BAB VII EKSKRESI DAN OSMOREGULASI DISUSUN OLEH: INDRA GUMAY YUDHA (
[email protected]) JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG, INDONESIA
EKSKRESI :
Proses pengeluaran/ pembuangan sisa hasil metabolik dari tubuh makhluk hidup
Pada ikan dilakukan melalui:
saluran pencernaan kulit ginjal (sebagian besar)
1. GINJAL Ginjal berbentuk ramping dan memanjang dg warna
merah tua, terletak di bagian atas rongga perut di luar peritonium, di bawah tulang punggung dan aorta dorsalis. Jumlah ginjal: sepasang. Tipe anatomik ginjal:
pronephros mesonephros
A. Pronephros: Struktur sangat sederhana Di bagian anterior ter-dpt corong (disebut
nephrostome) yg terbuka ke dalam rongga tubuh dan dilengkapi cilia. Pronephros terletak di depan mesonephros. Pd sebagian besar ikan, pronephros berfungsi pd awal kehidupan (embrio dan larva), setelah ikan dewasa fungsinya akan digantikan oleh mesonephros. Perkecualian pd ikan ‘hagfish’ (Myxine) dan lamprey.
B. Mesonephros: Susunan lebih rumit daripada pronephros Terdiri dr unit-unit yg disebut Nephron. Nephron terdiri dari:
Badan malpighi (renal corpuscle), yg terdiri dari:
Glomerulus (kumpulan kapiler-kapiler darah) Kapsul Bowman (spt mangkuk tempat glomerulus)
Tubuli ginjal (saluran yg melingkarlingkar), terdiri dari:
Bagian leher Proximal Tengah Distal, yg bermuara ke saluran pengumpul.
Jumlah glomerulus ikan air tawar lebih banyak
dan diameternya lebih besar dibandingkan dg ikan laut. Diameter glomerulus ikan air tawar : 48-104 mikron (rata-rata 71 mikron) Diameter glomerulus ikan laut : 27-94 mikron (rata-rata 48 mikron)
2. PROSES EKSKRESI Glomerulus dan kapsul Bowman berfungsi untuk: menyaring hasil
buangan metabolik yg terdapat dalam darah. Darah tidak ikut tersaring dan masuk ke vena renalis. Protein tetap bertahan di dalam darah. Cairan ekskretori ini kemudian masuk ke tubuli ginjal. Glukosa,
beberapa mineral dan cairan (solution) lainnya diserap kembali ke dalam darah. Beberapa hormon ikut berperan dalam penyaringan dan penyerapan
kembali. Hasil buangan metabolik yang tidak tersaring dan tidak terserap
kembali akan masuk ke saluran pengumpul dan terus ke kantong air seni dan kemudian dikeluarkan melalui lubang pelepasan.
3. OSMOREGULASI Osmoregulasi : Pengaturan tekanan osmotik cairan tubuh yang layak bagi kehidupan ikan, sehingga proses-proses fisiologis tubuhnya berfungsi normal. Osmoregulasi dilakukan dgn berbagai cara melalui:
ginjal kulit membran mulut
3.1 Osmoregulasi pd ikan air tawar Ikan-ikan yang hidup di air tawar mempunyai cairan tubuh yg
bersifat hiperosmotik terhadap lingkungan, sehingga air cenderung masuk ke tubuhnya secara difusi melalui permukaan tubuh yg semipermiable. Bila hal ini tdk dikendalikan atau diimbangi, maka akan menyebabkan hilangnya garam2 tubuh dan mengencernya cairan tubuh, sehingga cairan tubuh tdk dpt menyokong fungsi-fungsi fisiologis secara normal. Ginjal akan memompa keluar kelebihan air tsb sebagai air seni.
Ginjal mempunyai glomeruli dalam jumlah banyak dgn diameter besar. Ini dimaksudkan utk lebih dapat menahan garam-garam tubuh agar tidak keluar dan sekaligus memompa air seni sebanyak2nya.
Ketika cairan dari badan malpighi memasuki tubuli ginjal, glukosa
akan diserap kembali pada tubuli proximallis dan garam2 diserap kembali pada tubuli distal. Dinding tubuli ginjal bersifat impermiable (kedap air, tdk dpt ditembus) thd air. Air seni yang dikeluarkan ikan sangat encer dan mengandung
sejumlah kecil senyawa nitrogen, seperti:
Asam urikat (uric acid) Creatine Creatinine Amonia.
Meskipun air seni mengandung sedikit garam, keluarnya air
yang berlimpah menyebabkan jumlah kehilangan garam yang cukup besar. Garam-garam juga hilang karena difusi dari tubuh. Kehilangan garam ini diimbangi dengan garamgaram yang terdapat pada makanan dan penyerapan aktif melalui insang. Pada golongan ikan Teleostei terdapat gelembung air seni
(urinary bladder) untuk menampung air seni. Di sini dilakukan penyerapan kembali terhadap ion-ion. Dinding gelembung air seni bersifat impermiable thd air.
3.2 Osmoregulasi pd ikan air laut Ikan laut hidup pada lingkungan yg hipertonik thd
jaringan dan cairan tubuhnya, shg cenderung kehilangan air melalui kulit dan insang, dan kemasukan garamgaram. Utk mengatasi kehilangan air, ikan ‘minum’ air laut
sebanyak2 nya. Dengan demikian berarti pula kandungan garam akan meningkat dalam cairan tubuh. Padahal dehidrasi dicegah dengan proses ini dan kelebihan garam harus dihilangkan.
Karena ikan laut dipaksa oleh kondisi osmotik utk
mempertahankan air, volume air seni lebih sedikit dibandingkan dengan ikan air tawar. Tubuli ginjal mampu berfungsi sbg penahan air. Jumlah glomeruli ikan laut cenderung lebih sedikit dan
bentuknya lebih kecil daripada ikan air tawar Kira-kira 90% hasil buangan nitrogen yg dapat disingkirkan
melalui insang, sebagian besar berupa amonia dan sejumlah kecil urea. Meskipun demikian, air seni masih mengandung sedikit senyawa tsb. Air seni Osteichthyes mengandung:
Creatine Creatinine Senyawa nitrogen Trimetilamin oksida (TMAO)
3.3 Osmoregulasi pd ikan Elasmobranchii Cairan tubuh ikan Elasmobranchii umumnya mempunyai tekanan
osmotik yg lebih besar drpd lingkungannya krn disebabkan kandungan urea dan TMAO yang tinggi di dalam tubuhnya (bukan karena garam-garam). Karena cairan tubuhnya yg hiperosmotik thd lingkungannya,
golongan ikan ini cenderung menerima air lewat difusi, terutama lewat insang. Untuk mempertahankan tek. Osmotiknya, kelebihan air ini dikeluarkan sbg air seni. Penyerapan kembali thd urea di dlm tubuli ginjal merupakan upaya
pula dalam mempertahankan tek. Osmotik tubuhnya. Permukaan tubuhnya yg relatif bersifat impermiable mencegah masuknya air dari lingkungan ke dalam tubuhnya.
3.3 Pengaruh Hormon thd Ekskresi dan Osmoregulasi Ekskresi dan osmoregulasi diatur oleh kelenjar endokrin
(hormon). Hormon dpt mempengaruhi ginjal dgn menaikan atau menurunkan tekanan darah yang mengubah laju penyaringan ke dalam kapsul Bowman, yg berarti pula mengubah jumlah cairan ekskresi. Hormon juga bisa mempengaruhi ekskresi ginjal dgn cara
tertentu pada sel tubuli ginjal utk mengubah permeabilitas dan laju penyerapan kembali thd substansi tertentu. Hormon juga mempengaruhi penyaringan ataupun penyerapan
pada insang.