Pemimpin Dan Pendidikan

  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pemimpin Dan Pendidikan as PDF for free.

More details

  • Words: 931
  • Pages: 3
PEMIMPIN DAN PENDIDIKAN Oleh Zakaria “Pendidikan, pendidikan, pendidikan, itulah tiga program utama pemerintahan kami nantinya” kata Tony Blair dalam kampanye tahun 1996. Inggris negara yang telah maju dalam segala hal masih juga memperhatikan dunia pendidikan. Karena mereka sadar bahwa melalui pendidikanlah maka rakyat mereka bisa berubah menuju kepada tatanan masyarakat yang lebih maju. Melalui pendidikan dapat terjadi transfer ilmu dan pengetahuan serta teknologi yang benar dan dapat dirasakan manfaatnya bagi semua rakyat sehingga membawa kepada kesejahteraan dan kemakmuran. Tidak hanya Inggris, Japan pun juga melakukan hal tersebut, ketika negara itu di Bom atom oleh Amerika dan mengalami kehancuran, kaisar Japan ketika itu menanyakan kepada para bawahannya, masih berapa banyak guru yang hidup. Kenapa itu ditanyakan karena dengan masih banyaknya guru maka proses pendidikan masih akan terus berjalan, walaupun negara berada dalam kehancuran. Begitu juga dengan Singapura, negara kecil yang merupakan tetangga kita, tidak pernah melupakan pentingnya pendidikan, mereka rela menggunakan dana yang banyak hingga tak terhingga guna membiayai pendidikan rakyatnya, tak Cuma itu, mereka juga rela memberikan fasilitas pendidikan yang mengiurkan bagi pelajarpelajar brilian yang berasal dari Indonesia. Selain Inggris, Japan, Singapura, Malaysia pun tidak mau ketinggalan untuk memajukan pendidikan di negaranya, kalau dahulu pada tahun 70 s.d 80-an mereka masih mengirim pelajarnya ke Indonesia dan mengimpor guru-guru Indonesia untuk mengajar di Malaysia, tetapi Sekarang kualitas pendidikan mereka lebih baik daripada kita, Sekarang telah terbalik, banyak pelajar Indonesia yang mencari ilmu disana, disamping biaya murah juga fasilitas pendidikan yang mencukupi. Bagaimana dengan Indonesia ? Pendidikan merupakan hal yang kesekian, tidak masuk dalam kepentingan bangsa, hal ini bisa kita lihat dari kebijakan pemerintah yang hingga hari ini tidak berpihak dengan dunia pendidikan. Tidak hanya pemerintah, para elit politik bansga ini juga tidak begitu peduli dengan dunia pendidikan, bisa kita lihat dari kampanye mereka dan kebijakan partai yang tidak meletakan Pendidikan sebagai program atau kebijakan partai yang utama. Para elit partai politik hari ini sibuk dengan diri mereka sendiri, yaitu untuk menjadi RI – 1, tidak ada pikiran mereka untuk memperhatikan rakyat yang tidak dapat menikmati pendidikan yang layak. Tidak pernah kita mendengar kampanye para elit politik seperti apa yang disampaika oleh Tony Blair ketika ia berkampanye. Bahwa pendidikan merupakan program utama mereka. Para elit politik lebih senang membicarakan bagaimana sharing kekuasaan apabila nanti mereka akan menjadi penguasa negeri ini, siapa yang akan menjadi presiden, wakil presiden hingga siapa yang akan menjadi menteri. Ya itulah yang terjadi pada elit politik bangsa ini, yang akan diharapkan menjadi pemimpin bangsa ini.

Pendidikan Kita Hari Ini Pendidikan Indonesia hari ini sangat tertinggal dari negara – negara lain, terutama negara – negara di Asia Tenggara. Walaupun bangsa ini berusaha untuk mengejar tetapi sangat sulit dimana untuk mengejar itu kita perlu banyak dana, waluapun sudah ada anggaran 20 % sebagaimana diamanahkan oleh UUD 1945 tetapi kenyataanya anggaran tersebut tidak khusus untuk pendidikan, disana ada komponen untuk gaji guru, sebagaimana diputuskan oleh Mahkamah Konstitusi. Kenyataannya anggaran 20 % untuk pendidikan tidak menjadi biaya pendidikan di Indonesia akan lebih murah dan terjangkau untuk rakyat, dengan adanga UU Badan Hukum Pendidikan (BHP) yang menyatakan bahwa pemerintah, dalam hal anggaran menanggung 1/3 dari anggaran pendidikan tinggi, sisanya ditanggung oleh pihak pengelolah dan rakyat. Hingga hal ini menyebabkan biaya untuk masuk perguruan tinggi menjadi sangat mahal, untuk masuk Universitas Indonesia, calon mahasiswa harus menyiapakan dana hingga ratusan juta, tergantung jurusan yang dipilih. Dengan anggaran pendidikan pun yang 20 % tersebut tidak juga dapat memperbaiki gedung-gedung sekolah yang ambruk, pada tahun 2008 saja ada sekitar 20.500 bangunan sekolah dari SD hingga SMP yang mengalami kerusakan, baik ringan maupun berat diseluruh Indonesia. Di Jakarta saja yang dekat dengan pusat kekuasaan ada sekitar 413 bangunan sekolah yang rusak. Suatu hal yang ironis ketika anggaran pendidikan masih kurang, mengutip pernyataan Kepala Seksi Pemberdayaan TK/SD sekaligus penanggung jawab kegiatan Sekolah Dasar Berstandar Internasional (SDBI) yang menyatakan bahwa pemerintah akan memberikan bantuan kepada rintisan SDBI sebesar Rp. 500 Juta pada tahun pertama, Rp. 300 Juta pada tahun kedua dan Rp. 200 juta pada tahun ketiga. SDBI diharapkan nantinya dimiliki masing-masing kota dan kabupaten minimal satu SD. Tidak hanya itu saja, kebijakan yang sangat terasa bagi pelajar hari ini adalah kebijakan tentang pelaksanaan Ujian Nasional (UN), ujian yang menentukan kelulusan seorang pelajar. UN menjadi momok yang sangat ditakuti oleh para pelajar, berbagai cara dilakukan untuk dapat lulus UN, dari Doa bersama, belajar setiap hari hingga ikrar kejujuran. Itu semua cara yang baik, tetapi juga ada beberapa pelajar maupun pihak sekolah yang menggunakan cara-cara tidak baik agar mereka dapat lulus, seperti mencuri soal UN, guru-guru mengerjakan soal-soal buat muridmuridnya hingga ada yang menggunakan dukun. UN yang diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang unggul tetapi kenyataan malah menjadikan para pelajar dan guru sebagai para kriminil yang harus ditangkap oleh Densus 88 anti teror Polri. Selain itu anggaran untuk UN pada tahun 2009 ini mencapai 439 Miliar rupiah, serta melibatkan banyak sekali pengawas terutama dari pihak kepolisian. Melihat perkembangan UN hingga hari ini, komisi IX DPR, melalui ketuanya menyatakan bahwa hingga hari ini belum ada perbaikan dalam pelaksanaan UN, hal ini mengindikasikan bahwa kebijakkan pemerintah tentang UN sangat dipaksakan. (kompas, 01 mei 2009)

Dengan kondisi pendidikan Indonesia hari ini maka diperlukan para pemimpin bangsa yang mengerti dan sangat peduli akan dunia pendidikan sehingga bangsa ini dapat menjadi bangsa yang maju dan besar seperti bangsa yang lainnya, maka Kita harus memilih pemimpin yang peduli akan pendidikan, bukan hanya janji tetapi memang sudah terbukti akan keberpihakannya pada dunia pendidikkan. Tentang penulis: ZAKARIA  Ketua Bidang Pembinaan Masyarakat Pelajar (PMP) Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PII) Periode 2008 – 2010  Contact Person : +6285268662546  Email : [email protected]  Alamat Jalan Menteng Raya 58 Jakarta Pusat

Related Documents