Bagaimana peran Indonesia dalam ASEAN? ASEAN merupakan soko guru politk luar negeri Indonesia, karena negara-negara ASEAN merupakan lingkaran terdalam dari lingkaran-lingkaran konsentris pelaksanaan politik luar negeri Indonesia. Pendekatan lingkaran-lingkaran konsentris menegaskan besarnya pengaruh lingkungan eksternal terdekat terhadap situasi domestik Indonesia. Oleh karena itu, terciptanya kawasan Asia Tenggara yang stabil, aman, damai, dan konddusif, serta terjalinnya hubungan harmonis dengan negara-negara di Asia Tenggara dirasakan sangat penting dan merupakan modal dasar pembangunan nasional Indonesia. Mengingat Indonesia menenmpatkan ASEAN sebagai lingkungan utama dari politik luar negerinya, Indonesia telah memainkan peran penting dalam perkembangan ASEAN. Peran tersebut terlihat dari peran Indonesia dala penentuan arah perkembangan ASEAN. Sejauh ini bagaimanakah Indonesia berperan dalam ASEAN? • Era Soeharto Pada masa Soeharto, politik luar negeri Indonesia lebih ke arah low profile. Politik luar negeri Indonesia memperlihatkan wajah yang lebih asertif, dimana Indonesia berperan semakin aktif dalam berbagai forum regional dan internasional, salah satu diantaranya adalah dengan menyumbangkan inisiatif-inisiatif segar dalam berbagai forum tersebut yang membahas berbagai persoalan dan isu-isu dunia. Dalam konteks ASEAN, Indonesia sudah mampu memerankan sebagai pemimpin dari negara-negara di Asia Tenggara, dengan gaya kepemimpinan Soeharto Indonesia mampu menjalin hubungan dan kerjasama yang baik dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara. • Era SBY
Pada awal reformasi, setelah keruntuhan rezim Soeharto yang telah berkuasa lebih dari 30 tahun menimbulkan banyak perubahan. Selain perubahan dalam struktur politik dan kelembagaan negara, perubahan pun terjadi dalam politik luar negeri. Dalam konteks ASEAN, Indonesia yang selama ini menjadi pemimpin dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara seperti kehilangan kepercayaan diri ketika Soeharto jatuh. Pada masa reformasi ini, para pemimpin negara setelah Soeharto, mulai dari BJ Habiebi, Abdurahman Wahid, Megawati, sampai SBY berusaha kembali membangun kepercayaan diri tersebut. Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono berkomitmen akan tetap menjadi bagian penting dalam kerja sama internasional untuk mengatasi masalah-masalah internasional.
Pemerintah juga sadar hubungan internasional Indonesia tidak bisa dilihat terpisah dari kebutuhan-kebutuhan dalam negeri Indonesia. Pada level regional, di tingkat ASEAN, misalnya, Indonesia juga menjadi salah satu promotor utama penyelesaian masalah-masalah regional. Pengakuan yang semakin kuat dari negara-negara anggota ASEAN terhadap peran regional Indonesia memberi modal bagi Indonesia untuk memperkuat posisi regionalnya dan menjadi bagian penting dalam penyelesaian masalah-masalah baru regional. Di ASEAN, Indonesia, tidak seperti ketika mengalami krisis ekonomi akhir 1990-an, banyak mengambil prakarsa regional yang kemudian menjadi bagian penting dari kebijakan regional ASEAN. Indonesia kini memang sudah berubah sejalan dengan proses demokratisasi. Indonesia juga menyaksikan dunia yang mengalami transformasi dalam peradaban manusia serta tatanan dunia yang didasarkan atas nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, dan ekonomi pasar liberal. Perubahan-perubahan demikian mengharuskan Indonesia untuk beradaptasi, baik secara domestik maupun internasional. Dalam konteks adaptasi itulah, Indonesia banyak memprakarsai pertemuanpertemuan internasional dan mengambil kebijakan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan domestik Indonesia. Multilateralisme kini diakui merupakan norma dalam hubungan internasional kontemporer. Karena itu, Indonesia jeli melihat setiap kemungkinan yang ditawarkan proses multilateralisme tersebut, terutama untuk memajukan kepentingan nasional dan global baru Indonesia. ASC adalah produk kepemimpinan Indonesia dalam ASEAN, dan ini menunjukkan bahwa ASEAN tetap merupakan prioritas politik luar negeri Indonesia. Keberhasilan menempatkan kembali posisi instrumental Indonesia dalam ASEAN juga menjadi modal tambahan penting bagi leverage politik luar negeri Indonesia terhadap negara di luar kawasan ASEAN. Indonesia mempunyai kepentingan untuk menciptakan kawasan Asia Tenggara yang aman dan damai. Karena itu, diplomasi Indonesia di kawasan tersebut harus diarahkan untuk mencapai tujuan itu. Diplomasi Indonesia dibutuhkan untuk membangun saling percaya dan menciptakan keamanan ASEAN, di samping dapat menjadi landasan kokoh bagi suatu kerja sama keamanan regional. Konsep Komunitas ASEAN semakin memperoleh momentum ketika Pertemuan Tingkat Menteri Luar Negeri ASEAN ke-37 di Jakarta 2004 menyepakati konsensus konsep Plan of Action dari ASC-PoA dan ASEAN Socio-cultural Community (AScC-PoA). Kedua konsep ini telah disahkan oleh para pemimpin ASEAN dalam KTT ASEAN ke-10 di Vientiane, Laos November 2004. Disepakatinya ASC-PoA ini menunjukkan keberhasilan
Indonesia dalam memimpin proses perumusan sesuai mandat KTT ASEAN ke-9 di Bali. Di samping itu, ASC-PoA menunjukkan tingkat kedewasaan dari negara anggota ASEAN karena mekanisme resolusi konflik dapat diimplementasikan berdasarkan prinsip we-feeling ASEAN sebagai komunitas bangsa-bangsa. Keputusan Indonesia menjadi bagian dari upaya multilateral untuk mengatasi, antara lain, masalah penyebaran senjata nuklir, terorisme internasional, dan perubahan iklim menunjukkan bahwa Indonesia berpihak kepada cara-cara multilateral untuk menyelesaikan masalah-masalah internasional. Hal ini secara jelas menunjukkan komitmen Indonesia untuk tetap menjadi bagian dari kolaborasi internasional guna menciptakan lingkungan global yang lebih stabil dan aman. Tentu tanpa harus mengorbankan kepentingan nasional Indonesia. Hadirnya Presiden Yudhoyono dalam forum-forum multilateral memberi kontribusi yang sangat signifikan bagi peran dan posisi internasional Indonesia. Bukan hanya itu. Kehadirannya dan gagasan-gagasan baru Indonesia juga membuktikan kredibilitas internasional Indonesia. Posisi dan peran Indonesia dalam ASEAN harus diintegrasikan ke dalam kerangka hubungan internasional di kawasan Asia Pasifik dan tidak terbatas pada konteks lingkaran konsentris kawasan tertentu, melainkan juga pada tataran isu, yang berarti politik luar negeri Indonesia harus mencerminkan sikap akomodatif terhadap masalah-masalah demokratisasi, hak asasi manusia dan masalah-masalah internasional. Dalam konteks ini, sejauh mana pemerintahan SBY dapat ikut menentukan masa depan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang terhormat dan disegani oleh bangsa-bangsa lain, akan memberi dampak stabilitas kawasan Asia Tenggara secara keseluruhan. Peran Indonesia sebagai jangkar stabilitas keamanan dan perdamaian di ASEAN maupun di Asia Pasifik akan menjadi semakin penting dalam merespons dinamika global di masa depan. Peran Indonesia tersebut akan menjadi elemen penting ketika struktur keamanan secara multilateral semakin terintegrasi. Respons dunia terhadap kemajuan demokrasi Indonesia juga harus menjadi refleksi bagi revitalisasi masa depan politik luar negeri Indonesia.
Sumber bacaan : - Wuryandari, Ganewati dkk. 2008, POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA DI TENGAH
PUSARAN POLITK DOMESTIK. Jakarta : P2P-LIPI & Pustaka Pelajar. - Bantarto Bandoro, Evaluasi 2007 dan Perspektif 2008
Internasional RI, Indo Pos edisi 4 Desember 2007 hal 4 - http://www.suarakarya-online.com/news.html
- http://www.csis.or.id/events.asp Nama : Dadan Nurdiansyah NIM : D2B006016 Makul : Politik Internasional
Raihan Besar Diplomasi