Pengaruh Tambang Terhadap Lingkungan Pertambangan secara umum adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penambangan, penggalian, pengolahan, penelitian, yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang dapat berupa mineral, batubara, panas bumi, dan migas Berdasarkan Undang-Undang tentang pertambangan Nomor 11 Tahun 1967, barang tambang atau bahan galian dibedakan atas tiga golongan,, antara lain, barang tambang Golongan A (strategis) merupakan bahan galian yang berperan penting dalam kelangsungan kehidupan Negara. Barang tambang Golongan B (vital) merupakan bahan galian yang berperan penting dalam kegiatan perekonomian negara, dikuasi oleh negara dengan menyertakan rakyat. Barang tambang Golongan C merupakan bahan galian yang tidak termasuk strategis dan tidak vital biasanya diusahakan oleh rakyat. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) menurut UU no 32 tahun 2009 pasal 1 ayat (2) adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum. Dalam UU ini tercantum jelas dalam Bab X bagian 3 pasal 69 mengenai larangan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang meliputi larangan melakukan pencemaran, memasukkan benda berbahaya dan beracun (B3), memasukkan limbah ke media lingkungan hidup, melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar, dan lain sebagainya. Undangundang nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan dan batubara, menjelaskan bahwa Mineral dan batubara sebagai sumber daya alam yang tak terbarukan merupakan kekayaan nasional yang dikuasai oleh negara untuk sebesar-besar kesejahteraan rakyat. Untuk penetapan wilayah dan kegiatan pertambangan harus memperhatikan pendapat dari instansi pemerintah terkait, masyarakat dengan mempertimbangkan aspek ekologi, ekonomi, dan sosial budaya, serta berwawasan lingkungan serta harus memenuhi kriteria letak geografis,kaidah konservasi, daya dukung lindungan lingkungan, optimalisasi sumber daya mineral dan/atau batubara dan tingkat kepadatan penduduk.
Pihak-pihak yang secara langsung terlibat dalam proses penambangan, izin, kontraktor dan sebagainya yaitu Konsumen – Produsen – Pemerintah. Pihak-pihak tersebut harus bersinergi dimana salah satu dari pihak tersebut tidak ada yang rugi dan di semua pihak harus diuntungkan, terutama pemerintah dalam menyikapi permasalahan lingkungan akibat dari pertambangan. Pemerintah mengambil kebijakan tertentu di dalam menyikapi pencemaran lingkungan, salah satunya ialah dimana Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) meluncurkan Deklarasi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Akibat Pertambangan. Deklarasi ini diharapkan dapat memperkuat kembali kondisi pasca penetapan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dimana kewenangan di bidang energi dan sumber daya mineral menjadi kewenangan pemerintah dan pemerintah provinsi karena isu pencemaran dan kerusakan lingkungan merupakan kewenangan bersama antara pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. Munculnya industri-industri pertambangan di Indonesia mempunyai dampak positif dan dampak negatif bagi masyarakat dan negara. Dampak positif adanya industri pertambangan antara lain menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, hasil produksi tambang dapat digunakan untuk memenuhi permintaan pasar domestik maupun pasar internasional, sehingga hasil ekspor tambang tersebut dapat meningkatkan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi negara. Industri pertambangan juga dapat menarik investasi asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Namun, terdapat masalah yang harus diperhatikan oleh pemerintah, yaitu masalah penambangan ilegal. Penambangan ilegal dilakukan tanpa izin, prosedur operasional, dan aturan dari pemerintah. Hal ini membuat kerugian bagi negara karena mengeksploitasi sumber daya alam secara ilegal, mendistribusikan, dan menjual hasil tambangnya secara ilegal, sehingga terhindar dari pajak negara. Oleh karena itu, pemerintah harus menerapkan aturan yang tegas terhadap para pihak yang melakukan penambangan ilegal. Kemudian, di sisi lain, industri pertambangan juga mempunyai dampak negatif, yaitu kerusakan lingkungan. Wilayah yang menjadi area pertambangan akan terkikis, sehingga dapat menyebabkan erosi. Limbah hasil pengolahan tambang juga dapat mencemari
lingkungan. Kegiatan industri tambang yang menggunakan bahan bakar fosil menghasilkan CO2 yang dapat menimbulkan efek rumah kaca dan pemanasan global. Beberapa dampak yang ditimbulkan oleh pertambangan terhadap lingkungan diantaranya, Pengerukan atau penambangan, akibat pengerukan atau penambangan adalah terbentuknya cekungan-cekungan bekas penambangan. Kualitas udara, dampak terhadap kualitas udara adalah peningkatan konsentrasi debu (partikulat) akibat aktivitas pengerukan atau penambangan dan pengangkutan, terutama berlangsung pada musim kemarau. Kuantitatif dampak relatif kecil, hanya di sekitar Lokasi penggalian dan jalur transportasi yang dilalui dan berlangsung hanya untuk sementara waktu selama oprasi. Kualitas air, dampak terhadap kualitas air adalah perubahan sifat fisik, kimia serta biologi perairan. Perubahan tata guna lahan, dampak bersifat lokal dalam skala kecil dan bersifat sementara. Kebisingan, ditimbulkan oleh suara mesin alat berat (backhoe and truck hercules) yang menunjang aktifitas pengerukan/penambangan. Pengangkutan, beberapa komponen lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak dari kegiatan ini adalah ketenagakerjaan dan pendapatan. Kegiatan ini berdampak positif bagi penduduk di sekitar Lokasi kegiatan, kerena dapat membuka kesempatan kerja, memacu pertumbuhan sekitar sektor ekonomi masyarakat. Akibat dari dampak pencemaran akibat penambangan terhadap manusia munculnya berbagai penyakit antara lain, Limbah pencucian zat-zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia jika airnya dikonsumsi dapat menyebabkan penyakit kulit pada manusia seperti kanker kulit. Kaarena Limbah tersebut mengandung belerang ( b), Merkuri (Hg), Asam Slarida (Hcn), Mangan (Mn), Asam sulfat (H2sO4), di samping itu debu menyebabkan polusi udara di sepanjang jalan yang dijadikan aktivitas pengangkutan. Hal ini menimbulkan merebaknya penyakit infeksi saluran pernafasan, yang dapat memberi efek jangka panjang yang berbahaya bagi paru, paru, darah atau organ tubuh lainnya produk buangannya, berupa abu ringan, abu berat, dan kerak sisa pembakaran, mengandung berbagai bahan kimia. Seperti halnya aktifitas pertambangan lain di Indonesia, Pertambangan emas juga telah menimbulkan dampak kerusakan lingkungan hidup yang cukup parah, baik itu air, tanah, Udara, dan hutan, Air Penambangan Batubara secaralangsung menyebabkan pencemaran air, yaitu dari limbah pencucian batubara tersebut dalam hal memisahkan batubara dengan sulfur. Limbah
pencucian tersebut mencemari air sungai sehingga warna air sungai menjadi keruh, Asam, dan menyebabkan pendangkalan sungai akibat endapan pencucian emas tersebut. Limbah pencucian emas setelah diteliti mengandung zat-zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia jika airnya dikonsumsi. Untuk mengatasi dampak negatif tersebut, maka setiap perusahaan harus memiliki tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR). CSR harus diterapkan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan. Prinsip pembangunan berkelanjutan adalah memenuhi kebutuhan sekarang tanpa harus mengorbankan kebutuhan generasi masa depan. CSR dapat dilakukan di berbagai bidang seperti sosial, ekonomi, dan lingkungan. Di bidang sosial, perusahaan dapat memberikan dana beasiswa pendidikan bagi pelajar, pelatihan bagi karyawan, dan mendirikan perpustakaan. Di bidang ekonomi, perusahaan dapat membantu usaha-usaha kecil menengah dengan memberikan pinjaman dana untuk mengembangkan usaha mereka. Kemudian, di bidang lingkungan perusahaan dapat melakukan reklamasi area bekas tambang, menanam bibit pohon, dan mengolah limbah dengan cara daur ulang. Jadi, tidak hanya mengambil keuntungan dengan mengeksploitasi sumber daya alam yang ada, tetapi juga harus dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan hidup.
NAMA : IQBAL GUSRANDA NIM :03021181823016 JURUSAN/KELAS : TEKNIK PERTAMBANGAN/B