PENCEGAHAN DAN PEMADAM KEBAKARAN Kasus kebakaran merupakan salah satu bentuk kecelakaan yang memerlukan perhatian khusus dan memerlukan pencegahan (preventif) untuk mengurangi bahkan menghilangkan kemungkinan terjadinya kebakaran. Salah satunya bisa dengan manajemen risiko, karena sangat penting bagi kelangsungan suatu usaha atau kegiatan jika terjadi suatu bencana seperti kebakaran (Kuntoro, 2017). Menurut Peraturan Menteri No.04/MEN/1980 kebakaran klasifikasikan menjadi 4, yaitu kategori A,B,C,D. Dimana katagori A adalah kebakaran benda padat kecuali logam, contohnya kayu, kertas dan plastik. Kategori B adalah kebakaran benda bahan bakar cair atau gas, contohnya kerosene, bensin, LPG dan minyak. Kategori C adalah kebakaran suatu instalasi listrik, contohnya breaker listrik, peralatan alat elektronik. Kategori D adalah kebakaran pada benda-benda logam, seperti magnesium, alumunium, natrium. Selain itu kebakaran diklasifikasikan menjadi 6, yaitu A,B,C,D,E dan K. Pengertian kebakaran A,B,C,D sama seperti pada PERMEN No.04/MEN/1980. Kategori E, yaitu kebakaran yang disebabkan oleh suatu bahan-bahan radioaktif. Kebakaran kategori K adalah kebakaran yang disebabkan bahan akibat konsentrasi lemak yang tinggi. Kebakaran ini banyak terjadi di dapur. Api yang timbul di dapur dapat dikategorikan pada api kelas B. Pada saat terjadi kebakaran, ada empat hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan bahaya api, yaitu penghuni bangunan (manusia), isi bangunan (harta), struktur bangunan dan bangunan yang letaknya bersebelahan. Tiga hal yang pertama berkaitan dengan bahaya api yang ada pada bangunan yang terbakar, sedangkan hal yang terakhir merupakan pertimbangan bagi bangunan lainnya dan lingkungan komunitas secara menyeluruh(Hesna,2009). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, bahwa keselamatan masyarakat yang berada didalam bangunan dan lingkungan harusmenjadi pertimbangan utama khususnya terhadap bahaya kebakaran, maka dari itu suatu bangunan harus memiliki system proteksi kebakaran baik itu pasif maupun pasif, dilengkapi dengan kelengkapan tapak dan sarana penyelamatan dalam rangka mewujudkan kondisi aman kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan (Hidayat, 2017). Penanggulangan kebakaran adalah segala upaya untuk mencegah timbulnya kebakaran dengan berbagai upaya pengendalian untuk memberantas kebakaran ( Dinas Pemadam Kebakaran, 2002). Sedangkan pencegahan kebakaran, yaitu semua tindakan yang berhubungan dengan pencegahan, pengamatan dan pemadaman kebakaran (Suma’mur, 1996).
Ary,dkk. 2019. Analisa Upaya Pencegahan Dan Penanggulangan Potensi Bahaya Kebakaran Studi Kasus Di Rsud Gambiran Kota Kediri Tahun 2016. JURMATIS, 2019, Vol.1, No.1, Januari 2019. Frisca dan Zainal. 2018. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DI KOTA SEMARANG. Volume 7, Nomer 2, Tahun 2018. Ritma dan Mardiana. 2018. HIGEIAJOURNAL OF PUBLIC HEALTH RESEARCH AND DEVELOPMENT. HIGEIA 2(1) (2018).