Pengaruh Perbedaan Jenis Umpan terhadap Hasil Tangkapan Bubu Karang (Coral Trap) Di Perairan Pulau Puhawang, Lampung Selatan
Effect of Fish Baits to Coral Trap’s Catching at Puhawang Island, South Lampung Oleh: Indra Gumay Yudha (Staf pengajar PS Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung) ABSTRACT This experiment was held in March-April 2005 at Puhawang Island waters in South Lampung regency, to study the effect of different of fish baits to abundance and biomass of coral trap’s catching. There were five fish baits i.e squid, shrimp, fish, goat’s bone, and roasted coconut; and equipped with control (without fish bait) as treatments. Each treatment had 3 repetitions. The result showed that effect of fish baits were not significantly to coral trap’s catching, both abundance of fishes and their weight. Fishes caught dominantly were Nemipteridae (Threadfin breams, Whiptail breams) and consist of twin-lined threadfin bream (Nemipterus isacantus), yellow-tipped threadfin bream (Nemipterus nematopus), saw-jawed monocle bream (Scolopsis ciliatus), and butterfly whiptail (Pentapodus setosus).
Keywords: coral trap, light attractor ABSTRAK Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-April 2005 di perairan Pulau Puhawang, Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh perbedaan jenis umpan pada bubu karang terhadap jumlah dan bobot ikan yang tertangkap. Umpan yang digunakan sebagai perlakuan adalah cumi-cumi, udang, ikan tembang, tulang kambing, dan kelapa, serta dilengkapi dengan bubu kontrol (tanpa umpan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan jenis umpan tidak berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan, baik jumlah maupun bobotnya. Jenis-jenis ikan yang dominan tertangkap adalah ikan dari famili Nemipteridae, seperti kuniran (Nemipterus isacantus), belah perahu (Nemipterus nematopus), jelek mata (Scolopsis ciliatus), dan cunung (Pentapodus setosus). Kata kunci: bubu karang, umpan 1. PENGANTAR Potensi sumberdaya ikan karang di Indonesia cukup besar mengingat luasnya habitat karang di wilayah pesisir dan laut yang tersebar di seluruh kepulauan nusantara. Jenis-jenis ikan karang yang ekonomis penting dan memiliki harga jual tinggi antara lain adalah ikan kakap, kerapu, baronang, ekor kuning, dan lain-lain. Pada umumnya harga jual komoditas perikanan tersebut akan lebih tinggi jika dipasarkan dalam kondisi hidup.
Pemanfaatan sumberdaya ikan karang dilakukan dengan berbagai jenis alat penangkapan ikan. Salah satu jenis alat penangkapan ikan yang umumnya digunakan adalah bubu (trap). Ikan hasil tangkapan bubu memiliki beberapa kelebihan, antara lain tertangkap dalam kondisi hidup (segar) serta tidak mengalami kerusakan fisik karena ruangan bubu yang relatif luas yang memungkinkan ikan dapat bergerak bebas di dalamnya. Ikan-ikan yang tertangkap dalam kondisi demikian memiliki harga jual yang relatif tinggi. Usaha perikanan bubu (trap) telah berkembang dengan baik di seluruh perairan Indonesia, terutama di wilayah pesisir yang memiliki habitat terumbu karang. Umumnya ikan-ikan yang menjadi target penangkapan adalah jenis ikan karang yangt memiliki nilai jual tinggi, seperti ikan kakap, kerapu, baronang, ekor kuning, lobster, gurita, dan lain-lain. Alat tangkap bubu dapat terbuat dari kayu, bambu, plastik, jaring, ataupun kawat. Pengoperasiannya dilakukan secara pasif, yaitu menunggu ikan masuk ke dalam bubu dan terperangkap hingga tidak dapat keluar. Dalam pengoperasiannya, adakalanya nelayan menyamarkan bubu dengan cara menimbun dengan bongkahan karang, sehingga dapat menimbulkan kerusakan terumbu karang. Menurut Sukmara dkk. (2001), pemasangan bubu yang demikian dapat menyebabkan terumbu karang terbongkar, patah dan mengalami kematian. Penggunaan alat bantu penangkapan, seperti umpan (bait), pada bubu dasar atau bubu karang merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan efektivitas penangkapan dan sekaligus dapat mencegah masalah kerusakan terumbu karang. Beberapa ahli perikanan sependapat bahwa umpan merupakan alat bantu perangsang yang mampu memikat sasaran penangkapan dan sangat berpengaruh untuk meningkatkan efektivitas alat tangkap. Menurut Gunarso (1985), ikan akan memberikan respon terhadap lingkungan sekelilingnya melalui indera penciuman dan penglihatan.
Tertariknya ikan terhadap umpan disebabkan oleh rangsangan
berupa rasa, bau, bentuk, gerakan dan warna. Kebanyakan ikan akan memberikan reaksi jika benda yang dilihat bergerak, mempunyai bentuk, warna dan bau. Lebih lanjut Gunarso (1985) menjelaskan bahwa pengetahuan tentang berbagai jenis makanan yang biasa dimakan ikan sangat berguna untuk usaha penangkapan ikan, terutama dari jenis-jenis yang ekononis penting. Hal ini terkait dengan penggunaan jenis makanan sebagai umpan ikan yang menjadi target penangkapan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mempelajari jenisjenis umpan yang efektif untuk digunakan pada perikanan bubu, sehingga dapat meningkatkan
Indra Gumay Yudha: Pengaruh perbedaan jenis umpan terhadap hasil tangkapan bubu karang (coral trap) di Perairan Pulau Puhawang, Lampung Selatan
2
pendapatan nelayan. Dari penelitian ini diperoleh gambaran tentang pengaruh penggunaan jenisjenis umpan alami yang berupa cumi-cumi, udang, kelapa, ikan rucah, dan tulang kambing, terhadap ikan yang tertangkap; selanjutnya dapat diketahui jenis umpan yang efektif untuk menangkap ikan-ikan yang bernilai ekonomis tinggi yang menjadi major target pada alat tangkap bubu karang. 2. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di perairan Pulau Puhawang, Kecamatan Punduh Pidada, Kabupaten Lampung Selatan pada bulan Maret-April 2005. Penempatan bubu dilakukan di 4 (empat) titik lokasi yang berupa gosong karang yang diduga merupakan habitat ikan karang. Adapun koordinat lokasi penelitian adalah sebagai berikut: a) S 05°41'31,6" - E 105°13'22"; b) S 05°41'51,0" - E 105°13'04,8"; c) S 05°42'00,9" - E 105°13'16,9";
dan d) S 05°41'56,7" - E 105°13'24,7"
(Lampiran 1). Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cumi-cumi, ikan tembang, kelapa dibakar, udang putih, dan tulang kambing dengan berat masing-masing 1500 gram sebagai umpan bubu. Bahan dan alat lainnya adalah: formalin 40% sebanyak 10 liter, tali PE berdiameter 4 mm sepanjang 30 m, timbangan, buku identifikasi ikan, kamera, borang isian dan alat tulis, kapal motor dan perlengkapan selam (kompresor, masker, dan selang karet), serta 18 unit bubu karang. Bubu karang yang digunakan adalah bubu yang terbuat dari bahan kawat (wire) berukuran (pxlxt) 75x66x33 cm dan memiliki mulut (funnel) 1 buah. Kontruksi bubu dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Skema konstruksi bubu kawat
Indra Gumay Yudha: Pengaruh perbedaan jenis umpan terhadap hasil tangkapan bubu karang (coral trap) di Perairan Pulau Puhawang, Lampung Selatan
3
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan perlakuan 5 jenis umpan yang berbeda yang ditempatkan pada bubu karang dalam jumlah yang sama, yaitu 500 gram setiap bubu. Penelitian ini juga dilengkapi dengan perlakuan kontrol (bubu yang tidak menggunakan umpan).
Masing-masing perlakuan memiliki ulangan sebanyak 3 kali.
Penempatan bubu pada perairan dilakukan secara acak sehingga memenuhi kaidah statistika; yaitu setiap satuan percobaan mempunyai peluang yang sama untuk menerima suatu perlakuan. Seluruh bubu tersebut dioperasikan dengan menempatkannya di bawah perairan di sekitar gosong karang pada kedalaman antara 20-30 m. Setting bubu dilakukan dengan bantuan nelayan bubu yang biasa beroperasi di sekitar gugusan Pulau Puhawang. Saat setting alat tangkap, biasanya nelayan-nelayan bubu melakukan penyelaman dengan bantuan kompresor dan masker. Di dasar perairan bubu diikat dengan tali PE berdiameter 4 mm dan diberi pemberat agar tidak hanyut terbawa arus. Penempatan bubu di dasar perairan dilakukan secara acak dan diupayakan agar jarak antara bubu tidak berdekatan, sehingga tidak saling mempengaruhi antara satu perlakuan dengan perlakuan lainnya.
Jarak antara bubu diupayakan lebih dari 10 m. Waktu
pengoperasian bubu adalah 3 hari 2 malam. Menurut para nelayan bubu, operasi penangkapan ikan dengan menggunakan bubu karang dapat dilakukan selama 3 hari 2 malam atau maksimal 4 hari 3 malam. Jika terlalu lama dioperasikan (lebih dari 4 hari), kemungkinan ikan yang tertangkap akan mengalami kematian dan luka-luka. Setelah dioperasikan, bubu diangkat dan dicatat jenis, jumlah, dan diukur bobot ikan yang tertangkap.
Identifikasi ikan dilakukan
berdasarkan Allen (2000). Data yang akan dikumpulkan meliputi berbagai data keadaan ikan yang tertangkap, yaitu: jumlah, jenis, dan bobot ikan. Data mengenai jenis ikan (genus atau spesies) sangat diperlukan untuk menduga karakteristik dan tingkah laku ikan tersebut terhadap perlakuan yang diberikan. Data ini juga sangat penting untuk mengetahui apakah ikan yang tertangkap termasuk jenis ekonomis penting dan memiliki harga jual tinggi atau justru sebaliknya. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Data jumlah hasil tangkapan disajikan pada Lampiran 2. Jenis-jenis ikan yang dominan tertangkap adalah dari famili Nemipteridae, yaitu sebanyak 98 ekor (51.85%); diikuti dengan jenis lainnya yaitu famili Serranidae (17.99%), (4.76%).
Ostraciidae (6.88%), dan Monachantidae
Selebihnya, sekitar 18.52%, adalah jenis-jenis ikan dari famili Chaetodontidae,
Indra Gumay Yudha: Pengaruh perbedaan jenis umpan terhadap hasil tangkapan bubu karang (coral trap) di Perairan Pulau Puhawang, Lampung Selatan
4
Pomacanthidae, Zanclidae, Siganidae, Diodontidae, Hemiscyllidae, Pomacentridae, Labridae, Mullidae, Scaridae, Sparidae, Lethrinidae, Caesionidae, dan Scorpaenidae. Ikan-ikan dari famili Nemipteridae yang tertangkap adalah kuniran (Nemipterus isacantus), belah perahu (Nemipterus nematopus), jelek mata (Scolopsis ciliatus), dan cunung (Pentapodus setosus); sedangkan dari famili Serranidae adalah kerapu klekek (Epinephelus sexfasciatus), kerapu lodi (Plectropomus maculatus), kerapu karet loreng (Epinephelus quoyanus), kerapu karet merah (Cephalopholis miniata), dan kerapu lumpur (Epinephelus tauvina). Jenis-jenis ikan dari masing-masing famili secara terperinci dapat dilihat pada Lampiran 2. Jenis ikan ekonomis penting, yaitu kerapu lodi dan kerapu lumpur (famili Serranidae) hanya tertangkap masingmasing 1 ekor, yaitu pada bubu dengan umpan cumi-cumi (kerapu lodi) dan umpan ikan (kerapu lumpur). Saat ini harga ikan kerapu lodi di tingkat pedagang pengumpul berkisar antara Rp 120.000,- hingga Rp 150.000,- per kg untuk ukuran konsumsi (≥500 gram); sedangkan harga ikan kerapu lumpur Rp 60.000 per kg. Perlakuan bubu yang diberi umpan berupa tulang kambing menghasilkan tangkapan terbanyak, yaitu 52 ekor. Bubu dengan umpan cumi-cumi menangkap 32 ekor ikan, bubu dengan umpan ikan dan kelapa dibakar menghasilkan masing-masing 29 ekor ikan; sedangkan ikan yang tertangkap pada bubu kontrol adalah 34 ekor. Tertariknya ikan-ikan pada umpan yang berupa tulangan kambing diduga karena ikan-ikan tersebut lebih menyukai umpan yang mengandung lemak dan berbau anyir, seperti pada tulang kambing. Pada tulangan kambing tersebut masih terdapat ‘tetelan’ daging kambing yang mengandung lemak.
Dugaan ini didasarkan pada
pendapat King (1986) dalam Rahardjo dan Linting (1993) yang menyatakan bahwa umpan yang mengandung lemak memberikan hasil tangkapan yang lebih baik karena lemak lebih memberikan rangsangan terhadap penciuman ikan/udang. Dari analisis statistik One way ANOVA diketahui bahwa perbedaan jenis umpan yang digunakan tidak memberikan pengaruh yang nyata (significant) terhadap jumlah ikan yang tertangkap; namun dari uji LSD terlihat bahwa antara perlakuan bubu berumpan tulang kambing dengan bubu yang diberi umpan udang berbeda nyata. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebaran jumlah ikan-ikan yang tertangkap tidak menunjukkan pengelompokkan tertentu pada jenis umpan yang digunakan, kecuali pada ikan kuniran. Ikan kuniran (famili Nemipteridae) yang banyak tertangkap adalah pada bubu yang diberi umpan tulang kambing, yaitu sebanyak 26 ekor. Hal ini menunjukkan bahwa ikan-ikan yang tertangkap tidak mengkhususkan diri pada suatu jenis makanan tertentu. Pendapat ini
Indra Gumay Yudha: Pengaruh perbedaan jenis umpan terhadap hasil tangkapan bubu karang (coral trap) di Perairan Pulau Puhawang, Lampung Selatan
5
sesuai dengan Tabolt (1976) dalam Nybakken (1992) yang menyatakan bahwa ikan-ikan yang hidup di sekitar karang merupakan karnivora yang tidak mengkhususkan makanannya pada suatu sumber makanan tertentu, tetapi sebaliknya bersifat oportunistik dan mengambil apa saja yang berguna baginya. Jumlah ikan yang tertangkap pada bubu juga sangat dipengaruhi oleh sifat ikan tersebut. Ikan-ikan yang biasa hidup berkelompok (schooling) cenderung untuk tertangkap dalam jumlah banyak; sedangkan ikan-ikan yang bersifat soliter cenderung tertangkap dalam jumlah sedikit. Hal ini terlihat jelas pada beberapa bubu yang menangkap ikan-ikan dari famili Nemipteridae yang biasa hidup berkelompok, dimana ikan-ikan tersebut tertangkap dalam jumlah yang relatif banyak. Sebaliknya, pada bubu yang menangkap ikan-ikan yang bersifat soliter, seperti famili Serranidae, Scorpaenidae, dan Hemiscyllidae, terlihat bahwa ikan-ikan yang tertangkap dalam jumlah yang relatif sedikit. Proses tertangkapnya ikan pada bubu diduga juga mempengaruhi hasil tangkapan. Jika ikan yang tertangkap oleh bubu di awal setting adalah jenis predator, maka ikan-ikan lainnya cenderung tidak mau memasuki bubu; sedangkan jika di awal setting bubu yang tertangkap adalah jenis non predator, maka ikan ini berikutnya dapat menjadi umpan untuk menarik ikan-ikan lainnya termasuk predator. Data bobot per jenis ikan disajikan pada Lampiran 3.
Kelompok ikan dari famili
Nemipteridae merupakan hasil tangkapan bubu yang paling banyak; demikian pula dengan total bobotnya yang mencapai 6.135 gram. Ikan-ikan dari famili Serranidae yang tertangkap bubu menempati urutan kedua dengan bobot total mencapai 4.960 gram. Individu yang memiliki bobot terbesar saat tertangkap adalah ikan kerapu lumpur dengan bobot mencapai 510 gram dan kerapu lodi dengan bobot 440 gram. Berdasarkan hasil analisis statistik One way ANOVA, diketahui bahwa perbedaan jenis umpan tidak berpengaruh nyata terhadap bobot ikan yang tertangkap. Dengan demikian belum dapat disimpulkan jenis umpan tertentu yang dianggap paling efektif untuk digunakan dalam operasi penangkapan bubu karang. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mawardi (2001) di sekitar Pulau Pramuka (Kepulauan Seribu) yang menggunakan berbagai jenis umpan pada bubu karang, seperti bulu babi, ikan rucah dan keong mas, juga memperlihatkan tidak terdapat pengaruh yang nyata penggunaan jenis-jenis umpan tersebut terhadap jumlah dan bobot ikan hasil tangkapan. Hal ini juga memperkuat pendapat Tabolt (1976) dalam Nybakken (1992) yang menyatakan bahwa ikan-ikan karnivora yang hidup di sekitar karang bersifat oportunistik dan mengambil apa saja yang berguna baginya.
Indra Gumay Yudha: Pengaruh perbedaan jenis umpan terhadap hasil tangkapan bubu karang (coral trap) di Perairan Pulau Puhawang, Lampung Selatan
6
4. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan jenis umpan yang berbeda pada bubu karang tidak menunjukkan adanya pengaruh yang berbeda nyata terhadap jumlah dan bobot ikan hasil tangkapan.
Jenis-jenis ikan yang dominan tertangkap adalah dari famili
Nemipteridae. Disarankan untuk dilakukan penelitian lanjutan tentang penggunaan jenis-jenis umpan yang dapat meningkatkan efektivitas bubu karang, terutama untuk memikat ikan-ikan karang ekonomis penting. DAFTAR PUSTAKA Allen, G. 2000. Marine Fishes of South-East Asia. Periplus Edition (HK) Ltd. Singapore. Gunarso, W. 1985. Tingkah Laku Ikan dalam Hubungannya dengan Metode dan Taktik Penangkapan Ikan. Diktat Kuliah Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor Laevastu, T. dan M. L. Hayes. 1991. Fisheries Oceanography and Ecology. Fishing News (Books) Ltd. Farnham. Mawardi, M. I. 2001. Pengaruh Penggunaan Jenis Umpan terhadap Hasil Tangkapan Ikan Karang pada Alat Tangkap Bubu (Trap) di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Bogor. Nybakken, W. J. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT Gramedia. Jakarta. Rahardjo, P. dan M. L. Linting. 1993. Penelitian Jenis Umpan untuk Bubu Laut Dalam. Jurnal Penelitian Perikanan Laut No.77: 72-77. Sudirman, H. dan A. Mallawa. 2004. Teknik Penangkapan Ikan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Sukmara, A., A.J. Siahainenia dan C. Rotinsulu. 2001. Panduan Pemantauan Terumbu Karang Berbasis Masyarakat dengan Metode Manta Tow. Proyek Pesisir-CRMP Indonesia. Jakarta.
Indra Gumay Yudha: Pengaruh perbedaan jenis umpan terhadap hasil tangkapan bubu karang (coral trap) di Perairan Pulau Puhawang, Lampung Selatan
7
Lampiran 1. Lokasi penelitian
Indra Gumay Yudha: Pengaruh perbedaan jenis umpan terhadap hasil tangkapan bubu karang (coral trap) di Perairan Pulau Puhawang, Lampung Selatan
8
Lampiran 2. Jumlah ikan yang tertangkap pada masing-masing perlakuan
No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Ikan Famili: Serranidae Kerapu klekek (Epinephelus sexfasciatus ) Kerapu lodi (Plectropomus maculatus ) Kerapu karet loreng (Epinephelus quoyanus ) Kerapu karet merah (Cephalopholis miniata ) Kerapu lumpur (Epinephelus tauvina ) Famili: Chaetodontidae Kepe-kepe (Chaetodon linealotus) Kepe layaran (Heniochus diphreutes ) Kepe monyong (Chelmon rostratus ) Famili: Pomacanthidae Ucrit (Centropyge multifasciatus ) Famili: Zanclidae Kepe layaran kasap (Zanclus cornutus ) Famili: Nemipteridae Kuniran (Nemipterus isacantus ) Belah perahu (Nemipterus nematopus ) Jelek mata (Scolopsis ciliatus ) Cunung (Pentapodus setosus ) Famili: Siganidae Baronang/semadar (Siganus canaliculatus ) Famili: Ostraciidae Buntal kotak (Rhynchostracion nasus ) Buntal segitiga (Tetrasomus gibbosus) Famili: Diodontidae Buntal landak (Diodon liturosus ) Famili Hemiscyllidae: Hiu tutul (Hemiscyllium ocellatum ) Famili Monachantidae: Amplas tanduk (Pseudomonacanthus peroni ) Famili Pomacentridae: Seserak (Sargocentron cornutum ) Famili Labridae: Leliyut (Thalassoma lunare ) Nyainyai (Cheilinus chlorurus ) Famili Mullidae: Udang-udang (Upeneus sundaicus ) Famili Scaridae: Kakak tua (Scarus rubroviolaceus ) Famili Sparidae: Haji (Dentex tumifrons ) Famili Lethrinidae: Tambak-tambak (Lethrinus miniatus ) Famili Caesionidae: Ekor kuning (Caesio teres ) Famili Scorpaenidae: Lepu kerundung (Scorpaenopsis venosa ) Lepu barongsai (Pterois ruselli )
Kontrol 1 2 3
Jenis Umpan dan Ulangan Cumi-cumi Udang Ikan Tulang 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
1 0 0 2 0
2 0 0 0 0
0 0 0 0 0
1 0 1 0 0
3 0 3 0 0
0 1 1 0 0
1 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 2 0 0
1 0 0 0 0
0 0 1 0 1
2 0 2 0 0
0 0 1 0 0
3 0 0 0 0
1 0 2 0 0
0 0 0 0 0
1 0 0 0 0
1 0 0 0 0
17 1 13 2 1
8.99 0.53 6.88 1.06 0.53
0 0 0
0 0 0
0 0 1
0 0 0
1 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 3 0
0 0 0
0 0 0
0 1 0
0 0 0
0 0 0
0 1 0
0 0 0
0 0 0
1 5 1
0.53 2.65 0.53
0
0
0
0
0
0
0
3
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
4
2.12
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0.53
0 9 0 0
4 0 6 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 6 0
0 0 1 0
0 0 1 0
0 0 0 0
0 0 0 0
6 0 0 0
1 0 0 0
3 0 3 1
24 3 0 0
2 0 3 1
0 0 2 0
13 4 1 0
0 0 1 0
0 0 3 0
53 16 27 2
28.04 8.47 14.29 1.06
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0.53
0 0
0 0
1 0
5 0
0 0
1 0
0 1
0 0
0 0
1 0
0 0
1 0
1 0
1 0
0 0
0 0
1 0
0 0
12 1
6.35 0.53
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0.53
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0.53
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
3
0
0
2
1
9
4.76
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0.53
0 0
0 0
0 1
0 0
0 0
0 0
0 0
1 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
1 1
0.53 0.53
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
1.06
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
4
2.12
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0.53
0
0
0
2
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
1.59
0
0
2
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
4
2.12
0 0
0 0
1 1
0 0
0 1
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
1 2
0.53 1.06
9
9
17
6
4
5
4
12
3
14 32 14
6
19
5
5
189
13 12
Jumlah
Kelapa 2 3
Jml
%
100.00
ANOVA: Jumlah Ikan Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Between Groups
260.500
5
52.100
.996
.460
Within Groups
628.000
12
52.333
888.500
17
Total
Indra Gumay Yudha: Pengaruh perbedaan jenis umpan terhadap hasil tangkapan bubu karang (coral trap) di Perairan Pulau Puhawang, Lampung Selatan
9
Lampiran 3. Bobot ikan yang tertangkap pada masing-masing perlakuan
No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Kontrol 1 2 3
Nama Ikan Famili: Serranidae Kerapu klekek (Epinephelus sexfasciatus ) Kerapu lodi (Plectropomus maculatus ) Kerapu karet loreng (Epinephelus quoyanus ) Kerapu karet merah (Cephalopholis miniata ) Kerapu lumpur (Epinephelus tauvina ) Famili: Chaetodontidae Kepe-kepe (Chaetodon linealotus) Kepe layaran (Heniochus diphreutes ) Kepe monyong (Chelmon rostratus ) Famili: Pomacanthidae Ucrit (Centropyge multifasciatus ) Famili: Zanclidae Kepe layaran kasap (Zanclus cornutus ) Famili: Nemipteridae Kuniran (Nemipterus isacantus ) Belah perahu (Nemipterus nematopus ) Jelek mata (Scolopsis ciliatus ) Cunung (Pentapodus setosus ) Famili: Siganidae Baronang/semadar (Siganus canaliculatus ) Famili: Ostraciidae Buntal kotak (Rhynchostracion nasus ) Buntal segitiga (Tetrasomus gibbosus) Famili: Diodontidae Buntal landak (Diodon liturosus ) Famili Hemiscyllidae: Hiu tutul (Hemiscyllium ocellatum ) Famili Monachantidae: Amplas tanduk (Pseudomonacanthus peroni ) Famili Pomacentridae: Seserak (Sargocentron cornutum ) Famili Labridae: Leliyut (Thalassoma lunare ) Nyainyai (Cheilinus chlorurus ) Famili Mullidae: Udang-udang (Upeneus sundaicus ) Famili Scaridae: Kakak tua (Scarus rubroviolaceus ) Famili Sparidae: Haji (Dentex tumifrons ) Famili Lethrinidae: Tambak-tambak (Lethrinus miniatus ) Famili Caesionidae: Ekor kuning (Caesio teres ) Famili Scorpaenidae: Lepu kerundung (Scorpaenopsis venosa ) Lepu barongsai (Pterois ruselli )
Cumi-cumi 1 2 3
Jenis Umpan dan Ulangan Udang Ikan 1 2 3 1 2 3
1
Tulang 2 3
1
Kelapa 2 3
Jml
%
65 0 0 745 0
85 0 0 0 0
0 0 0 0 0
50 0 120 0 0
135 0 600 0 0
0 440 250 0 0
50 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 525 0 0
50 0 0 0 0
0 0 310 0 510
85 0 335 0 0
0 0 120 0 0
165 0 0 0 0
55 0 165 0 0
0 0 0 0 0
65 0 0 0 0
35 0 0 0 0
840 440 2425 745 510
5.30 2.78 15.30 4.70 3.22
0 0 0
0 0 0
0 0 70
0 0 0
40 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 70 0
0 0 0
0 0 0
0 20 0
0 0 0
0 0 0
0 40 0
0 0 0
0 0 0
40 130 70
0.25 0.82 0.44
0
0
0
0
0
0
0
65
0
0
0
0
0
25
0
0
0
0
90
0.57
0
0
100
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
100
0.63
0 500 0 0
180 0 380 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 325 0
0 0 50 0
0 0 240 0
0 0 0 0
0 0 0 0
310 0 0 0
290 0 0 0
240 0 150 75
1460 160 0 0
110 0 150 60
0 0 95 0
720 285 40 0
0 0 65 0
0 0 250 0
3310 945 1745 135
20.88 5.96 11.01 0.85
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
20
0
0
0
0
0
20
0.13
0 0
0 0
85 0
1005 0
0 0
40 0
0 60
0 0
0 0
160 0
0 0
110 0
40 0
45 0
0 0
0 0
15 0
0 0
1500 60
9.46 0.38
0
0
0
0
0
0
0
75
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
75
0.47
0
0
0
0
0
0
420
0
0
0
0
0
0
0
0
420
2.65
0
90
0
55
0
0
0
0
0
95
65
0
0
40
15
360
2.27
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
60
0.38
0
0
0
0
0
0
0 0 0 0 60
0 0
0 0
0 120
0 0
0 0
0 0
0 0
60 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
60 120
0.38 0.76
0
0
0
0
0
0
0
0
105
0
0
0
0
0
0
0
0
0
105
0.66
80
0
0
0
175
0
0
0
0
0
0
65
0
0
210
0
0
0
530
3.34
0
0
0
0
125
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
125
0.79
0
0
0
265
0
65
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
330
2.08
0
0
130
0
0
110
0
0
0
0
0
90
0
0
0
0
0
0
330
2.08
0 0
0 0
105 50
0 0
0 75
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
105 125
0.66 0.79
1390 645 720 1440 1565 955 405 200 630 1010 1110 1150 1915 620 525 1085 185 300 15850
Jumlah
100
ANOVA: Berat ikan Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Between Groups
1815944.444
5
363188.889
1.868
.174
Within Groups
2332950.000
12
194412.500
4148894.444
17
Total
Indra Gumay Yudha: Pengaruh perbedaan jenis umpan terhadap hasil tangkapan bubu karang (coral trap) di Perairan Pulau Puhawang, Lampung Selatan
10