Penilaian tingkat kesadaran korban bencana
1. Pemeriksaan fisik pada korban bencana
Pemeriksaan fisik sangat diperlukan dalam membantu pertolongan pada korban bencana, bencana yang terjadi akan menyebabkan korban lebih dari 1 orang. Tujuan dari pemeriksaan fisik adalah: a. Kita sebagai perawat dapat mengetahui keadaan umum pada korban bencana. Biasanya di pemeriksaan fisik akan diemukan kelainan-kelainan pada fisik pasien. Contohnya fraktur, asites pada perut korban, dan juga pernapasan yang abnormalpada sistem pernapasan korban bencan. b. Menentukan penanganan/pengobatan yang akan di berikan pada korban bencana c. Dapat memberikan label pada korban yang butuh penaganan/pengobatan untuk memudahkan tim kesehatan lain. Contohnya adalah pada korban bencana fraktur pada kaki, sehingga tim kesehatan dapat langsung menangani dengan pemberian pembiadaian pada kakinya.
2. GCS Pemeriksaan kedua pada korban bencana adalah GCS, tingkat kesadaran normal GCS adalah berada pada skala 15 yaitu composmentis Kesadaran mempunyai dua komponen : a.
Fungsi mental keseluruhan (total), komponen ini berhubungan dengan Hemispherium Cerebri
b.
Derajat “awas-waspada”, komponen ini berhubungan dengan RAS. Penilaian kualitatif, secara klinis dan umum digunakan, adalah : - Composmentis : baik/sempurna - Apatis : perhatian berkurang - Somnolens : mudah tertidur walaupun sedang diajak bicara - Sopor : dengan rangsangan kuat masih memberi respon gerakan - Soporo coma : hanya tinggal refleks cornea - Coma : tidak memberi respon sama sekali
GCS (Guslow Coma Scale) yang terdiri dari 3 penilaian
Eye
: Respon membuka mata , nilai normalnya 4
Verbal
: Respon verbal, nilai normalnya 5
Motorik : Respon motorik , nilai normalnya 6
Sumber : Miss Erni