik, media, serta sumber belajar yang akan digunakan dalam kegiatan pengajaran. 5. Pengelompokkan siswa (organization of grouf) Pengelompokan siswa dalam perencanaan pengajaran dapat dilakukan dengan beberapa cara berdasarkan tujuan yang hendak dicapai: a. Bila pengajaran ditujukan agar siswa belajar secara cepat dan mandiri, maka pengelompokkan yang digunakan adalah pendekatan individual. b. Bila pengjaran ditunjukan agar siswa menguasai pokok bahasan secara detail dan mendalam, serta membutuhkan tukar pikiran dan tukar pendapat, maka dapat digunakan pengelompokkan siswa dalam kelompok kecil antara 8-10 siswa. c. Bila pengajaran bertujuan menyampaikan informasi secara umum serta pengarahan umum dapat digunakan pengelompokkan klasikal dengan jumlah siswa tiap kelompok antara 40-80 atau 125 orang. 6. Penyediaan waktu (allocation of time) Penyediaan waktu harus dirancang sedemikan rupa untuk dapat menyelesaikan tiap materi pokok atau kompetensi dasar yang di sesuaikan dengan sempit luasnya kompetensi dasar dan materi pokok yang diajarkan. Penyediaan waktu khususnya berkaitan dengan tugas-tugas mandiri harus benar-benar disesuikan dengan beban tugas yang harus diselesaikan. 7. Pengaturan ruangan (allocation of space) Pengaturan ruangan dapat dilakukan disesuaikan dengan tujuan pengajaran yang hendak dicapai khususnya pengaturan meja dan kursi siswa yang dapat berbentuk oval, berbentuk setengah lingkaran, bentuk viramid, model konfrensi dan sebagainya. 8. Pemilihan media ( allocation of resources) Dalam kegiatan pengajaran media pengajaran berfungsi sebagai mediator sekaligus sumber belajar. Adapun media yang dapat digunakan 8

dalam kegiatan pengajaran meliputi: a. Realthing (manusia, benda, peristiwa yang sebenarnya terjadi) b. Verbal representation media tulis / cetak ( buku, teks, majalah, koran dan bahan-bahan bacaan lainnya). c. Grafich representation ( chart, diagram, gambar, lukisan) d. Still picture ( foto slide, film strife, OHP dan sebagainya) e. Mation picture ( televisi, video, animasi, dsb) f. Audio recording ( pita cassete, reel tape, piringan hitam, soundtarack film) 9. Evaluasi (evaluation of performance) Evaluasi terhadap perencanaan pengajaran dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dikelas. Penilaian yang dilakukan mulai dari awal pembelajaran dengan melakukan tes awal ( entering bhvior), pretes sampai akhir kegiatan belajar mengajar dengan melakukan postes, penilaian formatif untuk kepentingan penempatan siswa dalam kelompok dan diagnosis kesulitan belajar siswa, penilaian evaluasi sumatif untuk mengetahui efektivitas pengajaran. 10. Analisis umpan balik (evaluation of performance ) Umpan balik merupakan informasi mengenai berfungsi atau tidaknya komponen-komponen sistem pengajaran yang telah dirancang dan diajarkan.9 D. Tujuan Perencanaan Sistem Pendidikan Tujuan perencanaan sistem pendidikan ada dua macam yaitu tujuan ideal dan tujuan yang mungkin dapat dicapai. Tujuan ideal ialah ide yang dicita-citakan sebagai sesuatu yang terbaik. Sedangkan tujuan yang mungkin dapat dicapai ialah gamabaran ideal tadi yang sudah dibahas atau dikaji 9 Ibid., hlm. 63-66.

9

berdasarkan perkiraan kemampuan sumber-sumber pendidikan yang tersedia yang diperkirakan dapat diselesaikan. Contoh tujuan ideal (goal) ialah membentuk para siswa sekolah tari dapat menari jaipongan secara sempurna, ditambah dengan angan-angan dapat melawat keseluruh dunia. Sedangkan tujuan yang mungkin dapat dicapai (objctive) ialah semua siswa rata-rata dapat menari jaipong dengan baik.10 Menurut Langeveld dalam

bukunya

Beknopte

Theoretische

Paedagogiek dibedakan adanya berbagai macam tujuan pendidikan sebagai berikut: 1. Tujuan umum Tujuan umum ialah tujuan didalam pendidikan yang seharusnya menjadi tujuan orang tua atau pendidik. Tujuan ini berakar dari tujuan hidup dan tujuan ini berhubungan dengan pandangan tentang hakikat manusia, tentang apa tugas dana rah hidup manusia di dunia ini, yakni sebagai manusia dewasa, susila, mandiri dan tanggung jawab. 2. Tujuan tidak sempurna Yang dimaksud dengan tujuan sempurna atau tidak lengkap adalah tujuan

yang

menyangkut

segi-segi

tertentu,

seperti:

kesusilaan,

keagamaan, kemasyarakatan, keindahan dan lain-lain. 3. Tujuan sementara Disebut sebagai tujuan sementara karena merupakan tempat pemberhentian semenytara belajar berbicara, membaca dan menulis, dan sebagainya dalam rangka mencapai tujuan sementara yang lebih tinggi dalam perkembangan anak lebih lanjut ialah belajar berkomunikasi dalam kehidupannya. 4. Tujuan perantara Tujuan ini ditentukan dalam rangka mencapai tujuan sementara. Sebagai contoh dalam mata pelajaran aritmatika tujuan sementaranya adalah anak dapat menguasai perkalian bilangan satu sampai serratus. 5. Tujuan incidental

10 Made Pidarta, Op. Cit., hlm. 92.

10

Tujuan ini hanya merupakan peristiwa-peristiwa yang terlepas saat demi saat dalam proses menuju pada tujuan umum. Misalnya pada saat ayah menetima tamu anak-anak yangterlalu ramai di dalam kamar diperintahkan agar tidak gaduh, sehingga suasana menjadi tenang. 6. Tujuan khusus Tujuan ini adalah pengkhususan dari tujuan umum, misalnya sehubungan dengan gender, maka diselenggarakan sekolah SMKK (khusus putri) dan STM (khusus putra).11 E. Tantangan Sistem Pendidikan Adapun tantangan sistem pendidikan, yaitu: 1. Tantangan untuk meningkatkan niai

tambah,

yaitu

bagaimana

meningkatkan produktivitas kerja nasional serta pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, sebagai upaya untuk memelihara dan meningkatkan pembangunan berkelanjutan (continuing development). 2. Tantangan untuk melakukan riset secara komprehensif terhadap terjadinya era reformasi dan transformasi struktur masyarakat, dari masyarakat tradisioanal-agraris ke masyarakat modern-industrial dan informasi komunikasi, serta bagaimana implikasinya bagi peningkatan dan pengambangan kualitas kehidupan SDM. 3. Tantangan dalam persaingan global yang

semakin

ketat,

yaitu

meningkatkan daya saing bangsa dalam menghasilkan karya-karya kreatif yang berkualitas sebagai hasil pemikiran, penemuan dan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. 4. Tantangan terhadap munculnya invasi dan kolonialisme baru dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi, yang menggantikan invasi dan kolonialisme dibidang politik dan ekonomi.12

11 Achmad Munib, Op. Cit., hlm. 49-50. 12 Syukron Zahidi. “ Tantangan

Pendidikan

di

Izzaucon.blogspot.co.id/2014/06tantangan-pendidikan-di-era-global.html?m=1”, Diakses, 28 September 2017.

11

Era (09

Globalisasi. Juni

2014).

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pendidikan sebagai suatu sistem merupakan kemampuan untuk mengetahui pola-pola perubahan dan kecenderungan yang terjadi dalam dunia pendidikan. Dalam hal ini juga berhubungan dengan kemampuan untuk menyusun

gambar

tentang

dampak

yang

akan

ditimbulkan

oleh

kecenderungan-kecenderungan tersebut. Serta kemampuan untuk menyusun program penyesuaian diri dalam dunia pendidikan. B. Saran Pemakalah menyadari bahwa makalah

ini

masih

jauh

dari

kesempurnaan, banyak hal-hal yang masih kurang dalam makalah ini maka dari pada itu, pemakalah mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca dan terutama sekali kepada dosen pembimbing, guna untuk perubahan dan perbaikan bagi pemakalah dikemudian harinya.

12

DAFTAR PUSTAKA Hasbullah. 2008. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Mahmud. 2012. Psikologi Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia. Munib, Achmad. 2011. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press. Pidarta, Made.1990. Perencanaan Pendidikan Partisipatori dengan Pendekatan Sistem. Jakarta: Rineka Cipta. S, Tatang. 2012. Ilmu Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia. Syah dkk, Darwyan. 2007. Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Gaung Persada Press. Zahidi, Syukron. 2014. “ Tantangan Pendidikan di Era Globalisasi.” Izzaucon.blogspot.co.id/2014/06tantangan-pendidikan-di-era global.html?m=1. Diakses, 28 September 2017.

13

14

Related Documents


More Documents from ""

Alur Kusta Dan Tb Baru.docx
November 2019 42
Kwn.docx
November 2019 33
K-ion Nano-premium-5.pdf
October 2019 35
K-ionnano-premium-5.pdf
October 2019 31