Pengertian Skenografi.docx

  • Uploaded by: Farhan Altamir
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pengertian Skenografi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,048
  • Pages: 6
PENGERTIAN SKENOGRAFI MATA KULIAH SKENOGRAFI PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR

NAMA :

FARHAN AL TAMIR 3160150011

FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT KESENIAN JAKARTA 2019

PENGERTIAN SKENOGRAFI MENURUT BEBERAPA SUMBER Istilah Skenografi mulai umum digunakan dalam praktek kerja teater dan institusi pendidikan teaternya. Dari sekadar menghiasai ruangan (sebagaimana banyak kita lihat di panggung-panggung kesenian tradisi), hingga menjadi bagian yang sejajar dengan elemen-elemen pertunjukan yang lain, bahkan melampauinya. Dalam genre teater visual misalnya. Definisi tentangnya pun terus berkembang dan menjadi perdebatan tak henti-henti. Bukan lantaran tak bisa didefinisikan, tapi karena kekayaan dan keluasan spektrumnya, juga karena usianya yang masih muda. Hal ini juga menunjukkan, betapa Skenografi telah menduduki posisi yang cukup penting dewasa ini. Secara sederhana, Skenografi adalah seni meletakkan sesuatu berdasar perspektif. Istilah Skenografi sendiri sudah umum digunakan dalam buku-buku arsitektur pada abad 16, tapi kemudian tumbuh menjadi disiplin ilmu tersendiri. Selanjutnya berkembang di ranah seni pertunjukan. Berikut ini adalah beberapa jumlah kutipan pengertian lain tentang dunia Skenografi dari para pelaku Skenografer, diantaranya : 1. Menurut Pamela Howard, sutradara dan skenografer dari London, Skenografi lebih dari sekadar melukis latar belakang untuk penampil, sebagaimana sering digunakan dalam tarian. Skenogradi selalu belum komplit, sampai si penampil melangkah untuk bermain dengan ruang dan mengikatkan diri dengan penonton. 2. Menurut Jaroslav Maliana, Penyelesaian yang dramatik atas

ruang. Jika arsitektur adalah

pahatan tiga dimensi yang besar atas situasi di luar ruang, maka skenografi bagi saya sedikit kebalikannya, memahat ke dalam (kadang-kadang di luar) ruang-ruang yang padat. 3. Menurut Ramzi Mustapha, Bentuk grafis untuk dilihat penonton teater. 4. Menurut Josef Svoboda, Skenografi merupakan permainan bersama antara ruang, waktu, pergerakan dan lampu di panggung. 5. Menurut Suhariyadi, Skenografi merupakan perwujudan secara visual dari naskah dan konsep sutradara, dapat juga dipahami sebagai simbolisasi dari makna cerita, pesan, amanat, tema dan gaya. Baik yang berasal dari naskah maupun yang telah dikonsepkan oleh sutradara semenjak awal penyelenggaraan teater. Skenografi sebagai metode atau konsep, dapat diadaptasi dengan nyaman di berbagai negara yang tidak terbiasa dengan pola perancang tunggal, yang memiliki waktu produksi teater lebih panjang, dan biaya produksi disubsidi oleh negara. Perancang tunggal adalah spesialis yang bertanggung jawab atas seluruh elemen panggung. Dengan begitu, Skenografer dan timnya bisa melakukan riset atau percobaanpercobaan desain, dan menyusun seluruh elemen panggung tersebut dalam satu kesatuan.

JENIS JENIS PANGGUNG Panggung adalah tempat berlangsungnya sebuah pertunjukan dimana interaksi antara kerja penulis lakon, sutradara, dan aktor ditampilkan di hadapan penonton. Di atas panggung inilah semua laku lakon disajikan dengan maksud agar penonton menangkap maksud cerita yang ditampilkan. Untuk menyampaikan maksud tersebut pekerja teater mengolah dan menata panggung sedemikian rupa untuk mencapai maksud yang dinginkan. Seperti telah disebutkan di atas bahwa banyak sekali jenis panggung tetapi dewasa ini hanya tiga jenis panggung yang sering digunakan. Ketiganya adalah panggung proscenium, panggung thrust, dan panggung arena.

I.

PANGGUNG ARENA Panggung arena adalah panggung yang penontonnya melingkar atau duduk mengelilingi panggung.

Penonton sangat dekat sekali dengan pemain. Agar semua pemain dapat terlihat dari setiap sisi maka penggunaan set dekor berupa bangunan tertutup vertikal tidak diperbolehkan karena dapat menghalangi pandangan penonton. Karena bentuknya yang dikelilingi oleh penonton, maka penata panggung dituntut kreativitasnya untuk mewujudkan set dekor. Segala perabot yang digunakan dalam panggung arena harus benar-benar dipertimbangkan dan dicermati secara hati-hati baik bentuk, ukuran, dan penempatannya. Semua ditata agar enak dipandang dari berbagai sisi.

Gambar 2. Bentuk Panggung arena Gambar 1. Panggung arena

Panggung arena biasanya dibuat secara terbuka (tanpa atap) dan tertutup. Inti dari pangung arena baik terbuka atau tertutup adalah mendekatkan penonton dengan pemain. Kedekatan jarak ini membawa konsekuensi artistik tersendiri baik bagi pemain dan (terutama) tata panggung. Karena jaraknya yang dekat, detil perabot yang diletakkan di atas panggung harus benar-benar sempurna sebab

jika tidak maka cacat sedikit saja akan nampak. Misalnya, di atas panggung diletakkan kursi dan meja berukir. Jika bentuk ukiran yang ditampilkan tidak nampak sempurna – berbeda satu dengan yang lain – maka penonton akan dengan mudah melihatnya. Hal ini mempengaruhi nilai artistik pementasan.

II.

PANGGUNG PROSCENIUM Panggung proscenium bisa juga disebut sebagai panggung bingkai karena penonton menyaksikan

aksi aktor dalam lakon melalui sebuah bingkai atau lengkung proscenium (proscenium arch). Bingkai yang dipasangi layar atau gorden inilah yang memisahkan wilayah akting pemain dengan penonton yang menyaksikan pertunjukan dari satu arah. Dengan pemisahan ini maka pergantian tata panggung dapat dilakukan tanpa sepengetahuan penonton. Panggung proscenium sudah lama digunakan dalam dunia teater. Jarak yang sengaja diciptakan untuk memisahkan pemain dan penonton ini dapat digunakan untuk menyajikan cerita seperti apa adanya. Aktor dapat bermain dengan leluasa seolah-olah tidak ada penonton yang hadir melihatnya. Pemisahan ini dapat membantu efek artistik yang dinginkan terutama dalam gaya realisme yang menghendaki lakon seolah-olah benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata.

Gambar 3. Panggung proscenium

Tata panggung pun sangat diuntungkan dengan adanya jarak dan pandangan satu arah dari penonton. Perspektif dapat ditampilkan dengan memanfaatkan kedalaman panggung (luas panggung ke belakang). Gambar dekorasi dan perabot tidak begitu menuntut kejelasan detil sampai hal-hal terkecil. Bentangan jarak dapat menciptkan bayangan arstisitk tersendiri yang mampu menghadirkan kesan. Kesan inilah yang diolah penata panggung untuk mewujudkan kreasinya di atas panggung proscenium. Seperti sebuah lukisan, bingkai proscenium menjadi batas tepinya. Penonton disuguhi gambaran melalui

bingkai tersebut. Hampir semua sekolah teater memiliki jenis panggung proscenium. Pembelajaran tata panggung untuk menciptakan ilusi (tipuan) imajinatif sangat dimungkinkan dalam panggung proscenium.

III.

PANGGUNG THRUST Panggung thrust seperti panggung proscenium tetapi dua per tiga bagian depannya menjorok ke

arah penonton. Pada bagian depan yang menjorok ini penonton dapat duduk di sisi kanan dan kiri panggung. Panggung thrust nampak seperti gabungan antara panggung arena dan proscenium.

Untuk penataan panggung, bagian depan diperlakukan seolah panggung Arena sehingga tidak ada bangunan tertutup vertikal yang dipasang. Sedangkan panggung belakang diperlakukan seolah panggung proscenium yang dapat menampilan kedalaman objek atau pemandangan secara perspektif. Panggung thrust telah digunakan sejak Abad Pertengahan (Medieval) dalam bentuk panggung berjalan (wagon stage) pada suatu karnaval. Bentuk ini kemudian diadopsi oleh sutradara teater modern yang menghendaki lakon ditampilkan melalui akting para pemain secara lebih artifisial (dibuat-buat agar lebih menarik) kepada penonton. Bagian panggung yang dekat dengan penonton memungkinkan gaya akting teater presentasional yang mempersembahkan permainan kepada penonton secara langsung, sementara bagian belakang atau panggung atas dapat digunakan untuk penataan panggung yang memberikan gambaran lokasi kejadian.

DAFTAR PUSTAKA



Suhariyadi. 2014. Dramaturgi. Diambil dari : https://www.academia.edu/9588246/Dramaturgi (di akses 6 Maret)



Nol, Teater. 2012. Macam-Macam Panggung. Diambil dari : http://nolteater.blogspot.com/2013/07/v-behaviorurldefaultvmlo_18.html (di akses 7 Maret)



Sumargono, Iman. 2011. Diambil dari : https://imansumargono.staff.telkomuniversity.ac.id/files/2016/06/Sedikit-Soal-SkenografiProfesi-Skenografer.doc

Related Documents

Pengertian
June 2020 53
Pengertian
June 2020 50
Pengertian
May 2020 51
Pengertian Hardware.docx
November 2019 31

More Documents from "lisa"