“PENERAPAN TERAPI SUPORTIF TERHADAP STRES BELAJAR PADA SISWA & SISWI KELAS IX-E SMP NEGERI 1 KABILA” Oleh : Cindy Claudia Ahmad
BAB I PENDAHULUAN
“
2
1.1 LATAR BELAKANG
Stres yang terjadi di lingkungan sekolah yang terjadi dalam aktifitas belajar juga bisa disebut dengan stres belajar.
Perubahan fisiologis yang ditimbulkan karena stres belajar berupa sakit kepala, sakit leher, nyeri otot, cepat merasa lelah, rasa mual atau muntah-muntah, sakit perut, sakit dibagian dada, jantung berdebardebar, berkeringat secara berlebihan, pusing, tidur tidak teratur, susah tidur, sakit punggung, mencret, lelah atau kehilangan energi untuk belajar (Simbolon, I. 2015; Fahmi, F. 2011).
Faktor penyebab stres belajar pada siswa yaitu tuntutan akademis yang dinilai terlampau berat, hasil ujian yang buruk, tugas yang menumpuk, kondisi fisik atau bentuk tubuh, dan tuntutan dari orang tua atau masyarakat. Orang tua biasanya menuntut anaknya untuk mempunyai nilai yang bagus di sekolah, tanpa melihat kemampuan si anak.
Secara psikologis, stres belajar pada siswa dapat termanifestasi dalam berbagai bentuk seperti kebiasaan menunda, kelemahan dalam pengambilan keputusan, kecenderungan lupa atau lemahnya daya ingat, kesulitan untuk berkonsentrasi, kehilangan harapan, berfikir negatif, berputus asa, menyalahkan diri sendiri, kebingungan dan kecemasan komunikasi yang terlihat dari kecanggungan mereka ketika berbicara.
Hasil data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2018) prevalensi menunjukkan kejadian stres pada remaja meningkat dari tahun ketahun. Sebesar (9,8%) masyarakat Indonesia yang berumur lebih dari 15 tahun yang termasuk dalam kategori remaja awal yaitu siswa SMP sering mengalami gangguan mental emosional berupa stres, kecemasan dan depresi.
3
Siswa yang mengalami stres perlu melakukan management stres agar tidak berlarut-larut dan tidak berdampak terhadap kondisi fisik maupun psikisnya yang lebih buruk. Penatalaksanaan atau manajemen untuk mengatasi berbagai faktor yang disebabkan oleh stress yaitu psikofarmaka, terapi somatik, psikoterapi, terapi relaksasi dan konseling. Salah satu cara management stres yang efektif dilakakukan adalah dengan melakukan terapi suportif.
1.2 RUMUSAN MASALAH “Bagaimana terapi suportif pada siswa/siswi kelas IX yang mengalami stress belajar di SMPN 1 Kabila.” 1.3 TUJUAN STUDI KASUS Tujuan umum
Tujuan khusus
4
5
1.4 MANFAAT STUDI KASUS Manfaat Bagi Masyarakat Manfaat Bagi Pengembang Ilmu dan Teknologi Keperawatan Manfaat Bagi Peneliti
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stres Belajar
• suatu kondisi dimana siswa tidak dapat belajar secara wajar yang disebabkan adanya tekanan, hambatan, gangguan dalam belajarnya, serta tuntutan terkait dengan bidang belajar yang melebihi kemampuan yang dimiliki individu.
Pengertian Stres Belajar
6
•Stres tingkat I •Stres tingkat II •Stres tingkat III •Stres tingkat IV •Stres tingkat V •Stres tingkat VI
Tahapan Stres Belajar
7
Faktor internal dan Faktor eksternal
Faktor Stres pada Pelajar • Psikofarmaka • Terapi Somatik • Psikoterapi : 1) suportif, 2) re-edukatif, 3) re-konstruktif 4) Kognitif 5) Psikodinamik 6) Perilaku 7) keluarga • Terapi relaksasi • Konseling
Terapi Untuk Stres
Akibat Stres pada Pelajar
Alat Ukur Stres Tess Depression Anxiety Stres Scale (DASS) 42
Gejala emosional Gejala fisik Gejala perilaku
Pengertian
Teknik Pelaksanaan
Tujuan 2.2 Terapi Suportif
Kriteria Terapis
Indikasi 8
9
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Studi Kasus 3.1.1 Mengidentifikasi dan memilih masalah yang akan diteliti
3.1.2 Merumuskan masalah
3.1.3 Melakukan kajian pustaka
10
3.2 Subyek Studi Kasus Siswa/siswi : Perempuan (5 org) Laki-laki (5 org)
Mengalami masalah stres belajar
Bersedia diteliti
3.3 Fokus Studi “Penerapan terapi suportif terhadap stres belajar pada siswa dan siswi kelas IX-E SMPN 1 Kabila.”
3.4 Definisi Operasional Terapi suportif • Stres Belajar salah satu terapi yang • kondisi dimana efektif dilakukan seorang pelajar untuk mengatasikejenuhan masalah mengalami dengan rutinitas yang psikologi yang tidak dilakukannya setiap hanya diberikan pada hari sekolah, mulai kliendi dengan gangguan dari banyaknya tugas, jiwa tetapi bisa diberikan kurangnya pada kliententang yang pemahaman mengalami stres belajar materi yang diajarkan, tuntutan orangtua dengan tujuan dan orangmemberikan terdekat yang mengharuskan nilai kesempatan pada klien akademiknya untuk mengungkapkan sempurna dan tidak masalah baik secara dibarengi dengan fisik maupun emosional koping yang efektif dalam dan mengatasi juga perawat situasi seperti diatas. bertindak sebagai seseorang yang melatih koping klien dalam menghadapi situasisituasi yang tidak diinginkan.
3.5 Tempat dan Waktu • Peneliti melakukan penelitian di SMPN 1 Kabila pada bulan April
3.6 Pengumpulan Data • Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan mengobservasi secara langsung, wawancara, dan memberikan kuisioner pada responden.
11
3.7 Penyajian Data
Secara narasi yang dituangkan dalam hasil dan deskripsi dari gambaran terhadap klien yang diobservasi dan wawancara.
3.8 Etika Studi Kasus
12
Persetujuan
Tanpa Nama
Kerahasiaan
13
Terima Kasih...