Pengaruh Kondosi Politik Terhadap Bisnis

  • Uploaded by: dian ratnasari
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pengaruh Kondosi Politik Terhadap Bisnis as PDF for free.

More details

  • Words: 924
  • Pages: 5
PENGARUH KONDISI POLITIK TERHADAP BISNIS Oleh: Dian Ratnasari

Latar Belakang Gejolak kehidupan politik, secara langsung maupun tidak langsung, memiliki  pengaruh  terhadap   kondisi   ekonomi   di   sebuah   negara.   Perubahan   di   dalam   lembaga   legislatif  maupun   di   dalam   lembaga   eksekutif,   sebagai   bagian   dari   peristiwa   politik,   dapat  mempengaruhi   kondisi   ekonomi   negara.   Hal   ini   dikarenakan   kondisi   ekonomi   suatu  negara akan dipengaruhi oleh kebijakan­kebijakan yang ditentukan baik oleh lembaga  legislatif maupun lembaga eksekutif. Perubahan dalam kedua lembaga tersebut terjadi  melalui Pemilihan Umum (Pemilu), Pemilihan Presiden, penyusunan kabinet baru serta  reshuffle kabinet. Sejarah   perkembangan   bangsa­bangsa   menunjukkan   bahwa   ada   hubungan   yang   erat  antara   kehidupan   ekonomi   dan   format   politik.   Hal   ini   mudah   dimengerti   karena  kehidupan ekonomi, bersangkut paut dengan masalah produksi, distribusi, konsumsi dan  pertukaran barang dan jasa sedang format politik bertautan dengan kultur, struktur dan  prosedur hidup bersamaan antara manusia yang memerlukan barang dan jasa tersebut.  Perkembangan sejarah tersebut juga berlaku dalam  kehidupan ekonomi dan politik di  Indonesia. Pada saat masyarakat Indonesia masih belum menjadi satu bangsa, dampak  dinamika kehidupan ekonomi dan politik ditanggulangi langsung oleh suku­suku bangsa  yang ada, yang biasanya telah mempunyai kerajaan­kerajaan lokalnya sendiri. Dengan latar belakang sejarah Indonesia dapatlah dipahami mengapa garis merah yang  menjelujuri   seluruh   artikel   yang   ditulis   oleh   para   pemimpin   pergerakan   Indonesia  sebelum dan setelah Perang Dunia Kedua adalah kritik dan protes yang   teramat pedas  kepada   kapitalisme   dan   politik   ekonomi   rezim   kolonial   Hindia   Belanda. Oleh   karena   itu   dapatlah   dimengerti   bahwa   dalam   merumuskan   tujuan   terbentuknya  negara,  dalam  menetapkan  dasar negara, serta dalam menentukan  tugas  pemerintahan  negara   dalam   Pembukaan   Undang­Undang   Dasar   1945,   masalah   kesejahteraan 

masyarakat menjadi salah satu tema sentral. Dalam alinea kedua Pembukaan Undang­ Undang   Dasar   1945   ditegaskan   bahwa:   Dan   perjuangan   pergerakan   kemerdekaan  Indonesia   telah   sampailah   kepada   saat   yang   berbahagia   dengan   selamat   sentausa  mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia,  yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Adapun   jiwa   dari   keseluruhan   semangat   Pembukaan   Undang­Undang   Dasar   1945  terdapat   dalam   alinea   keempat,   yang   menyatakan:   Kemudian   daripada   itu,   untuk  membentuk   suatu   Pemerintahan   Negara   Indonesia   yang   melindungi   segenap   bangsa  Indonesia   dan   seluruh   tumpah   darah   Indonesia   dan   memajukan   kesejahteraan   umum,  mencerdaskan   kehidupan   bangsa,   dan   ikut   melaksanakan   ketertiban   dunia   yang  berdasarkan   kemerdekaan,   perdamaian   abadi   dan   keadilan   sosial,   maka   disusunlah  Kemerdekaan   Kebangsaan   Indonesia   itu   dalam   suatu   Undang­Undang   Dasar   Negara  Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada : Ketuhanan  Yang   Maha   Esa,   Kemanusiaan   yang   adil   dan   beradab,   Persatuan   Indonesia,   dan  Kerakyatan   yang   dipimpin   oleh   hikmat   kebijaksanaan   dalam   permusyawaratan  perwakilan, serta dengan mewujudkan Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia. Karena itu upaya memajukan kesejahteraan umum merupakan tugas utama pemerintahan  negara, yang mau tidak mau harus menjadi tolok ukur kinerja pemerintah, yang dalam  sistem pemerintahan presidensial dengan sendirinya berarti salah satu tolok ukur kinerja  seorang presiden. Mewujudkan keadilan  sosial  bagi seluruh Rakyat Indonesia bahkan  merupakan salah satu sila dari lima sila Pancasila sebagai dasar Negara. Pengaruh   liberalisme   dan   kapitalisme   mulai   masuk   ke   Indonesia   melalui   berbagai  undang­undang   modal   asing   pada   tahun   1967.   Bidang­bidang   yang   terpengaruh   oleh  modal asing ini antara lain adalah sektor industri, pertambangan, perkebunan, keuangan  dan perbankan. Investasi dalam bidang pertambangan dan perkebunan memerlukan lahan  yang luas, yang di beberapa daerah mengakibatkan penggusuran tempat tinggal rakyat.

Pada dasawarsa 1990­an, pengaruh liberalisme dan kapitalisme ini semakin berkembang  melalui faham neo­liberalisme, yang bertujuan untuk mengkomersialkan seluruh barang  dan jasa. Pada masa ini juga terjadi privatisasi besar­besaran badan­badan usaha milik  Negara,   tidak   hanya   itu   organisasi   bisnis   juga   menjadi   terpengaruh   oleh   kebijakan­ kebijakan   yang   dikeluarkan   oleh   pemerintah.  Peran   pemerintah     dalam   mekanisme  penyampaian   produk   dari   produsen   ke   konsumen   sangat   besar   melalui   kebijakan  ekonomi, peraturan tataniaga, penggunaan tenaga kerja, pengendalian suplai dan lain lain.  Pemerintah juga merupakan konsumen terbesar yang mempengaruhi permintaan agregar  dan pemerintah juga yang berperan dalam perlindungan yuridis ( hak cipta, peradilan  niaga dll)   Kinerja organisasi bisnis juga akan terkait  kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi,  moneter, fiskal, perdagangan, dan investasi. Jadi disini hendaknya pemerintah juga harus  memepertimbangkan dampak yang akan terjadi pada organisasi bisnis dalam menetapkan  kebijakan­kebijakan   karena   organisasi   bisnis   merupakan   salah   satu   penopang  perekonomian nasional.  Indikator­indikator yang perlu dipertimbangkan oleh organisasi  bisnis   dalam   memilih   strategi   yang   akan   dilakukan   dalam   rangka   mempertahankan  kelangsungan organisasi bisnis yaitu : 1.Indikator ekonomi: 

Tingkat Inflasi dan Harga Kebutuhan Pokok dan BBM  



Tingkat Bunga Simpanan dan Kredit  



Defisit atau Surplus Neraca Perdagangan



Anggaran Belanja Pemerintah  



Tingkat Tabungan Perusahaan/Perseorangan



Pendapatan Nasional / Daerah dan Daya Beli Konsumen



Deregulasi maupun regulasi pemerintah di sektor riil.



Restrukturisasi pasar modal, lembaga perbankan dan asuransi



Berbagai kebijakan promosi ekspor, investasi dan perdagangan dalam negeri



Upaya penyehatan BUMN melalui kebijaksanaan perencanaan, efisiensi dan  permodalan, dan program privatisasi



Kebijakan moneter dan perbankan.

2.Indikator Politik dan Hukum: 

Arah dan stabilitas politik dan keamanan 



Sistem politik yang dianut kabinet suatu pemerintahan.



Sikap politik masyarakat yang diarahkan pada industri tertentu seperti yang  diatur oleh     undang­undang ketenaga kerjaan dalam peraturan tentang  ketentuan upah minimum, aksi mogok, dan penanganan tuntutan lainnya



Kebijakan politik yang dinyatakan dalam kebijakan harga, program pemberian  subsidi, peraturan dan etika permainan dalam berusaha



Berbagai sistem perundang­undangan dan peraturan yang ditetapkan oleh  lembaga tinggi negara yang mengatur berbagai aspek kegiatan ekonomi,  teknis dan operasional



Sistem administrasi dan birokrasi yang dijalankan pemerintah pusat dan  daerah, kebijakan otonomi dan desentralisasi daerah



Hak azasi manusia dan perlindungan konsumen



Kebebasan pers dan hak untuk mengemukakan pendapat



Pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme



Demokratisasi

Kesimpulan : Kebijakan­kebijakan   yang   dikeluarkan   oleh   pemerintah   dan   kondisi   politik   negara  berpengaruh pada kinerja organisasi bisnis yang dapat dilihat dari pemilihan strategi yang  dilakukan   oleh   organisasi   bisnis.   Dalam   hal   ini   pemerintah   diharapkan   tidak   hanya 

menjadi regulator tetapi juga menjadi pelindung organisasi bisnis karena organisasi bisnis  merupakan salah satu penopang perekonomian nasional.

Related Documents


More Documents from "patah85"