Penelitian Kesehatan.doc

  • Uploaded by: Widyawati MKes
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Penelitian Kesehatan.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 12,864
  • Pages: 49
PENELITIAN KESEHATAN A. BATASAN PENELITIAN KESEHATAN Penelitian pada hakekatnya adalah suatu upaya untuk memahami dan memecahkan masalah secara ilmiah, sistematis, dan logis. Istilah ilmiah disini diartikan kebenaran pengetahuan yang didasarkan pada fakta empiris, yang diperoleh dari penyelidikan secara berhati-hati dan bersifat objektif. Dengan kata lain, kebenaran pengetahuan tersebut diperoleh bukan dari ide pribadi atau dugaan-dugaan, tetapi berdasarkan data empiris. Oleh sebab itu, kegiatan penelitian ilmiah memerlukan dan menempuh tahap-tahap yang sistematis, dalam arti menurut aturan tertentu, dan logis dalam arti sesuai dengan penalaran. Didalam kehidupan kita sebagai mahluk sosial di jagat raya ini tidak terlepas dari berbagai masalah.masalah-massalah tersebut dikelompokkan dalam berbagai bidang kehidupan, antara lain pendidikan, kesehatan, kemassyarakatan, politik, ekonomi, keagamaan dan sebagainya. Pada tiap bidang kehidupan itu pun tidak terlepas dari masalah di bidangnya masing-masing. Upaya untuk memahami dan memecahkan masalah-massalah tersebut dapat dilakukan dengan cara yang sederhana atau secara tradisional (non ilmiah), dan dapat dilakukan secara komplek atau modern (ilmiah).dan cara inilah disebut metode penelitian (scientific method). Dikatakan oleh salah seorang ahli (Hillway Tyrus di dalam bukunya Introduction to Research), bahwa penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan atau mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah tersebut, yang dilakukan secara hati-hati sehingga diperoleh pemecahannya. Penelitian kasehatan berorientasikan atau memfokuskan kegiatannya pada masalah-masalah yang timbul di bidang kesehatan / kedokteran dan sistem kesehatan. Kesehatan itu sendiri terdiri dari dua sub bidang pokok, yakni yang pertama, kesehatan individu yang berorientasikan klinis/pengobatan, yang biasanya di sebut kedokteran. Sub bidang yang kedua berorientasi pada kesehatan kelompok atau masyarakat, yang bersifat pencegahan, yang disebut kesehatan masyarakat (publik healt). Sub bidang kesehatan masyarakat inipun terdiri dari berbagai komponen, sepoerti epidemiologi, pendidikan kesehatan, kesehataqn lingkungan, administrasi kesehatan masyarakat, gizi masyarakat, dan lain sebagainya. Kedua sub bidang kesehatan inipun masing-masing mempunyai gejala dan masalah yang berbeda, yang memerlukan penelitian. Secara makro, kesehatan merupakan sub sistem dari sistem sosial budayayang tidak terlepas dari sub sistem yang lain seperti pendidikan, ekonomi, politik dan sebagainya. Hal inipun merupakan sasaran dari penelitian kesehatan. Bertitik tolak dari uraian tersebut di atas, penelitian kesehatan dapat di artikan sebagai suatu upaya untuk memahami permasaalahan-

permasalahan yang di hadapi dalam bidang kesehatan, baik kuratif/klinis maupun preventif/ kesehatan masyarakat, serta masalah-masalah yang berkaitan dengannya, dengan mencari bukti yang muncul, dan dilakukan melalui langkah-langkah tertentu yang bersifat ilmiah, sistematis, dan logis. B. JENIS PENELITIAN KESEHATAN Berdasarkan metode, penelitiaan kesehatan dapat di golongkan menjadi tiga kelompok besar, yakni : a. Metode penelitian survei Dalam survei, penelitian tidak dilakukan terhadap seluruh objek yang diteliti natau populasi, tetapi hanya mengambil sebagian dari polulasi tersebut (sampel). Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili populasinya. Dalam penelitian survei, hasil dari penelitian tersebut merupakan hasil dari keseluruhan. Dengan kata lain, hasil dari sampel tersebut dapat digeneralisasikan sebagai hasil populasi. Penelitian survei, digolongkan lagi menjadi 2, yaitu penelitian survei yang bersifat deskriptif (descriptive) dan analitik (analytical) . dalam penelitian survei deskriptif, penelitian diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan di dalam suatu komunitas atau masyarakat. Misalnya distribusi penyakit di dalam masyarakat dan kaitannya dengan umur, jenis kelamin, dan karakteristik lain. Oleh sebab itu penelitian deskriptif ini sering disebut penelitian penjelajahan (exploratory study ). Dalam survei deskriptif pada umumnya penelitian menjawab pertanyaan bagaimana (how). Sedangkan survei analitik, penelitian diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi. Misalnya, mengapa penyakit menyebar di suatu masyarakat, mengapa penyakit terjadi pada seseorang, mengapa masyarakat tidak menggunakan fasilitas yang telah tersedia, mengapa orang tidak mau membuat jamban keluarga, dan sebagainya. Survei analitik ini pada umumnya berusaha menjawab pertanyaan mengapa (whay?), oleh sebab itu juga disebut penelitian penjelasan (explanatory study). Lebih lanjut, penelitian survei yang bersifat analisis ini dibedakan l;agi menjadi 3 macam, yakni: 1. Seksional Silang (cross Sectional) Dalam penelitian seksional silang, variabel sebab atau resiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan). Misalnya penelitian tentang hubungan antara bentuk tubuh dengan hipertensi, hubungan antara kondisi sanitasi lingkungan dengan penyakit menular dan lain sebagainya.

Pengumpulan data untukjenis penelitian ini, baik untuk variabel sebab (indevendent variable) maupun variabel akibat (dependent variable) dilakukan secara bersama-sama atau sekaligus. 2. Studi Retrospektif (Retrospective Study) Penelitian ini adalah penelitian yang berusaha melihat kebelakang (backward looking), artinya pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat yang telah terjadi. Kemudian dari efek akibat yang terjadi. Kemudian dari efek tersebut ditelusuri penyebabnya atau variabel-variabel yang mempengaruhi akibat tersebut. Dengan kata lain, dengan penelitian retrospektif ini berangkat dari dependent variables, kemudian dicari independentvariablesnya. Misanya, penelitian yang akan mencari hubungan antara merokok dengan kanker paruparu. Maka dimulai dari mengumpulkan kasus-kasus penderita kanker paruparu, kemudian dari kanker tersebut ditanyakan tentang riwayat merokoknya pada waktu yang lampau sampai sekarang. Dari sini akan dapat diketahui berapa persen dari kasus tersebut yang merokok, dan berapa batang rokok yang diisap tiap hari, serta berapa persen dari kasus tersebut tidak merokok. Dari proporsi besarnya perokok dan bukan perokok terhadap jumlah kasus tersebut, akan dapat disimpulkan hubungan antara merokok dan kanker paruparu. 3. Studi Prospektif Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat melihat kedepan (forward looking), artinya penelitian dimulai dari variabel penyebab atau faktor resiko, kemudian diikuti akibatnya pada waktru yang akan datang. Dengan kata lain, penelitian ini berangkat dari variabel independent kemudian diikuti akibat dari independent variabel tersebut terhadap dependent variabel. Misalnya, penelitian tentang hubungan antara merokok dan kanker paru-paru tersebut, tidak dimulai dari kasus atau penderita, tetapi dari orang yang merokok dan bukan perokok. Penelitian dimulai dari mengambil sampel dari perokok dan bukan perokok, dan diikuti misalnya sampai 15 tahun mendatang. Setelah 15 tahun, maka terhadap orang-orang tersebut diaadkan pemeriksaan kesehatan, khususnya paru-paru. Dari analisis hasil atau proporsi orang-orang yang merokok dan menderita kanker paru-paru, dan bukan perokok juga menderita kanker paru-paru, serta orang yang merokok tidak menderita kanker paru-paru dan orang yang tidak merokok tidak menderita kanker paru-oaru, dapat disimpulkan hubungan antara merokok dan kanker paru-paru.

b. Metode Penelitian Eksperimen Dalam penelitian eksperimen atau percobaan, peneliti melakukan percobaan atau perlakuan terhadap variabel independentnya, kemudian mengukur akibat atau pengaruh percobaan tersebut pada dependent variabel. Yang dimaksud percobaan atau perlakuan disnin adalah suatu usaha modifikasi kondisi sexara sengaja dan terkontrol dalam menetukan peristiwa atau kejadian, serta pengamatan terghadap perubahan yang terjadi akibat dari peristiwa tersebut. Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk mengunci hipotesis sebab akibat dengan melakukan intervensi. Oleh sebab itu sering disebut penelitian intervensi (intervention studys). Di dalam literatur lain, penelitian eksperimen ini juga disebut penelitian operasional (operasional research). Ditinjau dari segi manfaat atau kegunaan, penelitian kesehatan dapat digolongkan menjadi : 1. Penelitian dasar Penelitian ini dilakukan untuk memahami atau menjelaskan gejala yang muncul pada suatu ikhwal. Kemudian dari gejala yang terjadi pada ikhwal tersebut dianalisis, dan kesimpulannya adalah merupakan pengetahuan atau teori baru. Jenis penelitian ini sering juga disebut penelitian murni atau “pure research”, karena dilakukan untuk merumuskan suatu teori atau dasar pemikiran ilmiah tentang kesehatan/ kedokteran. Misalnya penelitian tentang teori penyebab kanker, penelitian kloning, bayi tabung, dan sebagainya. 2. Penelitian Terapan Penelitian ini dilakukan untuk memeperbaiki atau memodifikasi proses suatu sistem atau program, dengan menerapkan teori-teori kesehatan yang ada. Dengan kata lain, penelitian in berhubungan dengan penerapan suatu sistem atau metode yang terbaik sesuai dengan sumber daya yang tersedia untuk suatu hal atau suatu keadaan. Artinya, penelitian dilakukan sementara itu, sistem baru tersebut diuji coba dan dimodifikasi. Penelitian terapan ini sering disebut penelitian operassional (operational research). Contoh penelitian untuk mengembangkan sistem pelayanana terpadu di puskesmas. 3. Penelitian Tindakan Penelitian ini dilakukan terutama untuk mencari suatu dasar pengetahuan praktis guna memperbaiki suatu situasi atau keadaan kesehatan masyarakat, yang dilakukan secara terbatas. Biasanya penelitian ini dilakukan terhadap suatu keadaan yang sedang berlangsung. Penelitian ini biasanya dilakukan dimana pemecahan masalah perlu dilakukan, dan hasilny diperlakukan untuk

memperbaiki suatu keadaan. Misalnya penelitiian tindakan untuk peningkatan kesehatan masyarakat transmigrasi. 4. Penelitian Evaluasi Penelitian ini dilakukan untuk melakukan penilaian terhadap suatu pelaksanaan kegiatan atau program yang sedang dilakukan dalam rangka mencari umpan balik yang akan dijadikan dasar untuk memperbaiki suatu program atau sistem. Penelitian evaluasi ada tipe, yaitu: tinjauan (riviews) dan pengujian (trials). Penelitian evaluasi yang bersifat tinjauan dialkukan untuk mengetahui sejauh mana program itu berjalan, dan sejauh mana program tersebut mempunyai hasil atau dampak. Misalnya penelitian untuk mengevaluassi keberhasilan program imunisasi, program perbaikan sanitasi lingkungan, program keluarga berencana, dan lain sebagainya. Sedangkan penelitian pengujian (trials) dialkukan untuk menguji efektifitas dan efisiensi suatu pengobatan atau program-program yang lain. Biaanya penelitian ini dilakukan untuk mengunci keampuhan dari suatu produk obat baru atau sistem pengobatan yang lain. Oleh sebab itu jenis penelitian ini lebih dikenal dengan nama penelitian klinik, atau klinikal trials. Ditinjau dari segi tujuan, p[enelitian kesehatan dapat digolongkan menjadi 3, yaitu penelitian penjelejahan (exploratorif) penelitian penegmbangan dan penelitian ferivikatif. Penelitian penjelajahan bertujuan untuk menemukan problematik-problematik baru dalam dunia kesehatan atau kedokteran. Penelitian pengembannga bertujuan untuk mengembangkan penegtahuan atau teori baru di bidang kesehata atau kedokteran. Sedangkan penelitian verifikatif bertujuan untuk mengunci kebenaran suatu teori dalam bidang kesehatan atau kedokteran. Dari segi tempat atau sumber data dari mana penelitian itu dilakukan, jenis penelitian kesehatan dibedakan menjadi: penelitian perpustakaan, penelitian laboratorium, dan penelitian lapangan. Penelitian perpustakaan dilakukan hanya dengan mengumpulkan dan mempelajari data dari buku-buku literatur, laporan-laporan, dan dokumendokumen lainnya yang telah ada di perpustakaan. Penelitian laboratorium dilakukan di dalam laboratorium, pada umumnya digunakan dala penelitianoenelitian klinis. Sedangkan penelitian lapangan, dilakukan pada masyarakat dan masyarakat sendiri sebagai objek penelitian. Oleh sebab itu, penelitian ini biasanya digunakan dalam penelitian-penelitian kesehatan masyarakat.

Dari segi area masalah kesehatan, penelitian kesehatan dikelompokan menjadi 2 yaitu, penelit Ian klinik termasu keperawatan dan penelitian kesehatan masyarakat. Penelitian klinik atau kedokteran termasuk keperawatan dilakukan dipelayanan kesehatan dengan sasaran pasien. Sedangkan penelitian kesehatan masyarakat biasanya dilakukan dalam masyarakat, dengan sasaran orang yang sehat dalam rangka pencegahan dan pemeliharaan kesehatan mereka Meskipun ada beberapa penggolongan penelitian seperti telah diuraikan di atas, tetapi di dalam prakteknya tidak secara mutlak melaksanakan salah satu jenis penelitian tertentu. Melainkan kadang-kadang dilakukan secara tumpang tindih (overlao) antara jenis penelitian yang satu dengan jenis penelitian yang lain. Hal ini tergantung pada bagaimana penelitian itu sendiri dilakukan, dan bagaimana tujuan penelitian tersebut. Oleh karena itu dalam prakteknya yang tidak mutlak perlunya diadakan pembatasan jenis penelitian secara kaku seperti pembagian atau penggolongan di atas. C. TUJUAN PENELITIAN KESEHATAN Tujuan penelitian kesehatan/kedokteran erat hubungannya dengan jenis penelitian yang akan dilakukan. Tujuan penelitian penjelajahan lain dengan penelitian pengembangan, lain pula dengan penelitian verifikatif. Demikian pula penelitian dasr, akan lain tujuannya dengan penelitian terapan, penelitian tindakan, dan berbeda pula dengan penelitian evaluasi. Tetapi secara umum tujuan semua jenis penelitian kesehatan antara lain adalah: a. menemukan atau menguji fakta maupun fakta lama sehubungan dengan bidang kesehatan atau kedokteran. b. Mengadakan analisis terhadap hubungan atau interaksi antara fakta-fakta yang ditemukan dalam bidang kesehatan atau kedokteran. c. Menjelaskan tentang fakta yang ditemukan serta hubungannya dengan teori-teori yanga ada. d. Mengembangkan alat, teori, atau konsep baru dalam bidang kesehatan atau kedokteran yang memberi kemungkinan bagi peningkatan kesehatan masyarakat khususnya, dan peningkatan kesejahteraan umat manusia pada umumnya, Secara garis besar tujuan penelitian kesehatan atau kedokteran itu dikelompokkan menjadi 3, yaitu: a. Untuk menemukan teori, konsep, dalil, atau generalisasi baru tentang kesehatan atau kedokteran.

b. Untuk memperbaiki atau modifikasi teori, sistem, atau program pelayanan kesehatan/kedokteran. c. Untuk memperkokoh teori, konsep, sistem, atau generalisassi yang sudah ada. D. MANFAAT PENELITIAN KESEHATA manfaat penelitian dalam setiap bidang kehidupan atau disiplin ilmu sangat besar dalam setiap pengembangan bidang kehidupan atau disiplin ilmu itu sendiri. Demikian pula penelitian kesehatan mempunyai manfaat yang besar dalam peningkatan pelayanan kesehatan. Dengan penelitian kesehatan akan dapat diketahui berbagai faktor, baik yang menghambat maupun yang menunjang peningkatan kesehatan atau pelayanan kesehatan individual maupun kelompok dan masyarakat. Dalam rangka pengembangan sistem kesehatan, diperlukan perencanan yang baik dan teliti. Perencanaan yang teliti sangat memerlukan informasi data yang akurat ini diperlukan bantuan penelitian yang relevan. Secara singkat manfaat penelitian kesehatan dapat diidentifikasi sebagai berikut: a. Hasil penelitian dapat digunakan untuk menggambarkan tentang keadaan atau status kesehatan individu, kelomok, maupun masyarakat. b. Hasil penelitian kesehatan masyarakat dapat digunakan untuk menggambarkan kemampuan

sumberdaya,

dan

kemengkinan

sumberdaya

tersebut

guna

mendukung pengembangan pelayanan kesehatan yang direncanakan. c. Hasil penelitian kesehatan dapat dijadikan sarana diagnosis dalam mencari sebab masalah kesehatan, atau kegagalan yang terjadi di dalam sistem pelayanan kesehatan. Dengan demikian akan memudahkan pencarian alternatif pemecahan masalah-masalah tersebut. d. Hasil penelitian kesehatan dapat dijadikan sarana untuk menyususn kebijaksanaan dalam menyususn strategi pengembangan sistem pelayanan kesehatan. e. Hasil penelitian kesehatan dapat melukiskan kemampuan dalam pembiayaan, peralatan, dan ketenagakerjaan baik secara kuantitas maupun secara kualitas guna mendukung sitem kesehatan.

KONSEP DASAR DAN HAKIKAT PENELITIAN 21/05/2013 Afid Burhanuddin 2 Komentar

Rasa ingin tahu merupakan salah satu sifat dasar yang dimiliki manusia. Sifat tersebut akan mendorong manusia bertanya untuk mendapatkan pengetahuan. Setiap manusia yang berakal sehat sudah pasti memiliki pengetahuan, baik berupa fakta, konsep, prinsip, maupun prosedur tentang suatu obyek. Pengetahuan dapat dimiliki berkat adanya pengalaman atau melalui interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Secara universal, terdapat tiga jenis pengetahuan yang selama ini mendasari kehidupan manusia yaitu: (1) logika yang dapat membedakan antara benar dan salah; (2) etika yang dapat membedakan antara baik dan buruk; serta (3) estetika yang dapat membedakan antara indah dan jelek. Kepekaan indra yang dimiliki, merupakan modal dasar dalam memperoleh pengetahuan tersebut. Salah satu wujud pengetahuan yang dimiliki manusia adalah pengetahuan ilmiah yang lazim dikatakan sebagai “ilmu”. Ilmu adalah bagian pengetahuan, namun tidak semua pengetahuan dapat dikatakan ilmu. Ilmu adalah pengetahuan yang didasari oleh dua teori kebenaran yaitu koherensi dan korespondensi. Koherensi menyatakan bahwa sesuatu pernyataan dikatakan benar jika pernyataan tersebut konsisten dengan pernyataan sebelumnya. Koherensi dalam pengetahuan diperoleh melalui pendekatan logis atau berpikir secara rasional. Korespondensi menyatakan bahwa suatu pernyataan dikatakan benar jika pernyataan tersebut didasarkan atas fakta atau realita. Koherensi dalam pengetahuan diperoleh melalui pendekatan empirik atau bertolak dari fakta. Dengan demikian, kebenaran ilmu harus dapat dideskripsikan secara rasional dan dibuktikan secara empirik. Koherensi dan korespondensi mendasari bagaimana ilmu diperoleh telah melahirkan cara mendapatkan kebenaran ilmiah. Proses untuk mendapatkan ilmu agar memiliki nilai kebenaran harus dilandasai oleh cara berpikir yang rasional berdasarkan logika dan berpikir empiris berdasarkan fakta. Salah satu cara untuk mendapatkan ilmu adalah melalui penelitian. Penelitian sebagai upaya untuk memperoleh kebenaran harus didasari oleh proses berpikir ilmiah yang dituangkan dalam metode ilmiah. Metode ilmiah adalah kerangka landasan bagi terciptanya pengetahuan ilmiah. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode ilmiah mengandung dua unsur penting yakni pengamatan (observation) dan penalaran (reasoning). Metode ilmiah didasari oleh pemikiran bahwa apabila suatu pernyataan ingin diterima sebagai suatu kebenaran maka pernyataan tersebut harus dapat diverifikasi atau diuji kebenarannya secara empirik (berdasarkan fakta). Dengan adanya makalh ini diharapkan, pembaca dapat lebih memahami secara detail tentang penelitian yang berkaitan dengan skripsi dan sebagainya.

PENGERTIAN METODE PENELITIAN 1. Pengertian Metode Metode secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau jalan menuju suatu jalan. Secara terminologi, menurut Rosady Ruslan (2008: 24) metode adalah kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya. Sedangkan menurut Kuntowijoyo metodologi atau science of methods adalah ilmu yang membicarakan jalan dan cara (Basri, 2006: 1). Sedangkan menurut Arif Subyantoro dan FX. Suwarto (2007: 65) metode adalah cara kerja untuk dapat memahami objek penelitian dengan langkah-langkah sistematis. Kumpulan metode disebut metodik, dan ilmu yang mempelajari metode-metode disebut metodologi. 2. Pengertian Penelitian Penelitian menurut Soerjono Soekanto adalah kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisis dan konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis, dan konsisten (Rasady Ruslan, 2008: 24). Dapat diambil kesimpulan dari pembahasan tersebut, bahwa sistem dan metode yang dipergunakan untuk memperoleh informasi atau bahan materi suatu pengetahuan ilmiah yang disebut dengan metodologi ilmiah. Pada sisi lain dalam kegiatan untuk menemukan halhal yang baru merupakan prinsip-prinsip tertentu atau solusi (pemecahan masalah) tersebut penelitian. Jadi metode penelitian adalah cara kerja untuk dapat memahami objek penelitian. Banyak definisi tentang penelitian tergantung sudut pandang masing-masing. Penelitian dapat didefinisikan sebagai upaya mencari jawaban yang benar atas suatu masalah berdasarkan logika dan didukung oleh fakta empirik. Dapat pula dikatakan bahwa penelitian adalah kegiatan yang dilakukan secara sistematis melalui proses pengumpulan data, pengolah data, serta menarik kesimpulan berdasarkan data menggunakan metode dan teknik tertentu. Pengertian tersebut di atas menyiratkan bahwa penelitian adalah langkah sistematis dalam upaya memecahkan masalah. Penelitian

merupakan penelaahan terkendali yang

mengandung dua hal pokok yaitu logika berpikir dan data atau informasi yang dikumpulkan secara empiris (Sudjana, 2001). Logika berpikir tampak dalam langkah-langkah sistematis mulai dari pengumpulan, pengolahan, analisis, penafsiran dan pengujian data sampai diperolehnya

suatau

kesimpulan.

Informasi

dikatakan

empiris

jika

sumber

data

mengambarkan fakta yang terjadi bukan sekedar pemikiran atau rekayasa peneliti. Penelitian

menggabungkan cara berpikir rasional yang didasari oleh logika/penalaran dan cara berpikir empiris yang didasari oleh fakta/ realita. METODE PENELITIAN Metodelogi penelitian adalah cara atu strategi menyeluruh untuk menemukan atau memperleh data yang diperlukan. Metode penelitian harus dibedakan dari teknik pengumpulan data yang merupakan teknik yang lebih spesifik untuk memperoleh data. Metdelogi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu: historic, metede survey dan metode eksperimen. Metede historik digunakan jika data yang dipergunakan terutama yang berkaiatan dengan masa lalu, sehingga teknik pengumpulan data yang digunakan terutama adalah studi dukumenter atau mungkin juga studi artifak. Metode survey merupan metode untuk memperoleh data yang ada pada saat penelitian dilakukan. Data dapat dikumpulkan meelui bebrapa teknik seperti wawancara dan pengamatan atau observasi. Metode survey ini dapat berupa survey deskriptif dan dapat juga survey analitif. Metode eksperimen digunakan jika data yang digunakan jika data yang diinginkan sengaja ditimbulkan atau didorong munculnya. Dorongan atau ransangan untuk pemunculan data tersebut merupan variable bebas atau disebut juga perlakuan (reatmen) jadi dalam eksperimen akan dicari hubungan sebab akibat anatara variable bebas dan variable terikat. Penelitian yang akan mencari hubungan sebab akibab tersebut.

KARAKTERISTIK PENELITIAN Penelitian memiliki karakteristik yang khas dibandingkan dengan aktivitas pada umumnya. Karena itu dalam membuat proposal maupun laporan penelitian, peneliti hendaknya memperhatikan karakteristik yang terkandung di dalamnya. 1. Penelitian harus Sistematis Proposal maupun laporan penelitian merupakan suatu aktivitas yang terstruktur, mengandung unsur-unsur yang merupakan butir-butir pemikiran dan aktivitas. Unsure-unsur tersebut harus diungkapkan secara runtun dan dilakukan secara bertahap, dipaparkan secara berurutan, sehingga terlihat dan terasa jelas alur pikirannya dan mudah dipahami oleh pembaca (transferable). 2. Penelitian harus Logis dan Rasional Penelitian harus logis artinya penelitian tersebut memiliki alur pikir yang benar dalam arti adanya kesesuaian antara instrumen, prosedur penelitian yang digunakan dengan hasil

penelitian yang diperoleh, sehingga memiliki alur pikir yang benar dan bisa dinalar. Setiap pilihan dan keputusan harus logis dan rasional. Proposal atau laporan penelitian harus mengandung penjelasan yang logis atau alas an yang kuat dalam menetapkan pilihan, langkah, dan prosedur penelitian. 3. Penelitian harus Empirik Proposal atau laporan penelitian harus mengungkapkan atau berkenaan dengan dunia nyata yakni dunia yang dapat diobservasi dengan indra, sehingga setiap orang dapat mengindranya.konsep-konsep atau istilah-istilah penelitian harus sudah secara tegas diaplikasikan ke dunia penelitian, jangan masih bersifat umum atau mengambang. 4. Penelitian Bersifat Redukatif Aktivitas penelitian harus dapat mereduksi (mengurangi) bahkan menghilangkan keraguan menjadi kepastian, dari ketidaktahuan atau ketidakjelasan suatu objek pengamatan menjadi jelas. Hal ini dikarenakan aktivitas penelitian yang sistematis untuk memperoleh data sehingga mampu memberi pernyataan yang logis dan rasional. 5. Penelitian Bersifat Replicable dan Transmitable Replicable maksudnya dapat diteliti ulang dan transmitable dapat dipahami untuk dapat digunakan hasil penelitiannya. Untuk itu laporan penelitian harus dapat dan mudah dipahami oleh para pembaca. Sehingga penelitian harus bersifat terbuka dan dibuat laporannya untuk dipublikasikan. 6. Penelitian harus Memiliki Kegunaan Pengungkapan tentang kegunaan suatu penelitian harus secara jelas dinyatakan baik dalam proposal maupun laporan penelitian. Minimal suatu penelitian harus memiliki kegunaan praktis dalam arti mampu memberi rekomendasi, saran kepada komunitas, kelompok atau institusi dalam meningkatkan kualitas hubungan atau pelayanan publiknya. Di samping itu penelitian bisa mempunyai manfaat akademik atau teoritik untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Selain ketentuan di atas, pihak peneliti juga harus mengacu kepada beberapa hal dalam melakukan aktivitas penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Objektif dalam penyajian yang deskriptif, sistematis, dan analisis 2. Serba relatif, bahwa kebenaran ilmiah yang diajukan bukanlah hal mutlak dan hasilnya dimungkinkan dapat dibantah atau diuji kebenarannya. 3. Netral, dalam pengungkapan fakta yang sesungguhnya tidak berkaitan dengan nilai-nilai baik atau buruk.

4. Skeptis, adanya keraguan atas pernyataan-pernyataan yang belum memiliki kekuatan dasar-dasar pembuktian. 5. Sederhana, tidak terlalu rumit dalam kerangka berpikir, perumusan pernyataan dan pembuktiannya tetap berdasarkan kebenaran ilmiah yang baku. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN Penelitian adalah suatu prses, yaitu suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap pertanyan-pertanyaan tertentu. Lankah-langkah yang dilakukan ini harus sesuai dan saling mendukun satu sama lainya, agar penelitian yang dilakukan itu mempunyai bobot yang cukup memedai dan memberikan kesimpulan-kesimpulan yan tidak meragukan. Adapun langkah-langkah ini pada umumnya sebagai tersebut dibawah ini 1. identifikasi, pemilihan, dan perumusan masalah 2. penelaah kepustakaan 3. penyusunan hipotesis 4. identifikasi, klasifikasi, dan pemberi devinisi operasional variable-variabel 5. pemilihan atau pengambengan alat pengambilan data 6. penyusunan rancangan penelitian 7. penentuan sample 8. pengumpulan data 9. pengolahan lahan dan analisis data 10. interpreasi hasil analisis 11. penyususnan laporan RUANG LINGKUP PENELITIAN 1. Menurut penggunaannya Jenis penelitian jika dilihat dari segi penggunaannya dapat digolongkan menjadi: a. penelitian dasar atau penelitian murni ( pure research) LIPI memberi devinisi sebagai berikut: Penelitian dasar adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengatahuan ilmiah atau untuk menemukan bidang penelitian baru tanpa suatu tuajuan praktis tertentu. Artinya kegunaan hasil penelitian itu tidak dapat segera dipakai kecuali untuk jangka waktu panjang. b. penelitian terapan(applied research)

batasan yang diberikan lipi ialah: penelitian terapan adalah setiap penelitian yan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan praktis. Berarti hasilnya diharapkan segera dicapai untuk keperluan praktis. 1. jenis

menurut penggunannya penelitian

dilihat

dari

metodenya

adalah

sebagai

berikut:

a. penelitian histories b. penelitian filsofis c. penelitian observasional d. penelitian experimental 3. menurut sifat penelitiannya sesuai dengan tugas penelitian yaitu untuk memnerikan menerangkan meramalkan dan mengatasi permasalahan atau persalan maka penelitian dapat digolongkan dari sudut pandang ini sehingga penggolongan ini bias mencangkup penggolongan yang disebut terdahulu. Berdasarkan

penggolongan

ini

dapat

dipilih

rancangan

penelitian

yang

sesuai.

Ada delapan jenis penelitian itu yaitu: a. penelitian histories b. penelitian deskritif c. peneltian perkembangan d. penelitian kasus dab penelitian lapangan e. penelitian korelaional f. penelitian kausal-komperatif g. penelitian experimental h. penelitian tindakan HAKIKAT PENELITIAN ILMIAH Rasa ingin tahu merupakan salah satu sifat dasar yang dimiliki manusia. Sifat tersebut akan mendorong manusia bertanya untuk mendapatkan pengetahuan. Setiap manusia yang berakal sehat sudah pasti memiliki pengetahuan, baik berupa fakta, konsep, prinsip, maupun prosedur tentang suatu obyek. Pengetahuan dapat dimiliki berkat adanya pengalaman atau melalui interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Secara universal, terdapat tiga jenis pengetahuan yang selama ini mendasari kehidupan manusia yaitu: (1) logika yang dapat membedakan antara benar dan salah; (2) etika yang dapat membedakan antara baik dan buruk; serta (3) estetika yang dapat membedakan antara indah dan jelek. Kepekaan indra yang dimiliki, merupakan modal dasar dalam memperoleh pengetahuan tersebut.

Salah satu wujud pengetahuan yang dimiliki manusia adalah pengetahuan ilmiah yang lazim dikatakan sebagai “ilmu”. Ilmu adalah bagian pengetahuan, namun tidak semua pengetahuan dapat dikatakan ilmu. Ilmu adalah pengetahuan yang didasari oleh dua teori kebenaran yaitu koherensi dan korespondensi. Koherensi menyatakan bahwa sesuatu pernyataan dikatakan benar jika pernyataan tersebut konsisten dengan pernyataan sebelumnya. Koherensi dalam pengetahuan diperoleh melalui pendekatan logis atau berpikir secara rasional. Korespondensi menyatakan bahwa suatu pernyataan dikatakan benar jika pernyataan tersebut didasarkan atas fakta atau realita. Koherensi dalam pengetahuan diperoleh melalui pendekatan empirik atau bertolak dari fakta. Dengan demikian, kebenaran ilmu harus dapat dideskripsikan secara rasional dan dibuktikan secara empirik. Koherensi dan korespondensi mendasari bagaimana ilmu diperoleh telah melahirkan cara mendapatkan kebenaran ilmiah. Proses untuk mendapatkan ilmu agar memiliki nilai kebenaran harus dilandasai oleh cara berpikir yang rasional berdasarkan logika dan berpikir empiris berdasarkan fakta. Salah satu cara untuk mendapatkan ilmu adalah melalui penelitian. Banyak definisi tentang penelitian tergantung sudut pandang masing-masing. Penelitian dapat didefinisikan sebagai upaya mencari jawaban yang benar atas suatu masalah berdasarkan logika dan didukung oleh fakta empirik. Dapat pula dikatakan bahwa penelitian adalah kegiatan yang dilakukan secara sistematis melalui proses pengumpulan data, pengolah data, serta menarik kesimpulan berdasarkan data menggunakan metode dan teknik tertentu. Pengertian tersebut di atas menyiratkan bahwa penelitian adalah langkah sistematis dalam upaya memecahkan masalah. Penelitian

merupakan penelaahan terkendali yang

mengandung dua hal pokok yaitu logika berpikir dan data atau informasi yang dikumpulkan secara empiris (Sudjana, 2001). Logika berpikir tampak dalam langkah-langkah sistematis mulai dari pengumpulan, pengolahan, analisis, penafsiran dan pengujian data sampai diperolehnya

suatau

kesimpulan.

Informasi

dikatakan

empiris

jika

sumber

data

mengambarkan fakta yang terjadi bukan sekedar pemikiran atau rekayasa peneliti. Penelitian menggabungkan cara berpikir rasional yang didasari oleh logika/penalaran dan cara berpikir empiris yang didasari oleh fakta/ realita. Penelitian sebagai upaya untuk memperoleh kebenaran harus didasari oleh proses berpikir ilmiah yang dituangkan dalam metode ilmiah. Metode ilmiah adalah kerangka landasan bagi terciptanya pengetahuan ilmiah. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode ilmiah mengandung dua unsur penting yakni pengamatan (observation) dan penalaran (reasoning). Metode ilmiah didasari oleh pemikiran bahwa apabila suatu pernyataan ingin diterima

sebagai suatu kebenaran maka pernyataan tersebut harus dapat diverifikasi atau diuji kebenarannya secara empirik (berdasarkan fakta). Terdapat empat langkah pokok metode ilmiah yang akan mendasari langkah-langkah penelitian yaitu: 1.

Merumuskan masalah; mengajukan pertanyaan untuk dicari jawabannya. Tanpa adanya masalah tidak akan terjadi penelitian, karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah. Rumusan masalah penelitian pada umumnya diajukan dalam bentuk pertanyaan..

2. Mengajukan hipotesis; mengemukakan jawaban sementara (masih bersifat dugaan) atas pertanyaan yang diajukan sebelumnya. Hipotesis penelitian dapat diperoleh dengan mengkaji berbagai teori berkaitan dengan bidang ilmu yang dijadikan dasar dalam perumusan masalah. Peneliti menelusuri berbagai konsep, prinsip, generalisasi dari sejumlah literatur, jurnal dan sumber lain berkaitan dengan masalah yang diteliti. Kajian terhadap teori merupakan dasar dalam merumuskan kerangka berpikir sehingga dapat diajukan hipotesis sebagai alternatif jawaban atas masalah. 3.

Verifikasi data; mengumpulkan data secara empiris kemudian mengolah dan menganalisis data untuk menguji kebenaran hipotesis. Jenis data yang diperlukan diarahkan oleh makna yang tersirat dalam rumusan hipotesis. Data empiris yang diperlukan adalah data yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis. Dalam hal ini, peneliti harus menentukan jenis data, dari mana data diperoleh, serta teknik untuk memperoleh data. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis dengan cara-cara tertentu yang memenuhi kesahihan dan keterandalan sebagai bahan untuk menguji hipotesis.

4. Menarik kesimpulan; menentukan jawaban-jawaban definitif atas setiap pertanyaan yang diajukan (menerima atau menolak hipotesis). Hasil uji hipotesis adalah temuan penelitian atau hasil penelitian. Temuan penelitian dibahas dan disintesiskan kemudian disimpulkan. Kesimpulan merupakan adalah jawaban atas rumusan masalah penelitian yang disusun dalam bentuk proposisi atau pernyataan yang telah teruji kebenarannya. Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, penelitian ilmiah merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk mengkaji dan memecahkan suatu masalah menggunakan prosedur sistematis berlandaskan data empirik. Berdasarkan proses tersebut di atas, mulai dari langkah kajian teori sampai pada perumusan hipotesis termasuk berpikir rasional atau berpikir deduktif. Sedangkan dari verifikasi data sampai pada generalisasi merupakan proses berpikir

induktif. Proses tersebut adalah wujud dari proses berpikir ilmiah. Itulah sebabnya penelitian dikatakan sebagai operasionalisasi metode ilmiah. Untuk mendapatkan kebenaran ilmiah, penelitian harus mengandung unsur keilmuan dalam aktivitasnya. Penelitian yang dilaksanakan secara ilmiah berarti kegiatan penelitian didasarkan pada karakeristik keilmuan yaitu: 1. Rasional: penyelidikan ilmiah adalah sesuatu yang masuk akal dan terjangkau oleh penalaran manusia. 2. Empiris: menggunakan cara-cara tertentu yang dapat diamati orang lain dengan menggunakan panca indera manusia. 3. Sistematis: menggunakan proses dengan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Penelitian dikatakan tidak ilmiah jika tidak menggunakan penalaran logis, tetapi menggunakan prinsip kebetulan, coba-coba, spekulasi. Cara-cara seperti ini tidak tepat digunakan untuk pengembangan suatu profesi ataupun keilmuan tertentu. Suatu penelitian dikatakan baik (dalam arti ilmiah) jika mengikuti cara-cara yang telah ditentukan serta dilaksanakan dengan adanya unsur kesengajaan bukan secara kebetulan. Dalam keseharian sering ditemukan konsep-konsep yang kurang tepat dalam memaknai penelitian antara lain: 1. Penelitian bukan sekedar kegiatan mengumpulkan data atau informasi. Misalnya, seorang kepala sekolah bermaksud mengadakan penelitian tentang latar belakang pendidikan orang tua siswa di sekolahnya. Kepala sekolah tersebut belum dapat dikatakan melakukan penelitian tetapi hanya sekedar mengumpulkan data atau informasi saja. Pengumpulan data hanya merupakan salah satu bagian kegiatan dari rangkaian proses penelitian. Langkah berikutnya yang harus dilakukan kepala sekolah agar kegiatan tersebut menjadi penelitian adalah menganalisis data. Data yang telah diperolehnya dapat digunakan misalnya untuk meneliti pengaruh latar belakang pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar siswa. 2. Penelitian bukan hanya sekedar memindahkan fakta dari suatu tempat ke tempat lain. Misalnya seorang pengawas telah berhasil mengumpulkan banyak data/infromasi tentang implementasi MBS di sekolah binaanya dan menyusunnya dalam sebuah laporan. Kegiatan yang dilakukan pengawas tersebut bukanlah suatu penelitian. Laporan yang dihasilkannya juga bukan laporan penelitian. Kegiatan dimaksud akan menjadi suatu penelitian ketika pengawas yang bersangkutan melakukan analisis data lebih lanjut sehingga diperoleh suatu kesimpulan. Misalnya: (1) faktor-faktor yang

mempengaruhi keberhasilan implementasi MBS; atau (2) faktor-faktor penghambat implementasi MBS serta upaya mengatasinya. TUJUAN UMUM PENELITIAN Uraian di atas memperlihatkan bahwa penelitian adalah penyaluran rasa ingin tahu manusia terhadap sesuatu/masalah dengan melakukan tindakan tertentu (misalnya memeriksa, menelaah, mempelajari dengan cermat/sungguh-sungguh) sehingga diperoleh suatu temuan berupa kebenaran, jawaban, atau pengembangan ilmu pengetahuan. Terkait dengan ilmu pengetahuan, dapat dikemukakan tiga tujuan umum penelitian yaitu: 1. Tujuan Eksploratif, penelitian dilaksanakan untuk menemukan sesuatu (ilmu pengetahuan) yang baru dalam bidang tertentu. Ilmu yang diperoleh melalui penelitian betul-betul baru belum pernah diketahui sebelumnya. Misalnya suatu penelitian telah menghasilkan kriteria kepemimpian efektif dalam MBS. Contoh lainnya adalah penelitian yang menghasilkan suatu metode baru pembelajaran matematika yang menyenangkan siswa. 2. Tujuan Verifikatif, penelitian dilaksanakan untuk menguji kebenaran dari sesuatu (ilmu pengetahuan) yang telah ada. Data penelitian yang diperoleh digunakan untuk membuktikan adanya keraguan terhadap infromasi atau ilmu pengetahuan tertentu. Misalnya, suatu penelitian dilakukan untuk membuktian adanya pengaruh kecerdasan emosional terhadap gaya kepemimpinan. Contoh lainnya adalah penelitian yang dilakukan untuk menguji efektivitas metode pembelajaran yang telah dikembangkan di luar negeri jika diterapkan di Indonesia. 3. Tujuan Pengembangan, penelitian dilaksanakan untuk mengembangkan sesuatu (ilmu pengetahuan) yang telah ada. Penelitian dilakukan untuk mengembangkan atau memperdalam ilmu pegetahuan yang telah ada. Misalnya penelitian tentang implementasi metode inquiry dalam pembelajaran IPS yang sebelumnya telah digunakan dalam pembelajaran IPA. Contoh lainnya adalah penelitian tentang sistem penjaminan mutu (Quality Assurannce) dalam organisasi/satuan pendidikan yang sebelumnya telah berhasil diterpakan dalam organisasi bisnis/perusahaan. PERAN METODE ILMIAH DALAM PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN Metode Ilmiah

Menurut Almadk (1939),” metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.” Metode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini menggunakan langkah-langkah yang sistematis,

teratur

dan

terkontrol.

Menurut

A.

Nashrudin,

S.IP,

M,Si

(dossuwanda.wordpress.com ), Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut: 1. Berdasarkan fakta 2. Bebas dari prasangka 3. Menggunakan prinsip-prinsip analisa 4. Menggunakan hipotesa 5. Menggunakan ukuran objektif 6. Menggunakan teknik kuantifikas Pengertian Metode Berfikir Ilmiah Pengertian Metode Berpikir Ilmiah Secara etimologi, metode berasal dari bahasa yunani yaitu kata meta (sesudah atau dibalik sesuatu) dan hodos (jalan yang harus ditempuh). jadi metode adalah langkah-langkah (cara dan teknis) yang diambil, menurut urutan atau sistematika tertentu untuk mencapai pengetahuan tertentu, Metode menurut Senn,merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah yang sistematis. Metodologi merupakan suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan dalam metode tersebut. Jadi metodologi ilmiah merupakan pengkajian dari peraturan-peraturan yang terdapat dalam metode ilmiah.Metode berpikir ilmiah merupakan prosedur, cara atau teknik dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu, jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah atau dengan kata lain bahwa suatu pengetahuan baru dapat disebut suatu ilmu apabila diperoleh melalui kerangka kerja ilmiah, syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu pengetahuan bisa disebut ilmu ,tercantum dalam apa yang dinamakan metode ilmiah. Pendapat lain mengatakan bahwa metode ilmiah adalah sebuah prosedur yang digunakan ilmuwan dalam pencarian kebenaran baru. Dilakukan dengan cara kerja sistematis terhadap pengetahuan baru dan melakukan peninjauan kembali kepada pengetahuan yang telah ada.

Tujuan Penggunaan Metode Ilmiah Tujuan dari penggunaan metode ilmiah adalah tuntutan supaya ilmu pengetahuan bisa terus berkembang seiring perkembangan zaman dan menjawab tantangan yang dihadapi. Dengan berbagai riset yang dilakukan oleh para ilmuwan guna mengembangkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan (sains) yang akan mempermudah dari persoalan-persoalan manusia. Metode ilmiah merupakan sebuah konsep dimana para ilmuwan mencoba untuk meneliti disetiap masing-masing ilmu pengetahuan yang akan mengembangkan ilmu-ilmu tersebut dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Manfaat Metode Berpikir Ilmiah Seperti diketahui bahwa berpikir adalah kegiatan mental yang menghasilkan pengetahuan. Metode ilmiah merupakan ekspresi mengenai cara bekerja pikiran,dengan menggunakan metode berpikir ilmiah manusia bisa terus meng Update pengetahuan menggali dan mengembangkannya. Sifat ingin tahu pada diri manusia mendorong manusia mengungkapkan pengetahuan, meski dengan cara dan pendekatan yang berbeda.M. Solly Lubis menjelaskan bahwa manusia mampu mengembangkan pengetahuannya karena dua hal: pertama, manusia mempunyai bahasa yang dapat dijadikan media untuk mengkomunikasikan informasi dan jalan pikirannya;dan kedua, manusia memiliki kemampuan berpikir berdasarkan suatu alur dan kerangka berpikir tertentu, dengan kata lain, bahasa yang komunikatif dan nalar memungkinkan manusia mengembangkan pengetahuannya, dan nalar sebagai bagian dari kegiatan berpikir memiliki dua ciri utama yaitu logis dan analitis Secara historis, terdapat empat cara manusia memperoleh pengetahuan yang tadi disebut sebagai pelekat dasar kemajuan manusia, keempat cara tersebut adalah: 1. Berpegang pada sesuatu yang sudah ada (metode keteguhan); 2. Merujuk kepada pendapat ahli (metode otoritas); 3. Berpegang pada intuisi(metode intuisi); 4. Menggunakan metode ilmiah. Cara pertama Sampai cara ketiga, disebut sebagai cara kebanyakan orang, atau orang awam dan cenderung tidak efisien, dan kurang produktif bahkan terkadang tidak objektif dan tidak rasional. Sedangkan cara terakhir, yaitu metode ilmiah adalah cara ilmiah yang dipandang lebih rasional, objektif, efektif dan efisien. Cara yang keempat ini adalah cara bagaimana para ilmuwan memperoleh ilmu yang dalam prakteknya metode ilmiah untuk mengungkapkan dan mengembangkan ilmu dikerjakan melalui cara kerja penelitian.Bahwa manusia disadari atau tidak akan selalu menghadapi masalah, manusia selalu dituntut untuk menyelesaikan masalah

yang dihadapinya bagaimana seorang nelayan agar bisa mendapatkan ikan yang banyak, petani agar tanamannya tidak diserang hama dengan hasil yang memuaskan, termasuk bagaimana cara mendidik anak tentu semua itu ada metode penyelesaiannya terlepas dari apakah permasalahan itu, modusnya sama dengan yang pernah terjadi dulu sekalipun dengan tantangan baru maka metode penyelesaiannya pun harus baru pula. Karena itulah tuhan memberikan manusia akal pikiran, agar manusia mengoptimalkan fasilitas yang sudah diberikan oleh tuhannya agar bisa menjawab tantangan zaman dan permasalahan yang muncul dengan seting sosial dan modus yang berbeda pula. Masalahnya bisakah manusia bercocok tanam, menangkap ikan, mendidik anak dengan baik tanpa adanya metode tertentu dalam melahirkan pengetahuan. Dan pengetahuan diperoleh melalui sebuah sistem tata fikir yang dilakukan manusia, oleh karena itu, hal inimenunjukan bahwa penelitian ilmiah dengan metode ilmiah memiliki peranan penting dan memberikan manfaat yang banyak dalam membantu manusia dalam memecahkan permasalahannya. Pengetahuan mempunyai sistem dan ilmu adalah pengetahuan yang sistematis, pengetahuan yang dengan sadar menuntut kebenaran, dan melalui metode tertentu. Prosedur Berpikir Ilmiah Penalaran rasional dan empiris Prosedur berfikir ilmiah penalaran rasional dan empiris merupakan dua model yang selalu menjadi sumber sekaligus metodologis dalam menghasilkan ilmu pengetahuan, ilmu yang dihasilkan dari sumber tadi, selalu menuntut dilakukan observasi dan penjelajahan baru terhadap masalah yang dihadapi dari pra anggapan (hipiotesis/dedukasi), pengujian dilakukan melalui studi lapangan(empiris/induksi). Jadi metode ilmiah adalah penggabungan antara cara berpikir deduktif (rasional) dan induktif (empiris) dalam membangun pengetahuan.Secara rasioanal maka ilmu menyusun pengetahuannya secara konsisten dan kumulatif, sedangkan secara empiris ilmu memisahkan antara pengetahuan yang sesuai dengan fakta dan yang tidak. Dengan demikian bahwa semua teori ilmiah harus memenuhi dua syarat utama yakni: a) Harus konsisten dengan teori-teori sebelumnya yang memungkinkan tidak terjadinya kontradiksi dalam teori keilmuan secara keseluruhan; dan b) Harus cocok dengan fakta-fakta empiris sebab teori yang sekiranya tidak didukung oleh pengujian empiris tidak dapat diterima kebenarannya secara ilmiah. Jadi logika ilmiah merupakan gabungan antara logika deduktif dan logika induktif dimana rasionalisme dan empirisme hidup berdampingan dalam sebuah sistem.Teori apapun konsistennya jika tidak didukung pengujian empiris maka tidak dapat diterima kebenarannya secara ilmiah. begitupun sebaliknya seberapa pun faktualitasnya fakta-fakta

yang ada, tanpa didukung asumsi rasional maka ia hanya akan menjadi fakta yang mati yang tidak memberikan pengetahuan kepada manusia.Oleh karena itu, sebelum teruji kebenarannya secara empiris semua penjelasan rasional yang diajukan statusnya hanyalah bersifat sementara, yang biasanya disebut hipotesis. Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang kita hadapi, hipotesis berfungsi sebagai penunjuk jalan yang memungkinkan kita untuk memperoleh jawaban. Hipotesis disusun berdasarkan cara kerja deduktif, dengan mengambil premis-premis dari penetahuan ilmiah yang sudah diketahui sebelumnya. Penyusunan hipotesis berguna untuk menunjang terjadinya konsistensi pengembangan ilmu secara keseluruhan dan menimbulkan efek kumulatif dalam kemajuan ilmu. Hipotesis dapat menjadi jembatan pemanduan antara cara kerja deduksi dan induksi.Langkah selanjutnya setelah penyusunan hipotesis adalah menguji hipotesis tersebut dengan mengkonfrontasikannya, mengkomunikasikannya dengan dunia fisik yang nyata, dalam proses pengujian ini merupakan pengumpulan fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan. fakta-fakta ini bisa bersifat sederhana yang bisa langsung ditangkap oleh panca indra ada juga yang harusmenggunakan alat seperti teleskop dan mikroskop.Dengan adanya jembatan berupa penyusunan hipotesis, metode ilmiah sering dikenal sebagai proses logico-hypofhetico-verifikafio

(logic,

hipotetik,

sekaligus

verifikatif).

Perkawinan

berkesinambungan antara deduksi dan induksi disebut dengan prosedur berpikir ilmiah. proses induksi diperlukan untuk melakukanvverifikasi atau pengujian hipotesis di mana dikumpulkan fakta-fakta empiris untukmenilai apakah sebuah hipotesis didukung oleh fakta atau tidak. Nazir (1988) dalam buku Metode Penelitian, menyimpulkan bahwa penelitian dengan menggunakan metode ilmiah, sekurang-kurangnya dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Merumuskan serta mendefinisikan masalah Langkah pertama dalam meneliti adalah menetapkan masalah yang akan dipecahkan. Untuk menghilangkan keragu-raguan, masalah tersebut didefinisikan serta jelas. Sampai ke mana luas masalah yang akan dipecahkan. Mengadakan studi kepustakaan Langkah kedua adalah mencari data yang tersedia yang pernah ditulis peneliti sebelumnya yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan. mencari bahan di perpustakaan merupakan hal yang tak dapat dihindari oleh seorang peneliti.

Memformulasikan hipotesa Merupakan jawaban sementara atau dugaan terhadap pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan. Menentukan model untuk menguji hipotesa Setelah hipotesa-hipotesa ditetapkan, langkah selanjutnya adalah merumuskan cara-cara untuk menguji hipotesa tersebut. Pada ilmu-ilmu sosial yang telah lebih berkembang, seperti ilmu ekonomi misalnya, pengujian hipotesa didasarkan pada kerangka analisa (analytical framework) yang telah ditetapkan. Model matematis dapat juga dibuat untuk mengrefleksikan hubungan antarfenomena yang secara implisit terdapat dalam hipotesa, untuk diuji dengan teknik statistik yang tersedia. Pengujian hipotesa menghendaki data yang dikumpulkan untuk keperluan tersebut. Data tersebut bisa saja data primer ataupun data sekunder yang akan dikumpulkan oleh peneliti. Mengumpulkan data Peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesa. Data tersebut yang merupakan fakta yang digunakan untuk menguji hipotesis perlu dikumpulkan. Teknik pengumpulan data akan menjadi berbeda tergantung dari masalah yang dipilih serta metode yang digunakan. Misalnya, penelitian yang menggunakan metode percobaan, maka data diperoleh dari plot-plot percobaan yang dibuat sendiri oleh peneliti. Penelitian yang menggunakan metode sejarah ataupun survei normatif, data diperoleh dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

kepada

responden,

baik

secara

langsung

ataupun

dengan

menggunakan questionair. Menyusun, menganalisa, dan memberikan interpretasi Setelah data terkumpul, peneliti menyusun data untuk mengadakan analisa. Sebelum analisa dilakukan, data tersebut disusun lebih dahulu untuk mempermudah analisa. Penyusunan data dapat dalam bentuk tabel ataupun membuat coding untuk analisa dengan komputer. Sesudah data dianalisa, maka perlu diberikan tafsiran atau interpretasi terhadap data tersebut. Membuat generalisasi dan kesimpulan Setelah tafsiran diberikan, maka peneliti membuat generalisasi dari penemuan-penemuan, dan selanjutnya memberikan beberapa kesimpulan. Kesimpulan dan generalisasi ini harus

berkaitan dengan hipotesa. Apakah hipotesa benar untuk diterima, ataukah hipotesa tersebut ditolak. Apakah hubungan-hubungan antarfenomena yang diperoleh akan berlaku secara umum ataukah hanya berlaku pada kondisi khususnya saja. Membuat laporan ilmiah Langkah akhir dari suatu penelitian ilmiah adalah membuat laporan ilmiah tentang hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut. Penulisan secara ilmiah mempunyai teknik tersendiri pula. Metode ilmiah digunakan dalam berbagai bidang, seperti : Ilmu Biologi Manajemen Informatika Ilmu Komputer Persahaman Ilmu Sosial Farmasi Pertanian Pendidikan Ilmu Ekonomi Ilmu Pengetahuan Alam Sifat Ilmu Pengetahuan dan Metode Ilmiah: a)

Logis atau masuk akal, yaitu sesuai dengan logika atau aturan berpikir yang

ditetapkan dalam cabang ilmu pengetahuan yang bersangkutan. Definisi, aturan, inferensi induktif, probabilitas, kalkulus, dll. merupakan bentuk logika yang menjadi landasan ilmu pengetahuan. Logika dalam ilmu pengetahuan adalah definitif. Obyektif atau sesuai dengan fakta. Fakta adalah informasi yang diperoleh dari pengamatan atau penalaran fenomena. b)

Obyektif dalam ilmu pengetahuan berkenaan dengan sikap yang tidak tergantung pada

suasana hati, prasangka atau pertimbangan nilai pribadi. Atribut obyektif mengandung arti bahwa kebenaran ditentukan oleh pengujian secara terbuka yang dilakukan dari pengamatan dan penalaran fenomena. c)

Sistematis yaitu adanya konsistensi dan keteraturan internal. Kedewasaan ilmu

pengetahuan dicerminkan oleh adanya keteraturan internal dalam teori, hukum, prinsip dan

metodenya. Konsistensi internal dapat berubah dengan adanya penemuan-penemuan baru. Sifat dinamis ini tidak boleh menghasilkan kontradiksi pada azas teori ilmu pengetahuan. d)

Andal yaitu dapat diuji kembali secara terbuka menurut persyaratan yang ditentukan

dengan hasil yang dapat diandalkan. Ilmu pengetahuan bersifat umum, terbuka dan universal. e)

Dirancang, Ilmu pengetahuan tidak berkembang dengan sendirinya. Ilmu pengetahuan

dikembangkan menurut suatu rancangan yang menerapkan metode ilmiah. Rancangan ini akan menentukan mutu keluaran ilmu pengetahuan. f)

Akumulatif, Ilmu pengetahuan merupakan himpunan fakta, teori, hukum, dll. yang

terkumpul sedikit demi sedikit. Apabila ada kaedah yang salah, maka kaedah itu akan diganti dengan kaedah yang benar. Kebenaran ilmu bersifat relatif dan temporal, tidak pernah mutlak dan final, sehingga dengan demikian ilmu pengetahuan bersifat dinamis dan terbuka. Membedakan cara memperoleh pengetahuan tidak ilmiah dengan yang ilmiah Dalam menulis karya ilmiah, tentu saja dibutuhkan informasi-informasi yang berkaitan dengan hal yang diteliti. Informasi-informasi tersebut juga harus merupakan pengetahuan ilmiah. Lalu, bagaimana cara membedakan pengetahuan yang ilmiah dan yang tidak ? Bagaimana pula cara kita memperolehnya ? Sebenarnya pengetahuan dapat kita peroleh dari mana saja sebagai referensi karya ilmiah, namun yang harus diperhatikan adalah apakah informasi tersebut merupakan pengetahuan yang ilmiah atau tidak. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam pengetahuan yang ilmiah pasti berdasarkan fakta dan dapat dibuktikan kebenarannya. Pengetahuan ilmiah juga harus bebas dari prasangka atau harus bersifat objektif. Itu berarti, pengetahuan yang tidak ilmiah bukanlah berdasarkan fakta dan bersifat subjektif. Disini saya akan memberikan contoh tentang proses terjadinya gempa bumi. Dalam sudut pandang pengetahuan ilmiah, gempa bumi merupakan getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seisemik. Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan terjadi. Sedangkan dalam sudut pandang pengetahuan yang tidak ilmiah, gempa bumi sering dikaitkan dengan mitos-mitos tertentu, tergantung dari mana mitos tersebut berasal. Misalnya mitos yang ada di Afrika Barat, Sebagian orang Afrika Barat percaya bahwa bumi terletak di kepala raksasa. Semua tanaman yang tumbuh adalah rambut raksasa itu. Sedangkan manusia

dan binatang adalah kutu-kutu yang berkeliaran di kepala raksasa itu. Si raksasa biasa duduk menghadap ke Barat. Lalu, ke Timur lagi. Ulah raksasa ini membuat Bumi di kepalanya terguncang atau terjadi gempa bumi. Berbeda dengan mitos yang ada di Suku Indian, mereka percaya bahwa zaman dulu ketika sebagian besar bumi merupakan lautan, Roh agung memutuskan untuk membuat daratan dengan danau dan sungai yang dipangul oleh kura-kura. Suatu hari kura kura mulai bertengkar dan 3 kura-kura berenang ke timur dan 3 lainya ke barat. Daratan pun bergetar, dan patah dengan suara besar tapi daratan di pungung mereka terlalu berat dan begitu mereka sadar tidak dapat berenang jauh mereka berhenti dan berbaikan lagi. Tetapi begitu mereka bertengkar lagi maka sekali lagi gempa bumi pun terjadi. Keunggulan dan keterbatasan serta peranan metode ilmiah dalam perkembangan ilmu pengetahuan Metode ilmiah memang selalu digunakan dalam penulisan karya ilmiah, namun metode ilmiah juga memiliki keunggulan dan keterbatasan. Berikut ini, saya akan menjelaskan keunggulan, keterbatasan, serta peranan metode ilmiah. Keunggulan metode ilmiah : 1. Mencintai kebenaran obyektif, bersifat adil dan hidup bahagia 2. Kebenaran tidak absolut karena kebenaran dicari secara terus menerus 3. Dengan ilmu pengetahuan kita tidak dapat dengan mudah percaya pada takhayul, astrologi maupun untung-untungan karena terjadi proses yang teratur di alam 4. Dengan ilmu pengetahuan kita memiliki rasa ingin tahu yang lebih banyak 5. Dengan ilmu pengetahuan kita tidak mudah berprasangka tetapi dapat berpikir secara terbuka, obyektif, dan toleran 6. Dengan metode ilmiah kita tidak mudah percaya tanpa bukti 7. Dengan metode ilmiah kita jadi memiliki sikap optimis, teliti, berani membuat pernyataan yang benar menurut ilmiah

Kelemahan Metode Ilmiah : a)

Metode ilmiah bersifat tentatif yaitu sebelum ada kebenaran ilmu yang dapat menolak

kesimpulan maka kesimpulan dianggap benar. tetapi kesimpulan ilmiah bisa berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan

b)

Metode ilmiah tidak dapat membuat kesimpulan tentang baik buruk sistem nilai dan

juga tidak dapat menjangkau tentang seni dan estetika c)

Metode ilmiah tidak mungkin bisa menjangkau objek yang bersifat inmateri (gaib),

dikarenakan tidak adanya wujud, ukuran dan timbangan yang jelas. d) e)

Terlalu bergantung pada objek yang ada Metode ilmiah akan berubah bila objek yang di amati telah berubah. Sebagai contoh

ilmuan mengatakan bahwa suhu diatas puncak merapi adalah 35 derajat c, namun apa yang di kemukakan oleh ilmuan akan berubah seiring berubahnya cuaca dan suhu f)

Kurang valid, karena tidak semua hasil dari metode atau penelitian di suatu daerah akan

bisa di terapkan untuk daerah lain. g)

Membutuhkan waktu yang lama, karena penelitian dilakukan secara berulang.

h)

Membutuhkan biaya yang sangat mahal, karena setiap penelitian memerlukan alat

bantu berupa peralatan yang menggunakan tehnologi canggih. i)

Dapat terhapus atau tidak di pakai bila terbukti ditemukan kesalahan dan bila muncul

teori lain yang dianggap lebih berguna j)

Cenderung kaku dan tidak terpengaruh oleh rasio Dari uraian di atas dapat kita

simpulkan bahwa setiap teori selalu memiliki sisi positive dan negatif.

Kesimpulan Pengertian dan Hakikat Metode Penelitian yaitu Rasa Ingin Tahu yang mendorong terjadinya penelitian. Penelitian merupakan penyaluran hasrat keingintahuan manusia dalam taraf keilmuan atau dapat juga diartikan sebagai mempertanyakan. Penelitian merupakan suatu proses. Peneliti adalah orang yang melakukan kajian atau penelitian atas berbagai fenomena-fenomena yang terjadi. Metode Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berfikir ilmiah harus bersifat skeptik, analitik, dan kritik. 1. Skeptik yaitu selalu menanyakan bukti atau fakta yang dapat mendukung setiap pernyataan 2. Analitik yaitu selalu menganalisa setiap pertanyaan atau persoalan mana yang relevan dan mana yang tidak relevan. 3. Kritik yaitu selelu mendasarkan pikiran dan pendapat kita pada logika dan teori-teori dan mampu menimbang berbagai hal secara objektif berdasar data dan analisis akal sehat (commonsense).

Terkait dengan ilmu pengetahuan, dapat dikemukakan tiga tujuan umum penelitian yaitu: 1. Tujuan Eksploratif, penelitian dilaksanakan untuk menemukan sesuatu (ilmu pengetahuan) yang baru dalam bidang tertentu. Ilmu yang diperoleh melalui penelitian betul-betul baru belum pernah diketahui sebelumnya. Misalnya suatu penelitian telah menghasilkan kriteria kepemimpian efektif dalam MBS. Contoh lainnya adalah penelitian yang menghasilkan suatu metode baru pembelajaran matematika yang menyenangkan siswa. 2. Tujuan Verifikatif, penelitian dilaksanakan untuk menguji kebenaran dari sesuatu (ilmu pengetahuan) yang telah ada. Data penelitian yang diperoleh digunakan untuk membuktikan adanya keraguan terhadap infromasi atau ilmu pengetahuan tertentu. Misalnya, suatu penelitian dilakukan untuk membuktian adanya pengaruh kecerdasan emosional terhadap gaya kepemimpinan. Contoh lainnya adalah penelitian yang dilakukan untuk menguji efektivitas metode pembelajaran yang telah dikembangkan di luar negeri jika diterapkan di Indonesia. 3. Tujuan Pengembangan, penelitian dilaksanakan untuk mengembangkan sesuatu (ilmu pengetahuan) yang telah ada. Penelitian dilakukan untuk mengembangkan atau memperdalam ilmu pegetahuan yang telah ada. Misalnya penelitian tentang implementasi metode inquiry dalam pembelajaran IPS yang sebelumnya telah digunakan dalam pembelajaran IPA. Contoh lainnya adalah penelitian tentang sistem penjaminan mutu (Quality Assurannce) dalam organisasi/satuan pendidikan yang sebelumnya telah berhasil diterpakan dalam organisasi bisnis/perusahaan. Cara ilmiah didasarkan pada ciri-ciri keilmuan: 1. Rasional 2. Empiris 3. Sistematis Sifat Penelitian Ilmiah yaitu selalu mempertanyakan pengetahuan-pengetahuan yang telah ada serta harus memerikasa kembali kemampuannya untuk membantu kita menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kita hadapi pada saat ini dan esok, serta bukannya bagaimana kemampuan memecahkan persoalan kemarin. Karena itu, sifat peneliti ilmiah adalah berkemauan serta berkemampuan mempertahankan obyektivitas hasil penelitian, berkemauan serta berkemampuan menyesuaikan diri dalam arti luas serta bersifat terbuka. DAFTAR PUSTAKA

Abdulloh, Taufik. Ilmu sosial dan tantangan zaman.2006. Jakarta: Rajawali Press Wallace, Walter L.Metoda logika Ilmu sosial.1994. Jakarta : Bumi Aksara (diterjemahkan Drs. Lailil Kodar) Soehartono Irawan. 2000. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya Hamidi. 2004. Metodelogi Penelitian Kualitatif, Malang: UM Malang Jalaluddin Rakhmat.1997.Metode Penelitian Kmunikasi.Bandung: Remaja Rosdakarya http://manyul83.blogspot.com/2010/04/kelompok-ilmu-pengetahuan.html

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka adalah pengkajian kembali literatur-literatur yang relevan (review of related literature) dengan penelitian yang sedang dikerjakan. Istilah lain dari tinjauan pustaka yang sering digunakan para peneliti adalah studi literatur. Studi literatur yang dibuat dengan membaca banyak buku, majalah kesehatan, artikel, jurnal penelitian dan sumber lainnya akan mempermudah peneliti dalam merumuskan kerangka konsep penelitian.1 Referensi lain menyebutkan istilah lain dari tinjauan pustaka adalah studi kepustakaan yang mempunyai arti yang sama dengan yang telah dijelaskan di atas.2 Tinjauan pustaka diperlukan untuk memberikan pemantapan dan penegasan tentang ciri khas penelitian yang hendak dikerjakan. Ciri khas penelitian ini akan tampak dengan melampirkan

referensi yang digunakan dalam daftar pustaka baik dari buku-buku ajar, artikel dan jurnal penelitian sebelumnya. Suatu naskah penelitian yang berbobot harus terdiri dari 80% artikel/jurnal penelitian, dan sisanya dapat dari buku ajar yang relevan dan sumber lain yang membahas masalah penelitian yang diteliti. Jika peneliti menggunakan karya orang lain tanpa menampilkan sumbernya, baik nama author (penulis/peneliti), tahun, judul, tempat dan penerbit dan sebagainya yang dilampirkan dalam daftar pustaka, atau nama dan tahun (Metode Harvard) pada naskah penelitian merupakan praktik plagiat. Plagiarisme akan menjadikan seorang peneliti di tuntut secara hukum dan mempunyai sejarah dalam hal akademik yang buruk, yang akan dipikul seumur hidup. Tinjauan pustaka dalam penelitian kesehatan tidak hanya membahas secara substansial variabel dependen maupun variabel independen yang diteliti dari berbagai buku ajar / texbook. Pada Tinjauan pustaka peneliti secara mendalam menggali teori yang berhubungan dengan variabel yang diteliti, kemudian melakukan investigasi dari penelitian sebelumnya yang relevan sehingga memahami secara mendalam masalah dan faktor penyebab masalah penelitian yang akan diteliti. Penelitian yang terdahulu yang dapat dipaparkan pada tinjauan pustaka antara lain hasil penelitian baik deskriptif maupun analitik (kuantitatif/kualitatif). Selain itu yang perlu didalami adalah metoda penelitian apakah sudah sesuai, dampak dari masalah peneltian tersebut baik positif maupun negatif, sehingga dapat menjadi pedoman apakan hasil penelitian tersebut dapat di aplikasikan di lingkungan / lokasi penelitian yang dipilih oleh peneliti. Lebih lanjut Riyanto mengemukakan hal-hal yang perlu di muat dalam tinjauan pustaka dalam penelitian kesehatan antara lain: 3 Teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti. 1. Seluruh aspek penyakit yang diteliti tidak perlu ditulis dalam tinjauan pustaka, hal-hal yang ditulis difokuskan pada aspek yang akan diteliti dengan penekanan utama pada hubungan variabel yang dipermasalahkan (dependen) dengan variabel lain yang menjadi faktor penyebab maupun perancu. 2. Buku sumber pustaka sebaiknya tidak terlalu lama tahunnya sehingga masih up to date (10 tahun) kecuali yang menjadi grand theory sebagai acuan kerangka teori di akhir bab 2, tetapi setidaknya carilah terbitan yang terbaru. 3. Gunakan hasil penelitian dalam artikel / jurnal yang relevan yang dapat memperkuat teori yang dibangun dengan sumber yang up to date.

4. Membuat kerangka teori sebagai dasar untuk mengembangkan kerangka konsep penelitian. Dengan membuat kerangka toeri, maka peneliti dapat meletakkan masalah yang sedang diteliti dalam konteks ilmu pengetahuan yang sedang didalami. Tujuan Tinjauan Pustaka Tujuan utama membuat tinjauan pustaka adalah menjadi dasar pijakan atau fondasi untuk memperoleh dan membangun landasan teori, kerangka pikir, menentukan hipotesis penelitian, mengorganisasikan, dan kemudian menggunakan variasi pustaka dalam bidangnnya. Fungsi Tinjauan Pustaka Fungsi tinjauan pustaka antara lain untuk (1) mengetahui sejarah masalah penelitian, (2) membantu memilih prosedur penyelesaiaan masalah penelitian, (3) memahami latar belakang teori masalah penelitian, (4) mengetahui manfaat penelitian sebelumnya, (5) menghindari terjadinya duplikasi penelitian, dan (6) memberikan pembenaran alasan pemilihan masalah penelitian, yang akan dijelaskan secara rinci di bawah ini.4 1. Mengetahui Sejarah Masalah Penelitian. Berdasarkan sejarah masalah yang berkaitan dengan masalah penelitiannya, peneliti akan mendapatkan informasi tentang hal-hal yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, aspek-aspek yang telah diteliti, prosedur-prosedur yang telah diterapkan, hasil dan hambatan yang ditemukan di dalam penelitian, dan perbedaan antara masalah yang hendak dipecahkan dengan masalah-masalah yang sudah dipecahkan orang lain. 2. Memilih Prosedur Penyelesaiaan Masalah Penelitian. Berdasarkan prosedur-prosedur yang telah diterapkan oleh para peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan masalah penelitiannya, peneliti dapat memilih prosedur yang cocok atau membuat prosedur baru berdasarkan kajian tentang kelebihan dan kekurangan dari prosedur-prosedur yang ada. 3. Memahami Latar Belakang Teori Masalah Penelitian. Berdasarkan latar belakang teori masalah penelitian, peneliti dapat memetakan kedudukan masalah penelitiannya ke dalam perspektif cakupan pengetahuan yang lebih luas, sehingga dapat membantu peneliti dalam menjelaskan pentingnya penelitan itu dilakukan serta dampak dari hasil penelitiannya.

4. Mengetahui Manfaat Penelitian Sebelumnya. Berdasarkan kajian dari hasil-hasil penelitian sebelumnya yang relevan, peneliti dapat memperkirakan manfaat hasil penelitian yang akan dilaksanakannya. 5. Menghindari Terjadinya Duplikasi Penelitian. Pengkajian pustaka dapat menghindari duplikasi penelitian. Dalam batas-batas tertentu suatu penelitian boleh merupakan duplikasi dari penelitian lain, sepanjang penelitian yang akan dilaksanakan memiliki tujuan berbeda untuk melengkapi hasil penelitian sebelumnya atau mempunyai alasan yang kuat untuk meragukan hasil penelitian sebelumnya (bukan plagiat). 6. Memberikan Pembenaran Alasan Pemilihan Masalah Penelitian. Kajian pustaka harus berfungsi sebagai kajian secara kritis tetapi singkat tentang kekhususan, manfaat dan kelemahan dari penelitian sebelumnya (bukan sekadar senarai teori atau hasil penelitian yang relevan saja), sehingga peneliti dapat memberikan pembenaran tentang pentingnya masalah tersebut diteliti. Peran Tinjauan Pustaka Melalui tinjauan pustaka, peneliti dapat memiliki pemahaman yang luas dan dalam tentang masalah penelitian yang diteliti. Selanjutnya peran tinjauan pustaka menurut beberapa sumber antara lain:2 1. Mengetahui batas-batas cakupan permasalahan penelitian. 2. Dapat menempatkan pertanyaan penelitian dari perspektif yang jelas dan komprehensif 3. Dapat membatasi pertanyaan penelitian yang diajukan dan menentukan konsep studi yang berkaitan erat dengan permasalahan. 4. Dapat mengetahui dan menilai hasil-hasil penelitian yang sejenis yang bisa sama maupun kontradiktif antara penelitian satu dengan penelitian lainnya. 5. Dapat menentukan metode penelitian yang tepat untuk memecahkan masalah penelitian. 6. Mencegah dan mengurangi replikasi yang kurang bermanfaat dengan penelitian sebelumnya. 7. Dapat lebih yakin dalam menginterpretasikan hasil penelitian yang hendak dilakukannya. Macam-Macam Sumber Tinjauan Pustaka

Adapun sumber-sumber yang dapat digunakan dalam menyusun tinjauan pustaka adalah referensi ilmiah yang mempunyai ISBN untuk buku, ISSN untuk jurnal dan sedapat mungkin dari jurnal ilmiah yang berbobot. Sumber-sumber referensi ilmiah yang dapat digunakan dalam penelitian kesehatan antara lain: 1. Jurnal Penelitian : Jurnal penelitian yang dimaksud adalah jurnal ilmiah yang telah memiliki ISSN, terakreditasi baik jurnal lokal, nasional maupun internasional. Akan lebih bagus lagi jika jurnal yang di ambil sebagai referensi adalah jurnal yang sudah terindeks SCOPUS. Sebagai contoh jurnal ilmiah dapat diakses melalui Proquest, EBSCO, WHO, Cochrane dan lain sebagainya. Di Indonesia Kementrian Riset dan Pendidikan Tinggi (KEMENRISTEK DIKTI) telah memfasilitasi seluruh civitas akademika baik di PTN maupun PTS untuk dapat mengakses jurnal ilmiah yang bagus dengan berlangganan portal jurnal seperti EBSCO, Proquest dll. Password jurnal tersebut data diperoleh dengan menghubungi pustakawan di perguruan tinggi masing-masing. Penelitian yang berkualitas jika menggunakan sumber pustaka dari jurnal ilmiah sebesar 80% dari seluruh referensi yang ada. 2. Buku Ajar : Buku ajar yang telah dipublikasi oleh penerbit baik dari dalam maupun luar negeri. Buku yang sudah dipublikasi akan memiliki nomor ISBN. Sedapat mungkin gunakan buku yang ditulis oleh author yang kompeten di bidangnya, baik sebagai pendidik maupun praktisi kesehatan. Untuk melihat kualitas buku ajar tersebut, lihat bagian referensi yang digunakan. Jika menggunakan referensi yang up to date dan dapat dipertangungjawabkan, buku ajar tersebut adalah buku yang layak digunakan dan dapat menjadi koleksi peneliti. 3. Artikel dari Internet : artikel dari internet yang layak dijadikan sumber pustaka adalah artikel yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun institusi pendidikan. Peneliti harus mencantumkan URL / alamat situs tersebut sebagai syarat penulisan referensi ilmiah. Contohnya artikel elektronik dari WHO, Kemenkes, Harvard University, Universitas Indonesia, dan lain sebagainya. 4. Narasumber : Menggunakan sumber pustaka dari narasumber dapat digunakan jika sumber lainnya tidak ada atau waktu penerbitannya sudah lebih dari 10 tahun. Sebagai bukti harus dicantumkan kapan dan dimana topik tersebut dibicarakan seperti seminar, workshop dan pertemuan ilmiah lainnya. Untuk studi kualitatif, dapat dilampirkan bukti berupa transkrip dari rekaman yang di rekam saat narasumber tersebut berbicara pada acara tersebut dilaksanakan. Narasumber yang dimaksud adalah narasumber yang kompeten dan seorang guru besar.

5. Majalah Kesehatan : sepanjang majalah kesehatan tersebut memiliki ISBN dan authornya dapat di kontak untuk dimintai keterangan ataupun konfirmasi terkait masalah penelitian yang diteliti, sumber tersebut dapat digunakan. Jumlah Referensi yang Dibutuhkan Para peneliti dari berbagai disiplin ilmu memiliki hak seluas-luasnya untuk mengembangkan rasa ingintahunya. Namun demikian ada batasan yang harus dipatuhi yaitu harus berdasarkan sistematika yang jelas dan sesuai dengan domain masing-masing peneliti. Hal ini disebabkan karena penelitian yang dilakukan khusunya penelitian di dunia kesehatan, harus sesuai dengan kode etik penelitian. Hak peneliti yang luas ini harus diimbangi juga dengan tanggung jawab yang besar. Pengembangan ilmu harus mengacu kepada peningkatan kesejahteraan umat manusia.5 Dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi, segala hasil penelitian yang dilakukan di berbagai negara dapat segera di ketahui hanya berbekal komputer dan internet. Oleh karena itu tidak ada alasan bagi para peneliti untuk membatasi sumber ilmiah yang relevan yang harus digunakan. Seringkali para mahasiswa atau peneliti pemula bertanya tentang batasan jumlah referensi ilmiah yang digunakan. Dalam hal kuantitas referensi yang digunakan, tidak ada batasan. Tetapi dalam hal kualitas, ada batasan yang jelas yakni 80% dari seluruh referensi harus berasal dari jurnal ilmiah. Ada beberapa institusi pendidikan yang membuat batasan minimal referensi ilmiah yang digunakan misalnya setiap variabel harus di ambil dari sekian referensi seperti di bawah ini: 1. Strata I ke bawah harus terdiri dari 5 jurnal penelitian / buku ajar dari luar negeri dan sisanya boleh ditambahkan buku ajar atau jurnal penelitian dari dalam negeri 2. Strata II harus terdiri dari 8 jurnal penelitian / buku ajar dari luar negeri dan sisanya boleh ditambahkan buku ajar atau jurnal penelitian dari dalam negeri. 3. Strata III harus terdiri dari 10 jurnal penelitian / buku ajar dari luar negeri dan sisanya boleh ditambahkan buku ajar atau jurnal penelitian dari dalam negeri Cara Membuat Tinjauan Pustaka Pembuatan kajian pustaka sebaiknya mengikuti langkah awal, sebagai berikut : 4 1. Mulai mencari sumber yang relevan baik dari buku ajar, jurnal cetak maupun jurnal elektronik dan lain sebagainya.

2. Buatlah matriks untuk mengisi ringkasan referensi yang diperoleh baik jurnal, artikel, buku ajar dan lain sebagainya agar saat menulis dengan segera dapat ditemukan sumber mana yang dimaksud. 3. Ciptakan lingkungan yang tenang untuk dapat meningkatkan konsentrasi dan fokus pada saat mulai menulis 4. Baca dahulu panduan penulisan, sehingga pada saat melakukan editing pada tulisan kita, tidak terlalu banyak yang dirubah terkait penulisan. 5. Selain melakukan ringkasan dengan tools matriks yang digunakan, proses analisis juga kita lakukan terhadap jurnal yang dibaca, apakah relevan dan layak digunakan atau tidak. 6. Kunci sukses dalam menulis adalah niat dan aksi harus sejalan. Jika tidak pernah memulai, maka tidak akan pernah selesai. 7. Lakukan refresh otak dan pikiran jika mulai jenih, munculkan motivasi pada diri sendiri baik itu dari keluarga (ayah/ibu) jika berhasil dapat membuat mereka bangga, dapat menjadi role model bagi keluarga dan lain sebagainya sehingga tetap semangat dalam menulis dan menyelesaikan proyek tugas akhir 8. Selalu berdoa memohon tuntutan dan hikmat dari yang Maha Kuasa agar dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat waktu. B. Kerangka Teoritis Kerangka Teori adalah hubungan antar konsep berdasarkan studi empiris. 6 Kerangka teori harus berdasarkan teori asal / grand theory. Sebagai contoh masalah perilaku ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya dapat menggunakan kerangka teori dari Green yang sering digunakan mahasiswa, atau dapat juga menggunakan kerangka teori reason action, Health Believe Model, atau teori lain yang sesuai dengan masalah penelitian yang dapat di temukan dalam buku ajar Health Behavior Theory for Public Health dan buku ajar lainnya. Jika masalah yang diteliti berhubungan dengan penyakit tetapi yang di dalami adalah pengetahuan tentang penyakit tersebut, maka dapat menggunakan teori pengetahuan seperti tacit knowledge dan explicit knowledge. Contoh PERCEDE teori Green dapat dilibat pada gambar berikut ini.7

Gambar 1. PERCEDE Teori Green.7 C. Kerangka Konsep Kerangka Konsep adalah hubungan antara konsep yang dibangun berdasarkan hasil-hasil studi empiris terdahulu sebagai pedoman dalam melakukan penelitian.6 Konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal yang khusus. Oleh karena konsep merupakan abstraksi, maka konsep tidak dapat langsung diamati atau diukur. Konsep hanya dapat diamati dan diukur melalui konstruk yang dikenal dengan istilah variabel.1 Variabel adalah sesuatu yang bervariasi. Variabel penelitian adalah sesuatu yang bervariasi yang dapat diukur. Contoh variabel dalam penelitian kesehatan adalah Hb darah, tekanan darah, berat badan, kunjungan ANC, jenis tenaga kesehatan, dan lain sebagainya. 1 Kerangka Konsep dapat berpijak pada kerangka teori yang dibentuk pada bab II. Kerangka teori biasanya lebih kompleks dari kerangka konsep, karena tidak semua variabel dalam kerangka teori diangkat menjadi variabel penelitian. Oleh karena itu pada BAB II sebelum gambar kerangka konsep penelitian dipaparkan, peneliti wajib menjustifikasi mengapa variabel lain tidak diteliti. Alasan yang disampaikan harus ilmiah, buka sekedar keterbatasan waktu, dana, tenaga dan kemampuan penelitia saat itu. Contoh gambar kerangka konsep dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2. Contoh Kerangka Konsep 1 Contoh Kerangka Konsep lain yang meneliti variabel perancu/confounding variables dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 3. Kerangka Konsep dengan Variabel Perancu8 D. Hipotesis Pengertian Hipotesis Hipotesis dalam suatu penelitian berarti jawaban sementara, patokan duga, atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut.1 Jika ditinjau dari asal kata, Hipotesis terdisi dari kata: Hipo

: di bawah

Thesis

: dalil

Jadi Hipotesis adalah suatu dalil atau kaidah yang kebenarannya belum diketahui. Hipotesis adalah penjelasan sementara yang diajukan tentang hubungan antara dua atau lebih fenomena terukur/variabel untuk pembuktian secara empirik.6 Setelah melalui pembuktian dengan penelitian yang dilakukan, maka hipotesis yang dibuat tentu saja dapat terbukti benar atau salah, dapat diterima atau ditolak. Jika diterima atau terbukti benar, maka hipotesis tersebut menjadi tesis.1, 9

Kegunaan Hipotesis Hipotesis berguna untuk :6 1. Menuntun arah penelitian : hubungan dua fenomena atau lebih dari dua 2. Identifikasi variabel yang digunakan: Misalnya untuk meneliti status gizi dengan mengukur berat badan yang dibandingkan dengan usia menggunakan KMS. 3. Menentukan disain penelitian: analitik vs deskriptif; Potong lintang vs eksperimental 4. Petunjuk jenis analisis statistik yang digunakan : satu arah atau dua arah Jenis Hipotesis Hipotesis Penelitian dan Hipotesis Statistik Seringkali terdapat dalam naskah penelitian hipotesis penelitian ditulis hipotesis kerja. Yang harus muncul dalam naskah penelitian adalah hipotesis penelitian atau hipotesis kerja.9 Dalam penelitian dikenal dua macam hipotesis yaitu:1, 9 1. Hipotesis Kerja / hipotesis penelitian Hipotesis kerja / hipotesis penelitian adalah suatu rumusan hipotesis dengan tujuan untuk membuat ramalan tentang peristiwa yang terjadi apabila suatu gejala muncul. Ciri hipotesis kerja adalah terdapat kata: ada, terdapat, jika, , maka, lebih dan sebagainya. Contoh hipotesis penelitian / hipotesis kerja: 1. Terdapat hubungan merokok dengan kejadian BBLR. 2. Angka kematian bayi lebih tinggi pada persalinan yang ditolong oleh dukun bayi. 2. Hipotesis Statistik Hipotesis statistik adalah Hipotesis yang digunakan dalam analisis statistik, pertama kali diperkenalkan oleh Fisher. Hipotesis statistik biasanya menggunakan rumus, contoh : H0 : x = y.1 Hipotesis statistik bersifat universal, sedangkan hipotesis penelitian berifat individual, sesuai dengan penelitian yang dikerjakan peneliti, tergantung pada dugaan si peneliti itu sendiri. Dibawah ini adalah tabel perbedaan hipotesis penelitian dan hipotesis statistik.9

Tabel 1. Perbedaan Hipotesis Penelitian dan Hipotesis Statistik Hipotesis Statistik (H0)

Hipotesis Penelitian

Terdapat hubungan antara minum Tidak

terdapat

Peneliti 1 alkohol dengan kanker payudara minum

alkohol

hubungan

antara

dengan

kanker

payudara Tidak

ada

hubungan

antara

Peneliti 2 minum alkohol dengan kanker payudara

Tidak ada hubungan antara minum alkohol dengan kanker payudara

Selanjutnya hipotesis yang akan dibahas adalah hipotesis penelitian bukan hipotesis statistik. Contoh lain hipotesis statistik pada uji perbandingan satu proporsi:10 H0 : tidak ada perbedaan proporsi perokok antara mahasiswa dan populasi Ha : ada perbedaan proporsi perokok antara mahasiswa dan populasi Batas kritis alfa = 0,05 Uji yang dilakukan adalah uji Z dan untuk SE karena sampel (mahasiswa) dan populasi yang dipakai adalah populasi (masyarakat umum). Rumus :

Sampel : x = 35, n = 75 p (Perokok) = 35/75 = 0,47 Proporsi Perokok di populasi p = 0,25

Dari nilai pv : Keputusan uji adalah H0 ditolak Kesimpulan : Ada perbedaan proporsi perokok antara sampel (mahasiswa) dengan populasi (masyarakat umum). Jenis Hipotesis Menurut Arah Hipotesis Jenis hipotesis menurut arah hipotesis terdiri dari ada dua macam yaitu: 1. Hipotesis satu arah : Hipotesis yang sudah memberi arah. Ciri hipotesis satu arah terdapat kata : “ lebih tinggi, lebih rendah.”

Contoh : “Proporsi kejadian spina bifida pada ibu hamil yang mengkonsumsi asam folat 3 bulan pra konsepsi lebih rendah dibandingkan dengan ibu hamil yang mengkonsumsi asam folat hanya pada saat trimester pertama.” 1. Hipotesis dua arah : Hipotesis yang belum mempunyai arah, ciri hipotesis ini adalah terdapat kata : “ ada hubungan, ada korelasi, ada perbedaan” Jadi belum mengarahkan dampak faktor tertentu terhadap kejadian tertentu. Contoh: “Terdapat hubungan senam hamil dengan lama persalinan kala II.” Hipotesis Positif dan Hipotesis Negatif Ada juga jenis hipotesis positif dan hipotesis negatif. Hipotesis yang lazim ditemukan dalam penelitian adalah hipotesis positif, namun jarang ditemukan hipotesis negatif. Contoh : Hipotesis Negatif: 

Tidak terdapat hubungan antara minum alkohol dengan kanker payudara



Tidak terdapat hubungan antara makanan cepat saji dengan penurunan densitas massa tulang



Tidak ada hubungan antara obat SF dengan kejadian perdarahan kala tiga

Hipotesis Positif: 

Terdapat hubungan antara pemakaian kontrasepsi hormonal dengan kejadian kualitas hidup akseptor



Terdapat hubungan antara masase perineum dengan robekan perineum tingkat III



Semakin teratur ibu hamil melakukan senam hamil, semakin cepat persalinan kala II.

4. Cara Membuat Hipotesis yang Benar Suatu hipotesis haus memenuhi syarat sebagai berikut:6, 9 1. Merupakan kalimat deklaratif 2. Merupakan jawaban sementara 3. Dapat dibuktikan secara empiris 4. Berkaitan dengan teori-teori yang ada 5. Konsisten dengan pertanyaan penelitian 6. Hipotesis hanya dibuat untuk penelitian analitik : Korelasi / hubungan antara dua atau lebih variabel 7. Hipotesis hanya dibuat untuk pertanyaan utama 8. Menyebutkan variabel secara spesifik

9. Hipotesis boleh mengandung beberapa variabel bebas/independen, tetapi hanya mengandung satu variabel terikat/dependen 10. Hipotesis dapat dibuat dalam bentuk Hipotesis positif dan hipotesis negatif 11. Hipotesis dapat terdir dari dua arah dan satu arah Daftar Pustaka : 1. Notoatmodjo S. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta Rineka Cipta; 2010. 2. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara; 2012. 3. Riyanto A. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan; Dilengkapi COntoh kuesioner dan Laporan Penelitian. Yogyakarta: Nuha Medika; 2011. 4. Hamdiyati Y. Cara Membuat Kajian Pustaka. . Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Guru-Guru MGMP Kota Bandung [Internet]. 2008. Available from: http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196611031991012YANTI_HAMDIYATI/Kajian_Pustaka_Pelatihan_KTI-PTK.pdf. 5. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto; 2011. 6. Kusumayati A. Materi Ajar Metodologi Penelitian. Kerangka Teori, Kerangka Konsep dan Hipotesis. Depok: Universitas Indonesia; 2009. 7. Green LW, Ottoson JM. A Framework for Planning and Evaluation: PRECEDEPROCED Evolution anf Application of te Model. Journees de Sante Publique [Internet].

2006.

Available

from:

http://jasp.inspq.qc.ca/Data/Sites/1/SharedFiles/presentations/2006/JASP2006Ottawa-Green-Ottoson14-1.PDF. 8. Djami MEU. Hubungan Kontrasepsi Hormonal dengan Kualitas Hidup wanita Pernah Kawin di Wilayah Kerja Puskesmas Tigaraksa. In: Indonesia U, editor. Manuskrip. Depok2011. 9. Dahlan S. Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Sagung Seto; 2009. 10. Hastono SP, Sabri L. Statistik Kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers; 2006.

POPULASI DAN SAMPEL PENGERTIAN POPULASI dan SAMPEL Suatu kegiatan penelitian pasti akan selalu berhadapan dengan Objek yang akan diteliti atau yang akan DIOBSERVASI. Objek tersebut dapat berupa Manusia, Hewan, Tumbuh – tumbuhan, Benda – benda mati lainnya serta Peristiwa dan Gejala yang terjadi di dalam masyarakat atau di alam sekitar kita. Selanjutnya, menurut Sugiyono (2003) Polpulasi adalah “Wilayah Generalisasi yang terdiri atas Obyek/Subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Jadi, Populasi BUKAN HANYA Orang, tetapi juga benda – benda alam yang lain. Populasi juga BUKAN SEKEDAR Jumlah yang ada pada 0bjek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh obyek atau subyek itu. Satu orangpun dapat digunakan sebagai Populasi, karena satu orang itu mempunyai berbagai karakteristik, misalnya Gaya Bicara, Disiplin, Hobi, Cara Bergaul, Sel, Persepsi, Kimia Darah, Urine dan lain-lain. Adapun pengertian Populasi menurut Nawawi (1985) menyebutkan bahwa Populasi adalah : “Totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap”. Sedangkan

Riduan

dan

Tita

Lestari

(1997)

mengatakan

bahwa

Populasi

adalah :“Keseluruhan dari karakteristik atau Unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian”. Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa “Populasi merupakan Objek atau Subjek yang berada pada Suatu Wilayah dan Memenuhi Syarat – Syarat tertentu berkaitan dengan Masalah Penelitian.” Berdasarkan Batasan Sumber Data yang terdapat dalam suatu Populasi secara Kuantitatif, maka Populasi dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu : 1) Populasi Terbatas (finite population) Adalah Populasi yang mempunyai Sumber Data yang Jelas Batasnya secara Kuantitatif sehingga dapat dihitung Jumlahnya. Contoh : Jumlah Penduduk Kota Surakarta 500.642 jiwa,

Jumlah 360 Mahasiswa Politeknik Kesehatan Surakarta di Jurusan Keperawatan, Jumlah 190 Dosen Politeknik Kesehatan Surakarta. 2) Populasi Tak Terbatas (Tak Terhingga)/(infinite population) Yaitu Populasi yang Sumber datanya TIDAK dapat ditentukan Batas –Batasnya sehingga Relatif TIDAK dapat ditentukan dalam bentuk Jumlah (uncountable). Misalnya : Penelitian tentang berapa liter kenaikan air laut saat pasang karena bulan purnama, Populasi tanaman anggrek di dunia, dsb. Sedangkan berdasarkan SIFATnya, Populasi dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu : 1) Populasi Homogen Populasi homogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang sama sehingga tidak perlu mempermasalahkan jumlahnya secara kuantitatif. 2) Populasi Heterogen Populasi heterogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang berbeda (bervariasi) sehingga perlu ditetapkan batasbatasnya baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Dalam melaksanakan penelitian, walaupun tersedia populasi yang terbatas dan homogen , ada kalanya peneliti tidak melakukan pengumpulan data secara populasi. Tetapi mengambil sebagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi (representative). Hal ini berdasar pertimbangan yang logis, seperti kepraktisan, keterbatasan biaya, waktu, tenaga dan adanya percobaan yang bersifat merusak (destruktif). Informasi tentang populasi sangat diperlukan untuk menarik kesimpulan. Bila kita dapat mengobservasi keseluruhan individu anggota populasi, kita akan mendapatkan besaran yang menyatakan karakteristik populasi yang sebenarnya; dalam statistika disebut PARAMETER. Dengan demikian PARAMETER adalah suatu nilai yang menggambarkan ciri/karakteristik populasi. Parameter merupakan suatu nilai yang stabil karena diperoleh dari observasi terhadap seluruh anggota populasi. Biasanya dilambangkan dengan huruf-huruf Yunani. Misalnya: Rata-rata populasi dilambangkan dengan μ (baca: myu).dst.

Tabel 1. Parameter pada Populasi dan Sampel

SAMPEL (menurut Sugiyono, 2003 ; 56) adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sample yang diambil dari populasi itu. Semua yang dipelajari dari sample itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk Populasi. Oleh karena itu, Sampel yang diambil dari Populasi harus benar –benar Representatif. Sedangkan Suharsimi Arikunto (2002, 109) mendefinisikan Sampel adalah Bagian dari Populasi yaitu sebagian atau wakil dari Populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Dari beberapa pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa SAMPEL adalah Sebagian dari Populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. B.KEGUNAAN SAMPEL Terdapat beberapa kegunaan / keuntungan dengan menggunakan sample dalam penelitian, yaitu : 1) Biaya yang lebih murah 2) Waktu yang relatif singkat 3) Kualitas informasi lebih baik, karena : a. Jumlah yang relatif kecil memungkinkan dapat menggunakan tenaga peneliti / asisten peneliti yang lebih terlatih, b. Supervise yang ketat terhadap pengumpul data lebih mungkin dilakukan, c. Kelompok penelitian yang lebih kecil memungkinkan untuk menggunakan metode pengumpulan data yang lebih kompleks dan lebih akurat. 4) Data yang dikumpulkan dapat lebih menyeluruh (Komprehensif) 5) Memperoleh hasil yang lebih akurat. C. TEKNIK SAMPLING Teknik Sampling / Teknik Pengambilan Sampel adalah Suatu cara mengambil sample yang representatif dari populasi. Hal ini berarti bahwa pengambilan sample harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sample yang benar-benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Oleh karena itu, Representativitas Sampel sangat ditentukan oleh : 1) Homogenitas Populasi,

2) Jumlah Sampel yang dipilih, 3) Banyaknya Ciri/Karakteristik subyek yang dipelajari, 4) Teknik Pemilihan/Pengambilan sample. Sifat/Karakter yang semakin homogen pada suatu individu di dalam populasi memberikan representativitas sample yang semakin tinggi. Kemudian jumlah sample yang semakin besar/banyak juga akan meningkatkan representativitas sample karena karakteristik sample yang

terambil

semakin

mendekati

karakteristik

populasi.

Sedangkan

banyaknya

Ciri/Karakteristik yang dipelajari dalam Sampel akan semakin menurunkan representativitas sample, karena dengan demikian populasi akan semakin kurang homogen. Dan teknik pengambilan sample yang memperhatikan prinsip Randomisasi akan semakin meningkatkan representativitas. Gambar : Teknik Sampling TEKNIK SAMPLING PROBABILITY SAMPLING NON PROBABILITY SAMPLING 1) Simple Random Sampling 2) Proportionate Stratified Random Sampling 3) Disproportionate Stratified Random Sampling 4) Cluster Sampling / Area Sampling. 1) Systematic Sampling 2) Quota Sampling 3) Accidental Sampling 4) Purposive Sampling 5) Sampling Jenuh 6) Snowball Sampling

Berdasarkan gambar tersebut di atas terlihat bahwa Teknik Sampling pada dasarnya dapat dibedakan

menjadi

2

macam,

yaitu

PROBABILITY

SAMPLING

dan

NON

PROBABILITY SAMPLING. 1. PROBABILITY SAMPLING : Adalah : Teknik Sampling yang memberikan kesempatan/peluang yang sama kepada setiap anggota populasi untuk dapat dipilih menjadi anggota sample. Disebut juga Random Sampling, sehingga Sampel yang diperoleh disebut Sampel Random. Teknik semacam ini HANYA boleh digunakan apabila setiap unit atau anggota populasi bersifat HOMOGEN. Teknik Probability Sampling atau Random Sampling ini dapat dibedakan menjadi beberapa macam, diantaranya adalah : a) Simple Random Sampling Adalah Cara pengambilan sample dari anggota populasi dengan menggunakan cara acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut. Gambar : Simple Random Sampling Hakekat dari Pengambilan Sampel secara Acak Sederhana ( Simple Random Sampling) ini adalah bahwa setiap anggota atau Unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sample. Populasi Homogen Sample Keuntungan : Estimator yang tidak bias, Pelaksanaan yang sangat mudah, Kelemahan : Sampel mengumpul di satu tempat atau bahkan tersebar kemana – mana. Kesulitan membuat Sample Frame (Daftar Anggota Populasi) Cara-cara / Teknik yang digunakan untuk Randomisasi Sederhana (Simple Random Sample) antara lain : 1. Cara Undian Cara ini dilakukan sebagaimana kita melakukan pengundian, yang secara sistematis dapat dilakukan dengan cara : (a) Buat Daftar yang berisi Semua Subjek/Individu (Sample Frame), (b) Beri kOde Nomor Urut pada semua subyek/individu itu,

(c) Tulis kode itu masing – masing dalam selembar kertas, (d) Gulung kertas itu baik – baik, (e) Masukkan gulungan – gulungan kertas itu kedalam tempolong/tempat pengundian, (f) Kocok baik – baik, dan ambil satu demi satu sampai jumlah yang kita butuhkan. Cara pengambilan Sample seperti ini juga sering dikatakan sebagai Cara Mekanik. 2. Randomisasi dengan Tabel Bilangan Random Cara seperti inilah yang paling banyak digunakan oleh para ahli statistic dan para peneliti. Karena selain prosedurnya sangat sederhana, juga kemungkinan penyelewengan dapat dihindarkan sejauh – jauhnya. Cara penggunaan Tabel Bilangan Random untuk menentukan suatu Sample dari suatu populasi adalah sebagai berikut : (a) Buat daftar subjek dengan nomor urutnya (Sample Frame), (b) Jatuhkan ujung pensil/pen disembarang tempat pada Tabel Bilangan Random, (c) Ambil DUA DIGIT Angka yang berdekatan dengan jatuhnya Ujung Pensil itu untuk mengidentifikasi Orang Pertama sebagai Sample, (d) Selanjutnya, untuk mengidentifikasi Orang yang Ke-2, 3, 4, 5, 6, 7, dst………(n), ambillah dua angka di Bawah, di Atas dan atau di Sampingnya sampai kebutuhan kita terpenuhi.  Catatan : Jika jumlah subjek dalam Populasi berkisar antara 100 – 999, maka pada Langkah (c) di atas, TIDAK mengambil DUA angka, melainkan 3 (TIGA) Angka yang berdekatan. Demikian juga bila jumlah populasi berkisar 1000 – 9999, maka harus mengambil 4 (EMPAT) Angka yang berdekatan, dan seterusnya, disesuaiak dengan Jumlah Populasi. Tabel 2 : Contoh Tabel Bilangan Random b) Proportionate Stratified Random Sampling Adalah Pengambilan Sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional. Teknik ini biasa dilakukan bila anggota Populasinya Heterogen. Makin heterogen suatu populasi, makin besar pula perbedaan sifatsifat antara lapisan tersebut. Untuk dapat menggambarkan secara tepat tentang sifat-sifat populasi yang heterogen, maka populasi yang bersangkutan harus dibagi-bagi kedalam lapisan-lapisan (strata) yang seragam atau homogen, dan dari setiap strata dapat diambil sampel secara random (acak). Gambar : Proportionate Stratified Random Sampling

Teknik Sampling Random Strata Proporsional digunakan apabila proporsi ukuran subpopulasi atau jumlah satuan elementer dalam setiap strata relatif seimbang atau relatif sama besar. Dalam sampel strata proporsional, dari setiap strata diambil sampel yang sebanding dengan besar setiap strata dengan berpatokan pada pecahan sampling (sampling fraction) yang sama yang digunakan. Pecahan sampling adalah angka yang menunjukkan persentase ukuran sampel yang akan diambil dari ukuran populasi tertentu. Cara pengambilan sample dilakukan dengan menyeleksi setiap unit sampling yang sesuai dengan ukuran unit sampling. Keuntungannya ialah aspek representatifnya lebih meyakinkan sesuai dengan sifat-sifat ynag

membentuk

dasar

unit-unit

yang

mengklasifikasinya,

sehingga

mengurangi

keanekaragamannya. Karakteristik-karakeristik masing-masing strata dapat diestimasikan sehingga dapat dibuat perbandingan. Kerugiannya ialah membutuhka informasi yang akurat pada proporsi populasi untuk masing-masing strata. Jika hal tersebut diabaikan maka kesalahan akan muncul.          c) Disproportionate Stratified Random Sampling Adalah Pengambilan sample dari anggota populasi secara acak dan berstrata tetapi sebagian ada yang kurang Proposional Pembagiannya. Strategi pengambilan sample sama dengan proporsional. Perbedaanya ialah terletak pada ukuran sample yang tidak proporsional terhadap ukuran unit sampling karena untuk kepentingan pertimbangan analisa dan kesesuaian. Contoh : Pegawai pada suatu Perusahaan tertentu mempunyai : 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang lulusan S1, 800 orang lulusan SMU, dan 700 orang lulusan SMP.

Dengan kondisi tersebut, maka 3 orang lulusan S3 dan 4 orang Lulusan S2 tersebut diambil semua sebagai sample, karena dua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU dan SMP. d) Cluster Sampling / Area Sampling. Adalah Teknik sampling yang dilakukan dengan cara mengambil wakil dari setiap Daerah atau Wilayah geografis yang ada. Teknik ini digunakan apabila ukuran populasinya tidak diketahui dengan pasti, sehingga tidak memungkinkan untuk dibuatkan kerangka samplingnya, dan keberadaannya tersebar secara geografis atau terhimpun dalam klasterklaster yang berbeda-beda. Apabila klaster itu bersifat wilayah geografis yang kecil, maka pengambilan sampelnya dapat dilakukan satu tahap (simple cluster sampling). Akan tetapi jika klasternya besar atau wilayah geografisnya besar, maka pengambilan sampel tidak cukup hanya satu tahap, melainkan harus beberapa tahap. Dalam keadaan yang demikian gunakanlah teknik sampling klaster banyak tahap (multistage cluster sampling). Keuntungan menggunakan teknik ini ialah jika kluster-kluster didasarkan pada perbedaan geografis maka biaya penelitiannya menjadi lebih murah. Karakteristik kluster dan populasi dapat diestimasi. Kelemahannya ialah membutuhkan kemampuan untuk membedakan masing-masing anggota populasi secara unik terhadap kluster, yang akan menyebabkan kemungkinan adanya duplikasi atau penghilangan individu-individu tertentu. DAFTAR KEPUSTAKAAN : 1) Bhisma Murti, 1996, Penerapan Metode Statistik Non-Parametrik Dalam Ilmu – Ilmu Kesehatan, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama 2) Ibnu Fajar, dkk, 2009, Statistik Untuk Praktisi Kesehatan, Yogyakarta, Graha Ilmu. 3) Riduwan, 2010, Dasar – Dasar Statistika, Edisi Revisi. Bandung, CV. Alfabeta 4) Sidney Siegel, 1994, Statistik Non-Parametrik Untuk Ilmu – Ilmu Sosial, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama 5) Siswandari, 2009, Statistika Computer Based, Surakarta, LPP UNS dan UNS Press. 6) Sugiyono, 2003, Statistik Untuk Penelitian, Bandung, CV. Alfabeta 7) Sugiyono, 2009, Statistik Non Parametris Untuk Penelitian, Bandung, CV. Alfabeta 8) Sutrisno

Related Documents

Penelitian
October 2019 73
Penelitian
December 2019 75
Penelitian
June 2020 43
Penelitian
December 2019 60
Penelitian Sosial.docx
October 2019 16
Jenis Penelitian
May 2020 11

More Documents from ""

Anatomi Ivana.docx
December 2019 26
Anatomi Gabriel.docx
December 2019 24
Document
August 2019 49
Pkm-gt.siti Widyawati C
October 2019 56