PENGUJIAN MUTU HASIL PERIKANAN TUGAS
OLEH:
DANI RIZKI TASMARA 17.4.02.076 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN SIDOARJO 2019
Soal 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Jelaskan K3 di Laboratorium Mikrobiologi ? Sebutkan dan Jelaskan alat – alat laboratorium mikrobiologi ? Sebutkan dan jelaskan penggolongan bakteri (Bentuk, Suhu hidup, Patogen, dan Non Patogen) ? Sebutkan dan jelaskan karakter dan ciri – ciri bakteri patogen ? Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri keracunan ? Sebutkan dan jelaskan cara pencegahan ? Sebutkan dan jelaskan cara pengujian ?
Jawab : 1. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya untuk penjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohaniah tenaga kerja (laboran/analis) pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budfayanya menuju masyarakat adil dan makmur. Secar keilmuan K3 merupakan ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
K3 Laboratorium (Peraturan Keselamatan Kerja)
Tujuan Peraturan Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk menjamin : Kesehatan , keselamatan dan kesejahteraan orang yg bekerja di laboratorium. Mencegah orang lain terkena resiko terganggu kesehatannya akibat kegiatan di laboratorium. Mengontrol penyimpanan, penggunaan dan pembuangan bahan yang mudah terbakar dan beracun Mengontrol pelepasan bahan berbahaya (gas) dan zat berbau ke udara, sehingga tidak berdampak negative terhadap lingkungan.
Aturan umum yang terdapat dalam peraturan itu menyangkut hal hal sebagai berikut :
Orang yang tak berkepintingan dilarang masuk laboratorium, untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. Jangan melakukan eksprimen sebelum mengetahui informasi mengenai bahaya bahan kimia, alat alat dan cara pemakaiannya. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja. Harus tau cara pemakaian alat emergensi : pemadam kebakaran, eye shower, respirator dan alat keselamatan kerja yang lain. Setiap laboran /Pekerja laboratorium harus tau memberi pertolongan darurat (P3K). Latihan keselamatan harus dipraktekkan secara periodik bukan dihapalkan saja Dilarang makan minum dan merokok di lab, hal ini berlaku juga untuk laboran dan kepala Laboratorium.
K3 Laboratorium (Pakaian di Laboratorium): Pekerja laboratorium harus mentaati etika berbusana di laboratorium. Busana yang dikenakan di laboratorium berbeda dengan busana yang digunakan sehari hari. Busana atau pakaian di laboratorium hendaklah mengikuti aturan sebagai berikut :
Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak oleh bahan kimia, sepatu yang terbuka, sepatu licin, atau berhak tinggi. Wanita dan pria yang memiliki rambut panjang harus diikat, rambut panjang yang tidak terikat dapat menyebabkan kecelakaan. karena dapat tersangkut pada alat yang berputar. Pakailah jas praktikum, sarung tangan dan pelindung yang lain dg baik meskipun, penggunaan alat alat keselamatan menjadikan tidak nyaman.
2. Alat laboratorium sebagai berikut : No. Alat 1. Pisau
Fungsi Memotong sampel
2.
Talenan
Alas pemotong sampel
3.
Baskom
Wadah pencucian sampel dan tempat merendam sampel
4.
Kaca arloji
Wadah penimbangan pada timbangan analitik
Gambar
5.
Spatula
Mengambil sampel, mencampurkan larutan boraks
6.
Alu dan Mortal
Menghaluskan sampel
7.
Mikrotube
Tempat pengenceran sampel dengan volume yang relatif kecil
8.
Mikropipet
Mengambil cairan pengenceran
9.
Cawan petri
Tempat pembuatan agar, tempat penumbuhan mikroba
10.
Blue tip
Pipa yang digunakan pada mikropipet untuk mengambil cairan
11.
Yellow tip
Pipa yang digunakan pada mikropipet untuk mengambil cairan
12.
Gabus/sterofoam
Tempat menegakkan mikrotube
13.
Glass bekker
Tempat pembuangan sementara bagi blue tip atau yellow tip yang telah digunakan, menampung aquades yang diperlukan, tempat pencampuran bahan
14.
Timbangan analitik
Menimbang bahan yang diperlukan
15.
Inkubator
Tempat menumbuhkan mikroba
16.
Oven
Digunakan untuk sterilisasi alat dan penyimpanan sampel pada suhu ruang
17.
Laminar Air flow
Meja steril yang digunakan untuk pengenceran
18.
Hot Plate
Memanaskan ataupun mendidihkan bahan yang diperlukan
19.
Erlenmeyer
Tempat pelarutan bahan
20.
Magnetic Stirer
Pengaduk dengan bantuan magnet
21.
Vorteks
Alat bantu pencampuran bahan
22.
Autoclave
Alat bantu sterilisasi basah alat yang akan digunakan
23.
Gelas Ukur
Untuk mengukur cairan bahan yang dibutuhkan
24.
Botol Pijit
Tempat penyimpanan aquades
.
3. Adapun Penggolongan Bakteri sesuai dengan tabel dibawah ini : No Penggolongan Nama Bakteri Penjelasan Bakteri
1.
Bentuk (Batang)
Contoh
Monobasil
Bentuk Tubuh menyerupai Batang Tunggal
bakteri pada usus yaitu Escheric hiacoli bakteri.
Diplobasil
Bentuk Tubuh Menyerupai batang yang berkoloni dua
Salmonella typhosa yang merupakan bakteri penyebab penyakit tipus.
Streptobasil
Bentuk tubuh batang dengan koloni
bakteri pengikat nitrogen
Gambar
2.
Bentuk (Bulat)
lebih dari dua sehingga terlihat bentuknya menyerupai rantai.
yaitu Azotoba cter atau contoh lainnya pada bakteri penyebab antraks yaitu Bacillus antracis.
Monococcus
Bakteri Berbentuk bulat Tunggal
bakteri Neisseria gonorrhoeae..
Diplococcus
Bakteri Berbentuk bulat dengan jumlah koloni dua
Diplococcus pneumoniae.
Tetracoccus
Bakteri Berbentuk bulat dengan jumlah koloni empat Bakteri berbentuk bulat dengan koloni yang menyerupai kubus Bakteri berbentuk bulat yang memiliki koloni bergelombang Bakteri berbentuk bulat yang saling bergandengan sehingga membentuk koloni
Micrococcus Tetragenus
Sarcina
Stafilococcus
Streptococcus
Sarcina Sp
Staphylococc us aureus
Streptococcus lactis, Strepto coccus salivar ius.
Spiral
Vibrio 3.
Bentuk (Spiral) Spiroseta
4.
Psikrofil
Bakteri yang hidup pada kisaran suhu 650-1140C dengan suhu optimum 880C
Mesofil
Bakteri yang hidup pada kisaran suhu 250-370C dengan suhu optimum 320C
Termofil
Bakteri yang hidup pada kisaran suhu 550-600C dengan suhu optimum 400C Bakteri yang hidup pada kisaran suhu 650-1140C dengan suhu optimum 880C
Suhu Hidup
Hipertermofil
5.
Patogen
menyerupai rantai Bakteri yang berbentuk menyerupai spiral Bakteri yang berbentuk menyerupai bentuk koma Bakteri yang berbentuk spiral dan bisa bergerak
Bakteri yang dapat menyebabkan penyakit
Spirilium
Vibrio Cholera
Spirochaeta palida
Pseudomonas , Flavobacteriu m, Achromobacte r, dan Alcaligenes Listeria moonocytoge nes, Staphylococc us aureus dan Escherichia Coli Thermus aquaticus, Sulfolobus acidocaldarius dan Chloroflexus Thermococcus gammatolerans
Clostridium Bolulinum Vibrio Sp. Aermonas Sp. Plesiomonas SP. Listeria SP.
6.
Non Patogen
Bakteri yang tidak dapat menyebabkan penyakit
-Salmonella Sp. -Shigella Sp. -Escherichia Coli -Staphylococcus Aerus
4. Sebutkan dan Jelaskan Karakter dan Ciri -Ciri Bakteri Patogen a. E. Coli E.Coli Merupakan Sejenis Bakteri Yang Hidup Di Usus Dan Di Dalam Usus Hewan.
b.
c.
d.
e.
E. Coli ini memiliki ciri – ciri : - Strukturnya Berupa Batang - Bersifat gram negatif - Tidak menghasilkan sporam Coliform Coliform Merupakan golongan mikroorganisme yang lazim digunakan sebagai indikator, dimana bakteri ini dapat menjadi sinyal untuk menentukan sumber air telah terkontaminasi oleh patogen atau tidak. Adapun Ciri – Ciri bakteri Coliform adalah sebagai berikut : - Bersifat Aerob - Termasuk Gram negatif - Tidak membentuk spora - Dapat memfermentasi laktosa untuk menghasilkan asam dan gas pada suhu 35-370C Salmonella Salmonella adalah kelompok bakteri yang menyebabkan tifus dan juga menybabkan makanan menjadi racun. Adapun Ciri – Ciri bakteri Salmonella adalah sebagai berikut. - Bakteri gram negatif - Bentuk Batang - Memiliki Panjang 2 dan 5 mikrometer dan diameter 0,7-1,5 mikrometer Vibrio Sp. Vibrio SP. Adalah salah satu jenis bakteri yang tergolong dalam kelompok Marine Bacteria. Bakteri ini memiliki Ciri – Ciri sebagai berikut : - Bersifat Aerob - Bersifat Motil - Berbentuk Batang - Tergolong gram negatif Staphylococcus Aureus Staphylococcus Aureus adalah Bakteri yang dapat menyebabkan berbagai penyakit akibat dari infeksi pada jaringan tubuh. Bakteri ini memiliki ciri – ciri sebagai berikut : - Bakteri gram positif - Bersifat aerob fakultatif - Tidak motil dan tidak menghasilkan spora - Berdiameter 0,8-1,0 µm
f.
Listeria Monocytogenes Listeria Monocytogenes adalah bakteri gram positif yang terdistribusikan luas dilingkungan. Nakteri ini tahan terhadap panas, asam, dan garam. Bakteri ininjuga tahan terhadapa pembekuan dan dapat tumbuh pada suhu 40C khususnya pada makanan yang disimpan pada lemari pendingin. Bakteri ini juga dapat membentuk lendir pada lapisan makanan.
5. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri keracunan ? a. E. Coli - Nyeri perut hingga diare yang tidak membaik selama 5 hari untuk orang dewasa dan 2 hari untuk bayi dan anak - anak - Kehilangan seleran makan - Mual dan Muntah Selama lebih dari 12 jam - Demam disertai diare - Kelelahan - Muncuknya gejala dehidrasi - Tinja bercampur dengan nanah atau darah. b. Coliform memiliki cir keracunan yang sama dengan keracunan bakteri E. Coli. c. Salmonella - Diare Ringan - Mencret - Tinja berdarah - Kram perut - Muntah - Deman dan sakit kepala d. Vibrio Spp. - Kram perut - Mual - Muntah - Diare Encer - Demam - Septikemia e. Staphylococcus aureus - Demam tinggi - Menggigil - Tekanan darah rendah - Infeksi kulit - Radang Payudara - Pembentukan abses pada paru – paru - Infeksi katup jantung yang dapat menyebabkan gagal jantung - Mual - Muntah - Dehidrasi
f. Listeria Monocytegenes - Mual - Muntah - Diare - Demam - Septikemia - Leher menjadi kaku - Meningitis 6. Sebutkan dan jelaskan cara pencegahan ? a. E. Coli - Mencuci tangan setelah menyentuh binatang atau bekerja di lingkungan binatang - Mencuci tangan sebelum memasaka, menyajikan atau mengkonsumsi makanan. - Mencuci sayur dan buah hingga bersih sebelum di konsumsi - Hindari kontaminasi silang - Jauhkan daging mentah dengan makanan matang dan benda bersih lainnya - Hindari mengkonsumsi susu mentah - Jangan menyiapkan makanan ketika diare - Sering mencuci tangan - Tidak minum air dari kolam renang b. Coliform memiliki cara pencegahan yang sama dengan bakteri E. Coli c. Salmonella - Makan daging merah harus dimasak - Simpan makanan dengan benar - Minum susu hasil pasteurisasi - Minum air kemasan ketika bepergian - Hindari kontak dengan orang atau hewan yang terjangkit bakteri salmonella - Cuci tangan hingga bersih - Minum air dengan elektrilit - Lakukan diet rendah kalori setelah diare berhenti d. Vibrio Sp dan L. Monocytogenes - Mencuci tangan hingga bersih sebelum melakukan kegiatan apapun - Memisahkan makan matang dan mentah - Tidak mengkonsumsi pangan yang kadaluarsa - Mengkonsumsi air yang telah didihkan
7. Sebutkan dan jelaskan cara pemgujian ? a. Bakteri Eschericia coli 1)
Metode Konvensional Pengujian mikrobiologi dilakukan untuk deteksi keberadaan Escherichia coli pathogen pada sampel pangan yang diambil. Parameter analisis yang digunakan yaitu :Escherichia coli secara kuantitatif dengan metode APM Escherichia coli. Standar cemaran mikrobiologi Escherichia coli pada pangan yang digunakan sebagai acuan adalah peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No. HK.00.06.1.52.4011 Tahun 2009 Tentang Batas Maksimum Cemaran Mikroba dalam Makanan dan Minuman.
2) Metode Multiplex PCR Identifikasi Escherichia coli pathogen (ETEC, EPEC, EHEC) dilakukan dengan metode Multiplex PCR b. Bakteri Coliform 1) Pengujian Most Probable Number (MPN) Coliform Metode MPN terdiri dai uji presumtif (penduga) dan uji konfimasi (peneguhan), dengan menggunakan media cari dalam tabung reaksi dan dilakukan berdasarkan jumlah tabung positif. Pengamatan tabung positif dapat dilihat dengan timbulnya gas di dalam tabung durham. Media yang digunakan berupa larutan BPW (Buffered Pepton Water) 0,1%, BGLBB (Brilliant Green Lactose Bile Broth), dan LSTB (Lauryl Sulfate Tryptose Broth). 2) Uji Biokimia dengan uji IMViC Uji biokimia tersebut berupa pengujian produksi Indole, uji voges-proskauer (VP), uji methyl red (MR), uji Citrate. c. Bakteri Salmonella Cara pengujian bakteri Salmonella berupa pengujian dengan menggunakan media selektif dengan pra-pengayaan (pre-enrichment), dan pengayaan (enrichment), yang dilanjutkan dengan uji biokimia dan uji serologi.
1) Uji Biokimia Uji indole Uji Voges-Proskauer (VP) Uji Methil Red (MR) Uji Citrate Uji Lysine Decarboxylase Broth (LDB) Uji Kalium Cyanida (KCN) Uji gula-gula o
Phenol red duicitol broth atau purple broth base dengan 0,5% duicitol
o
Uji mlonate broth
o
Uji phenol red lactose broth
o
Uji phenol red sucose broth
2) Uji serologis Uji polyvalent somatic (O) Uji polyvalent flagelar (H)
d. Bakteri Vibrio spp 1. TCBS Agar plate Biasanya koloni Vibrio yang tumbuh pada media ini berwarna kuning, koloni sedang - besar, smooth, keping,jernih,tepinya tipis, dilingkari oleh zone berwarna kuning, ada yang koloninya berwarna hijau. 2. Mac Conkey Agar Koloni Vibrio yang tumbuh pada media Mac conkey berukuran kecilkecil, tidak berwarna atau merah muda dan sedikit cembung. Beberapa test yang biasa dilakukan yaitu sebagai berikut (Soemarno,1962):
TSIA : Lereng : Alkali : Dasar : kuning Pada pengamatan, terlihat lereng yang berwarna merah sedangkan dasarnya berwarna kuning (alkali-acid). Hal ini menandakan bakteri yang tumbuh pada media ini hanya mampu memfermentasi glukosa (bagian dasar) dan tidak mampu memfermentasi laktosa dan sukrosa (bagian lereng). Gas : (+) positif SIM : Sulfur : (-) negatif Indol : (+/-) positif/negatif Motility : Aktif SC : (+/-) positif/negatif Oxidase test ; (+) Glucose OF : Fermentative String test : (+) Catalase test : (-)negative Pewarnaan : Bakteri terlihat berbentuk basil bengkok berwarna merah, hal ini menandakan bahwa bakteri tersebut mengikat zat warna merah dari safranin. Gula-gula Media ini berfungsi untuk melihat kemampuan bakteri memfermentasikan jenis karbohidrat, jika terjadi fermentasi maka media terlihat berwarna kuning kerena perubahan pH menjadi asam. Vibrio sp memfermentasikan semua gula-gula menjadi asam. SIM : S (sulfur) Adanya sulfur dapat dilihat ketika media berubah menjadi hitam. Namun pada hasil pertumbuhan bakteri pada media ini, tidak terjadi perubahan warna tersebut.
Hal ini menandakan bakteri yang tumbuh tidak mampu mendesulfurasi cysteine yang terkandung dalam media SIM. I (indol) Reaksi indol hanya bisa dilihat ketika pertumbuhan bakteri pada media ini ditambahkan dengan reagen Covac’s. Indol dikatakan positif jika terdapat cincin merah pada permukaannya. Warna merah dihasilkan dari resindol yang merupakan hasil reaksi dari asam amino tryptopan menjadi indol dengan penambahan Covac's. Bakteri yang mampu menghasilkan indol menandakan bakteri tersebut menggunakan asam amino tryptopan sebagai sumber carbon. Pada hasil pengamatan diperoleh Indol negative sehingga dapat disimpulkan bakteri yang tumbuh tidak menggunakan asam amino tryptopan sebagai sumber carbonnya.
• M (motility) Pergerakan bakteri dapat terlihat pada media ini berupa berkas putih di sekitar tusukan. Adanya pergerakan ini bisa dilihat karena media SIM merupakan media yang semi solid. Pada hasil pengamatan diperoleh motility positif. Hal ini menandakan bakteri mempunyai alat gerak dalam proses pertumbuhannya. MR (Methyl Red) Setelah ditambahkan dengan indicator metil red, media berubah menjadi merah (positif). Berarti terjadi fermentasi asam campuran (asam laktat, asam asetat, dan asam formiat) oleh bakteri.
e. Bakteri Staphylococcus aureus 1) Penentuan dengan metode cawan hitung (Plate Count) agar sebar Metode cawan hitung agar sebar degan cara menuangkan media Bird Parker Agar ke dalam cawan petri steril, biarkan membeku, kemudian contoh 1 ml disebar diaas permukaan media. Konfirmasi koloni terduga Staphylococcus aureus dilakukan dengan uji koagulase dan uji tambahan. Metode ini sesuai untuk menganalisis makanan yang diduga mengandung koloni lebih dari 100 Staphylococcus aureus/g. 2) Penentuan dengan metode angka Paling Memungkinkan (APM) Metode APM menumbuhkan bakteri pada meda cair dala tabung reaksi. Menggunakan 3 tabung seri pengenceran setelah inkubasi pada waktu da suhu tertentu. Tabung yan menunjukkan kekeruhan dinokulasi kedalam media Bird Parker Agar. Konfirmasi koloni terduga Staphylococcus aureus dilakukan dengan uji koagulase dan uji tambahan. Metoda ini sesuai untuk pengujian rutin pada produk yng diduga mengandung jumlah Staphylococcus aureus dengan populai rendah.
f.
Bakteri Listeria monocytogenes Metode pengujian ini didasarkan pada isolasi dan idenivikasi bakteria Listeria monocytogenes dengan cara pembiakan pada media selektif. Metode yang dapat digunakan berupa metode Isolasi dan enumerasi berdasarkan ISO 11290-1:1996 +A1: 2004 BS 576318:1997. Metode USFDA/BAM/CFSAN. Dengan menggunakan uji Hemolisis, Uji Shirtie, Atkin, Munch-Petersen (CAMP), uji fermentasi gula/Utilitasi karbohidrat.