PENCEGAHAN PASCA PAJANAN HIV No. Dokumen
/SPO/BA/VI/2017
No Revisi Tanggal Terbit SPO Halaman
: 1 dari 1
PUSKESMAS
dr. Ruspal Simarmata
BATU ANAM
NIP. 196810141999031001
1. Pengertian 2. Tujuan 3. Kebijakan 4. Referensi 5. Alat dan Bahan
6. Langkah Kerja
Pencegahan Pasca Pajanan (PPP) adalah pemberian ARV dalam waktu singkat untuk mengurangi kemungkinan didapatnya infeksi HIV setelah terpapar ketika bekerja atau setelah kekerasan seksual. Sebagai acuan dalam memberikan ARV kepada orang yang kemungkinan telah terpapar HIV namun tidak terbukti HIV positif. SK Kepala Puskesmas Permenkes RI Nomor 87 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pengobatan Antiretroviral. 1. Kertas status pasien 1. Pasien yang diduga telah terpapar HIV dilakukan anamnesa tentang lamanya saat setelah paparan, cara paparan, dan status yang menjadi sumber paparan. 2. Ditanyakan kepada pasien apakah paparan yang terjadi masih dalam waktu kurang dari 72 jam. 3. Bila setelah pemeriksaan ternyata pasien HIV negatif, dan sumber paparan HIV positif maka pasien siberikan terapi ARV Pasca Pajanan. Lamanya pemberian PPP HIV adalah 28-30 hari. 4. Pilihan paduan untuk PPP adalah sebagai berikut: Orang yang terpajan Paduan ARV Pilihan TDF + 3TC + LPV/r Remaja dan dewasa Alternatif TDF + 3TC + EFV AZT + 3TC + LPV/r Pilihan AZT + 3TC + LPV/r alternatif TDF + 3TC + LPV/r Anak (≤ 10 tahun) Dapat menggunakan EFV/NVP untuk NNRTI
Pasien datang setelah terpajan HIV <72 jam
7. Bagan Alir
Dilakukan serangkaian tes untuk mendiagnosa HIV terhadap pasien
8. Hal-hal yang perlu diperhatikan 9. Unit terkait 10.Dokumen terkait 11. Rekaman historis perubahan
Pasiendinyatakan HIV positif
pasien dinyatakan HIV negatif
Klinik PDP -
Pasien diberikan terapi ARV sesuai paduan pemberian ARV lini pertama No. Yang Diubah Isi Perubahan
2/2
Diberikan Pencegahan Pasca pajanan (PPP) selama hari Tanggal Mulai28-30 Diberlakukan